Anda di halaman 1dari 40

IMUNITAS

WEBINAR GIZI UNIV MH THAMRIN


31 AGUSTUS 2020

Oleh:
Maria Poppy Herlianty
Update Kasus COVID 19

• Sumber:
https://www.worldometers.info/coronavirus/cou
ntry/indonesia/
IMUNITAS

Mekanisme pertahanan tubuh


terhadap ancaman dari dalam
maupun dari luar tubuh agar
tubuh tetap sehat.
JENIS IMUNITAS TUBUH

Sistem imun non – spesifik


1 • tidak ditujukan terhadap mikroba tertentu
• telah ada, siap berfungsi sejak lahir.
• melawan semua penyakit dengan cara yang sama

Pertahanan pertama tubuh terhadap antigen


 Eksternal : Kulit (fisik), air liur, asam lambung (kimiawi),
gerakan usus, silia (mekanik)
 Internal : Sel – sel Fagosit (pemakan antigen)

Respons imunnya tidak berubah saat paparan berikutnya


Non Spesifik External
Kulit :
– Garis pertahanan pertama & proteksi utama yang penting
– Sifat impermeable  berperan sbg barier/penghalang utk menghentikan
invasi m.o. dan substansi lain
– Lapisan luar sel kulit mati yang keras mengandung keratin dan sangat
sedikit air  patogen tidak mudah bertumbuh
– Sekret kulit:
• Asam keringat
• Asam lemak dari kelenjar lemak
» Berperan utk menghancurkan dan mengurangi pertumbuhan bakteri
pada permukaan
- Populasi mikroflora Normalkulit
yg berkolonisasi pd permukaan kulit akan
menghambat pertumbuhan m.o. patogen
 ingat saat IMD: bayi yang baru lahir menjilat jilat kulit ibu
• Kulit hilang /terluka = pintu masuk patogen
Non Spesifik External

Membran mukosa
• Melapisi permukaan bagian dalam tubuh seperti:
mukosa pencernaan, pernafasan, urinari, reproduksi
• Mensekresi mukus untuk menjebak mikroba & partikel
asing
– Partikel besar masuk rongga nasal disaring bulu hidung  ditahan mukus
– Partikel besar masuk dalam saluran pernafasan bagian atas  dikeluarkan
dengan bersin atau batuk

• Partikel kecil dan m.o. yang lolos dari barier mukus akan
masuk saluran pernafasan  dikeluarkan oleh silia 
menjauhi paru2 atau tertelan bersama mukus ke dalam
lambung
Non Spesifik External

Barrier kimia

• Tiap hari beratus-ratus


bakteri memasuki tubuh
melalui berbagai cara
(mis: melalui konsumsi
makanan), tetapi hampir
semuanya dimatikan oleh
lisozym.
Lisozym adalah enzim yang memutuskan ikatan β-1,4-glikosida
antara asam-N-asetil glukosamin dengan asam-N-asetil muramat
pada peptidoglikan sehingga dapat merusak dinding sel bakteri.
Non Spesifik Internal

Fagositosis :
• Secara herediter mempunyai sejumlah peptida
antimikrobial dan protein yang mampu
membunuh bermacam-macam bahan patogen
• Terdiri dari: Monosit, Makrofag, Neutrofil

Contoh sel – sel fagosit dalam melawan antigen dengan cara dimakan
Sebagian besar
kasus, pertahanan
terhadap patogen
penyerang yang
merusak dapat
dilakukan oleh
barier dan respons
imun alami
2 Sistem imun Spesifik
Pertahanan ke dua tubuh untuk melawan antigen yang
masih dapat lolos dari sistem imun non-spesifik.
Jenis sel yang berperan dalam pertahanan ini adalah
sel Limfosit
Limfosit B
Berperan dalam menghasilkan antibodi/
imunoglobulin ( IgG, IgA, IgM, IgD, IgE )

