Jauh sebelum studi ilmiah mulai banyak dikembangkan, dahulu perhatian terhdap
perkembangan anak- anak sangat sedikit. Bahkan buku- buku terkait perkembangan anak
sangat sedikit. Pemahaman tentang anak- anak dipengaruhi oleh keyakinan tradisional atau
budaya yang bersumber dari filosofi dan teolog tentang anak, lingkungan dan keturunan.Plato
merupakan seorang filsuf yang banyak mempengaruhi tentang pandangan masyarakat
mengenai anak- anak serta kehidupannya. Plato mengungkapkan bahwa ada perbedaan-
perbedaan secara individual dari dasar genetis atau keturunan. Potensi individu ditentukan
oleh faktor keturunan tersebut. Sejak anak terlahir, anak sudah memiliki bakat- bakat
kemampuan yang berasal dari orang tuanya dan berkembang melalui didikan dan
asuhan.Pada awal abad ke 17, seorang filsuf bernama John Locke mengemukakan bahwa
pengalaman dan pendidikan merupakan faktor utama yang menjadi penentu dalam
perkembangan anak. Kemampuan bawaan diakui memiliki peranan penting, sebaliknya John
mengungkapkan bahwa kejiwaan seorang anak ketika dilahirkan diumpamakan seperti
secarik kertas yangmasih kosong dan bersih, dimana bentuk kertas merupakan penentu dalam
penulisan di dalamnya. Hal ini di istilahkan sebagai ‘tabula rasa’ the blank state.Pandangan
yang diungkapkan John locke ini menjadi pertentangan kemudian hari. Jean jacques
Rousseau seorang filsuf dari perancis abad ke- 18 mengungkapkan pandangannya bahwa
anak memiliki perbedaan kualitatif dengan orang dewasa. Dia menyatakan penolakan bahwa
bayi merupakan makhluk pasif yang berkembang ditentukan pengalaman. Dalam bukunya
yang berjudul emile ou I’education yang diterbitkan tahun 1762, Rousseau menyatakan
penolakannya dan menyebutkan pandangan bahwa anak memiliki sifat bawaan yang buruk.
Rousseau juga menegaskan bahwa semua hal itu baik seperti keluar dari tangan Sang
pencipta, segalanya menjadi memburuk dalam tangan manusia.
Plato , Locke, dan Rousseau telah mengemukakan pandangannya tentang masa anak- anak
yang pada dasarnya berspekulatif karena tidak ada bukti- bukti yang nyata dari hasil riset
ilmiah atau observasi pada anak- anak. Tetapi dengan munculnya asumsi tersebut muncullah
perhatian lebih lanjut untuk mempelajari perkembangan anak- anak dan kehidupannya, juga
perkembangan psikis anak. Hal ini baru dimulai pada abad ke- 18 meskipun peninjauan dari
segi ilmiah dan sistematika masih belum terlalu memuaskan. Pada periode ini, perkembangan
anak dipelajari dengan membuat catatan- catatan harian mengenai perkembangan dan tingkah laku anak.
Pada awalnya catatan- catatan itu dituliskan berdasarkan anak- anaknya sendiri, misalnya seorang ahli
pendidikan dari Swiss bernama John Heiinrich pestalozzi pada tahun 1774 menerbitkan catatan mengenai
perkembangan anaknya sendiri yang pada saat itu berusia 3,5 tahun. Pestalozzi memberikan dukungan
terhadap pernyataan Rousseau bahwa anak memiliki segi segi baik sebagai dasarnya dan perkembangan
Psikologi perkembangan mengalami perkembangan yang cukup signifikan pada abad ke- 20.
Penelitian penelitian di zaman ini lebih bersikap deskriptif dan menitikberatkan pada ciri khas
yang umum menurut golongan umur sertta perkembangan tertentu.Perubahan dalam studi
psikologi perkembangan ini terjadi setelah J. B. Watson memperkenalkan tentang teori
Behaviorisme. Pada terori Watson ini dia menggunakan prinsip- prinsip ‘classical
conditioning’ untuk mengamati perkembangan tingkah laku lebih jelas lagi.
