Anda di halaman 1dari 19

MENGKAJI DEFINISI, SEJARAH, RUANG LINGKUP, MANFAAT DAN

PERAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah: Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu: Moh Syakur, S. Pd. I, MSI

Disusun oleh:

1. Embun Sari (1703096002)


2. Luq Yana Chaerunnisa (1703096006)
3. Zila Fadhilah (1703096008)
4. Rahmatun Nisa’ (1703096024)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional Bab 1 Pasal 1 dikatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” Dalam hal ini,
tentu saja diperlukan adanya pendidik profesional, yakni guru dan dosen. Untuk
melaksanakan profesinya, tenaga pendidik khususnya guru sangat memerlukan aneka
ragam pengetahuan dan ketrampilan keguruan yang memadai dalam arti sesuai dengan
tuntutan zaman dan kemajuan sains dan teknologi.

Diantara pengetahuan yang perlu dikuasai seorang tenaga pendidik adalah


psikologi pendidikan terapan dengan pendekatan baru yang erat kaitannya dengan proses
belajar mengajar dlam suasana zaman yang penuh tantangan seperti saat ini. Untuk
memenuhi kebutuhan akan psikologi terapan dengan pendekatan baru itulah, makalah
psikologi pendidikan ini disusun, dengan harapan agar dapat memberikan kontribusi yang
berarti dan memantapkan kualitas tenaga pendidik.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari psikologi pendidikan ?
2. Bagaimana sejarah singkat perkembangan psikologi pendidikan ?
3. Bagaimana ruang lingkup psikologi pendidikan ?
4. Apa saja manfaat dan peran psikologi pendidikan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari psikologi pendidikan.
2. Untuk mengetahui sejarah singkat perkembangan psikologi pendidikan.
3. Untuk mengetahui dan memahami ruang lingkup psikologi pendidikan.
4. Untuk mengetahui apa saja manfaat dan peran psikologi pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan merupakan bagian dari psikologi yaitu psikologi yang


menghubungkan tingkah laku individu dan pendidikan. Dalam lingkup psikologi, ilmu ini
termasuk psikologi khusus dan psikologi terapan ( applied psychology ). Psikologi
pendidikan mempelajari tingkah laku individu yang khusus terdapat pada situasi
pendidikan, psikologi ini juga mempelajari segi-segi perbedaan individu dalam
bertingkah laku pada situasi pendidikan serta berupaya untuk mencari cara-cara untuk
mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut,sehingga psikologi ini dapat diterapkan secara
efektif dalam bidang pendidikan.1

Psikologi dalam istilah lama disebut ilmu jiwa itu berasal dari kata bahasa inggris
psychology. Kata Psychology merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa
greek ( Yunani), yaitu : Psycle yang dipelajari arti ilmu jiwa. Karena beberapa alasan
tertentu ( seperti timbulnya konotasi/arti lain yang menganggap psikologi sebagai ilmu
yang menyelidiki jiwa ). Membatasi arti psikologi bagi siapa pun sulit, bahkan mengenali
ciri khasnya saja tidak mudah. Akibatnya, tidak jarang seorang ahli yang pada suatu saat
mendefinisikan psikologi sebagai "X", pada saat lain mengubahnya menjadi "Y".
Pendidikan berasal dari kata "didik", kemudian mendapat awalan me sehingga menjadi
"mendidik" artinya memelihara dan memberi latihan. Pendidikan menurut KBBI adalah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Seolah-olah kalau kita
mendengar kata "ilmu jiwa", maka terbayang pada kita bahwa yang dipelajari oleh ilmu
itu ialah sesuatu yang tidak kelihatan, yang abstrak, yang berada di dalam diri manusia

1
Sabri Alisuf, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 2010), hlm. 1-2.

3
atau mkhluk hidup yang lain. Segala sesuatu yang kelihatan, yang bersifat jasmaniah
pada diri manusia tidak menjadi persoalan.2

Psikologi adalah ilmu yang ingin mempelajari manusia. Manusia sebagai suatu
kesatuan yang bulat antara jasmani dan rohani ( tingkah laku manusia). Yang dimaksud
tingkah laku manusia ialah segala kagiatan/tindakan/perbuatan manusia yang kelihatan
maupun yang tidak kelihatan,yang disadari maupun yang tidak disadarinya. Misalnya :
cara ia berbicara,berjalan,berfikir,caranya bereaksi terhadap segala sesuatu yang datang
dari luar dirinya maupun dari dalam dirinya. Dengan kata lain: bagaima cara manusia itu
berintegrasi dengan dunia luar, seperti dikatakan wordworth: psychology stuies the
individual's in relation to environment.

