OLEH:
PRETTY CINDY APRIANI TAMALOWU
Q11113007
PSIKOLOGI B
rumah
perlu
dibina
sebaik
mungkin
agar
suasananya
kondusif
b. Perasaan/Emosi/Afektif/Rasa
c. Kehendak/Will/ Konasi/Karsa
3. John Amos Comenicus, orang pertama yang melakukan penyelidikan ilmiah terhadap
anak. Ia mengatakan bahwa anak adalah individu yang sedang berkembang, oleh karena
itu dilihat dalam bentuk dan karakternya sebagai anak dan tidak sebagai miniatur
orang dewasa.
4. Rousseau (seorang penganut Naturalis), mendasarkan ide-ide pendidikan pada prinsipprinsip perkembangan manusia. Ia juga mengatakan bahwa pada dasarnya, anak adalah
baik.
5. John Locke (seseorang penganut Empirisme), secara kritis mengemukakan bahwa
sewaktu individu lahir dalam jiwanya belum terdapat apa-apa (teoritabula rasa/kertas
putih), tetapi secara potensial, jiwa individu itu sensitif intuk melakukan impresi
terhadap dunia luar dengan melalui sense. Belajar melalui penalaman dan latihan
merupakan sumbangan terbesar dari John Locke dan tokoh-tokoh empirisme lainnya.
6. John Heinrich Pestalozzi, dikenal sebagai tokoh yang menyarankan penyelenggaraan
pendidikan yang bersifat klasikal (rombongan).
7. Pada akhir abad ke-18, para psikologi seperti Francis Galton, Stanley Hall,
mempublikasikan hasil-hasil penelitian mereka tentang aspek-aspek perilaku individu.
Hasil- hasil penelitian ini sangat membantu bagi pendidik untuk memahami para anak
didiknya.
8. William James, Cattel, Alfred Binet, masing-masing memberikan sumbangan sebagai
berikut :
a. William James, dalam bukunya Principles of Psychology menyarankan untuk
melakukan pendekatan fungsional dalam psikologi (lawanpsikologi struktural
Wundt). Fungsionalisme dalam psikologi adalah cara pendekatan yang
menganggap bahwa kesadaran terhadap gejala-gejala mental adalah hal yang
utama.
b. Cattel, memberikan sumbangan besar dalam hal individul differences dan
pengukuran mental. Individul differences adalah sembarang sifat atau perbedaan
kuantitatif dalam suatu sifat, yang dapat membedakan satu individu dengan
individu lainnya.
c. Binet adalah psikolog pertama yang mengenalkan pengetesan mental/pengukuran
inteligensi yang bersifat individual.
Perkembangan Psikologi Pendidikan pada permulaan abad ke-20 ditandai penelitianpenelitian psikologi yang lebih khusus yang memberikan dampak besar terhadap teori-teori
dan praktek pendidikan. Tokohnya antara lain adalah Termann, Thorndike, dan Jude. Aliranaliran Psikologi yang berkembang pada permulaan abad ke-20 yang mempelajari perilaku
dan proses belajar dari sudut pandang yang berbeda-beda, juga telah memberikan penagaruh
terhadap perkembangan teori dan praktek pendidikan, seperti : Behaviorisme (Watson),
Psikoanalisis (Freud), dan Gestalt(Kohler,Koffka). Teori-teori ini tidak ada yang terbaik
karena sifatnya komplementer/melengkapi.
Pengujian, pengklasifikasian, dan penilaian pertimbangan metode-metode pendidikan
telah dilakukan beberapa abad sebelum lahirnya psikologi pada akhir tahun 1800-an.
Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh ahli-ahli filsafat pendidikan seperti Democritos,
Quantilian, Vives, dan Cominius. Oleh karena itu, psikologi pendidikan tidak dapat mengakui
sebagai yang pertama yang melakuakan analisis sistematis proses pendidikan. Namun
aspirasi-aspirasi tentang disiplin baru berhenti pada aplikasi metode-metode ilmiah mengenai
observasi dan eksperimentasi untuk masalah-masalah pendidikan. Bahkan pada tahun-tahun
awal disiplin ilmu ini, para ahli psikologi pendidikan, mengemukakan ketebatasan
pendekatan baru ini.
