Disusun Oleh :
NIM : 1813453058
Tahun 2019/2020
1. Karakteristik Virus Corona
Coronavirus (CoV) adalah famili virus yang menyebabkan berbagai penyakit, mulai
dari batuk pilek hinggapenyakit yang lebih parah. Seringkali CoV bersifat zoonotik
(ditularkan darihewan ke manusia). Secara resmi, nama virus korona disebut dengan
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2), sementara penyakit
yang muncul disebut dengan Covid-19.
Dikutip dari situs LIPI atau Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, bentuk virus
corona menyerupai mahkota seperti namanya. Corona bahasa Latin yang artinya crown
atau mahkota dalam bahasa Indonesia. Bentuk mahkota berasal dari protein S atau spike
protein yang mengelilingi permukaan virus.
a. Jenis Virus
1) HCoV-229E (alpha coronavirus)
Virus ini pertama kali dilaporkan menginfeksi manusia pada pertengahan
1960-an. Mereka yang terinfeksi virus ini dilaporkan memiliki tanda-tanda flu
biasa. Virus ini lebih mudah menyerang anak-anak dan lanjut usia. Sejauh ini,
belum dilaporkan penularan virus ini sampai menimbulkan korban jiwa, seperti
dilaporkan jurnal Hindawi.
2) HCoV-NL63 (alpha coronavirus)
Kasus manusia yang terinfeksi virus ini pertama kali diisolasi di Amsterdam
pada 2004. Virus itu menginfeksi seorang bayi tujuh bulan. Ia menderita infeksi
pernapasan mirip bronkhitis, seperti tertulis pada Institut Kesehatan nasional AS
(NCBI).
3) HCoV-OC43 (beta coronavirus)
Virus corona tipe ini adalah virus yang biasa menyebabkan flu. Ini adalah
varian virus corona yang lebih umum di beberapa bagian dunia. Penelitian
terbaru menunjukkan virus ini dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan
bawah yang parah pada anak-anak.
Subtipe OC43 (HCoV-OC43) adalah virus corona manusia yang lebih umum
di beberapa bagian dunia.Penelitian terbaru menunjukkan virus ini dapat
menyebabkan penyakit saluran pernapasan bawah yang parah pada anak-anak,
seperti dilaporkan NCBI.
4) HCoV-HKU1 (beta coronavirus)
Virus ini ditemukan pada 2005 pada pasien di Hong Kong. Mengutip Institut
Kesehatan Nasional AS, saat itu virus ini menginfeksi kakek berusia 71 tahun
yang baru kembali dari Shenzhen, China.
5) Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
SARS-CoV merupakan sindrom pernafasan akut yang parah dan pertama kali
diidentifikasi di China pada November 2002. Para ilmuwan juga belum yakin
hewan apa yang menjadi sumber penularan virus ini ke manusia.
Diperkirakan virus ini bermula dari kelelawar yang kemudian menyebar ke
hewan lain, seperti musang. Manusia pertama yang terinfeksi virus ini berada di
provinsi Guangdong, China Selatan, seperti tertulis di situs WHO.
Virus corona ini mengakibatkan wabah dengan 8.098 kemungkinan kasus
termasuk 774 kematian pada 2002-2003, atau sekitar 9 persen pasien yang
terjangkit SARS tewas.
6) Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV)
Alat pendeteksi panas tubuh digital untuk mengantisipasi virus corona.
(ANTARA FOTO/David Muharmansyah)
MERS-CoV pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi pada 2012. Hingga 1
Agustus 2013, terdapat 94 kasus MERSCoV dan 47 meninggal. Negara yang
terjangkit: Saudi Arabia, Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, Inggris, Jerman,
Perancis, Italia dan Tunisia.
WHO menyebut bukti ilmiah saat ini menunjukkan bahwa unta dromedaris
adalah inang penampung utama untuk MERS-CoV. Unta ini juga menjadi hewan
penular infeksi MERS pada manusia. Namun, peran pasti unta dromedari dalam
penularan virus dan rute penularan yang tepat masih belum diketahui.
7) 2019 Novel Coronavirus atau 2019-nCoV
Virus corona jenis baru, 2019-nCoV, dapat menular dari hewan ke manusia
dan antar manusia. Gejala yang dialami orang ketika terjangkit virus ini antara
lain batuk, flu, demam, sesak nafas, kesulitan pernafasan, gagal nafas, gagal
ginjal, hingga mengakibatkan kematian.
Sampai saat ini, kemunculan virus corona jenis baru di pusat kota Wuhan,
China, maupun laju perkembangan dan mutasi virus corona belum dikaitkan
dengan dampak perubahan lingkungan seperti berkurangnya tutupan lahan dan
perubahan iklim atau cuaca.
b. Kemampuan Bertahan dalam Host
Virus corona jenis baru ini juga terbukti dapat bertahan empat jam pada
tembaga hingga 24 jam pada karton, dua hingga tiga hari pada plastik dan stainless
steel.
Periode inkubasi - saat ini diperkirakan periode inkubasi virus ini berkisar
antara 1-12,5 hari (median 5-6 hari). Perkiraan akan makin disempurnakan seiring
dengan ketersediaan data baru. Masih perlu dipelajari apakah penularan dapat terjadi
dari orang yang tidak menunjukkan gejala atau selama periode inkubasi.
2. Cara Penularan
Virus corona jenis baru, SARS-CoV2, masih terus diteliti untuk mengetahui
karakteristik virus ini dan bagaimana penularan serta penyebarannya. Namun, WHO
menjadikan penularan MERS dan SARS sebagai acuan karena penyebabnya berasal dari
kelompok virus yang sama, yaitu coronavirus. Penularan virus corona bisa terjadi melalui
berbagai hal berikut:
• Droplets atau tetesan cairan yang berasal dari batuk dan bersin
• Kontak pribadi seperti menyentuh dan berjabat tangan
• Menyentuh benda atau permukaan dengan virus di atasnya, kemudian menyentuh
mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci tangan
• Kontaminasi tinja (jarang terjadi)
• Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menyebutkan, jarak
penyebaran cairan di udara setidaknya sejauh 2 meter antar-manusia.
Tahap Lanjut:
Semua gejala tersebut ditambah
• Radang paru-paru
• Bronkitis
https://kaltimkece.id/rupa/kesehatan/yang-sebenarnya-terjadi-di-dalam-tubuh-manusia-
ketika-virus-corona-menyerang
http://lipi.go.id/berita/virus-baru-:-coronavirus-dan-penyakit-sars/176
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200203155532-199-471187/mengenal-7-virus-corona-
yang-jangkiti-manusia
WHO.2020. Jurnal Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi (Ppi) Untuk Novel Coronavirus
(Covid-19). Who Ipc Technical And Clinical Unit.