Crow & crow memberikan batasan tentang pendikan psikologi sebagai berikut:
psychology is the study of human behavior and human relationship. Dari batasan
tersebut jelas bahwa dipelajari oleh psikologi ialah tingkah laku manusia, yakni interaksi
manusia dengan dunia sekitarnya.

Definisi psikologi pendidikan yang dikemukakan para ahli sebagai berikut:

1. Lester D. Crow & Alice Crow

"Educational psychologi is the sciense of psychologi concren with the


learning experience of an individual throught his lif." "Psikologi pendidikan adalah
bagian/cabang dari psikologi atau ilmu tingkah laku yang berkaitan dengan tujuan
dan praktek pendidikan di sekolah yaitu psikologi yang berkaitan dengan situasi
belajar mengajar dalam rangka mengarahkan perkembangan anak didik di sekolah."

2. Herbert J. Klausmeier & William Goodwin

"Educational psychology is behavior science wich contribiute methods,


empirical information, principles and theory to improvement of learning and

2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya:
2010), hlm. 7-9.

4
teaching." "Psikologi pendidikan menitik beratkan perhatiannya kepada pengalaman
belajar dalam rangka mewujudkan perkembangan anak didik secara maksimal."

3. James Moully

"Educational psychology is that branch of psychology wich is concerned with


the the principles techniques, and other resources of psychology to the solutionof the
problem confronting the teacher as he attemps to direct the growth of children
towards worthy objectives." " Psikologi pendidikan berupaya memberikan prinsip-
prinsip, teori-teori dan teknik-teknik untuk memperbaiki proses belajar mengajar agar
para pendidik/guru dapat membimbing perkembangan murid-muridnya ke arah
sasaran yang tepat. "

4. Chaplin

Psikologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia


dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan
kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-
peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan.3

B. Sejarah Singkat Perkembangan Psikologi Pendidikan


Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang relatif muda usianya, karena abad
ke-19 atau kurang lebih tahun 1879 baru didirikan laboratorium psikologi dengan
menekankan pada tingkah laku hewan terhadap berbagai macam stimulasi lingkungan.
Sejak saat itu, para ahli psikologi memperluas percobaan dan penelitiannya kepada
tingkah laku manusia. Yang mana seiring berjalannya waktu, hal ini terus mengalami
kemajuan.4

Pada mulanya psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang belum berdiri sendiri
sebab masih dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan lain yang telah berkembang terlebih
dahulu. Sebagaimana Muhammad Irham dan Novan mengutip pendapat Sri Rumini, yang

3
Ngalim Purwanto, Psikologi pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 1-3.
4
Romlah, Psikologi Pendidikan, (Malang: UMM Press, 2010), hlm. 15.

5
mengatakan bahwa “pada awalnya psikologi sangat dipengaruhi oleh filsafat dan ilmu
pengetahuan alam, tetapi pada perkembangan selanjutnya ketika banyak penelitian yang
dilakukan, psikologi mulai menjadi ilmu yang mandiri dan berdiri sendiri.” Tonggak
sejarah kemandirian psikologi sendiri adalah berdirinya laboratorium psikologi yang
pertama pada tahun 1879 di Leipzig, Jerman oleh Wilhelm Wundt.

Dalam hal ini, psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang mandiri kemudian terus
mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut dapat dilihat pada tahun 1881, yang
merupakan awal terbitnya jurnal psikologi yang terus mengalami perkembangan pula.
Jejak-jejak tersebut kemudian diikuti dengan pendirian laboratorium-laboratorium
psikologi di Amerika Serikat pada tahun 1883. Hingga pada tahun 1980 hampir setiap
universitas di Amerika Serikat memiliki fakultas psikologi yang berdiri sendiri.5

Dalam referensi lain dikatakan bahwa, uraian kesejarahan yang khusus berkaitan
dengan psikologi pendidikan konon pernah juga dilakukan secara alakadarnya oleh
beberapa orang ahli seperti Boring dan Murphy pada tahun 1929 dan Burt pada tahun
1957 tetapi terbatas untuk psikologi pendidikan yang berkembang di wilayah Inggris.
Yang mana sudah tentu riwayat psikologi pendidikan yang mereka tulis itu tidak dapat
kita jadikan acuan, bukan hanya keterbatasan wilayah pengembangannya saja, melainkan
juga karena telah kadarluarsanya karya-karya tulis tersebut.

