Anda di halaman 1dari 78

H.RIFAI, S.Kep. Ns. M.Kep.

Sistem Pertahanan Tubuh


Jaringan tubuh yang berperan

penting dalam sistem Pertahanan


Tubuh
adalah jaringan darah dan jaringan
limfa.

SISTEM LIMFATIK
Pembuluh limfa berfungsi untuk

mengangkut cairan kembali ke


peredaran darah.
Organ limfoid berfungsi sebagai
tempat hidup sel fagositik dan limfosit
yang berperan penting untuk
melawan penyakit

Fungsi sistem limfa


adalah sebagai berikut.
Mengambil kelebihan cairan dari
jaringan dan mengembalikannya ke
darah.
Mengabsorpsi lemak dan laktekal di
usus halus kemudian
mengangkutnya ke darah.
Membantu pertahanan tubuh
melawan penyakit

Pembuluh Limfa
Pembuluh limfa merupakan bagian

penting dalam sistem peredaran limfa.


Peredaran limfa adalah peredaran
terbuka. Cairan limfa yang berasal
dari kepala, leher, dada, paru-paru,
jantung dan lengan kanan
terkumpul bermuara dipembuluh
limfa kanan (duktus limfatikus
dekster).

Cairan limfa yang berasal dari bagian

selain yang bermuara di pembuluh


limfa kanan akan bermuara pada
pembuluh limfa dada (duktus
toraksikus).

Organ-organ limfoid
Organ-organ limfoid mencakup

sumsum merah, nodus limfa,


limpa, timus dan tonsil.

Sumsum merah
Sumsum merah mencakup jaringan

yang menghasilkan limfosit.


Perkembangan selanjutnya limfosit
akan menjadi sel B atau sel T
tergantung pada pematangannya.
Kedua jenis limfosit tersebut
bersirkulasi seluruh tubuh dan limfa,
kemudian terkonsentrasi dalam limpa,
nodus limfa dan jaringan limfatik.

Nodus limfa
Nodus limfa diselubungi jaringan ikat

longgar yang membagi nodus


menjadi nodulus-nodulus.
Tiap nodulus mengandung ruangruang (sinus) yang berisi limfosit dan
makrofog.
Jadi, fungsi nodus limfa adalah
menyaring mikroorganisme yang ada
dalam limfa.

Timus
Adalah tempat dimana limfosit

berkembang menjadi sel T.


Timus berbeda dengan organ limfoid
lainnya karena hanya berfungsi
untuk tempat pematangan limfosit.
Selain itu juga karena timus adalah
satu-satunya organ limfoid yang
tidak memerangi antigen secara
langsung.

SISTEM KEKEBALAN (IMUN)


1.Kekebalan Bawaan

Perlindungan Permukaan
Kekebalan dalam tubuh
fagosit
Sel Natural Killer (Sel NK)
Protein antimikroba

2.

Kekebalan adaptif

SISTEM KEKEBALAN (IMUN)


1.Kekebalan Bawaan
Penghalang yang melindungi tubuh, sel

dan senyawa kimia


yang berfungsi sebagai pertahanan
pertama telah ada sejak kita dilahirkan.

A.

Perlindungan Permukaan

Kulit dan membran mukrosa

merupakan lapis pertama pertahanan


tubuh.
Apabila mikroba dapat menembus kulit,
membran mukosa yang akan menjerat
mikroba tersebut.

Perlindungan yang dihasilkan oleh kulit dan

membran mukosa adalah:


1. Hasil sekresi kulit cenderung bersifat asam
(pH 3-5), sehingga
menghambat pertumbuhan bakteri.

Minyak
(sebum) pada kulit mengandung zat yang beracun
bagi bakteri.

2. Mukosa lambung mengandung larutan yang


dapat membunuh mikroorganisme.
3. Lidah dan air mata mengandung lisozim,
yaitu enzim penghancur bakteri.
4. Lendir yang lengket akan memerangkap
mikroorganisme yang masuk ke saluran
pencernaan dan saluran pernapasan.

B.Kekebalan dalam tubuh


Kekebalan dalam tubuh mencakup

fagosit, sel natural killer (sel NK) dan


protein antimikroba.

fagosit
Sel yang termasuk fagosit (sel

pemakan) misalnya makrofag,


neutrofil dan eosinofil yang
merupakan bagian dari sel darah
putih. Eonosfil merupakan fagosit
yang lemah, tetapi berperan penting
dalam pertahanan tubuh melawan
cacing parasit.

