Anda di halaman 1dari 25

Penyakit jantung

paru (Cor pulmonal)

Kelompok 4
Alifia Rahma N
(151001004)
Eva Febriani S
(151001011)
Fadhila Khusma Aziz
(151001012)
Ferdy Yuswan A
(151001015)
Fitri Fajarwati Zulfa
(151001016)

M. Amang H (151001028)
Nisaul Ilmi C A (151001030)
Putri Ayu N S (151001037)
Rizki Putri I (151001038)
Shinta Lukita K P (151001039)
Usha Meilasari
(151001042)
Yuyun Siti N (151001047)

Pulmonary heart
disease adalah
pembesaran
ventrikel kanan
(hipertrofi
dan/atau dilatasi)
yang terjadi
akibat kelainan
paru, kelainan
dinding dada,

normal

Cor pulmonal

Etiologi Apabila dibagi


berdasarkan onset perjalanan
penyakit maka penyebab kor
pulmonal dapat dibagi menjadi :

Akut:Emboli Pulmonal
Chronic:Hipertensi Pulmonal
Primer

Hipertensi pulmonal primer.


Hipertensi pulmonale merupakan komplikasi
hemodinamik. Mekanisme terjadinya hipertensi
pulmonale pada kor pulmunale dapat di bagi
menjadi 4 kategori yaitu :

Obstuksi
Terjadi karena adanya emboli paru baik akut maupun
kronik.
Obliterasi
Penyakit intertisial paru yang sering menyebabkan
hipertensi pulmonale adalah lupus eritematosus sistemik
scleroderma, sarkoidosis, asbestosis, dan pneumonitis
radiasi.
Vasokontriksi
Vasokontriksi pembuluh darah paru berperan penting
dalam patogenesis terjadinya hipertensi pulmonale.
Idiopatik
Kelainan idiopatik ini pada pasien hipertensi pulmonal
primer yang ditandai adanya lesi pada arteri pulmonal
yang kecil tanpa didapatkan adanya penyakit dasar
lainnya baik pada paru maupun pada jantung

Manifestasi
Klinis
Umum
Batuk-batuk
dengan dahak,
sesak nafas,
bengek,
pembesaran
jantung, dan
gagal jantung.

Klinis
Cor-pumonal akibat Emboli Paru : sesak tiba-tiba pada saat
istirahat, kadang-kadang didapatkan batuk-batuk, dan
hemoptisis.
Cor-pulmonal dengan PPOM : sesak napas disertai batuk yang
produktif (banyak sputum).
Cor pulmonal dengan Hipertensi Pulmonal primer : sesak
napas dan sering pingsan jika beraktifitas(exertional syncope).
Pulmonary heart disease dengan kelainan jantung kanan :
bengkak pada perut dan kaki serta cepat lelah.
Cor pulmonal dengan kelainan jantung kiri: sesak nafas
ortopnea, dyspnea.

Patofisiologi
Beratnya pembesaran ventrikel kanan pada pulmonary
heart disease berbanding lurus dengan fungsi
pembesaran dari peningkatan afterload. Jika resistensi
vaskuler paru meningkat dan relative tetap, seperti pada
penyakit vaskuler atau parenkim paru, peningkatan
curah jantung sebagaimana terjadi pada pengerahan
tenaga fisik, maka dapat meningkatkan tekanan arteri
pulmonalis secara bermakna. Afterload ventrikel kanan
secara kronik meningkat jika volume paru membesar,
seperti pada penyakit paru obstruktif kronik (PPOK),
pemanjangan pembuluh paru, dan kompresi kapiler
alveolar.

PemeriksaanDiagnostik
Gambaran radiologis
Foto Toraks
Ekokardiografi
Elektrokardiogram
Laboratorium

PemeriksaanDiagnostik
Gambaran radiologis
a.Foto Toraks

ada pasien
dengancor
pulmonalehasil
foto toraks
didapatkan
pelebaran
arteri pulmonal
sentral.