Limfosit T
Sel limfosit Terdiri dari sel T helper, sel T supresor, sel T
sitotoksik  berperan dalam menghancurkan
antigen yang sudah dikenal oleh antibodi
• Infeksi sembuh limfosit menghilang

sebagian kecil berdiferensiasi menjadi sel limfosit-


memori

Bila terjadi paparan antigen yang sama, antigen akan


dapat dimusnahkan dengan sangat cepat oleh sel
memori
 individu mengalami
imun atau kekebalan spesifik
terhadap patogen itu.
Jenis Cara Kerja
Antigen Memproses dan menyajikan antigen ke limfosit-T, contoh: sel dendritik,
Presenting Cells makrofag, sel B
Sel Natural Membunuh sel tumor dan sel terinfeksi virus, merupakan sel limfosit namun
Killer (NK) bukan sel limfosit-B dan T, kurang spesifik dan kurang memori
Sel Limfosit-B Mengekspresikan antibodi pada permukaan sel yang dapat berikatan dengan
(sel B) antigen dan berdiferensiasi menjadi sel plasma sebagai sel pembentuk antibodi
Sel Plasma Bentuk limfosit-B yang menyekresi antibodi
Sel Tsitotoksik Turunan sel limfosit-T (CD8+) yang mengenali antigen asing (yang diekspresikan
(Sel T-Killer, Sel pada sel dan yang berikatan dengan molekul MHC-1) dan membunuhnya dengan
Tc) melepaskan sitokin perforin dan limfotoksin. Sel T sitotoksik juga melepas sitokin
lain yang menstimulasi fagositosis dan menghambat replikasi virus
Sel T-helper Turunan sel limfosit-T (CD4+) yang membentuk sitokin untuk menstimulasi
(Th, T4 ) respons imun yang dimediasi sel (CMI) dan respons imun yang dimediasi
antibodi (AMI)
Sel T-memori Berkembang sesudah paparan pertama oleh antigen tertentu. Menetap dalam
sirkulasi dan mengenali antigen semula sampai bertahun-tahun sesudah
paparan pertama serta merespons dengan sangat cepat dan e!sien pada
paparan kedua dan selanjutnya
Sel T-supresor Sel yang menurunkan respons imun
Antibodi
Jenis Jumlah Cara Kerja
Ig G 80 – 85% Dapat menembus plasenta memberi imunitas pada newborn
Akan diproduksi besar2an saat pajanan ke 2 dst
Pelindung thdp m.o. & toksin yang beredar
M’aktivasi sistem komplemen
Meningkatkan keaktifan sel fagositik

Ig A 15 % Dalam sekresi tubuh: keringat, saliva, air mata, ASI, pernafasan,


genitourinaria, sekresi usus
IgM Merupakan antibodi pertama yg tiba di sisi infeksi pada pajanan awal
thdp antigen
IgE sedikit dalam Kadar meningkat pada alergi dan penyakit parasit
darah Terikat pada sel mast dan basofil
Menyebabkan pelepasan histamin dan mediator kimia lain

IgD Sedikit dalam Banyak dalam limfosit B


darah & limfe Membantu memicu respons imun
ALUR SISTEM IMUNITAS
Identifikasi, mengenal & membedakan berbagai
1 bentuk antigen yang masuk dalam tubuh

Diferensiasi, membedakan antara sel diri sendiri


2 dengan antigen asing

Memori, mengingat setiap antigen yang pernah


masuk sehingga lebih cepat respon untuk
3 melawan antigen tersebut jika menginfeksi
kembali
ALUR SISTEM IMUNITAS
CARA KERJA SISTEM IMUN TUBUH
MELAWAN ANTIGEN
1. 2.

Mengenali Antigen Kerjasama Antar Sel


Sistem imun memperlajari strukur & Limfosit B menginformasikan ke limfosit T
sifat antigen yang masuk mengenai antigen yang sudah dikenalinya
untuk mengoptimalkan proses perlawanan

4. 3.

Mengingat Antigen Mengalahkan antigen


Sel Imun mengingat setiap antigen yang pernah Pada proses ini antigen diikat &
masuk kedalam tubuh, sehingga jika antigen dilemahkan oleh imunoglobulin
tersebut hendak menyerang kembali, respon lebih sehingga lebih mudah dihancurkan
imun tubuh lebih cepat mengatasinya oleh leukosit
Fungsi Sistem Imun

01 02 03
penangkal untuk keseimbangan sebagai pendeteksi
“benda” asing fungsi tubuh adanya sel-sel
yang masuk ke terutama menjaga abnormal,
dalam tubuh; keseimbangan termutasi, atau
komponen tubuh ganas, serta
yang telah tua; menghancurkannya
.

