Sistem pertahanan tubuh terdiri atas 3 macam lapisan pertahanan antara lain dapat dilihat
pada table beikut.
Sistem pertahanan tubuh non spesifik merupakan pertahanan tubuh yang tidak
membedakan mikroorganisme pathogen satu dengan yang lainnya.
Awal dari system pertahanan tubuh pada mahluk hidup adalah integumen atau
penutup tubuh. Pada kulit mengeluarkan minyak dan keringat yang mengandung asam
dan garam dengan pH berkisar antara 3 -5 kondisi ini dapat membunuh bakteri atau
setidaknya mencegah banyaknya kolonisasi mikroorganisme di permukaan kulit.
Inflamasi merupakan respon tubuh terhadap kerusakan jaringan, missal akibat tergores
atau benturan keras. Pada proses ini dipengaruhi oleh Histamin dan Prostalgidin.
Histamin yang dihasilkan oleh sel tubuh berperan untuk meningkatkan konsentrasi otot
dan permeabilitas dinding pembuluh darah kapiler di sekitar areal yang terinfeksi.
Peningkatan aliran darah akan memudahkan perpindahan sel – sel fagosit dari darah ke
dalam jaringan yang terluka Netrofil merupakan fagosit pertama yang menyelubungi luka
selanjutnya monosit berperan dengan berkembang menjadi makrofag yang akan
membersihkan sel – sel jaringan yang rusak.
3. Fagositosis
Gambar fagositosis
Fagositosis adalah suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel – sel fagosit
dengan cara mencerna mikroorganisme / partikel asing yang masuk kedalam tubuh.
Fagiositosis dapat terjadi pada saat tubuh kita demam dikarenakan dalam sel darah putih
melepaskan suatu senyawa yang disebut pirogen, pirogen akan meningkatkan suhu tubuh
lebih tinggi karena proses respon sistemik yang dihasilkan oleh mikroorganisme
pathogen.Proses tersebut membantu menghambat pertumbuhan mikroorganisme
pathogen. Dengan kata lain demam dalam tingkat normal adalah proses imun tubuh
dalam penghambat pertumbuhan mikroorganisme pathogen.
Jenis protein yang berperan dalam system pertahanan tubuh nonspesifik yaitu
protein komplemen dan interferon, protein komplemen membunuh bakteri penginfeksi
dengan cara membentuk lubang pada dinding sel dan membran plasma bakteri tersebut.
Interferon akan membentuk zat yang mampu mencegah replikasi virus sehingga serangan
virus dapat dicegah.
Gambar kinerja protein anti mikroba
Pada system pertahan tubuh ini bereaksi terhadap antigen dengan cara mengaktifasikan
sel limfosit B yang akan mensekresikan protein khusus yang disebut antibody, setiap
antigen memiliki susunan molekul khusus yang merangsang limfosit B tertentu untuk
mensekresikan antibody yang berinteraksi secara spesifik dengan antigen tersebut.
Limfosit B dibentuk pada sumsum tulang kuning yang mengalami pembelahan atau
diferensiasi menjadi sel plasma dan sel limfosit B ( didalam tubuh limfosit B jumlahnya
mencapai 30% ). Sel plasma yang terbentuk bertugas menyekresikan antibody ke dalam
cairan tubuh. Adapun limfosit B memori berfungsi menyimpan informasi antigen.
Limfosit T dibentuk dibentuk disumsum tulang akan tetapi pematangan llimfosit T terjadi
di kelenjar timus, setelah mengalami pematangan limfosit T dan limfosit B akan masuk
kedalam system peredaran limfatik, oleh karena itu sel – sel limfotik banyak ditemui pada
peredaran darah limfatik,sumsum tulang, kelenjar timus, kelenjar limpa, amandel, darah
dan system pencernaan.
Antibody
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa limfosit B membentuk sel plasma yang
akan mensekresikan antibody. Antibodi terdiri atas sekelompok protein serum globular
yang disebut immunoglobulin. Protein ini merupakan protein khusus yang diimigrasikan
atau dipindahkan ke bagian membrane sel, kemudian akan mengenali dan membunuh sel
asing yang di temui.
2 IgG Antibodi ini banyak terdapat di dalam darah dan diproduksi saat terjadi
infeksi kedua ( respon kekebalan sekunder ). IgG juga mengalir
melalui plasenta dan memberi kekebalan pasif dari ibu dan janin.
3 IgA Antibody IgA dapat ditemukan didalam air mata, air ludah, keringat
dan membran mukosa. IgA berfungsi untuk mencegah infeksi pada
permukaan epithelium. IgA juga terdapat dalam kolestrum yang
berfungsi untuk mencegah kematian bayi akibat infeksi saluran
pencernaan.
