Anda di halaman 1dari 5

Nama : Andini Izza Safitri

NIM : 205110707111019
Kelas : Psikologi Pendidikan C
Dosen Pengampu : Machrus Abadi, M.Pd

Sejarah Psikologi Pendidikan

Menurut David (1972) pada umumnya para ahli memandang bahwa Johann
Fiedrich Herbart adalah bapak psikologi pendidikan yang konon menurut sebagian
ahli masih merupakan disiplin sempalan psikologi lainnya.

Herbart adalah seorang filosof dan pengarang kenamaan yang lahir di


Oldenburg, Jerman, pada tanggal 4 Mei 1776. Pada usia 29 tahun ia menjadi dosen
filsafat di Gӧttingen dan mencapai puncak karirnya pada tahun 1809 ketika dia
diangkat menjadi ketua Jurusan Filsafat di Konisberg sampai tahun 1833. Ia
meninggal di Gӧttingen pada tanggal 14 Agustus 1841.

Nama Herbart kemudian diabadikan sebagai nama sebuah aliran psikologi


yang disebut Herbartianisme ialah apperceptive mass, sebuah istilah yang khusus
diperuntukan bagi pengetahuan yang telah dimiliki individu. Dalam pandangan
Herbart, proses belajar atau memahami sesuatu bergantung pada pengenalan
individu terhadap hubungan-hubungan antara ide-ide baru dengan pengetahuan
yang telah dimiliki. Konsep ini sampai sekarang masih digunakan secara luas dalam
dunia pengajaran.

Aliran pemikiran Herbartianisme, menurut Reber (1988), adalah pendahulu


pemikiran psikoanalisis Freud dan berpengaruh besar terhadap pemikiran psikologi
eksperimental Wundt. Ia juga dianggap sebagai pencetus gagasan-gagasan
pendidikan gaya baru yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang.

Dalam pandangan Herbart, mata pelajaran yang paling jitu untuk


mengembangkan watak anak adalah sejarah. Kemudian untuk pengajaran
selanjutnya adalah ilmu-ilmu alam, dan sebagai pelajaran akhir yang perlu diberikan
kepada anak adalah bidang-bidang studi formal seperti membaca, menulis, dan
berhitung.

Selanjutnya, psikologi pendidikan lebih pesat berkembang di Amerika Serikat,


meskipun tanah kelahirannya sendiri di Eropa. Kemudian, dan negara adidaya
tersebut psikologi pendidikan menyebar ke seluruh benua hingga sampai ke
Indonesia. Meskipun perkembangan psikologi pendidikan di Eropa dianggap tidak
seberapa, kenyataannya psikologi tersebut tidak lenyap atau tergeser oleh
perkembangan psikologi pengajaran dan didaksologi. Salah satu bukti masih dipakai
dan dikembangkan psikologi tersebut di Eropa khususnya di Inggris adalah masih
tetap diterbitkannya sebuah jurnal internasional yang bernama Britsh Journal of
Educational Psychology.

Sekarang, semakin dewasa usia psikologi pendidikan, semakin banyak pakar


psikologi dan pendidikan yang berminat mengembangkannya. Hal ini terbukti dengan
semakin banyaknya fakultas psikologi dan fakultas pendidikan di
universitas-universitas terkenal di dunia yang membuka jurusan atau spesialisasi
keahlian psikologi pendidikan dengan fasilitas belajar yang lengkap dan modern.

Kenyataan lain yang menunjukkan kepesatan perkembangan psikologi


pendidikan adalah semakin banyaknya ragam cabang psikologi dan aliran pemikiran
psikologis yang turut berkiprah dalam riset-riset psikologi pendidikan. Cabang dan
aliran psikologi yang datang silih berganti menanamkan pengaruhnya terhadap
psikologi pendidikan, di antaranya yang paling menonjol adalah:

1. Aliran humanisme dengan tokoh J.J. Rousseau, Abraham Maslow, C. Rogers.


2. Aliran behaviourisme dengan tokoh J.B. Watson, E.L. Thorndike, B.F. Skinner.
3. Aliran psikologi kognitif dengan tokoh J. Piaget, J. Bruner, dan D. Ausbel.
Latihan Soal
1. Jelaskan fungsi psikotes dalam pembelajaran!
Jawab : Fungsi psikotes dalam pembelanjaan, diantaranya :
● Mengukur Tingkat Kecerdasan Dasar, Bakat, Minat dan
Kepribadian siswa serta Kelanjutan Studi
● Mengenali kelemahan dan kelebihan masing-masing aspek
psikologis pada setiap diri siswa
● Mengidentifikasi metode pengembangan untuk meningkatkan
potensi siswa
● Menelusuri kesulitan belajar dan pengarahan selanjutnya
(Bimbingan Konseling)
● Melengkapi data agar lebih akurat untuk sekolah/ guru
pembimbing dan orang tua
● Membantu siswa dalam memilih sekolah lanjutan.