Sel Natural Killer (Sel NK)


Sel NK merupakan sel pertahanan yang

mampu melisis dan membunuh sel-sel


kanker serta sel tubuh yang terinfeksi
virus sebelum diaktifkannya sistem
kekebalan adaptif.
Sel-sel ini dengan cara menyerang
menyerang membran sel target dan
melepaskan senyawa kimia yang
disebut perforin.

Protein antimikroba
Protein antimikroba meningkatkan pertahanan

dalam tubuh dengan melawan mikroorganisme


secara langsung atau dengan menghalangi
kemampuannya untuk bereproduksi.
Protein antimikroba yang penting adalah
interferon dan protein komplemen.
Interferon melindungi bagian sel lain di
sekitarnya dengan cara menghambat
perbanyakan sel-sel yang terinfeksi.
Protein komplemen dapat diaktifkan oleh
munculnya ikatan antigen dan antibodi atau jika
protein komplemen bertemu dengan molekul
polisakarida di permukaan tubuh
mikroorganisme.

2. Kekebalan adaptif
Kekebalan adaptif mampu mengenali

dan mengingat patogen spesifik


sehingga dapat bersiap bila infeksi
patagon yang sama terjadi di kemudian
hari.
Contoh sistem kekebalan adaptif yang
penting adalah limfosit.

Limfosit
Limfosit telah matang sebelum bertemu

dengan antigen yang akan dilawannya.


Artinya, bukan gen kitalah yang
menentukan benda asing yang akan
dilawan oleh limfosit.

Jika ada protein asing (antigen) masuk

kedalam tubuh, sel B yang telah


spesialisasi akan menghasilkan protein
yang disebut antibodi yang disebut juga
imunoglobulin (Ig).
Ada tiga jenis antigen, yaitu:
Heteroantigen, merupakan antigen yang

berasal dari spesies lain.


Isoantigen, merupakan antigen dari spesies
yang sama tetapi struktur genetiknya berbeda.
Autoantigen, merupakan antigen yang berasal
dari tubuh itu sendiri dan menyebabkan
pembentukan antibodi tubuh juga.

Antibodi tidak dapat langsung

menghancurkan antigen.
Antibodi yang dapat menggumpalkan
antigen disebut presipitin.
Antibodi yang dapat menguraikan
antigen disebut lisin.
Antibodi yang dapat menawarkan racun
disebut antitoksin.
Keadaan sistem pertahanan tubuh yang
sangat peka terhadap antigen tertentu
disebut alergi.

Macam-macam Kekebalan Tubuh


Dilihat dari segi imunologis,

kekebalan dibagi atas:


Kekebalan aktif
Kekebalan pasif

a. Kekebalan aktif
Kekebalan aktif adalah bila tubuh menghasilkan antibodi
untuk menahan molekul asing (antigen).
Kekebalan aktif dapat juga terbentuk dengan vaksinasi.

b. Kekebalan pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang didapat dari

pemindahan
antibodi dari suatu individu ke individu lainnya.
Kekebalan pasif juga dapat terjadi secara buatan dengan
menyuntikkan antibodi dari manusia atau hewan yang
telah kebal
terhadap suatu penyakit, misalnya rabies atau anjing gila.

Penyakit yang Berhubungan dengan

Sistem Kekebalan
a. AIDS
Virus ini disebut HIV (Human

Immunodeficiency Virus).
HIV menginfeksi sel T limfosit.
Sel T yang terinfeksi dapat membentuk virus
baru dalam jangka waktu yang lama.
HIV juga dapat menetap selama bertahuntahun sebagai provirus yang selalu
menyerang sistem kekebalan.

b. Autoimunitas
Autoimunitas adalah suatu kelainan
dimana sistem kekbalan tubuh
menyerang jaringan tubuh sendiri.
Contoh penyakit autoimunitas
adalah penyakit Addison kelenjar
adrenal, toroiditis, artritis
rematoid, multiple sclerois,
anemia pernisisus dan lupus.

Jenis jenis Sistem


Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh terbagi

2,yaitu:
1.Sistem kekebalan tubuh berdasarkan
asalnya
2.Sistem kekebalan tubuh berdasarkan
mekanisme kerjanya

Sistem Kekebalan Tubuh


Berdasarkan Asalnya
Sistem kekebalan tubuh berdasarkan
asalnya terbagi 2,yakni:
1. Kekebalan Nonspesifik
(Kekebalan tubuh bawaan /Kekebalan
tubuh alami).
Kekebalan tubuh nonspesifik adalah
bagian dari tubuh kita yang telah
ada sejak kita lahir.

