4. Carl R. Rogers
Carl Rogers adalah seorang psikolog humanistik yang yang menekankan perlunya
sikap saling menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan therapist) dalam membantu
individu mengatasi masalah – masalah kehidupannya.
5. Wilhelm wundt (1832-1920)
Hasil eksperimen tentang ingatan akan simple ideas menghasilkan jumlah ide
sederhana yang dapat disimpan dalam ingatan manusia yang bersifat selektif. Konsep penting
yang muncul adalah apperception, suatu bentuk operasi mental yang mensintesiskan elemen
mental menjadi satu kesatuan utuh, juga berpengaruh dalam proses mental tinggi seperti
analisis dan judgement.
A. Perkembangan Kognitif
Piagnet mengajukan empat konsep yang menjelaskan tentang perkembangan kognitif
yaitu skema, asimilasi, akomodasi.
1. Skema
Skema menggambarkan tindakan mental dan fisik dalam mengetahui dan memahami
objek. Skema merupakan kategori pengetahuanyang membantu seseorang dalam memahami
dan menafsirkan dunianya.
2. Asimilasi
Asimilasi merupakan proses memasukkan informasi ke dalam skema yang telah
dimiliki. Proses ini bersifat subjektif karna cenderung memodifikasi pengalaman atau
informasi yang sesuai dengan keyakinan yang dimiliki sebelumnya.
3. Akomodasi
Akomodasi merupakan proses mengubah skema yang telah dimiliki dengan informasi
baru. Ini melibatkan kegiatan perubahan skema atau gagasan yang dimiliki karna informasi
atau pengalaman baru dan skema baru itu akan terus dikembangkan selama dalam proses
akomodasi.
4. Ekuilibrium
Piagnet percaya bahwa setiap anak mencoba memperolch keseimbangan antara
asimilasi dan akomodasi dengan cara menerapkan mekanisme ckuilibrium. Ekuilibrium
menjelaskan bagaimana anak mampu berpindah dari tahapan berpikir ke tahap berpikir
berikutnya.
B. Tahap-tahap perkembangan kognitif
Dalam tahap perkembangan kognitif teori Pignet mencakuptahap sensorimotor,
preoperasonal, dan operasional.
1. Tahap sensoriotorik. (0-1,5 tahun)
Pada tahap ini bayi menyusun pemahaman dunia dengan mengordinasikan pengalaman
indera (sensori) mereka seperti melihat dan mendengar dengan gerakan motorik (otot)
mereka seperti menggapai dan menyentuh.
2. Praoperasional (1,5-6 tahun)
Tahap pemikir ini lebih bersifat simbolis, egoisentries dan intuitif sehingga tidak
melibatkan pemikiran operasional. Pemikiran pada tahap ini terbagi menjadi dua sub tahap
yaitu
a. Sub tahap simbolis (1.5-4 tahun)
Anak secara mental sudah mampu mempresentasikan obyck yang tidak nampak
dan penggunaan bahasa mulai berkembang yang ditunjukkan oleh sikap bermain,
schingga muncul egoisme dan animisme.
b. Sub tahap intuitif (4-6 tahun)
Anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban dari semua
pertanyaannya disebut intuitif karena anak merasa yakin akan pengetahuan dan
pemahamannya.
3. Tahap Operasional kongkrit (6-12 tahun)
Pada tahap ini anak mampu mengoperasikan berbagai logika namun masih dalam
bentuk benda kongkrit. Penalaran logikan menggantikan penalaran intuitif ramun hanya pada
situasi konkrit dan kemampuan untuk menggolong-golongkan sudah ada namun belum bisa
memecahkan masalah abstrak.
4. Tahap Operasional formal
Pada tahap ini anak sudah mampu berfikir abstrak, idealis dan logis. Pemikiran pada
tahap ini tampak lebih jelas dalam pemecahan problem verbal seperti anak dapat
memecahkan problem walau disajikan secara verbal (A=B dan B=C).