William James, pemuka ahli psikologi Amerika, mengemukakan dalam seri kuliahnya
yang terkenal, bahwa psikologi adalah ilmu, sedangkan mengajar adalah seni atau kiat, dan
ilmu tidak pernah menurunkan langsung seni atau kiat diluar keilmuannya sendiri. Suatu
pemikiran inventif intermediet harus membuat aplikasi itu, dengan menggunakan keasliannya
sebagai sebuah ilmu pengetahuan.
RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Di dalam psikologi pendidikan dibahas secara ilmiah tentang berbagai hal yang
menyangkut aspek dan kegiatan pendidikan, seperti perlakuan pendidikan, psikologi
mengajar, psikologi sosial sekolah sebagai sebuah organisasi, penggunaan prinsip-prinsip
psikologi dalam kegiatan kelas menyangkut perilaku pendidik, peserta didik, dan proses
pendidikan. Psikologi pendidikan juga mempunyai kepedulian terhadap proses pencapaian
tujuan pendidikan secara umum maupun untuk kelompok khusus seperti anak-anak berbakat
(gifted children) dan anak-anak yang berkebutuhan khusus (disabilities). Oleh karena itu,
istilah psikologi pendidikan dan psikologi per-sekolahan sering dipergunakan secara bertukar,
walaupun dalam keseharian para peneliti dan para ahli teori psikologi lebih menyenangi
penggunaan istilah psikologi pendidikan, sedangkan para pengguna di sekolah atau di
lembaga-lembaga pendidikan dalam adegan (setting) persekolahan disebut sebagai psikolog
persekolahan.
Pemahaman yang jelas tentang psikologi pendidikan dalam diperoleh melalui
hubungannya dengan disiplin keilmuan yang lain, misalnya pertama-tama dijelaskan oleh
psikologi, seperti halnya hubungan pengobatan dan biologi. Sebaliknya, psikologi pendidikan
memperjelas suatu rentang yang luas mengenai kekhususan-kekhususan dalam ilmu
pendidikan, yang meliputi rancangan pengajaran, teknologi pendidikan, pengembangan
kurikulum, pembelajaran terencana (organizational learning), pendidikan khusus (special
education) dan pengelolaan kelas (classroom managemant). Psikologi pendidikan
berkembang dari ilmu-ilmu kognitif dan ilmu-ilmu pembelajaran, tetapi sebaliknya psikologi
pendidikan memberikan dukungan kepada kedua keilmuan tersebut. Dalam praktek
pelaksanaan pendidikan diperguruan tinggi, jurusan psikologi pendidikan bernaung dibawah
fakultas pendidikan (Lucas, Blazek, & Raley, 2005).
Bertolak dari pandangan diatas, dapat dikatakan bahwa secara garis besar ruang lingkup
psikologi pendidikan meliputi pembahasan masalah perkembangan anak didik dalam aspek
sosial, moral, dan kognitif serta faktor-faktor yang mempengaruhinya; perbedaan-perbedaan
dan kelemahan-kelemahan kemampuan individual; paparan tentang belajar dan kognisi,
motivasi dan kebutuhan; metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam pembelajaran dan
pengajaran; menyusun rancangan mengajar,teknologi mengajar, aplikasi mengajar, dan karir
dalam psikologi pendidikan; sejarah psikologi pendidikan, ahli-ahli psikologi, dan teori yang
berpengaruh dalam pendidikan.
KAITANNYA DENGAN BIDANG LAINNYA
DAFTAR PUSTAKA
Djiwandono, Sri E. W. (2002). Psikologi Pendidikan. Grasindo, Malang.
Elliot dkk. (1999). Effective Teaching Educational. Singapure : Mc Graw Hill International
Editions.
Lucas, J. L., Blazek, M. A., Raley, A. B., & Washington, C. (2005). The lack of
representation of educational and school psychology in introductory psychology
textbooks. Educational Psychology, 25, 347-351.
Prabowo, H & Puspitawati, I. (1997). Psikologi Pendidikan: Seri Diktat Kuliah. Jakarta:
Gunadarma
Suryabrata, S. (1984). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawall
Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.
Penerbit: PT. IMTIMA.
Witherington, H.C. (1978). Educational Psychology, terjemahan M. Buchori. Jakarta: Aksara
Baru.