5 IgE Antibodi ini ditemukan terikat pada basofil didalam sirkulasi darah dan
mastosit di dalam jaringan yang berfungsi mempengaruhi sel untuk
melepaskan histamin yang terlibat dalam reaksi alergi.
Respon kekebalan tubuh terhadap antigen dapat dikelompkan menjadi dua macam yaitu
kekebalan humoral ( antibody – mediated immunity ) dan kekebalan seluler ( cell –
mediated immunity). Berikut akan saya jelaskan satu persatu respon kekebalan tubuh.
1) Kekebalan Humoral
Kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B dan antibody yang beredar dalam cairan
darah dan limfe. Antibody yang beredar sebagai respon humoral bekerja melawan bakteri
bebas, racun, virus dan mikroorganisme lainnya yang berada dalam cairan tubuh.
Serangkaian respon terhadap pathogen ini disebut dengan respon kekebalan primer antara
lain :
Netralisasi yaitu antibody akan menetralkan suatu virus dengan cara melekat pada
molekul yang harus digunakan oleh virus untuk menginfeksi sel inang.mekanisme ini
akan menetralkan racun dari mikroorganisme sehingga akan mudah difagositosis oleh
makrofag.
Aglutinasi (penggumpalan) yaitu proses penggumpalan bakteri atau virus yang
diperantarai oleh antibody yang akan bekerja menetralkan mikrorganisme tersebut.
Terjadi karena setiap molekul antibody memiliki paling tidak dua tempat pengikatan
antigen. Kompleks besar yang terbentuk melalui proses aglutinasi yang akan
memudahkan fagositosis makrofag.
Presipitasi (pengendapan) yaitu proses dimana molekul – molekul antigen yang terlarut
dalam cairan tubuh akan diendapkan oleh antibody. Proses ini akan memudahkan proses
pengeluaran dan pembuangan antigen oleh fagositosis.
Fiksasi komplemen (aktivasi) yaitu mengaktivasikan komplemen dengan adanya
kompleks antigen – antibody. Apabila ada infeksi maka protein yang pertama dalam
rangkaian protein komplemen akan diaktifkan, reaksi komplemen ini akan
mengakibatkan lisisnya banyak jenis virus dan sel – sel pathogen.
2) Kekebalan Seluler
Kekebalan seluler melibatkan sel T Yang bertugas menyerang sel – sel asing atau
jaringan tubuh yang terinfeksi secara langsung seperti yang telah saya jelaskan
sebelumnya diatas.
1. Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri,
Tubuh membentuk antibody sendiri karena infeksi antigen. Kekebalan ini dapat
diperoleh secara alami dan buatan sebagai contoh secara alami melalui penyakit
seperti halnya penyakit cacar dan secara langsung tubuh membentuk vaksinasi virus
cacar dengan cara didalam tubuh penderita dikembangkan kekebalan humoral dan
kekebalan seluler, setelah mengidap penyakit cacar penderita tidak akan terkena dua
kali penyakit cacar. Sedangkan cara buatan dengan adanya vaksinasi (imunisasi)
terhadap mikroorganisme tertentu dengan cara dimasukkan antigen yang telah
dilemahkan atau telah mati kedalam tubuh.
2. Kekebalan Pasif
1.nutrisi
3.kondisi hidup
c. Mulut
Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan terlarut secara konstan
dan juga partikel-partikel kecil makanan membuat mulut merupakan
lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga
mulut sangat beragam banyak bergantung pada kesehatan pribadi masing-
masing individu.
Pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya merupakan suatu
inkubator yang steril, hangat, dan lembab yang mengandung sebagai substansi
nutrisi. Air liur terdiri dari air, asam amino, protein, lipid, rongga mulut
menjadi mantap. Jasad-jasad renik ini tergolong ke dalam genus
Streptococcus, Neisseria, Veillonella, Actinomyces, dan Lactobacillus.
d. Orofaring (oropharinx)
Orofaring (bagian belakang mulut juga dihuni sejumlah besar bakteri
Staphylococcus aureus dan S. epidermidis dan juga difteroid. Tetapi
kelompok bakteri terpenting yang merupakan penghuni asli orofaring ialah
Streptokokus hemolitik, yang juga dinamakan Streptokokus viridans. Biakan
yang ditumbuhkan dari orofaring juga akan memperlihatkan adanya
Branchamella catarrhalis, spesies Haemophilus, serta gular-galur
Pneumokokus avirulen (Streptococcus pneumonia).
e. Perut
Isi perut yang sehat pada praktisnya steril karena adanya asam hidroklorat
di dalam sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah bakteri
bertambah tetapi segera menurun kembali dengan disekresikannya getah
lambung dan pH zat alir perut pun menurun.