C. Perkembangan Bahasa
1. Pengertian
Bahasa adalah segala bentuk komunikasi dimana pikiran dan perasaan manusia
disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Melalui komunikasi anak
akan akan mampu membentuk dan membangun suatu pemahaman pengetahuan baru tentang
berbagai hal. Hal ini menunjang kepercayaan diri anak dalam memasuki lingkungan yang
baru.
Komponen-komponen dalam berbahasa yaitu :
a. Phonology menggambarkan sistem bunyi pada bahasa. Phonems merupakan unit
bunyi yang membentuk kata
b. Semantik mempelajari arti dari kata-kata dan kalimat
c. Grammar menggambarkan struktur bahasa, sintaks (serangkaian aturan grammar yang
mengarahkan bagaimana kata-kata dapat terbentuk menjadi kalimat), morfem (unit
bahasa terkecil yang mengandung arti)
d. Pragmatik yaitu terdiri dari aturan bagaimana berbahasa yang tepat dalam konteks
sosial (misal kita menggunakan bahasa yang simpel bila berbicara dengan anak-anak)
D. Implikasi Pembelajaran
a. Peran Pendidik Dalam Meningkatkan Kemampuan Perkembangan Kognitif Dan
Bahasa
b. Meningkatkan Perkembangan Kognitif Anak
c. Mendorong permainan anak
d. Mempertanyakan pandangan-pandangan tradisionil dari perkembangan kognitif anak
e. Mengenali bahwa anak menyusun pengertian atau pemahaman nya sendiri
f. Mendiskusikan cara-cara pengelompokan atau peng-golongan sesuatu
g. Mengenali bahwa perhatian anak akan diarahkan pada apa yang penting dan relevan
dengan mereka
h. Membantu anak-anak menjadi menyadari tentang berbagai strategi untuk mengolah
informasi
i. Mendukung interaksidiantaraanak-anak, dan diantara orang dewasa dan anak-anak
j. Mendorong anak-anak untuk mengenali hubungan antara konsepkonsep
k. Memberikan contoh pemecahan masalah
Kelompok 3 KONTEKS SOSIAL dan PERKEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL
A. Teori-Teori Kontemporer
Teori sosial “baru” yang lahir dalam beberapa dekade terakhir yaitu
poststrukturalisme, teori sosial postmodern, dan postkolonialisme. Senada dengan teori kritis,
teori sosial kontemporer bersifat multidisiplin, dan bukan merupakan bagian mutlak dari
tradisi keilmuan manapun
1. Mengenal Poststrukturalisme
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena
dari merekalah anak mula-mula menerima pelajaran (pendidikan). Dengan demikian bentuk
pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Pada umumnya pendidikan
dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari
pengetahuan mendidik, melainkan secara kodrati. Suasana dan strukturnya memberikan
kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat
adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang
tua dan anak
a. Gaya Parenting (gaya asuh)
Baumrin mengatakan ada empat bentuk gaya pengasuhan atau perentin:
1. Authoritarian Perenting
Merupakan gaya asuh yang bersifat menghukum dan membatasi.
2. Authoritative Pareting
Merupakan gaya asuh yang positif yang mendorong anak untuk independen tapi
masih membatasi dan mengontrol tindakan mereka
3. Neglectful Parenting
Gaya asuh dimana orang tua tidak terlibat aktif dan tidak perduli dengan kehidupan anaknya,
orang tua hanya meluangkan sedikit waktu.