Ciri-cirinya:
Sistem ini tidak selektif, artinya semua benda
asing yang masuk ke dalam tubuh akan
diserang dan dihancurkan tanpa seleksi
Tidak memiliki kemampuan untuk mengingat
infeksi yanterjadi sebelumnya
Eksposur menyebabkan respon maksimal
segara.
Sistem ini memiliki komponen-komponen yang
mampu menangkal benda masuk ke dalam
tubuh, yakni :

Rintangan Mekanis
Rintangan mekanis merupakan

system pertahanan tubuh yang


pertama dan umumnya terletak di
bagian permukaan tubuh.
Terdiri atas:

Kulit
Terdiri dari lapisan tanduk yang tidak

mudah ditembus oleh benda asing


kecuali jika kulit dalam keadaan
terluka.
Asam lemak dan keringat yang
dihailkan oleh kelenjar di kulit juga
akan mencegah benda asing masuk
kedalam tubuh.

Selaput Lendir
Merupakan hasil sekresi dari sel yang terdapat di

sepanjang saluran pernapasan dan saluran


pencernaan.
Pada saluran pernapaan,Selaput lendir berfungi
dalam menangkap bakteri / benda asing yang
masuk kedalam tubuh melalui saluran pernapasan.
Contoh : Selaput lender pada hidung. Selaput
lender pada saluran pencernaan berfungsi sebagai
rintangan yang melindungi sel diluar system
pencernaan.

Rambut-rambut halus
Sebagian besar terdapat pada

saluran pernapasan.
Contoh :
di hidung,rambut-rambut halus

berfungsi sebagai penyaring udara yang


masuk melalui hidung.
Rintangan Kimiawi

Hasil Sekresi:
berperan untuk membunuh benda asing

dengan menggunakan zat kimia dan enzim.


Bakteri yang terdapat di permukaan tubuh
( bakteri non patogen ): Berfungsi untuk
menekan pertumbuhan bakteri patogen yang
akan masuk ke dalam tubuh.
Sel Darah Putih: merupakan system
pertahanan tubuh kedua.

Apabila benda asing berhasil

melewati system pertahanan


pertama dan masuk ke dalam tubuh,
maka sel darah putih akan
mencegah benda asing masuk lebih
jauh lagi ke dalam tubuh.
Sel darah putih akan menghancurkan
setip benda asing yang masuk ke
dalam tubuh dengan cara fagositosis

Mekanisme fagositosis
1. Mikroba menempel ke fagosit.
2. Fagosit membentuk pseudopodium
yang menelan mikroba
3. Vesikula fagositik bersatu sengan
lisosom
4. Mikroba dibunuh oleh enzim dalam
fagolisosom
5. Sisa-sisa mikroba dikeluarkan
lewat eksotisosis

Sel Natural Killer:


Merupakan sel pertahanan

yangmampu melisis dan membunuh


sel-sel kanker serta sel tubuh yang
terinfeksi virus sebelum diaktifkanya
system kekebalan adaptif.
Sel ini membunuh dengan cara
menyerang membrane sel target dan
melepaskan senyawa kimia preforin.

Protein Komplemen:merupakan

protein darah yang berfungsi


membantu system pertahanan sel
darah putih.
Protein komplemen membantu
system kekebalan tubuh dengan
cara:

Protein komplemen membantu system


kekebalan tubuh dengan cara:
1. Menghasilkan opsonin ,kemotoksin, dan
kinin.
Opsonin untuk mempermudah terjadinya

fagositosis.
Kemotoksin berfungsi sebagai penarik sel darah
putih menuju ke infeksi ,
sedangkan kinin untuk meningkatkan
permeabilitas pembuluh darah.

Lanjutan.
2.Berperan dalam proses
penghancuran membrane sel
mikroorganisme yang menyerang
tubuh.
3.Menstimulasi sel darah putih agar
menjadi lebih aktif.