f. Usus Kecil
Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari) mengandung beberapa
bakteri. Di antara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus gram
positif. Di dalam jejunum atau usus halus kosong (bagian kedua usus kecil, di
antara usus dua belas jari dan ileum atau usus halus gelung) kadang kala
dijumpai spesies-spesies Enterokokus, Laktobasilus, dan Difteroid. Khamir
Candida albicans dapat juga dijumpai pada bagian usus kecil ini. Pada bagian
usus kecil yang jatuh (ileum), mikrobiota mulai menyerupai yang dijumpai
pada usus besar. Bakteri anaerobik dan enterobakteri mulai nampak dalam
jumlah besar.
g. Usus Besar
Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi
mikrobe yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme
di dalam spesimen tinja adalah kurang lebih 1012 organisme per gram.
Basilus gram negatif anaerobik yang ada meliputi spesies Bacteroides (B.
fragilis, B. melaninogenicus, B. oralis) dan Fusobacterium. Basilus gram
positif diwakili oleh spesies-spesies Clostridium (serta spesies-spesies
Lactobacillus).
Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K, konversi
pigmen empedu dan asam empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis
mikroba patogen.
h. Saluran Kemih
Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih),
dan kandung kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada umunya
dijumpai pada uretra (saluran dari kandung kemih ke luar) bagian bawah baik
pada pria maupun wanita. Tetapi jumlahnya berkurang di dekat kandung
kemih, agaknya disebabkan efek antibakterial yang dilancarkan oleh selaput
lendir uretra dan seringnya epitelium terbilas oleh air seni. Ciri populasi ini
berubah menurut variasi daur haid. Penghuni utama vagina dewasa adalah
laktobasilus yang toleran terhadap asam. Bakteri ini mengubah glikogen yang
dihasilkan epitelium vagina, dan didalam proses tesebut menghasilkan asam.
Penumpukan glikogen pada dinding vagina disebakan oleh kegiatan indung
telur; hal ini tidak dijumpai sebelum masa akil balig ataupun setelah
menopause (mati haid). Sebagai akibat perombakan glikogen, maka pH di
dalam vagina terpelihara pada sekitar 4.4 sampai 4,6.
Mikrooganisme yang mampu berkembang baik pada pH rendah ini
dijumpai di dalam vagina dan mencakup enterokokus, Candida albicans , dan
sejumlah besar bakteri anaerobik. Sistem urinari dan genital secara anatomis
terletak berdekatan, suatu penyakit yang menginfeksi satu sistem akan
mempengaruhi siste m yang lain khususnya pada laki-laki. Saluran urin
bagian atas dan kantong urine steril dalam keadaan normal. Saluran uretra
mengandung mikroorganisme seperti Streptococcus, Bacteriodes,
Mycobacterium, Neisseria dan enterik. Sebagian besar mikroorganisme yang
ditemukan pada urin merupakan kontaminasi dari flora normal yang terdapat
pada kulit. Keberadaan bakteri dalam urine belum dapat disimpulkan sebagai
penyakit saluran urine kecuali jumlah mikroorganisme di dalam urine
melebihi 105 sel/ml.
i. Mata (Konjungtiva) dan Telinga
Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid (Coynebacterium
xerosis), S. epidermidis dan Streptococcus non hemolitik. Neiseria dan basil
gram negatif yang menyerupai spesies Haemophilus (Moraxella) seringkali
juga ada. Flora konjungtiva dalam keadaan normal dikendalikan oleh aliran
air mata, yang mengandung lisozim.
Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora kulit. Dapat
dijumpai Streptococcus pneumonia, batang gram negatif termasuk
Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus dan kadang-kadang
Mycobacterias aprofit. Telinga bagian tengah dan dalam biasanya steril.
j. Bakteri di darah dan jaringan
Pada keadaan normal darah dan jaringan adalah steril. Kadang-kadang
karena manipulasi sederhana seperti mengunyah, menyikat gigi, ekstraksi
gigi, flora komensal dari mulut dapat masuk ke jaringan atau darah. Dalam
keadaan normal mikroorganisme tersebut segera dimusnahkan oleh sistem
kekebalan tubuh. Hal seperti itu dapat terjadi pula dengan flora faring, saluran
cerna dan saluran kemih. Pada keadaan abnormal seperti adanya katup jantung
abnormal, atau protesa lain, bakteremia di atas dapat mengarah pada
pembentukan koloni dan infeksi.
Parasit : Organisme yang hidup di dalam atau pada tubuh organisme lain.
Parasitisme : Persekutuan antara dua organisme yang berbeda secara spesifik
3. Evolusi Parasitisme
4. Asal-usul Parasit
DISUSUN OLEH :
1. SUPRIYADI
2. WIDYA OKTAVIONA