Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH PROMOSI KESEHATAN

PENYAKIT INFEKSIUS VIRUS CORONA

Dosen : Sri Murwaningsih, M.Kes.

Disusun Oleh :

Nama : Nadya Ayu Pitaloka

NIM : 1813453058

Kelas : Tingkat 2 Reguler 2

Jurusan Analis Kesehatan Program Studi D-3 Reguler 2

Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Tahun 2019/2020
1. Karakteristik Virus Corona
Coronavirus (CoV) adalah famili virus yang menyebabkan berbagai penyakit, mulai
dari batuk pilek hinggapenyakit yang lebih parah. Seringkali CoV bersifat zoonotik
(ditularkan darihewan ke manusia). Secara resmi, nama virus korona disebut dengan
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2), sementara penyakit
yang muncul disebut dengan Covid-19. 
Dikutip dari situs LIPI atau Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, bentuk virus
corona menyerupai mahkota seperti namanya. Corona bahasa Latin yang artinya crown
atau mahkota dalam bahasa Indonesia. Bentuk mahkota berasal dari protein S atau spike
protein yang mengelilingi permukaan virus.

a. Jenis Virus
1) HCoV-229E (alpha coronavirus)
Virus ini pertama kali dilaporkan menginfeksi manusia pada pertengahan
1960-an. Mereka yang terinfeksi virus ini dilaporkan memiliki tanda-tanda flu
biasa. Virus ini lebih mudah menyerang anak-anak dan lanjut usia. Sejauh ini,
belum dilaporkan penularan virus ini sampai menimbulkan korban jiwa, seperti
dilaporkan jurnal Hindawi.
2) HCoV-NL63 (alpha coronavirus)
Kasus manusia yang terinfeksi virus ini pertama kali diisolasi di Amsterdam
pada 2004. Virus itu menginfeksi seorang bayi tujuh bulan. Ia menderita infeksi
pernapasan mirip bronkhitis, seperti tertulis pada Institut Kesehatan nasional AS
(NCBI).
3) HCoV-OC43 (beta coronavirus)
Virus corona tipe ini adalah virus yang biasa menyebabkan flu. Ini adalah
varian virus corona yang lebih umum di beberapa bagian dunia. Penelitian
terbaru menunjukkan virus ini dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan
bawah yang parah pada anak-anak.
Subtipe OC43 (HCoV-OC43) adalah virus corona manusia yang lebih umum
di beberapa bagian dunia.Penelitian terbaru menunjukkan virus ini dapat
menyebabkan penyakit saluran pernapasan bawah yang parah pada anak-anak,
seperti dilaporkan NCBI.
4) HCoV-HKU1 (beta coronavirus)
Virus ini ditemukan pada 2005 pada pasien di Hong Kong. Mengutip Institut
Kesehatan Nasional AS, saat itu virus ini menginfeksi kakek berusia 71 tahun
yang baru kembali dari Shenzhen, China.
5) Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
SARS-CoV merupakan sindrom pernafasan akut yang parah dan pertama kali
diidentifikasi di China pada November 2002. Para ilmuwan juga belum yakin
hewan apa yang menjadi sumber penularan virus ini ke manusia.
Diperkirakan virus ini bermula dari kelelawar yang kemudian menyebar ke
hewan lain, seperti musang. Manusia pertama yang terinfeksi virus ini berada di
provinsi Guangdong, China Selatan, seperti tertulis di situs WHO.
Virus corona ini mengakibatkan wabah dengan 8.098 kemungkinan kasus
termasuk 774 kematian pada 2002-2003, atau sekitar 9 persen pasien yang
terjangkit SARS tewas.
6) Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV)
Alat pendeteksi panas tubuh digital untuk mengantisipasi virus corona.
(ANTARA FOTO/David Muharmansyah)
MERS-CoV pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi pada 2012. Hingga 1
Agustus 2013, terdapat 94 kasus MERSCoV dan 47 meninggal. Negara yang
terjangkit: Saudi Arabia, Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, Inggris, Jerman,
Perancis, Italia dan Tunisia.
WHO menyebut bukti ilmiah saat ini menunjukkan bahwa unta dromedaris
adalah inang penampung utama untuk MERS-CoV. Unta ini juga menjadi hewan
penular infeksi MERS pada manusia. Namun, peran pasti unta dromedari dalam
penularan virus dan rute penularan yang tepat masih belum diketahui.
7) 2019 Novel Coronavirus atau 2019-nCoV
Virus corona jenis baru, 2019-nCoV, dapat menular dari hewan ke manusia
dan antar manusia. Gejala yang dialami orang ketika terjangkit virus ini antara
lain batuk, flu, demam, sesak nafas, kesulitan pernafasan, gagal nafas, gagal
ginjal, hingga mengakibatkan kematian.
Sampai saat ini, kemunculan virus corona jenis baru di pusat kota Wuhan,
China, maupun laju perkembangan dan mutasi virus corona belum dikaitkan
dengan dampak perubahan lingkungan seperti berkurangnya tutupan lahan dan
perubahan iklim atau cuaca.
b. Kemampuan Bertahan dalam Host
Virus corona jenis baru ini juga terbukti dapat bertahan empat jam pada
tembaga hingga 24 jam pada karton, dua hingga tiga hari pada plastik dan stainless
steel.
Periode inkubasi - saat ini diperkirakan periode inkubasi virus ini berkisar
antara 1-12,5 hari (median 5-6 hari). Perkiraan akan makin disempurnakan seiring
dengan ketersediaan data baru. Masih perlu dipelajari apakah penularan dapat terjadi
dari orang yang tidak menunjukkan gejala atau selama periode inkubasi.