Menurut Watson, psinsip- prinsip conditioning ini dan juga psinsip belajar dapat diterapkan
pada semua ranah perkembangan psikologis. Pernyataan dari hasil pengamatan Watson ini
memicu timbulnya perkembangan teori- teori psikologi baru yang bertentangan.zaman dan
kurun waktu yang hampir sama, Sigmund Freud juga menyatakan pendapatnya mengenai
psikologi perkembangan. Dalam kunjungannya ke Amerika atas undangan G. Stanley hall
pada tahun 1909, Sigmund mengungkapkan pada ceramahnya yaitu tentang penjelasan teori
psikoanalisa dan menekankan pengalaman masa bayi dan anak- anak memiliki pengaruh
untuk menentukan perkembangan kepribadian dan tingkah laku pada orang dewasa.Pada
awalnya teori ini banyak menerima pertentangan dari psikologi perkembangan. Namun pada
tahun 1930- an banyak dilakukkan usaha atau penyelidikan lebih dalam dalam bentuk
penelitian tentang aspek perkembangan yang didasari oleh teorinya.amun pengaruh dari Watson
dan Freud juga tokoh lain masih dangat besar dalam disiplin ilmu psikologi perkembangan. Hingga tahun
1930- an penelitian psikologi perkembangan masih bersifat deskriptif. Hal ini menjadikan publikasi riset
tentang psikologi perkembangan masih sangat kurang hingga akhir tahun 1949. Tidak berlangsung lama,
kemudian pada tahun 1950 psikologi perkembangan memasuki periode baru yang lebih terbuka dalam
taham perkembangan dan pertumbuhan. Ada tiga faktor utama yang menyebabkan diaktifkannya kembali
Pertama
Perubahan orientasi dalam riset psikologi perkembangan menjadi bersifat eksperimental. Teknik ini
terbukti efektif dalam hal pengukuran dan pengontrolan. Perubahan fokus penelitian juga berkembangan
menjadi lebih spesifik seperti persepsi, problem solving, dan sebagainya. Cara pendekatan yang digunakan
juga berbeda- beda dengan alur berfikir psikologi yang lebih umum.
Kedua
Jean Piaget, seorang psikolog secara terus menerus aktif melakukan penelitian tentang perkembangan
kognitisi pada anak dari mulai bayi hingga remaja. Jean mampu menyusun teori secara komprehensif
mengenai perkembangan kognisi. Ia juga menentang pendapat kaum behavioris yang menganggap bahwa
individu sepenuhnya dipengaruhi oleh lingkungan, atau pendapat lain yang menganggap pengaruh genetik.
Pieget berpendapat bahwa hasil interaksi antara individu dengan sekitarnya baik orang lain maupun
lingkungan merupakan penyebab individu selaltu melakukan proses adaptasi bertujuan menjaga
keseimbangan antara dirinya dan lingkungan. Karyanya yang dinilai cukup rumit dan sulit baru bisa
diterbitkan pada tahun 1950-an. Sejak karyanya diterbitkan, pengaruh yang diberikan cukup mendominasi
psikologi perkembangan.
Ketiga
Munculnya minat baru terhadap asal mulai tingkah laku dan munculnya banyak riset riset terhadap bayi
dan perkembangannya. Selain itu peningkatan ini juga didukung dengan perkembangan alat- alat yang
semakin berkembang dan modern. Pada awal tahun 1950- an studi mengenai tingkah laku, kondisi psikis,
dan fungsi kepribdaian individu menjadi lebih fokus pada anak dan kemudian disebut dengan psikologi
anak. Psikologi anak menaruh banyak perhatian pada aspek- aspek praktis dari tingkah laku serta
Alfred L. Baldawin pada tahun 1967 menyebutkan cara pendekatan yang mereka lakukan disebut dengan
teori sosial belajar. Tokoh- tokoh lain seperti Gewitz, Walters, dan Bandura lebih meneliti mengenati
perilaku agresivitas. Psikologi perkembangan pada akhirnya lebih dikenal sebagai penelitian terhadap anak
dengan perubahan tingkah laku yang dialaminya. Namun karena cakupannya lebih luas maka
menggantikan sebutan psikologi anak. Sebutan psikologi anak kemudian dirubah menjadi psikologi
perkembangan pada
Sebagai contoh : proses seseorang manusia, muali dari lahir dimana tidak dapat melakukan
hal apapun hingga akhirnya dapat melakukan apapun, mulai dari mampu berbicara, berjalan
serta berfikir.
3.