Namun perlu kita ketahui, pada kenyataannya tidaklah dapat dipungkiri bahwa
penggunaan psikologi dalam dunia pendidikan sebenarnya sudah berlangsung sejak
zaman dahulu, meskipun istilah psikologi pendidikan sendiri pada awal pemanfaatannya
masih belum dikenal orang. Tetapi, seiring dengan perkembangan sains dan teknologi,
akhirnya lahir dan berkembanglah secara resmi sebuah cabang khusus psikologi yang
disebut psikologi pendidikan.

Dalam hal ini, Muhammad Irham dan Novan mengutip pendapat David, yang
mengatakan bahwa pada umumnya para ahli memandang bahwa Johann Friedrich Hebart
adalah bapak psikologi pendidikan, meskipun konon menurut sebagian ahli pendapatnya

5
Muhammad Irham dan Novan ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam Proses
Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 20.

6
mengenai psikologi pendidikan masih merupakan disiplin sempalan psikologi lainnya.
Hebart adalah seorang filosof dan pengarang ternama yang lahir di Oldenburg, Jerman
pada tanggal 4 Mei 1776. Pada usia 29 tahun ia menjadi dosen filsafat di Gottingen dan
mencapai puncak kariernya pada tahun 1809, ketika ia diangkat menjadi ketua jurusan
Filsafat di Konisberg sampai tahun 1833. Ia meninggal pada tanggal 14 Agustus 1841.

Karena kariernya tersebut, nama Hebart kemudian diabadikan sebagai nama aliran
psikologi yang disebut Herbartianisme pada tahun 1820-an. Aliran pemikiran
Herbartianisme menurut Muhammad Irham dan Novan yang dikutip dari pendapat Reber
adalah pendahuluan pemikiran psikoanalisis Freud dan berpengaruh besar terhadap
pemikiran psikologi eksperimental Wundt. Selain itu, Hebart juga dianggap sebagai
pencetus gagasan-gagasan pendidikan gaya baru yang pengaruhnya masih terasa hingga
sekarang. Karya besarnya yang berhubungan dengan psikologi pendidikan adalah
Application Of Psychology To The Science Of Education (Penerapan Psikologi untuk
ilmu pendidikan). Selanjutnya psikologi pendidikan yang dikemukakan Hebart tersebut
berkembang lebih pesat di Amerika Serikat. Kemudian dari negara adidaya tersebut
psikologi pendidikan menyebar keseluruh benua hingga sampai ke Indonesia.6

Pada dasarnya perkembangan psikologi pendidikan di Amerika pada akhir abad


ke-19 dan memasuki abad ke-20, juga dipelopori oleh tiga tokoh lain, yaitu William
James, John Dewey dan E. L. Thorndike.

William James (1842-1910) secara serius memberi perkuliahan yang diberi nama
Talks to Teachers dalam upaya mengimplementasikan psikologi bagi pendidikan anak-
anak, setelah mempublikasikan buku teks psikologinya yang berjudul Principles of
Psycology pada tahun 1890. James berpendapat bahwa percobaaan psikologi yang
dilakukan di laboratorium tidak memiliki makna berarti jika hasilnya diterapkan dalam
pendidikan anak-anak. James menekankan bahwa observasi terhadap proses belajar
mengajar di dalam kelas sangatlah penting dan memeberi kontribusi bagi peningkatan

6
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Offset, 2010),hlm. 22-23.

7
kualitas pembelajaran. Salah satu rekomendasi James adalah permulaan pelajaran yang
sebaiknya mampu memahami kemampuan berpikir peserta didik.

John Dewey (1859-1952) adalah tokoh kedua yang meletakkan dasar psikologi
pendidikan dan berupaya mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologi dalam pendidikan.
Dewey membuka laboratorium psikologi pendidikan pertamanya di University of
Chicago, Amerika Serikat, pada tahun 1894 kemudian di Unversity of Columbia, dan
secara tekun bekerja untuk mengembangkan psikologi pendidikan di Universitas tersebut.