St.imun juga dapat menghancurkan sel dan menyebabkan peradangan seperti


pada alergi, intoleransi & autoimun
Faktor yang Mempengaruhi Imunitas

Makanan 5 Kebiasaan Makan yang dapat Menurunkan Imunitas


Konsumsi tinggi gula sederhana meningkatkan
peradangan pada penyakit infeksi liver non-alkohol
(1). Kebalikannya, karbohidrat komplek tidak
memiliki efek menurunkan imunitas
Konsumsi tinggi lemak  mengganggu microbiota
usus & meningkatkan peradangan (2)
Makanan yang kurang higienis
Makanan yang diproses berulang kali seperti junk
food (3)
Konsumsi alkohol dalam jumlah yang berlebih
dapat menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi dan
menurunkan kemampuan sistem imun melawan
bakteri dan virus. (4)
Faktor yang Mempengaruhi Imunitas

Nutrisi
• Vitamin A, E, C, B6, B12, D, Zinc, Selenium dan zat Besi mempunyai peranan dalam
respon imun diperlukan dalam tahapan pembentukan sel-sel imun dan membantu
mempertahankan faktor imunitas agar dapat bekerja optimal
• Asam amino merupakan komponen penting penyusun imunoglobulin, perbaikan
kolagen dan elastin pada kulit & membran mukosa, bersama selenium membentuk
enzim Glutathione yang merupakan Antioksidan utama untuk detoksifikasi &
netralisir radikal bebas.
• Suplementasi Zn + Se + Cu menurunkan infeksi bronchopneumonia dan
mempersingkat waktu rawat pasien yang menderita luka bakar (Berger et al., 1998).
• Beta Glucan merupakan polisakarida sebagai makanan untuk sel-sel imun
• Omega 3 membantu menekan faktor peradangan, membatasi kerusakan jaringan.
• Probiotik meningkatan induksi respon imun sel epitel, sel dendritik, monosit/
makrofag, dan limfosit (limfosit B, sel NK, sel T)
Vitamin E
• Merangsang imunitas humoral dan berperantara sel
(Tangerdy et al., 1989 dalam Pallast et al., 1999).
• Menurunkan produksi faktor penekan imunitas
(immunosuppressive factors) seperti prostaglandin E2
dan hidrogen peroksida dengan mengaktifkan makrofag
(Beharka et al., 1997 dalam Pallast et al., 1999).
Vitamin C
• Vitamin antioksidan.
• Kebutuhan: W: 75 mg, L: 90 mg
• Memicu pematangan sel limfosit dan sekresi sitokin
serta menstimulasi kemotaksis, aktivitas ingesti dari
neutrofil
• Berakumulasi dalam neutrofil, limfosit, dan
monosit (Evans et al., 1982), yang mengindikasikan
bahwa vitamin C berperan penting pada fungsi
imunitas.
• Fungsi pagosit, proliferasi Tcell, dan produksi sitokin
dipengaruhi oleh status vitamin C. (Li et al., 2006).
Vitamin D
powerfull imunomodulator
The greatest regulator of Immune system

•Bagaimana Vit D berperan dalam imunitas?


Vit D terlibat dalam pengaturan proliferasi, diferensiasi sel termasuk sel-
sel imunitas , Vit D juga diketahui berhubungan dengan faktor protektif
kanker
Vit D memiliki reseptor di berbagai organ tubuh seperti: saluran cerna,
tulang, otak, payudara, prostat, sel imunitas pada sel T, sel B, makrofag,
monosit, plasenta, pankreas.
Adjuvant : rendahnya vit D berkaitan dg risiko peny infeksi


Prevalensi Defisiensi Vit D

85% 44 %

63% 78,2%

WEBINAR GIZI UNIV MH THAMRIN


31/08/2020 26
MARIA POPPY
PERBANDINGAN EKSPRESI RESEPTOR VITAMIN D PADA JARINGAN KARSINOMA DUKTAL INVASIF PAYUDARA
DENGAN METASTASIS TULANG DAN TANPA METASTASIS
 