4. Indulgend Parenting
Gaya asuh dimana orang tua sangat terlibat dalam kehidupan anaknya tapi tidak banyak
memberikan batasan atau kekeangan pada perilaku mereka.
b. Keluarga yang berubah dalam masyarakat yang berubah
Anak-anak dari keluarga yang bercerai, perceraian dalam keluarga dapat memberikan
dampak yang kompleks terhadap anak. Hal tersebut tergantung faktor-faktor seperti usia
anak, kekuatan dan kelemahan anaksaat perceraian, tipe parenting, status social ekonomi dan
pelaksanaan fungsi keluarga setelah perceraian. Adanya system pendukung seperti saudara
kawan, guru, dapat menciptakan hubungan positif yang terus berlanjut anatara ayah dan ibu
yang sudah bercerai, kemapuan memenuhi kebutuhan keuangan dan kualitas sekolah dapat
membantu anak dalam mengatasi situasi perceraian yang menekan.
c. Variasi etnis dan sosial ekonomi keluarga
Keluarga dalam kelompok etnis yang berbeda akan bervariasi dalam besar,
strukturnya dan komposisinya: keterkaitan mereka dengan jaringan kerabat, dan level
pendapatan dan pendidikannya.
d. Hubungan Sekolah-keluarga
Dalam teori Bronfendbrenner, hubungan antara keluarga dan sekolah adalah meso
system yang penting. Demikian juga menurut studi Hetherington, lingkungan sekolah yang
otoritatif akan mengunrungkan anak-anak dari beragam keluarga yang berbeda.
2. Teman Sebaya
Selain keluarga dan guru, teman seusia atau teman sebaya juga mempermainkan
peran penting dalam perkembangan anak. Dalam konteks perkembangan anak, teman sebaya
(seusia) adalah anak pada usia yang sama. Sebaya adalah orang dengan tingkat umur dan
kedewasaan yang kira–kira sama. Sebaya memegang peran yang unik dalam perkembangan
anak. Salah satu fungsi terpenting adalah memberikan informasi dan perbandingan tentang
dunia diluar keluarga. Fungsi teman sebaya yaitu:
a. Teman sebaya ialah anak-anak yang tingkat usia dan kematangannya kurang lebih
sama.
b. Salah satu fungsi kelompok teman sebaya yang paling penting ialah menyediakan
suatu sumber informasi dan perbandingan tentang dunia di luar keluarga
c. Relasi yang buruk di antara teman-teman sebaya pada masa anak-anak diasosiasikan
dengan suatu kecenderungan untuk putus sekolah dan perilaku nakal pada masa
remaja
d. Relasi yang harmonis di antara teman-teman sebaya pada masa remaja diasosiasikan
dengan kesehatan mental yang positif pada tengah baya.
3. Sekolah
Sekolah merupakan pusat pendidikan formal. Tugas sekolah sangat penting dalam
menyiapkan anak dalam kehidupan bermasyarakat. Sekolah bukan semata-mata sebagai
konsumen, tapi sekolah juga sebagai produsen dan pemberi jasa yang erat kaitannya dengan
pembangunan. Pembangunanan tidak mungkin berhasil tanpa tersedianya sumber daya
manusia yang berkualitas sebagai produk pendidikan. Sekolah banyak berperan dalam
mengembangkan social emosional anak karena disekolah mereka mulai bergaul sebagai
bagian dari anggota masyarakat.
C. Perkembangan Sosioemosional
Ada dua aspek penting dalam diri ini, yakni harga diri (self-esteem) dan identitas diri.
a. Harga diri.
b. Perkembangan identitas.
Aspek penting lain selain diri adalah identitas. Menurut Erikson (1968) persoalan
paling penting dalam diri remaja adalah perkembangan identitas yang berupa pencarian
jawaban atas pertanyaan seperti: Siapa saya? Seperti apakan saya ini? Apa yang akan saya
lakukan dalam hidup ini? Pertanyaan-pertanyaan ini jarang muncul pada masa kanak-kanak
tetapi sering muncul dimasa remaja dan perguruan tinggi.
Berdasarkan klasifikasinya menurut komitmen dan eksplorasi terdapat empat tipe
identitas.
1. Identity diffusion, terjadi ketika individu belum mengalami krisis (yakni belum
mengeksplorasi altrenatif yang bermakna) atau membuat komitmen.
2. Identity Foreclosure, terjadi saat individu membuat komitmen tetapi belum
mengalami krisis.