E. L. Thorndike (1874-1949) adalah tokoh ketiga yang mempelopori


perkembangan psikologi. Perhatiannya adalah pada asesmen, pengukuran, dan penegakan
prinsip ilmiah terhadap hakikat belajar. Thorndike berpendapat bahwa pendidikan
sekolah memiliki tugas yang amat pennting, yaitu mampu mendorong anak untuk
mengembangkan ketrampilan berpikir rasional serta berupaya menjadikan kajian ilmiah
tentang kegiatan belajar dan mengajar. Dalam hal ini, ia berpendapat bahwa psikologi
pendidikan harus didasarkan pada kajian ilmiah, yang terutama terfokus pada
penggunaan dan pengembangan pengukuran.

Setelah tokoh-tokoh tersebut, muncullah dua tokoh psikolog Afrika-Amerika


yang bernama Mamie dan Kenneth Clark yang memfokuskan minatnya pada psikologi
pendidikan dengan dasar penelitian pada self-conception dan identfty anak-anak Afrika-
Amerika. Dalam hal ini, Kenneth Clark menjadi orang Afrika-Amerika pertama yang
menjadi President of the Psychological Association.7

Sekarang, semakin dewasa usia psikologi pendidikan, semakin banyak pula pakar
psikologi dan pendidikan yang berminat mengembangkannya. Hal ini terbukti dengan
semakin banyaknya fakultas psikologi dan fakultas pendidikan di universitas-universitas
terkenal di dunia yang membuka jurusan keahlian psikologi pendidikan dengan fasilitas
belajar yang lengkap dan modern.8

7
I Nyoman Surna dan Olga D. Pandeirot, Psikologi Pendidikan 1, (Jakarta: Prnerbit Erlangga, 2014), hlm.
32-33.
8
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Offset, 2010), hlm. 24.

8
Kenyataan lain yang menunjukkan kepesatan perkembangan psikologi pendidikan
adalah semakin banyaknya ragam cabang psikologi dan aliran pemikiran psikologis yang
turut berkiprah dalam riset psikologi pendidikan. Cabang dan aliran psikologi yang
datang silih berganti tersebut menanamkan pengaruhnya terhadap psikologi pendidikan,
dan yang paling menonjol diantaranya:

1. Aliran Humanisme dengan tokoh-tokoh utama J. J Rousseau, Abraham Maslow,


C. Rogers;
2. Aliran Behaviorisme dengan tokoh utama J. B. Watson, E. L. Thorndike dan B.F.
Skinner;
3. Aliran Psikologi Kognitif dengan tokoh-tokoh utama J. Piaget, J. Brunner dan D.
Ausbel.9

Ketiga kelompok tersebut menjadi aliran-aliran yang berbeda dalam memandang

sebuah proses belajar dan pembelajaran. Namun demikian, di tengah-tengah perbedaan

yang ada serta kontroversi dan penolakan terhadap masing-masing teori tersebut, tetap

tidak dapat dipungkiri bahwa ketiganya telah memberikan sumbangan dalam

perkembangan dunia pendidikan terutama proses belajar-mengajar yang masih terus

digunakan dalam dunia pendidikan modern saat ini.10

C. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan


Dalam dunia pendidikan psikologi dibutuhkan untuk lebih memahami situasi
pendidikan. Psikologi pendidikan merupakan suatu proses yang mempelajari situasi
pendidikan dengan fokus utama pada interaksi pendidikan, yaitu interaksi antara siswa
dengan guru serta orang –orang sekitar yang berlangsung dalam suatu lingkungan. Ruang
lingkup psikologi pendidikanbermacam-macam, tergantung pada buku refrensi yang kita

9
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Offset, 2010), hlm. 24.
10
Muhammad Irham dan Novan ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam Proses
Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 21.

