Anda di halaman 1dari 5

Nama : Wina Permatasari

Nim : 105281103122

Kelas : BKPI 3B

Mk : Psikologi Pendidikan

TOKOH – TOKOH PSIKOLOGI PENDIDIKAN BESERTA TEMUANNYA

1. WILLIAM JAMES (1842-1910)


Memberikan serangkaian kuliah bertajuk “talks to teachers”. Dalam kuliah ini
ia mendiskusikan aplikasi psikologi untuk mendidik anak. Ia menegaskan pentingnya
mempelajari proses belajar dan mengajar di kelas guna meningkatkan mutu
pendidikan. Salah stu rekomendasinya adalah mulai mengajar pada titik yang sedikit
lebih tinggi diatas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan untuk
memperluas cakrawala pemikiran anak.
2. John Dewey (1859-1952)
Beberapa kajian yang darinya adalah pertama, kita mendapatkan pandangan
tentang anak sebagai pembelajar aktif (active learning), di mana anak bukan pasif
duduk diam menerima pelerajan tetapi juga aktif agar proses belajar anak akan lebih
baik. Pendidikan harus difokuskan pada anak secara keseluruhan dan kemampuan
anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Dewey percaya bahwa anak
seharusnya tidak mendapatkan pelajaran akademik saja,tetapi juga harus mempelajari
cara untuk berfikir dan beradaptasi dengan lingkunga luar sekolah, seperti mampu
untuk memecahkan masalah dengan baik. Ketiga, ia berpendapat bahwa semua anak
berhak mendapatkan pendidikan yang selayaknya, mulai dari kaya dan miskin, laki-
laki dan perempuan, semua golongan etnis, sampai pada semua lapisan ekonomi-
sosial.
3. EL. Thorndike (1874-1949)
Berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan di sekolah yang palig penting
adalah menanamkan keahlian penalaran anak. Thorndike sangat ahli dalam
melakukan studi belajar dan mengajar secara ilmiah. Thorndike mengajukan gagasan
bahwa psikologi pendidikan harus punya basis ilmiah dan harus berfokus pada
pengukuran.
4. Carl R. Rogers
Carl Rogers adalah seorang psikolog humanistik yang yang menekankan
perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan therapist)
dalam membantu individu mengatasi masalah – masalah kehidupannya. Rogers
menyakini bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan yang di
hadapinya dan tgas therapist hanya membimbing klien menemukan jawaban yang
benar. Menurut Rogers, teknik-teknik assessment dan pendapat para therapist
bukanlah hal yang penting dalam melakukan treatment kepada klien. Lebih khusus
dalam bidang pendidikan, rogers mengutarakan pendapat tentang prinsip-prinsip
belajar yang humanistic, yang meliputi hasrat untk belajar, belajar yang berarti,
belajar tapa ancaman, belajar atas inisiatif sendiri, dan belajar untuk perubahan
(Rumini, dkk. 1993). Adapun penjelasan masing-masing prinsip tersebut adalah
sebagai berikut: a. Hasrat untuk belajar Hal ini terbukti engan tingginya rasa ingin
tahu anak apabila diberi kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan. Dorongan
ingin tahu untuk belajar ini merupakan asumsi dasar pendidikan humaistik. Di dalam
kelas humanistik anak-anak diberi kesempatan dan kebebasan untuk memuaskan
dorongan ingin tahunya, untuk memenuhi minatnya dan untuk menemukan apa yang
pentinga dan berarti tentang dunia di sekitarnya. b. Blajar yang berarti Belajar akan
mempunyai arti atau makna apabila apa yang relevan dengan kebutuhan dan maksud
anak. Artinya anak akan belajar dengan cepat apabila yang di pelajari mempunyai arti
baginya. c. Belajar tanpa ancaman Belajar mudah dilakukan dan hasilnya dapat
disimpan dengan baik apabla berlangsung dalam lingkungan yang bebas ancaman.
Proses belajar akan berjalan lancer manakala murid dapat menguji kemampuannya,
dapat mencoba pengalaman-pengalaman baru atau membuat kesalahan-kealahan
tanpa mendapat kecaman yang biasanya menyinggung perasaan. d. Belajar atas
inisiatif sendiri Belajar akan paling bermakna apabila hal itu dilakukan atas inisiatif
sendiri dan melibatkan perasaan dan pemikiran si pelajar. Mampu memilih arah