Rilian Kaligis Mandang Walukow *, Hantoro Ishardyanto **, Willy Sandhika**
*Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS-I) Ilmu Bedah Umum Fakultas Kedokteran Unair/RSUD Dr. Soetomo Surabaya
**Staf Pengajar SMF/Lab. Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Unair/ RSUD Dr. Soetomo Surabaya
***Staf Pengajar SMF/Lab. Ilmu Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Unair/ RSUD Dr. Soetomo Surabaya
 
• ABSTRAK
• Latar Belakang: Sejumlah penelitian laboratoris dan epidemiologis menunjukkan bahwa level vitamin D dan ekspresi vitamin D reseptor (VDR) berkaitan dengan
peningkatan risiko kanker payudara.(Goodwin et al, 2009) VDR merupakan reseptor hormon yang memediasi fungsi regulasi vitamin D dalam proliferasi dan diferensiasi.
Aktivitas VDR ini dapat mempengaruhi regulasi beberapa beberapa macam fungsi dan aktivitas vitamin D yang berkaitan dengan kanker pada manusia. Selain itu
ekspresi VDR dapat juga menggambarkan respon sel tumor terhadap 1,25– dihydroxyvitamin D 3 (calcitriol). Atas dasar pemikiran ini, beberapa penelitian dilakukan
untuk mengidentifikasi VDR pada jaringan tumor dengan cara pemeriksaan imunohistokimia merupakan metode yang baik dan menjadi modalitas perkembangan terapi
target khususnya metastasis kanker payudara
• 
• Tujuan Penelitian: Mengetahui apakah ada perbedaan ekspresi reseptor vitamin D pada jaringan kanker payudara dengan metastasis tulang dan non-metastasis tulang.
• 
• Metode Penelitian: Penelitian dengan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah parafin blok pasien perempuan yang telah didiagnosis kanker payudara Stadium
III dan IV di RSUD Dr Soetomo Surabaya sepanjang Juli hingga September 2019 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Variabel bebas penelitian ini
adalah reseptor vitamin D dan pasien kanker payudara yang mengalami metastasis tulang dan tidak mengalami metastasis (terbukti dari radiologis) sabagai variabel
tergantung.
• 
• Hasil Penelitian: Pada Penelitian ini didapatkan bahwa terdapat perbedaan rerata ekspresi VDR yang bermakna antara kelompok pasien kanker payudara yang
mengalami metastasis tulang dan yang non-metastasis (p= 0.001), dengan nilai IK 95% antara -25,04 sampai -6.59. Hal ini menunjukkan bahwa pada penderita kanker
payudara dengan ekspresi VDR yang rendah akan mengalami metastasis tulang yang lebih tinggi, begitu pula sebaliknya.
• 

Kesimpulan: Terdapat perbedaan ekspresi VDR pada jaringan kanker payudara dengan
metastasis tulang dan non-metastasis. Penelitian ini didapatkan hubungan yang signifikan
secara statistik antara ekspresi VDR dengan kejadian metastasis tulang pada kanker
payudara.
Faktor yang Mempengaruhi Imunitas
Air
Konsumsi air yang cukup
30 ml/KgBB akan :
• Menjamin darah membawa cukup
oksigen ke seluruh sel tubuh
termasuk sel imun
• Membantu produksi sel darah putih
di kelenjar getah bening
• Menjaga kelembaban mulut,mata &
kulit
• Menjaga kesehatan organ
pencernaan
Faktor yang Mempengaruhi Imunitas
Stres
Adalah reaksi tubuh terhadap kondisi yang dianggap “berbahaya” ,
Hormon Kortisol yang meningkat akan menurunkan
proliferasi mastosit, neutrofil, eosinofil, sel T, sel B dan fibroblas.
Secara umum sistem kekebalan humoral dan sistem kekebalan
seluler akan menurun.