9
gunakan. Ada yang membahas psikologi pada lingkup yang sempit dan juga ada yang
membahas pada lingkup yang luas.
Ruang lingkup psikologi pendidikan secara lebih sempit, dibagi menjadi tiga
bagian yaitu:

1. Siswa menduduki tempat yang paling utama dalam interaksi ini. Seluruh
interaksi pendidikan diciptakan bagi kepentingan siswa, yaitu membantu
membantu ntuk mengembangkan semua potensi dan kecakapan yang
dimilikinya dengan semaksimal mungkin. Sehubungan dengan hal itu, maka
hal yang berkaitan dengan perkembangan, potensi dan kecakapan, dinamika
perilaku serta kegiatan siswa terutama perilaku belajar menjadi kajian utama
dalam ruang lingkup psikologi pendidikan.
2. Guru sebagai orang pertama yang terlibat langsung dalam interaksi
pendidikam dengan siswa, menduduki tempat selanjutnya dalam interaksi ini.
Berbagai bentuk aktivitas mendidik, mengajar, melatih dan membimbingyang
dilakukan guru, tuntutan kemampuan profesional serta latar belakang sosial
pribadi dari guru menjadi bahan studi selanjutnya dalam landasan psikologi
pendidikan.
3. Lingkungan pendidikan, yaitu sekolah yang terlibat langsung dalam interaksi
pendidikan, keluarga yang mempunyai pengaruh penting terhadap
perkembangan siswa serta orang-orang sekitar yang walaupun tidak terlibat
langsung dalam interaksi belajar mengajar di sekolah tetapi mempunya
peranan yang cukup besar, serta menjadi bahan kajian yang cukup penting
dalam ruang lingkup psikologi pendidikan.11

Secara garis besar bisa disimpulkan bahwasannya, bahasan pokok psikologi


pendidikan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Pokok bahasan mengenai “belajar”, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip,


dan ciri-ciri khas perilaku belajar siswa, dan lain sebagainya.

11
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), hlm. 31.

10
2. Pokok bahasan mengenai “proses belajar”, yakni tahapan perbuatan dan
peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar siswa.
3. Pokok bahasan mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan keadaan
lingkungan baik bersifat fisik maupun nonfisik yang berhubungan dengan
kegiatan belajar siswa.

Selanjutnnya dalam lingkup yang lebih luas lagi, yaitu membahas tentang ruang
lingkup psikologi pendidikan yang dikemukakan oleh Samuel Smith sebagaimana yang
dikutip Suryabrata (2000), menetapkan 16 topik bahasan yang rinciannya sebagai berikut:

1. Ilmu psikologi pendidikan


2. Hereditas atau karakteristik pembawaan sejak lahir
3. Struktur fisik
4. Perkembangan individu
5. Proses perilaku
6. Faktor dasar dan ruang lingkup pembelajaran
7. Faktor kondisi belajar
8. Hukum-hukum dan teori pembelajaran
9. Pengukuran, prinsip dasar dan definisi
10. Transfer pelatihan/ pembelajaran, penguasan materi
11. Praktek aspek pengukuran
12. Elemen statistic
13. Kesehatan mental
14. Pendidikan karakter
15. Psikologi anak
16. Psikologi remaja

Dari rangkaian pokok-pokok bahasan diatas, tampak sangat jelas bahwa masalah
belajar (learning) adalah masalah yang paling sentral dan vital, (inti dan amat penting)
dalam psikologi pendidikan. Dari seluruh proses pendidikan kegiatan belajar siswa
merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini bermakna bahwa berhasil tidaknya

11
pencapaian tujuan pendidikan banyak terpulang kepada proses belajar siswa baik ketika
ia berada di dalam kelas maupun diluar kelas.

Karena psikologi pendidikan merupakan ilmu yang memusatkan dirinya pada


penemuan dan penerapan prinsip-prinsip dan teknik-teknik psikologi kedalam
pendidikan, maka ruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topik-topik psikologi
yang erat hubungannya dengan pendidikan.12

Selanjutnya, walupun masalah belajar merupakan pokok bahasan sentral dan vital,
tidak berarti masalah-masalah lain tidak perlu dibahas oleh psikologi pendidikan.
Masalah mengajar (teaching) dan proses belajar mengajar (teaching-learning process)
seperti telah penyusun tekankan sebelum ini, juga dibicarakan dengan porsi yang cukup
besar dan luas dalam psikologi pendidikan. Secara singkat dapat dikemukakan bahwa
pada prinsipnya personal psikologi yang menjadi fokus utama dalam psikologi
pendidikan adalah peserta pendidik, yakni sifat-sifat psikologis yang ada pada peserta
didik dalam proses pendidikan. Di samping itu, terdapat masalah khusus dalam proses
pendidikan, termasuk pengembangan ragam potensi peserta didik yang mencakup potensi
spiritual, sosial, emosional, akademik, dan fisik, masalah kesehatan mental, dan evaluasi
hasil belajar. Bagaimanapun juga, sebagai guru yang baik, untuk pengembangan ragam
potensi peserta didik, faktor kepribadian guru menjadi hal penting, termasuk kehangatan,
rasa humor, kepedulian, perencanaan, kerja keras, dan disiplin diri.

D. PERAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN


Menjalani profesi guru ternyata memerlukan keahlian dan keterampilan yang
disebut sebagai kompetensi guru. Kompetensi ini menjadi persyaratan mutlak bagi
penyandang profesi guru. Dalam hal ini pastinya seorang pendidik memnpunyai
persoalan dalam melakukan proses pendidikan sekurang-kurangnya pada :
1. Pemahaman potensi dan kemampuan peserta didik
2. Pemahaman tentang irama perkembangan peserta didik

12
Syamsul Bachri, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010), hlm. 3-7.

12
3. Latar belakang peserta didik
4. Motivasi belajar peserta didik
5. Strategi, metode, teknik pembelajaran
6. Teori dan pendekatan dalam proses pembelajaran 13

Dalam bahasan kali ini kami akan memperlihatkan peranan dan manfaat psikologi
pendidikan di tengah tengah dunia pendidikan dan pengajaran. Hal ini dimaksudkan agar
nanti didapatkan suatu gambaran yang jelas bahwa pendidik(guru) memang harus
dibekali ilmu pengetahuan pembantu seperti psikologi pendidikan. 14

Psikologi pendidikan sudah menjadi dasar pembentukan dan pengembangan


sistem kurikulum, pembelajaran,d an penilaian dalam dunia pendidikan. Kontribusinya
terhadap perkembangan dunia pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Peran psikologi terhadap kurikulum pendidikan

Secara psikologis, pengembangan diri siswa didasarkan pada kemampuan


afektif, kognitif, dan psikomotor. Kemampuan tersebut dapat dilihat dari
perkembangan sikap, motivasi, tingkah laku, dan komponen lainnya. Komponen
pembelajaran merupakan proses dari input ke output. Lalu, penggunaan kurikulum
sebagai kerangka alur input menuju output atau hasil yang baik memerlukan hakikat –
hakikat psikologi.

Kurikulum yang saat ini sedang dikembangkan adalah kurikulum berbasis


kompetensi. Kompetensi bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pada
ketrampilan, pengetahuan, dan refleksi dalam berfikir dan bertindak. Kebiasaan
berfikir dan bertindak dengan refleksi diri yang konsisten memungkinkan
terbentuknya suatu individu individu yang unggul dan kompeten.

2. Peran psikologi terhadap sistem pembelajaran

13
I Nyoman Surna dan Olga D. Pandaeirot, Psikologi Pendidikan 1, (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 3.
14
Baharuddin, Psikologi Pendidikan: Refleksi Teoritis terhadap fenomena, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2010), hlm. 24.

13
Terkait dengan teori teori psikologi yang berdampak pada seseorang dalam
bertingkah laku, psikologi juga mempengaruhi sistem pembelajaran pada dunia
pendidikan dengan positif. Siswa menjadi bersungguh – sungguh belajar ketika
respon psikologinya dibimbing oleh pengajar dengan baik.

Dan juga, proses pemahaman pembelajaran suatu topik menjadi lebih mudah
dengan penyelesaian masalah-masalah pembelajaran yang dialami. Keinginan atau
hasrat menjadi lebih tinggi dengan pendekatan psikologi dari guru dengan interaksi
dan komunikasi yang menyenangkan.

3. Peran psikologi terhadap sistem penilaian

Psikologi juga telah memberikan peranannya dalam sistem penilaian.


Misalnya, dengan tes psikologi untuk mengetahui tingkat kecerdasan siswa, tes bakat
untuk mengetahui bakat yang potensial terdapat dalam diri siswa sehingga lebih
mudah memberikan bimbingan dalam membantu mengembangkan potensi diri siswa.