Lanjutan .
Interferon:
Sel yang berperan dalam
mensekresikan sekumpulan protein
saat tubuh kita terserang virus.
Interferon akan bertindak sebagai
antivirus dan bereaksi sengan sel yang
belum terinfeksi oleh virus.
Interferon juga dapat merangsang
limfosit untuk mengahncurkan dan
membunuh sel-sel yang terinfeksi
virus.

kekebalan adaptif /
Kekebalantubuh buatan )

Kekebalan tubuh spesifik


( kekebalan adaptif /
Kekebalantubuh buatan )
Kekebalan tubuh spesifik adalah
system kekebalan yang
diaktifkan oleh kekebalan tubuh
nonspesifik

Ciri-cirinya:
Bersifat selektif terhadap benda asing
yang masuk kedalam tubuh.
Sistem reaksi ini tidak memiliki reaksi
yang sama terhadap semua jenis
benda asing
Memiliki kemampuan untuk mengingat
infeksi sebelumnya
Melibatkan pembentukan sel-sel
tertentu dan zat kimia (antibody )

Perlambatan waktu antara eksposur

dan respon maksimal Komponen


yang terlibat dalam kekebalan tubuh
spesifik adalah:
Antigen: Merupakan zat kimia asing
yang masuk kedalam tubuh dan
dapat merangsang terbentuknya
antibody.

Jenis jenis antigen:


Hetero antigen: antigen yang berasal dari
spesies lain
Iso antigen: Antigen dari spesies sama
tetapi struktur genetiknya berbeda.
antigen: Antigen yang berasal dari tubuh
itu sendiri.
Hapten: Merupakan suatu determinant site
yang lepas dari struktur antigen. Hapten
hanya dapat berikatan dengan antibody
apabila disuntikkan ke dalam tubuh.

Antibodi ( Imunoglobulin / Ig):

merupakan zat kimia( protein


plasma ) yang dapat mengidentifikasi
antigen.
Antibodi dihasilkan oleh sel limfosit B.
Ketika sellimfosit B mengidentifikasi
antigen,dengan cepat sel
akanbereplikasi untuk menghasilkan
sejumlah besar selplasma.

Antigen dan Antibodi


tubuh kita memiliki sistem yang dapat

mempertahankan tubuh dari berbagai macam


serangan penyakit.
Suatu sistem dalam tubuh yang memiliki peran
utama dalam pertahanan diri ini disebut
sistem pertahanan tubuh atau sistem
imun.
Sistem ini terdiri atas struktur dan sel yang
didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh.
Fungsi utamanya adalah se-bagai pelindung
dari serangan benda-benda asing yang masuk
ke dalam tubuh.
Sementara ilmu yang mempelajari sistem imun
atau kekebalan tubuh disebut immunologi.

Apabila sistem imun di dalam tubuh

kita baik, tentu serangan penyakit


dapat ditangkal sedini mungkin.
bila sistem imun tubuh kita lemah,
kemungkinan terserang penyakit pun
menjadi besar.
Di dalam tubuh, sistem imun melawan
berbagai penyerang asing atau
antigen dengan garis pertahanan.

TAHAPAN
Dimulai dari
garis pertahanan pertama seperti

kulit, membran mukosa, sekresi dari kulit


dan mukosa.
Garis pertahanan kedua de-ngan
fagositosis oleh sel darah putih, protein
antimikroba, dan respon peradangan.
Sementara garis pertahanan ketiga
melalui limfosit yang menghasilkan
antibodi.

Antigen dan Antibodi


di lingkungan sekitar terdapat banyak bibit

penyakit yang dapat mengancam tubuh.


Ketika pertahanan tubuh lemah, dengan
segera bibit penyakit akan menyerang.
Berbagai bibit penyakit tersebut dapat
melayang di udara, larut dalam air,
menempel pada tanah, meja, kursi bahkan
buku dan pensil. Bakteri, virus dan
organisme sejenisnya Berbagai organisme
dan substansi asing yang masuk ke dalam
tu-buh dinamakan antigen.

Apabila antigen tersebut masuk ke

dalam tubuh, secara otomatis tubuh


meningkatkan sistem
pertahanannya.
Caranya yakni dengan memproduksi
suatu zat sejenis protein atau
polisakarida. Zat yang demikian
dinamakan antibodi.