2. Jelaskan peran psikologi pendidikan dalam pembelajaran!


Jawab : Psikologi pendidikan dapat berdampak pada seseorang dalam
bertingkah laku, psikologi juga mempengaruhi sistem pembelajaran
pada dunia pendidikan dengan positif. Siswa menjadi bersungguh –
sungguh belajar ketika respon psikologinya dibimbing oleh pengajar
dengan baik. Dan juga, proses pemahaman pembelajaran suatu
topik menjadi lebih mudah dengan penyelesaian masalah-masalah
pembelajaran yang dialami. Keinginan atau hasrat menjadi lebih
tinggi dengan pendekatan psikologi dari guru dengan interaksi dan
komunikasi yang menyenangkan.

3. Sebutkan manfaat psikologi pendidikan bagi pengajar dan pembelajar!


Jawab : Dengan mempelajari psikologi pendidikan, manfaat yang bisa
didapatkan oleh seorang pengajar atau calon pengajar sebagai
berikut :
1. Mengetahui proses perkembangan siswa.
2. Mengetahui cara belajar siswa.
3. Mengetahui cara menghubungkan mengajar dengan belajar.
4. Mengetahui cara pengambilan keputusan untuk mengelola PBM.
5. Mengetahui cara menyusun kurikulum, perencanaan pendidikan,
penelitian pendidikan, dan administrasi pendidikan serta cara
memilih materi pembelajaran, interaksi belajar mengajar, pelayanan
bimbingan dan penyuluhan, metode pembelajaran, dan alat
evaluasi.
4. Jelaskan sejarah psikologi pendidikan!
Jawab : Para ahli psikologi memandang bahwa Johann Friedrich Herbart
adalah bapak psikologi pendidikan. Herbart dilahirkan di Oldenburg,
Jerman pada 4 Mei 1776. Ia adalah dosen filsafat di Gottingen dan
ketua jurusan Filsafat di Konisberg. Sebelum meninggal pada
tanggal 14 Agustus 1841, pada tahun 1980-an, namanya
diabadikan sebagai nama aliran Herbartianisme, salah satu aliran
dalam ilmu psikologi. Konsep utama aliran ini adalah apperceptive
mass ‘apersepsi’ yang diartikan sebagai pengetahuan yang telah
dimiliki oleh individu. Dalam arti, ketika belajar memahami sesuatu,
seorang individu akan menghubungkan antara pengetahuan baru
dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Aliran ini
merupakan pendahulu bagi aliran psikoanalisis Freud dan
berpengaruh besar terhadap psikologi eksperimental Wundt.
Karya-karya Herbart lainnya antara lain: buku Pedagogics dan buku
Application of Psychology to the Science of Education. Selanjutnya
psikologi pendidikan berkembang pesat di Amerika Serikat. Setelah
itu, menyebar ke seluruh benua sampai akhirnya ke Indonesia.
Kepesatan perkembangan psikologi pendidikan dapat dibuktikan
dengan semakin banyaknya ragam cabang dan aliran pemikiran
psikologis yang berkiprah dalam bidang psikologi pendidikan

5. Mengapa cakupan psikologi pendidikan selalu terkait dengan belajar,


mengajar, dan proses belajar mengajar?
Jawab : Psikologi pendidikan pada asasnya adalah sebuah disiplin psikologi
yang khusus mempelajari, meneliti, dan membahas seluruh tingkah
laku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan itu meliputi tingkah
laku belajar (oleh siswa), tingkah laku mengajar (oleh guru), dan
tingkah laku mengajar-belajar (oleh guru dan siswa yang saling
berinteraksi).
Inti persoalan psikologis dalam psikologi pendidikan, tanpa
mengabaikan persoalan psikologi guru, terletak pada siswa. Pendidikan
pada hakikatnya adalah pelayanan yang khusus diperuntukkan bagi
siswa. Oleh karena itu, ruang lingkup pokok bahasan psikologi
pendidikan, selain teori-teori psikologi pendidikan sebagai ilmu, juga
berbagai aspek psikologis para siswa khususnya ketika mereka terlibat
dalam proses belajar dan proses belajar-mengajar.
6. Jika A ingin meneliti penerapan metode zigsaw dalam pembelajaran berbicara di
kelas VII SMPN X, maka metode psikologi pendidikan manakah yang cocok
digunakan oleh peneliti tersebut? Jelaskan!
Jawab : Menurut saya metode psikologi pendidikan yang cocok dalam penelitian
penerapan metode zigsaw adalah metode observasi.
Metode zigsaw adalah model pembelajaran yang didesain untuk
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya
sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap
memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya.
Pada model pembelajaran zigsaw ini keaktifan siswa sangat
dibutuhkan, dengan dibentuknya kelompok-kelompok kecil yang
beranggotakan 3-5 orang yang terdiri dari kelompok asal dan kelompok
ahli.
Pada penerapan metode ini kita mengamati tingkah laku peserta didik
dengan berencana, kontinu, dan sistematik yaitu melalui pembelajaran
metode zigsaw. Data yang langsung mengenai perilaku yang khusus
dari objek dicatat dengan segera dan tidak berpedoman pada ingatan
seseorang. Data dapat diperoleh dari subjek baik melalui komunikasi
verbal maupun non verbal. Sehingga menurut saya metode yang cocok
dengan metode Zigsaw adalah Metode Observasi.

Anda mungkin juga menyukai