Tes aspek kepribadian juga dapat membantu guru mengenal lebih baik pribadi
siswanya sehingga bisa memberikan pendekatan yang lebih baik lagi dalam proses
pembelajaran. Berbagai tes psikologi tersebut membantu memberikan penilaian
terhadap masing masing siswa untuk mempermudah menjembatani keinginan,
potensial, maupun impian siswa sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.15

Terdapat beberapa manfaat mempelajari psikologi pendidikan menurut Sultan


Muhammad(2008), pakar psikologi pendidikan dari Malaysia mengemukakan bahwa
psikologi pendidikan membantu guru dengan manfaat-manfaat berikut ini.

1. Memahami karakteristik perkembangan siswa

Siswa berkembang melalui tahap-tahap perkembangan yang berbeda dalam


kehidupan mereka sejak bayi, kanak-kanak, sampai remaja dan dewasa. Tahapan
perkembangan ini memiliki karakteristik dan tuntutan tersendiri bagi siswa.Tidak

15
https://dosenpsikologi.com/psikologi-pendidikan diakses pada Rabu, 27 Maret 2019 Pukul 19.26

14
hanya itu, pemahaman guru terhadap perbedaan-perbedaan tersebut memungkinkan
untuk memberikan interaksi belajar yang berbeda pula pada setiap siswa agar
pendekatan dan proses belajar lebih bisa diterima tanpa membeda bedakan siswa
secara personal atau pilih kasih.

2. Memahami sifat kelas atau ruang belajar.


Dengan Psikologi pendidikan guru mampu memahami siswa serta kebutuhan
dan masalah mereka.Pengetahuan tentang prinsip-prinsip dasar pendekatan dan
interaksi yang menyenangkan kepada siswa sesuai dengan masing masing
karakteristik siswa, akan memberikan iklim belajar yang kondusif dan proses
pembelajaran yang efektif.
3. Memahami perbedaan individual.
Dengan bantuan psikologi pendidikan guru memahami perbedaan individual
siswa. Guru dengan pengetahaun psikologi pendidikan dan perbedaan individu dapat
menyesuaikan kegiaitan pembelajaran dengan kebutuhan persyaratan kelas.
4. Memahami metode pengajaran yang efektif
Setiap hari pengalaman menunjukkan bahwa kurangnya metode pengajaran
yang tepat kadang kadang menyebabkan kegagalan komunikasi guru dengan siswa di
kelas. Psikologi pendidikan memberi guru pengetahuan tentang metode pengajaran
yang tepat. Psikologi pendidikan membantu guru dalam mengembangkan strategi-
strategi baru pengajaran.
5. Pengetahuan tentang kesehatan mental
Kesehatan mental siswa dan guru sangat penting untuk kegiatan belajar dan
mengajar yang efisien. Dengan bantuan psikologi pendidikan, guru dapat memahami
berbagai faktor penentu kesehatan mental dan ketidakmampuan siswa menyesuaikan
diri.
6. Konstruksi kurikulum
Prinsip-prinsip psikologis juga bermanfaat dalam merumuskan kurikulum
untuk tahapan yang berbeda. Pemberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan(KTSP) menuntut guru harus banyak memahami prinsip-prinsip psikologis

15
dalam “penyusunan kurikulum” dan implementasinya guru untuk mengevaluasi
kineja sendiri.
7. Pengukuran hasil atau dampak belajar.
Sebagai seorang pendidik, dengan mempelajari psikologi pendidikan akan
mampu memberikan penilaian hasil pembelajaran secara adil. Selain itu juga dapat
menyesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa tanpa membedakan satu
dengan yang lainnya. Evaluasi hasil pembelajaran bisa berupa nilai ujian secara
intelegensi, nilai sikap, dan nilai keaktifan mengikuti kegiatan sekolah. Ketiga hal
tersebut menentukan kualitas perbaikan itngkah laku siswa menjadi lebih baik. Juga,
membantu guru untuk mengevaluasi kinerja sendiri.
8. Pedoman layanan pendidikan anak-anak luar biasa.
Dengan bantuan psikologi pendidikan guru akan dapat memberikan pelayanan
khusus bagi anak anak “luar biasa”, baik dalam makna kelebihan maupun
kekurangannya dibandingkan dengan siswa lainnya.
9. Memotivasi belajar
Bekal psikologi pendidikan untuk pengajar agar pengajar mampu memberikan
dukungan, dorongan atau motivasi untuk siswanya dalam semangat belajar yang lebih
tinggi. Psikologi pendidikan mengajarkan tentang memahami masing masing
karakteristik siswa dan memberikan motivasi sesuai dengan karakter tersebut agar
lebih efektif mempengaruhi semangat belajar siswa. Pemberian dukungan positif
kepada siswa menghasilkan semangat belajar yang meningkat.16