belajarnya sendiri sangatlah memberikan motivasi dan mengulurkan kesempatan
kepada murid untuk “ belajar bagaimana cara belajar” ( to learn how to learn).
Tidaklah perlu diragukan bahwa menguasai dahan pelajaran itu penting, akan tetapi
tidak lebih penting daripada memperoleh kecakapan untuk mencari sumber,
merumuskan asalah, menguji hipotesis atau asumsi, dan menilai hasil. Belajar atas
inisiatif sendiri memusatkan perhatian murid baik pada proses maupun hasil belajar. e.
Belajar dan perubahan Prinsip terakhir yang dikemukakan oleh Rogers ialah bahwa
belajar yang paling bermanfaat ialah belajar tentang proses belajar. Mengenai fakta-
fakta dan gagasan-gaagasan yang statis.
5. Wilhelm wundt (1832-1920)
Study wundt tentang emosi dan feelings menghasilkan pembagian kutub-kutub
emosi ke dalam tiga dimensi: a. Pleasant vs unpleasant b. High vs low arousal c.
Concentrated vs relaxed attention Teori ini dikenal sebagai the three dimensional
theory namun bersifat kontroversial. Ide tentang abnormalitas kesadaran dari wundt
dibangun melalui diskusi-diskusi dengan para psikiater terkenal masa itu, kretschmer
dan kreapelin. Ide Wundt tentang schizophrenic adalah hilangnya kontrol appersepsi
dan kontrol dalam proses atensi. Fokus studi wundt dapat dilihat melalui dua karya
besarnya, principles of physiological psychology dan voelkerpsychologie. Principles
of physiological psychology, dalam karya ini Wundt memfokuskan dalam hasil-hasil
eksperimennya tentang ingatan, emosi, dan abnormalitas kesadaran. Hasil eksperimen
tentang ingatan akan simple ideas menghasilkan jumlah ide sederhana yang dapat
disimpan dalam ingatan manusia yang bersifat selektif. Konsep penting yang muncul
adalah apperception, suatu bentuk operasi mental yang mensintesiskan elemen mental
menjadi satu kesatuan utuh, juga berpengaruh dalam proses mental tinggi seperti
analisis dan judgement.
6. Sigmund freud (1856-1939)
Pada tahun 1900, Freud menerbitkan sebuah buku yang menjadi tonggak
lahirnya aliran psikologi psikoanalisa. Buku tersebut berjudul interpretation of dreams
yang masih di kenal sampai hari ini. Dalam buku ini freud memperkenalkan yang
disebut “Unconse Ious Mind” (alam ketidaksadaran). Selama periode 1901-1905 dia
menerbitkan beberapa buku, tiga diantaranya adalah The Psychopathology Of
Everyday Life (1901), Three Essays On Sexuality (1905), Dan Jokes And Their
Relation To The Unconscious (1905). Pada tahun 1905 ia mengejutkan dunia teori
perkembangan psikoseksual (Theory Of Psychosexual Development) yang
mengatakan bahwa seksualitas adalah factor pendorong terkuat untuk melakukan
sesuatu dan bahwa masa balita pun anak-anak mengalami ketretarikan dan kebutuhan
seksual. Beberapa komponen teory freud yang sangat terkenal adalah: a. The Oedipal
Complex, dimana anak menjadi tertarik pada ibunya dan mencoba mengidentifikasi
diri seperti sang ayahnya demi mendapatkan perhatian ibu. b. Konsep Id, Ego, Dan
Superego c. Mekanisme pertahanan diri (Ego Defense Mechanisms) Istilah
psikonalisa yang dikemukakan freud sebenarnya memiliki bebrapa makna yaitu:
1) Sebagai salah satu teori kepribadian dan psikopatologi,
2) Sebuah metode terapi untuk gangguan-gangguan kepribadian, dan
3) Suatu teknik untuk menginvestigasi pikian-pikiran dan perasaan-perasaan individu
yang tidak disadari oleh individu itu sendiri.
7. Emil kraepelin (1856-1926)
Jika klarifikasi gejala-gejala penyakit kejiwaan dapat diidentivikasikan maka
asal usul dan penyebab penyakit kejiwaan tersebut akan lebih mudah diteliti.
Kraepelin menjadi terkenal terutama karena penggolongannya mengenai penyakit
kejiwaan yang disebut psikosis. Ia membagi psikosis dalam dua golongan utama yaitu
dementia praecox dan psikosis manie-depresif. Dementia praecox merupakan gejala
penyakit awal dari penyakit kejiwaan yang disebut schizophrenia. Kraepelin juga
dikenal sebagai tokoh yang pertama kali menggunakan metode psikologi pada