Pada umumnya, antibodi terletak dan

melekat pada permukaan sel. Namun,


apabila tidak melekat, antibodi berada
dalam darah dan dalam sekresi
jaringan eksokrin.
Awalnya, antibodi ditemukan pada serum
darah, yakni cairan darah yang dipisahkan
dari sel-selnya. Oleh karena itu, banyak
penyakit yang dapat didiagnosis dengan
keberadaan antibodi khusus dalam serum.
Ilmu yang mempelajari cara seperti ini
dinamakan serologi yang merupakan
cabang immunologi

Struktur dan Fungsi


Antibodi
Antigen merupakan protein dan permukaan

polisakarida berbagai mikroba, jaringan


cangkokan yang tidak cocok, ataupun sel-sel
darah yang ditransfusikan.
antigen dapat pula berwujud protein asing
seperti racun lebah atau serbuk sari yang
dapat menyebabkan alergi atau
hipersensitivitas.
Sebuah antigen mempunyai bagian pada
permukaan suatu or-ganisme atau substansi
tertentu yang dapat berikatan dengan
antibodi.

Antibodi merupakan protein terdiri atas satu

atau lebih molekul yang berbentuk huruf Y.


Empat rantai proteinnya disusun oleh ikatan
sulfida.
Dua rantai berat yang identik merupakan
batang dan sebagian lengan Y.
Sedangkan dua rantai ringan yang identik
berada pada bagian
lainnya. Pada kedua molekul berbentuk Y
terdapat daerah variable (V) rantai berat dan
rantai ringan. Dinamakan seperti itu karena
pada ba-gian V memiliki urutan asam amino
yang bervariasi dari satu antibodi ke antibodi
lainnya.

Umumnya antibodi terdiri atas

sekelompok protein yang berada pada


fraksi-fraksi globulin serum.
Fraksi-fraksi globulin serum ini
dinamakan imunoglobulin atau
disingkat Ig.
Imunoglobulin ini ber-manfaat apabila di
dalam tubuh terjadi reaksi imun.
Manusia memiliki beberapa tipe
imunoglobulin dengan berbagai struktur.

TUGAS
Adapun tipe-tipe imunoglobulin

tersebut meliputi
imunoglobin M (IgM),
imunoglobulin G (IgG),
imunoglobulin A (IgA),
imunoglobulin D (IgD),
imunoglobulin E (IgE).

Pembentukan Antigen dan


Antibodi
antibodi dihasilkan oleh organ limfoid sentral

yang terdiri atas sumsum tulang dan kelenjar


timus, terutama oleh sel-sel limfosit.
Ada dua macam sel limfosit, yaitu sel limfosit B
dan sel limfosit T.
Kedua sel ini bekerja sama untuk menghasilkan
antibodi dalam tubuh.
keduanya mempunyai hubungan spesifik yang
sangat khas. Keadaan ini terlihat sewaktu
antigen masuk ke dalam tubuh. Saat itu, dengan
seketika sel limfosit T mendeteksi
karakteristik dan jenis antigen.Ke-mudian sel
limfosit T bereaksi cepat dengan cara
mengikat antigen tersebut melalui permukaan
reseptornya.

Pembentukan Antigen dan


Antibodi
Setelah itu, sel limfosit T membelah dan

membentuk klon. Sementara pada permu-kaan


membrannya menghasilkan immunoglobu-lin
monomerik.
Berikutnya, molekul antigen dan molekul antibodi saling berikat an dan ikatan kedua
molekul ini ditempatkan pada makrofaga.
Secara beruru-tan, makrofaga menghadirkan
antigen pada sel limfosit B. Lantas, sel limfosit B
berpoliferasi dan menjadi dewasa, sehingga
mampu membentuk
Sementara itu, pembuangan antigen setelah
diikat antibodi dapat menggunakan berbagai
cara, yakni netralisasi, aglutinasi, presipitasi,
dan fiksasi komplemen

Pada proses ini, antibodi dan antigen dapat

mengalami proses opsonisasi, yakni proses


pelenyapan bakteri yang diikat antibodi
oleh makrofaga melalui fagositosis.
Cara pelenyapan antigen berikutnya
adalah aglutinasi. Aglutinasi atau
penggumpalan merupakan proses
pengikatan antibodi terhadap bakteri atau
virus sehingga mudah dinetralkan dan
diopsonisasi.

Misalnya, IgG yang berikatan dengan dua sel

bakteri atau virus secara bersama-sama.