c. Kemampuan Berkembang Memperbanyak Diri


Kebanyakan Coronavirus hanya menginfeksi sel dari species induknya dan
species yang berhubungan dekat dengan induknya. Pada sel induk tersebut,
Coronavirus hanya bisa berkembang-biak pada jaringan tertentu saja. Artinya, sel dan
jaringan untuk perkembang-biakan virus ini sangat spesifik. Kespesifikan ini
ditentukan oleh sifat dan distribusi molekul reseptor dari pihak sel dan variasi sekuen
"Protein S " dari pihak virus itu sendiri.
Replikasi Coronavirus berlangsung di sitoplasma sel dan virus ini juga bisa
berkembang-biak di sel yang sudah diambil nucleus-nya (enucleated cells). Dalam
percobaan di luar tubuh (in vitro), actinomycin D bisa menghambat replikasi
Coronavirus di dalam sel. Namun belum ada studi tentang efektifitas antibiotik ini
secara klinis. Karena itu, belum ada keputusan apakah antibiotik bisa menekan
perkembang-biakan virus ini di dalam tubuh manusia.
Proses replikasi Coronavirus secara sederhana dapat dijelaskan sebagai
berikut. Pertama-tama virus mengikat sel melalui interaksi antara "Protein S " dan
reseptor. Setelah itu virus masuk ke dalam sel dan genom RNA virus keluar dari
selaput virus. Kemudian sebagian genom RNA berfungsi sebagai mRNA dan
sebagian sebagai templet untuk sintesa RNA negatif. Genome yang berfungsi sebagai
mRNA ditranslasikan menjadi berbagai protein-protein. Diantara protein-protein ini,
ada yang berfungsi untuk pembentuk tubuh virus dan ada yang berfungsi untuk proses
replikasi/multiplikasi RNA. Sementara sebagian genome RNA lainnya digunakan
untuk sintesa RNA negatif. RNA negatif ini, kemudian dijadikan templet lagi untuk
sintesa RNA positif. Demikian seterusnya proses ini berlangsung berulangkali.
Dengan proses ini akhirnya RNA positif yang menjadi genom akan bertambah
banyak. RNA positif yang sudah dimultiplikasi dibungkus oleh protein-protein
pembentuk tubuh virus, sehingga terbentuk virus baru (progeny). Virus baru ini
akhirnya keluar dari sel dan memiliki fungsi sebagai virus biasa yang bisa
menginfeksi sel berikutnya.

d. Kemampuan Menginfeksi Organ


Orang yang terinfeksi menghasilkan sejumlah besar virus pada awal infeksi dan
penelitian baru mengungkapkan bahwa masa inkubasi infeksi adalah 5,1 hari.
COVID-19 hadir dalam tiga pola infeksi, yaitu dimulai dengan penyakit ringan dan
gejala saluran pernapasan atas, kemudian diikuti oleh pneumonia. Setelah sekitar satu
minggu, pneumonia berat dengan sindrom gangguan pernapasan akut dapat
berkembang dengan cepat dan kadang-kadang membutuhkan alat bantu pernapasan.
Ilustrasi paru-paru yang terinfeksi virus corona wuhan. (Shutterstock)
Ketika terinfeksi, tubuh memicu respons sitokin di mana sel-sel kekebalan menyerang
virus. Dalam beberapa kasus, virus dapat memicu respons yang terlalu reaktif dari
sistem kekebalan tubuh, yang selanjutnya dapat menghambat upaya pemulihan.