pemeriksaan psikiatri, antara lain menggunakan test psikologi untuk mengetahui
adanya kelainan-kelainan kejiwaan. Salah satu test yang diciptakannya di kenal
dengan nama test Kraepelin. Test tersebut banyak digunakan oleh para sarjana
psikologi Indonesia pada era tahun 1980an.
8. Alfred binet (1857-1911)
Hasil karya terbesar Alfred Bined di bidang psikologi adalah apa yang
sekarang ini dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Sebagai anggota komisi
investigasi masalah-masalah pendidikan di perancis, Alfred Binet mengembangkan
sebuah test untuk mengukur usia mental (The Mental Age atau MA) anak-anak yang
akan masuk sekolah. Usia mental tersebut merujuk pada kemampuan mental anak
pada saat ditest dibandingkan pada anak-anak lain di usia yang berbeda. Dengan kata
lain, jika seorang anak dapat menyelesaikan suatu test atau memberikan respons
secara tepat terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diperuntukkan bagi anak berusia 8
(delapan) tahun maka ia dikatakan telah memiliki usia mental 8 (delapan) tahun. Test
yang dikembangkan oleh binet merupakan test intelegensi yang pertama, meskipun
kemudian konsep usia mental mengalami revisi sebanyak dua kali sebelum dijadikan
dasar dalam test IQ. Tiga tahun setelah Binet wafat, seorang psikolog jerman, Williem
Stern, mengusulkan bahwa dengan membagi usia mental anak dengan usia
Kronologocal (Chronological Age atau CA), maka akan lebih memudahkan untuk
memahami apa yang dimaksud “Intelligence Quetiont”. Rumus ini kemudian direvisi
oleh lewis terman dari Stanford University, yang mengembangkan test untuk orang-
orang amerika. Lewis mengalikan formula yang dikembangkan stern dengan angka
100. Perhitungan statistik inilah yang kemudianmenjadi definisi atau rumus untuk
menentukan intellegensi seseorang: IQ MA/CA*100. Test IQ inilah yang dikemudian
hari dinamai Stanford binet intelligence test yang masih sangat popular sampai
dengan hari ini.
9. Henry A. murray (1893-1988)
Henry A.Murray berpendapat bahwa kepribadian akan dapat lebih mudah
dipahami dengan cara menyelidiki alam ketidaksadaran seseorang (Unconscious
Mind). Peranan murray di bidang psikologi adalah dalam bidang diagnose
kepribadian dan teory kepribadian. Hasil karya terbesarnya yang sangat terkenal
adalah teknik evaluasi kepribadian dengan metode proyeksi yang disebut dengan
“Thematic Apperception Test (TAT)”. Test TAT ini terdiri dari beberapa buah gambar
yang setiap gambar mencerminkan suatu situasi dengan suasana tertentu. Gambar-
gambar ini satu per satu ditunjukkan kepada orang yang diperiksa dan orang itu
diminta untuk menyampaikan pendapatnya atau kesannya terhadap gambar tersebut.
Secara teoritis dikatakan bahwa orang yang melihat gambar-gambar dalam test itu
akan memproyeksikan isi kepribadianya dalam cerita-ceritanya.
10. Jean piaget (1896-1980)
Piaget adalah seorang tokoh yang amat penting dalam bidang psikologi
perkembangan. Teori-teorinya dalam psikologi perkembangan yang mengutamakan
unsure kesadaran (kognitif) masih dianut oleh banyak oranbg sampai hari ini. Teori-
teori, metode-metode dan bidang-bidang penelitian yang dilakukanpiaget dianggap
sangat orisinil, tidak sekedar melanjutkan hal-hal yang sudah terlebih dahulu
ditemukan orang lain. Selama masa jabatannya sebagai professor di bidang psikologi
anak, piaget banyak melakukan penelitian tentang Genetic epistemology (ilmu
pengetahuan tentang genetic). Ketertarikan piaget untuk menyelidiki peran genetic
dan perkembangan anak. Akhirnya menghasilkan suatu maha karya yang dikenal
dengan nama theory of cognitive development (teory perkembangan kognitif). Dalam
teori perkembangan kognitif, piaget mengemukakan tahap-tahap yang harus dilalui
seorang anak dalam mencapai tingkatan perkembangan proses berfikir formal. Teory
ini tidak hanya diterima secara luas dalam bidang psikologi tetapi juga sangat besar
pengaruhnya dibidang pendidikan

Anda mungkin juga menyukai