Anda di halaman 1dari 4

Fotokimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari interaksi

antara atom, molekul kecil dan cahaya (atau radiasi elektromagnetik). Fotokimia
mempelajari reaksi-reaksi kimia yang diinduksi oleh sinar secara langsung
maupun tidak langsung. Reaksi termal biasa yang berlangsung dalam gelap
memperoleh energi pengaktifan dari penyerapan foton cahaya oleh molekul-
molekulnya. Karena itu reaksi ini memberikan kemungkinan selektivitas yang
tinggi, yang berarti bahwa energi dari kuantum cahaya tepat sesuai untuk reaksi
tertentu saja. Keadaan elektronik molekul yang tereksitasi mempunyai energi dan
distribusi elektron yang berbeda dari keadaan dasar, sehingga sifat kimianya pun
berbeda. (Alberty, 1984)

Dalam fotokimia terdapat dua hukum dasar. Menurut hukum yang


pertama dari Grothus (1817) dan Draper (1843), perubahan fotokimia hanya
dapat ditimbulkan oleh cahaya yang diserap. Radiasi yang tidak diserap tetapi
dapat mendorong molekul tereksitasi untuk memancarkan sinar. Hukum kedua
fotokimia yang diusulkan oleh Stark dan Einstein (1908-1912) menyatakan
bahwa molekul yang menyerap satu kuantum sinar masuk menjadi teraktifkan.
(Alberty, 1984)
Fotokimia merupakan suatu reaksi kimia yang memerlukan cahaya agar proses
pembentukkan gula dari selulosa dapat terjadi dari CO 2 dan H2O. Cahaya matahari
membantu pembentukkan vitamin D di dalam tubuh. Pemutihan material kain dan
sedotan biasannya menggunakan cahaya matahari. Cetak biru dikembangkan dengan
memancarkan cahaya pada senyawa besi. Dalam dunia fotografi senyawa perak dan
halogen mengalami perubahan oleh cahaya. (Biddle, 1949)

Penyerapan radiasi elektromagnetik oleh spesies ion dalam larutan


membutuhkan elektron dalam ion yang dapat berpindah dari satu tingkat energi yang
lain. Cahaya yang diserap harus memiliki energi yang sama dengan perbedaan dan
tingkat energi tersebut dalam transisisi. Jika energi transisi terletak pada panjang
gelombang cahaya tampak, maka komponen cahaya tersebut diserap dan cahaya yang
diteruskan akan berwarna. Warna cahaya yang diteruskan adalah warna pelengkap
dan warna yang diserap. Kenaikan sebuah elektron dari tingkat energi rendah ke
tingkat yang lebih tinggi menyebabkan penyerapan komponen cahaya putih dan
cahaya yang dilewatkan warna. (Petrucci,1989)
Senyawa komples adalah senyawa yang terbentuk karena penggabungan dua
atau lebih senyawa sederhana yang masing- masingnya dapat bediri sendiri.
(Rivai,1995). Senyawa kompleks mengandung ion kompleks yang tersusun dari atom
pusat yang mengikat secara koordinasi sejumlah spesies (ligan). Ligan adalah molekul
sederhana yang dalam senyawa kompleks bertindak sebagai donor pasangan elektron
(basa lewis). Dengan kata lain, ligan merupakan suatu spesi atau molekul yang
mempunyai sepasang elektron bebas yang dapat digunakan untuk berikatan.

Atom pusat adalah atom yang dalam senyawa kompleks bertindak sebagai
aseptor pasangan elektron (asam lewis). Atom pusat juga menyediakan orbital kosong
yang dapat diisi oleh ligan-ligan. (Petrucci,1989)

Besi merupakan unsur ke-4 terbanyak penyusun kerak bumi, tergolong unsur transisi
utama. Di alam ditemukan dalam beberapa mineral, terutama sebagai hematite
( Fe2O3), limonit (FeO(OH) nH2O) dan magnetit (FeO-Fe2O3). Besi dapat berada
dalam emapat bentuk alotrop, yaitu sebagai besi-α, besi-β, besi γ dan besi-δ dengan
titik transisi pada 770⁰C, 928⁰C, dan 1530⁰C. Bentuk α bersifat magnet,tetapi bila
berubah menjadi besi δ sifat magnet itu hilang. Logam besi sangat reaktif dan mudah
berkarat terutama dalam kondisi udara lembab atau suhu tinggi. Pada pemanasan
bereaksi dengan unsur bukan logam, dapat membentuk senyawa besi (II) dan
senyawa besi (III). (Mulyono, 2005)
ABSTRAK