2. Cara Penularan
Virus corona jenis baru, SARS-CoV2, masih terus diteliti untuk mengetahui
karakteristik virus ini dan bagaimana penularan serta penyebarannya. Namun, WHO
menjadikan penularan MERS dan SARS sebagai acuan karena penyebabnya berasal dari
kelompok virus yang sama, yaitu coronavirus. Penularan virus corona bisa terjadi melalui
berbagai hal berikut:
• Droplets atau tetesan cairan yang berasal dari batuk dan bersin
• Kontak pribadi seperti menyentuh dan berjabat tangan
• Menyentuh benda atau permukaan dengan virus di atasnya, kemudian menyentuh
mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci tangan
• Kontaminasi tinja (jarang terjadi)
• Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menyebutkan, jarak
penyebaran cairan di udara setidaknya sejauh 2 meter antar-manusia.

3. Tanda dan Gejala Infeksi


Tahap Awal:
• Demam (>38C)
• Gejala-gejala pernapasan:
 Batuk
 Sesak napas
 Pilak
 Badan lemah
 Tidak enak badan
 Mual/muntah
 Diare
 Sakit kepala

Tahap Lanjut:
Semua gejala tersebut ditambah
• Radang paru-paru
• Bronkitis

4. Akibat dari Infeksi Virus Corona


Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan komplikasi yang
serius, seperti sindrom gangguan pernapasan akut, pneumonia (infeksi paru) yang berat,
edema paru, dan kegagalan fungsi organ-organ tubuh, misalnya ginjal.

5. Bagaimana Strategi Pencegahannya


Kementerian Kesehatan, sebagai pemangku kebijakan tentang kesehatan di
Indonesia telah mengumumkan sedikitnya sepuluh cara pencegahan terhadap virus
corona, antara lain:
1) Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan sistem
imunitas / kekebalan tubuh meningkat.
2) Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan air dan sabun atau hand-
rub berbasis alkohol. Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh virus
yang mungkin ada di tangan kita, tindakan ini juga merupakan salah satu tindakan
yang mudah dan murah. Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan.
Karena itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.
3) Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau lengan atas
bagian dalam (bukan dengan telapak tangan).
4) Hindari kontak dengan orang lain atau bepergian ke tempat umum.
5) Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut (segitiga wajah). Tangan menyentuh
banyak hal yang dapat terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh mata, hidung dan
mulut dengan tangan yang terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah masuk ke
tubuh kita.
6) Gunakan masker dengan benar hingga menutupi mulut dan hidung ketika Anda sakit
atau saat berada di tempat umum.
7) Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah dengan benar, lalu
cucilah tangan Anda.
8) Menunda perjalanan ke daerah/ negara dimana virus ini ditemukan.
9) Hindari bepergian ke luar rumah saat Anda merasa kurang sehat, terutama jika Anda
merasa demam, batuk, dan sulit bernapas.
10) Segera hubungi petugas kesehatan terdekat, dan mintalah bantuan mereka.
Sampaikan pada petugas jika dalam 14 hari sebelumnya Anda pernah melakukan
perjalanan terutama ke negara terjangkit, atau pernah kontak erat dengan orang yang
memiliki gejala yang sama. Ikuti arahan dari petugas kesehatan setempat.
11) Selalu pantau perkembangan penyakit COVID-19 dari sumber resmi dan akurat.

6. Bagaimana Strategi Pencegahan Infeksi yang Harus Dilakukan Seorang Petugas


TLM Ketika Melakukan Layanan Pasien Corona di Rumah Sakit\
• Memakai APD yang lengkap (Kacamata/pelindung wajah, respirator, jubah, sarung
tangan
• Tidak menyentuh bagian muka sampai tangan sudh dibersihkan
• Mencuci tangan dengan sabun secara baik dan benar
• Menjaga ketahanan tubuh.
• Jika batuk atau bersin atau menunjukkan gejala lain setelah bekerja, segera laporkan
pada petugas terkait.
DAFTAR PUSTAKA

https://kaltimkece.id/rupa/kesehatan/yang-sebenarnya-terjadi-di-dalam-tubuh-manusia-
ketika-virus-corona-menyerang

http://lipi.go.id/berita/virus-baru-:-coronavirus-dan-penyakit-sars/176

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200203155532-199-471187/mengenal-7-virus-corona-
yang-jangkiti-manusia

WHO.2020. Jurnal Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi (Ppi) Untuk Novel Coronavirus
(Covid-19). Who Ipc Technical And Clinical Unit.

Anda mungkin juga menyukai