Dengan uraian diatas jelaslah bahwa pengetahuan psikologi pendidikan


merupakan salah satu pengetahuan yang perlu dipelajari dan dipahami oleh seorang guru
dengan cara yang sebaik-baiknya.17

Psikologi pendidikan memberikan peran dan manfaat dari berbagai aspek dalam
pembelajaran. Psikologi pendidikan membantu pengajar untuk memahami siswa lebih

16
Sudarwan Danim dan Khairil, Psikologi pendidikan Dalam Perspektif Baru. Cetakan Kedua November
2011, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 61-62.
17
Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikolgi Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 9.

16
dalam berdasarkan karakteristiknya, tahap tumbuh kembangnya, perilaku dan tingkah
lakunya, secara emosional untuk memberikan proses belajar mengajar yang tepat dan
sesuai sehingga menghasilkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Proses
pembelajaran yang baik tersebut akan berdampak pada hasil yang memuaskan. Siswa
yang mendapatkan proses pembelajaran baik, akan menerapkan pola pola kebiasaan yang
baik setelah dirinya masuk ke dalam keluarga dan masyarakat dan memberikan dampak
perilaku positif dalam setiap kehidupannya.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Psikologi pendidikan merupakan bagian dari psikologi yaitu psikologi yang
menghubungkan tingkah laku individu dan pendidikan. Dalam lingkup psikologi,
ilmu ini termasuk psikologi khusus dan psikologi terapan ( applied psychology ).
Psikologi pendidikan mempelajari tingkah laku individu yang khusus terdapat pada
situasi pendidikan, psikologi ini juga mempelajari segi-segi perbedaan individu dalam
bertingkah laku pada situasi pendidikan serta berupaya untuk mencari cara-cara untuk
mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut.
2. Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang relatif muda usianya, karena abad ke-19
atau kurang lebih tahun1879 baru didirikan laboratorium psikologi dengan
menekankan pada tingkah laku hewan terhadap berbagai macam stimulasi
lingkungan. Sejak saat itu, para ahli psikologi memperluas percobaan dan
penelitiannya kepada tingkah laku manusia. Yang mana seiring berjalannya waktu,
hal ini ters mengalami kemajuan. Psikologi umumnya dikembangkan oleh ahli-ahli
filsafat dunia, hingga perkembangan tersebut sampai ke Indonesia.
3. Ruang lingkup psikologi pendidikanbermacam-macam, tergantung pada buku refrensi
yang kita gunakan. Ada yang membahas psikologi pada lingkup yang sempit dan juga
ada yang membahas pada lingkup yang luas.
4. Psikologi pendidikan sudah menjadi dasar pembentukan dan pengembangan sistem
kurikulum, pembelajaran,d an penilaian dalam dunia pendidikan. Selain itu, terdapat
beberapa manfaat mempelajari psikologi pendidikan menurut Sultan
Muhammad(2008), pakar psikologi pendidikan dari Malaysia, yaitu: memahami
karakteristik perkembangan siswa, memahami sifat kelas atau ruang belajar,
memahami metode pengajaran yang efektif, dan lain sebagainya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Alisuf, Sabri. 2010. Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas
Tarbiyah. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Bachri, Syamsul. 2010. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Baharuddin. 2010. Psikologi Pendidikan: Refleksi Teoritis terhadap fenomena. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.

Danim, Sudarwan dan Khairil. 2011. Psikologi pendidikan Dalam Perspektif Baru. Cetakan
Kedua November 2011. Bandung: Alfabeta.

Irham, Muhammad dan Novan ardy Wiyani. 2014. Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi
dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Mustaqim dan Abdul Wahib. 2010. Psikolgi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Purwanto, Ngalim. 2011. Psikologi pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Romlah. 2010. Psikologi Pendidikan. Malang: UMM Press.

Surna, I Nyoman dan Olga D. Pandaeirot. 2014. Psikologi Pendidikan 1. Jakarta: Erlangga.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Syaodih Sukmadinata, Nana. 2011. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

https://dosenpsikologi.com/psikologi-pendidikan diakses pada Rabu, 27 Maret 2019 Pukul 19.26.

19

Anda mungkin juga menyukai