Gambar Foto toraks


posisi
anteroposterior dan
lateral.

Gambar Foto
toraks posisi

Ekokardiografi

Gambar Ekokardiografi
(Dilatasi atrium dan ventrikel

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan kor pulmonal kronis


umumnya difokuskan pada pengobatan penyakit paru
yang mendasari dan meningkatkan oksigenasi dan
fungsi ventrikel kanan dengan meningkatkan
kontraktilitas ventrikel kanan dan penurunan
vasokonstriksi paru.

Oksigenasi
Mekanisme bagaimana terapi oksigen dapat meningkatkan
kelangsungan hidup belum diketahui. Ditemukan 2
hipotesis:
Terapi oksigen mengurangi vasokonstriksi dan menurunkan
resistensi vascular paru yang kemudian meningkatkan isi
sekuncup ventrikel kanan
Terapi oksigen meningkatkan kadar oksigen arteri dan
meningkatkan hantaran oksigen ke jantung, otak, dan
organ vital lain

Diuretik
Diuretik Golongan diretik dapat
meningkatkan fungsi kedua
ventrikel. Meski demikian,
diuretik dapat dapat merugikan
status hemodinamik jika tidak
digunakan secara hati-hati.
Penurunan volume cairan dalam
jumlah banyak dapat
menurunkan cardiac output.
Dosis dewasa:
20-80 mg / per hari/ PO /
IV / IM (dosis maksimum
600 mg / hari)

Vasodilator

Vasodilator telah
digunakan
sebagai terapi
jangka panjang
pada kor
pulmonale
kronikum dengan
hasil yang cukup
memuaskan

Beta-agonis selektif
Beta-agonis
selektif memiliki
keuntungan
tambahan selain
sebagai
bronkodilator
juga memiliki
efek kliren
mukosiliar.

antikoagulan

Pemberian antikoagulan
pada kor pulmonal
berdasarkan indikasi atas
kemungkinan terjadinya
tromboemboli akibat
pembesaran dan disfungsi
ventrikel kanan dan
adanya faktor imobilisasi
pada pasienataupun
adanya hipertensi arteri
pulmonal primer.

Flebotomi

Tindakan flebotomi
pada pasien kor
pulmonal dengan
hematokrit yang tinggi
diindikasikan jika
hematokrit > 55%.
Sasarannya adalah
penurunan Hct di
bawah 50%
(Sudoyo,W.2006).

Digoxin (Lanoxin)

Memiliki efek inotropik positif


pada gagal miokardium. Efek
ini dicapai melalui
penghambatan Na + / K +ATPase pompa, mengarah
kepeningkatan konsentrasi
natrium intraseluler bersama
dengan seiring
bertambahnya konsentrasi
kalsium intraseluler dengan
mekanisme pertukaran
kalsium-natrium. Hasilnya
adalah augmentasi
kontraktilitas miokard.
Dosis Dewasa : 0,125-0,375
mg PO / IV / IM

teofilin (methilxanthin)
telah dilaporkan untuk
mengurangi resistensi
pembuluh darah paru
dan tekanan di arteri
paru pada pasien kor
pulmonal kronis sekunder
karena PPOK.
Teofilin (aminofilin, Theo24, Theolair, Theo-Dur)
Dosis Dewasa
Loading doses: 5,6
mg / kg IV selama 20
menit (berdasarkan
aminofilin)
Maintanance doses: IV
infus pada 0,5-0,7 mg /
kgBB / jam

Teofilin

Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari kor pulmonal a


Gagal jantung kanan
Chronic heart failure(CHF)
Gagal nafas
Acute Kidney Injury
Hemoptosis
Trombosis vena dalam

WOC

TEKAN SINI

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

TEKAN INI

Asuhan Keperawatan
kasus
Tekan ini

Anda mungkin juga menyukai