Tidur
• Ketika tidur, tubuh manusia menghasilkan, menggandakan, &
meningkatkan memory dari sistem imun
https://link.springer.com/article/10.1007/s00424-011-1044-0
• nocturnal sleep acutely reduced the numbers of monocytes, NK cells,
and counts of all lymphocyte subsets
• https://www.jimmunol.org/content/158/9/4454.short
• Karena itu sistem imunpun memerintahkan tubuh untuk tidur
terutama saat infeksi Published: 11 February 2009 How (and why)
the immune system makes us sleep Luca Imeri & Mark R. Opp 
Faktor yang Mempengaruhi Imunitas

Olahraga
 Olahraga dapat membantu mengeluarkan
bakteri dari paru-paru  mengurangi
kemungkinan terserang pilek, flu dan infeksi
saluran pernapasan lainnya
 Olahraga mempercepat sirkulasi sel darah
putih  mempercepat sel imun melawan
bakteri, virus, dan jamur
 Peningkatan suhu tubuh setelah olahraga
dapat menghambat pertumbuhan bakteri
 Olahraga akan menghambat pelepasan
hormon stres
Kaitan Imunitas & Gizi
• Penelitian epidemiologis dan klinis menunjukkan bahwa kekurangan gizi
menghambat respons imunitas dan meningkatkan risiko penyakit infeksi.
• Kekurangan energi protein (KEP) berkaitan dengan gangguan imunitas
berperantara sel (cell-mediated immunity), fungsi fagosit, sistem komplemen,
sekresi antibodi imunoglobulin A, dan produksi sitokin (cytokines).
• Kekurangan zat gizi tunggal, seperti seng, selenium, besi, tembaga, vitamin A,
vitamin C, vitamin E, vitamin B6, dan asam folat juga dapat memperburuk
respons imunitas.
• Obesitas juga menurunkan imunitas (Chandra, 1997).
• Scrimshaw, Gorgas Hospital, Panama 1945- 1946: tuberkulosa  lebih banyak
diderita anak-anak atau dewasa yang menderita kurang gizi daripada anak-anak
atau dewasa yang status gizinya lebih baik.
• Scrimshaw Cs:
cacar air lebih
GIZI, IMUNITAS, parah
DAN pada
PENYAKIT anak-anak
INFEKSI yang
Albiner Siagian menderita
Departemen kekurangan
Gizi dan gizi yang buruk
Kesehatan Masyarakat
FKM USU Jl. Universitas No. 21 Kampus USU Medan, 20155
Vit A Perlindungan membran mukosa, Antioksidan kuat

“ Meningkatkan produksi antibodi


Meningkatkan jumlah sel T
Mempertahankan integritas mukosa
Diferensiasi sel B dan sel T

Vit C Aktivitas optimal seldarah putih dan produksi mediator


reaksi imun
Mencegah kerusakan sel
Menangani stres fisiologik selama infeksi, cedera atau
penyakit kronis
Mengurangi risiko kanker tertentu, dan penyakit kronis.
Melindungi tubuh dari infeksi seperti batuk dan pilek
Menjaga sistem kekebalan yang kuat.

Vit E Antioksidan (bersama Se)


Vit D Proteksi terhadap infeksi dan keganasan

Zink (Seng) Produksi dan pengaturan respons kekebalan seluler
dan humoral
Fungsi antioksidan

Tembaga Bagian dari enzym SOD yang berfungsi sebagai


antioksidan
Besi Kemampuan sel membunuh bakteri

Asam folat Kekebalan sel, bersama dg vitamin B12 membentuk


sel darah merah yang sehat. Regenerasi sel-sel tubuh
yang rusak. Mencegah kecacatan lahir.

Intervensi Gizi jelas menurunkan angka penularan dan
meningkatkan angka kesembuhan berbagai penyakit infeksi,
demikian juga pada Pandemi Covid, pasien dengan status
gizi baik memiliki peluang penyembuhan lebih besar.


“ Closing statement



- Tuhan telah membekali manusia
dengan sistem imun yang sangat
sempurna dan kompleks
-

Virus Covid 19 sangat cepat menular
dan berbahaya. Di lain pihak manusia
belum memiliki memori untuk virus ini.
Masih diperlukan kelanjutan penelitian
untuk antivirus covid 19 ini.

Oleh karena itu


MEN
“ Avoid touching ‘
- Mouth, Eyes, Nose ….

because the COVID 19 virus can enter your body via any of
these gateways.

Follow ‘WOMEN’

Wash your hands frequently with soap and
water
Obey social distancing
Mask is a must if you leave your house
 Eat a healthy diet rich in vegetables and fruits;
 No going out if you are not feeling well.
Cont Lens Anterior Eye. 2020 Aug; 43(4): 313–314.
Published online 2020 May 31. doi: 10.1016/j.clae.2020.05.011
PMCID: PMC7261430

Anda mungkin juga menyukai