Mekanisme yang sama juga terjadi pada cara
berikutnya yakni presi pitasi. Presipitasi atau
pengendapan merupakan pengikatan silang
molekul-molekul antigen yang terlarut dalam
cairan tubuh. Setelah di-endapkan, antigen
tersebut dikeluarkan dan dibuang melalui
fagositosis.
Selain berbagai cara tersebut, pembuangan
antigen dapat melalui fiksasi komplemen. Fiksasi
komplemen merupakan pengaktifan
rentetan molekul protein komplemen karena
adanya infeksi. Prosesnya menyebabkan virus
dan sel-sel patogen yang menginfeksi bagian
tubuh menjadi lisis

Mekanisme Pertahanan
Tubuh
Adanya sistem pertahanan tubuh

membuat tubuh kita aman dari serangan


penyakit.
Diibaratkan sebuah senjata, sistem
pertahan-an tubuh membunuh semua
bibit penyakit yang menyerang tubuh.
Mekanisme yang dilakukan pun amat
beragam.
Berikut kita bahas ragam mekanisme
sistem pertahanan tubuh pada manusia.

Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif merupakan kekebalan tubuh

yang diperoleh dari dalam tubuh, karena tubuh


membuat antibodi sendiri. . Ada 2 macam
Kekebalan aktif alami (natural immunity)
adalah kekebalan tu-buh yang diperoleh tubuh
setelah seseorang sembuh dari serangan suatu
penyakit. (Sebagai contoh, orang yang pernah
terserang penyakit seperti cacar air, campak,
dan gondongan tidak akan terserang penyakit
yang sama untuk kedua kalinya. Sebab, tubuh
yang terserang sudah begitu kenal atau tidak
asing dengan antigen yang menyerang. Akibatnya, darah membentuk antibodi untuk melawan
antigen tersebut.)

Kekebalan Aktif
Selain secara alami, kekebalan aktif

dapat diperoleh secara buatan.


Kekebalan aktif buatan(induced
immunity) diperoleh dari luar tubuh, yakni
setelah tubuh mendapatkan vaksinasi.
Vaksinasi merupa kan proses
memasukkan vaksin ke dalam tubuh
supaya tubuh membentuk antibodi
sehingga kebal terhadap suatu penyakit.
Se-mentara vaksinialah kuman penyakit
yang sudah dilemahkan atau dijinakkan
sehingga tidak berbahaya bagi tubuh.

Tindakan membentuk kekebalan dalam tubuh


seseorang de ngan memberikan vaksin disebut
imunisasi. Orang yang mengembangkan
Imunisasi pertama kali adalah dr. Edward Jenner,
seorang dokter berkebangsaan Inggris. Teknik ini
seringkali diberikan kepada semua umur supaya kebal
terhadap antigen tertentu.
Ada beberapa penyakit yng dapat dilawan dengan
vaksin, misalnya vaksin BCG yang mela-wan antigen
penyakit TBC.
Imunisasi mempunyai beberapa tipe.
Imunisasi yang diberikan kepada individu dari spesies
yang sama disebut isoimun.
Sedangkan imunisasi yang diberikan pada individu
yang berbeda dan dari spesies yang berbeda pula
disebut heteroimu

Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang

diperoleh bukan dari antibodi yang disintesis


dalam tubuh, melainkan tinggal memakainya
saja.
Seperti halnya kekebalan aktif, kekebalan pasif
juga terjadi secara alami dan buatan.
Kekebalan pasif alami adalah kekebalan yang
diperoleh bukan dari tubuhnya sendiri,
melainkan dari tubuh orang lain. Misalnya
kekebalan bayi yang diperoleh dari ibunya.
Ketika masih dalam kan-dungan, bayi
mendapatkan antibodi dari ibunya melalui
plasenta dan tali pusat. Kemudian setelah lahir,
bayi mendapatkan antibodi dari ASI eksklusif
melalui proses menyusui.

Kekebalan Pasif
Sedangkan kekebalan pasif buatan adalah

kekebalan yang di-peroleh dari antibodi yang


sudah jadi dan terlarut dalam serum. Sepintas
antibodi ini mirip dengan vaksin.
Perbedaannya yakni vaksin bersifat
sementara, sedangkan serum dapat
digunakan dalam jangka waktu yang relatif
lebih lama. Bahkan dapat digunakan seumur
hidup. Seba-gai contoh adalah suntikan ATS
(Anti Tetanus Serum) dan sun tikan IG
(Globulin Imun).

Sistem pertahanan tubuh ibarat

benteng yang melindungi tubuh dari


serangan berbagai macam antigen.
Akan tetapi, adakalanya sistem
pertahanan tubuh justru menyerang
dan merusak tubuh itu sendiri.
Keadaan semacam ini disebut dengan
autoimun. Menurut beberapa
penelitian, penyakit autoimun lebih
banyak menyerang wanita daripada
pria, khususnya wanita usia produktif.