Fotokimia, sebagai cabang ilmu kimia yang mempelajari interaksi kompleks


antara molekul, atom, dan cahaya atau radiasi elektromagnetik, memiliki implikasi
luas dalam berbagai aplikasi. Penelitian ini mencakup dua aspek penting fotokimia:
pertama, reaksi fotokimia dalam praktikum yang melibatkan reduksi besi (III)
menjadi besi (II) menggunakan campuran FeCl3 dan diamonium hidrofosfat
[(NH4)2HPO4]. Eksperimen ini menunjukkan bahwa kertas peka dapat dicetak biru
melalui reaksi antara kertas peka yang direndam dalam larutan kalium
heksasianoferrat ([K3Fe(CN)6]) dan Fe2+ hasil dari reduksi Fe3+. Temuan ini
mengungkapkan potensi fotokimia dalam seni cetak biru. Kedua, studi ini merangkum
prinsip-prinsip dasar fotokimia, termasuk hukum Grothus dan Draper yang
menyatakan bahwa perubahan fotokimia terjadi hanya jika cahaya diserap oleh
molekul, dan hukum Stark dan Einstein yang menegaskan bahwa satu kuantum sinar
dapat mengaktifkan molekul. Penelitian ini menyoroti pentingnya pemahaman
mendalam tentang fotokimia dalam mengembangkan teknologi baru dan aplikasi
inovatif dalam bidang kimia dan seni. Integrasi temuan praktikum dengan prinsip-
prinsip teoritis fotokimia memberikan wawasan yang lebih komprehensif tentang
fenomena ini dan membuka pintu menuju penelitian lebih lanjut dan penggunaan
praktis di masa depan.

**Kata Kunci:**

Fotokimia, Reduksi Besi (III) ke Besi (II), Praktikum Kimia, Cetak Biru, Hukum
Grothus dan Draper, Hukum Stark dan Einstein, Interaksi Cahaya dan Molekul,
Aplikasi Fotokimia, Seni Cetak, Teknologi Fotokimia, Molekul Aktif, Reaksi Kimia,
Pemahaman Fotokimia.

Abstract

Photophysics, a branch of chemistry exploring the intricate interplay between


molecules, atoms, and light or electromagnetic radiation, holds significant
implications in various practical applications. This study encompasses two pivotal
aspects of photophysics: firstly, the photoreduction of iron (III) to iron (II) in a
laboratory setting utilizing a mixture of FeCl3 and diammonium hydrogenphosphate
[(NH4)2HPO4]. The experiment demonstrates the ability to create cyanotype prints
through the reaction between paper soaked in potassium hexacyanoferrate
([K3Fe(CN)6]) solution and Fe2+ resulting from the reduction of Fe3+. These
findings underscore the potential of photophysics in the realm of cyanotype printing.
Secondly, the study synthesizes fundamental principles of photophysics, including
Grothus and Draper's laws, stating that photophysics changes occur only when light is
absorbed by molecules, and Stark and Einstein's laws affirming that one quantum of
light can activate a molecule. This research emphasizes the critical importance of in-
depth understanding of photophysics in fostering new technologies and innovative
applications in the fields of chemistry and art. Integrating practical findings with
theoretical photophysics principles provides a comprehensive insight into these
phenomena, paving the way for further research and practical utilization in the future.

**Keywords:**

Photophysics, Iron (III) to Iron (II) Photoreduction, Chemical Laboratory Experiment,


Cyanotype Printing, Grothus and Draper's Laws, Stark and Einstein's Laws, Light-
Molecule Interactions, Photophysics Applications, Cyanotype Art, Photophysics
Technology, Active Molecules, Chemical Reactions, Photophysics Understanding.

Anda mungkin juga menyukai