Penyakit ini tidak menular, namun memiliki

kecenderungan bersifat menurun.


Seseorang dikatakan menderita autoimun apabila
sistem pertahanan tubuhnya mengalami
kesalahan. Kesalahan ini ditandai dengan
penyerangan antibodi hasil sintesis tubuh
terhadap sel, jaring-an dan organ di dalam tubuh
yang sama. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh
mengalami peradangan.
Autoimun pada manusia kebanyakan
menyebabkan timbulnya penyakit. Hasil publikasi
dari Lembaga Penyakit Infeksi dan Alergi Nasional
(NIAID) Amerika Serikat, menyatakan bahwa
penyakit yang disebabkan oleh autoimun
menyerang tubuh dengan cara berlainan

Ners.rifai@gmail.com
Ners_rifai@yahoo.com.

Imunisasi
adalah suatu cara untuk

meningkatkan kekebalan seseorang


secara aktif terhadap suatu antigen,
sehingga bila kelak ia terpajan pada
antigen yang serupa tidak akan
terjadi penyakit.

Terdapat dua macam kekebalan, yaitu

kekebalan pasif dan kekebalan aktif.


Kekebalan pasif adalah kekebalan yang
diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh
individu itu sendiri. Contohnya adalah
kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu,
atau kekebalan yang diperoleh setelah
pemberian suntikan imunoglobulin. Kekebalan
pasif tidak berlangsung lama karena akan
dimetabolisme oleh tubuh.
Waktu paruh IgG adalah 28 hari, sedangkan
waktu paruh imunoglobulin lainnya lebih
pendek.

Kekebalan aktif adalah kekebalan

yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat


terpajan pada antigen seperti pada
imunisasi, atau terpajan secara
alamiah. Kekebalan aktif biasanya
berlangsung lebih lama karena
adanya memori imunologik.

Tujuan imunisasi
adalah untuk mencegah terjadinya penyakit

tertentu pada seseorang, menghilangkan


penyakit tertentu pada sekelompok
masyarakat (populasi) atau bahkan
menghilangkan penyakit tertentu di dunia
seperti pada imunisasi cacar. Keadaan yang
terakhir ini lebih mungkin terjadi pada jenisjenis penyakit yang transmisinya bergantung
kepada manusia, seperti misalnya penyakit
difteria. Agar dapat lebih mudah memahami
mengenai proses imunologik yang terjadi
pada vaksinasi maka terlebih dahulu perlu
diketahui tentang respons imun dan
mekanisme pertahanan tubuh (lihat juga bab
tentang respons imun).

RESPONS IMUN
Respons imun primer
adalah respons imun yang terjadi pada

pajanan pertama kalinya dengan antigen.


Antibodi yang terbentuk pada respons
imun primer kebanyakan adalah IgM
dengan titer yang lebih rendah dibanding
dengan respons imun sekunder, demikian
pula daya afinitasnya. Waktu antara
antigen masuk sampai dengan timbul
antibodi (lag phase) lebih lama bila
dibanding dengan respons imun sekunder

Respons imun sekunder Pada respons imun


sekunder, antibodi yang dibentuk kebanyakan adalah
IgG, dengan titer dan afinitas yang lebih tinggi, serta
fase lag lebih pendek dibanding respons imun primer.
Hal ini disebabkan sel memori yang terbentuk pada
respons imun primer akan cepat mengalami
transformasi blast, proliferasi, dan diferensiasi menjadi
sel plasma yang menghasilkan antibodi. Demikian pula
dengan imunitas selular, sel limfosit T akan lebih cepat
mengalami transformasi blast dan berdiferensiasi
menjadi sel T aktif sehingga lebih banyak terbentuk sel
efektor dan sel memori. Pada imunisasi, respons imun
sekunder inilah yang diharapkan akan memberi respons
adekuat bila terpajan pada antigen yang serupa kelak.
Untuk mendapatkan titer antibodi yang cukup tinggi
dan mencapai nilai protektif, sifat respons imun
sekunder ini diterapkan dengan memberikan vaksinasi
berulang beberapa kali.

adalah contoh bibit penyakit yang dapat


menye-rang tubuh.
Imun
Imunisasi
Antigen
Antibodi
Vaksin

Anda mungkin juga menyukai