3. cIdentity Moratorium, terjadi ketika individu berada ditengah-tengah krisis tetapi
komitmen mereka tidak ada atau baru didefinisikan secara samar-samar.
4. Identity Achievement, terjadi ketika individu telah mengalami krisis dan telah
membuat komitmen.
c. Perkembangan Moral.
Hanya sedikit orang yang netral terhadap perkembangan moral. Banyak orang tua
menghawatirkan kelau anak mereka tumbuh tanpa membawa nilai tradisional mereka.
Perkembangan moral berkaitan dengan aturan dan konvensi tentang interaksi yang adil antar
orang. Atura ini dikaji dalam tiga domain, yaitu kognitif, behavioral, dan emosional
d. Pendidikan Moral.
Topik ini menjadi topic yang menarik dalam lingkungan pendidikan. Dewey (1933)
mengakui bahwa ketika sekolah tidak memberikan pelajaran khusus untuk pendidikan moral,
sekolah memberikan pendidikan moral melalui “kurikulum tersembunyi”. Guru bertindak
sebagai model perilaku etis dan tidak etis. Melalui aturan sekolah memasukkan system nilai
ke sekolah.
e. Pendidikan karakter.
Argumennya adalah bahwa perilaku seperti berbohong, mencuri adalah keliru dan
murid harus diajari hal ini melalui pendidikan mereka. (Nucci, 2001).
f. Klarifikasi nilai-nilai.
Pendekatan untuk pendidikan moral yang menekankan pada upaya membantu orang
untuk mengklarifikasi untuk apa hidup mereka dan apa yang layak untuk dikerjakan dalam
hidup ini. Murid didorong untuk mendefinisikan sendiri nilai-nilai mereka dan memahami
nilai diri orang lain.
g. Pendidikan moral kognitif.
Pendekatan yang didasarkan pada keyakinan bahwa murid harus mempelajari hal-hal
seperti demokrasi dan keadilan saat moral mereka sedang berkembang. Teori Kohlberg telah
dijadikan sebagai landasan untuk banyak upaya pendidikan moral kognitif.
h. Pembelajaran Pelayanan.
Pembelajaran layanan (service learning) adalah sebentuk pendidikan yang
mempromosikan tanggungjawab social dan pelayanan kepada komunitas. Tujuan penting dari
pembelajaran layanan ini adalah agar siswa tidak egois dan lebih termotivasi untuk
membantu orang lain. (Furco & Billing, 2001; Waterman, 1977).
i. Perilaku Prososial.
Perilaku prososial adalah sisi positif dari perkembangan moral (yang jauh berbeda
dengan perilaku antisocial seperti menipu, bohong, dan mencuri). Perilaku prososial adalah
perilaku yang dianggap bersifat adil, berbagi perhatian, atau empatik (Eisenberg & Fabes,
1988.
Faktor minat ini mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan
dorongan bagi perbuatan itu
c. Faktor pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yangmempengaruhi
perkembangan intelegensi.
d. Faktor kematangan
B. Gaya Belajar
Berikut ini konsep belajar yang di bahas adalah proses belajar internalyang
berlangsung pada diri individu sebagai hasil proses pembelajaran. Gaya belajar bergantung
mempunyai dampak positif yaitu anda bisamendapatkan gambaran secara keseluruhan,
pandangan yang lebih luas,konfirgurasi suatu masalah atau gagasan, atau kejadian secara
umum. Gaya belajar ini menurut Dunn dipengaruhi oleh 4 faktor dan elemen dasar. Faktor –
faktor elemen dasar tersebut adalah:
a. Lingkungan langsung (Immediate Environment )
b. Emosional
c. Sosiologis
d. Fisik
C. Gaya Berfikir
1. Pengertian Gaya Berpikir
Menurut KBBI gaya diartikan sebagai kesanggupan untuk berbuat,sedangkan berpikir
adalah cara yang menggunakan akal budi untukmempertimbangkan dan memutuskan sesuatu.
Jadi gaya berpikir adalahkesanggupan untuk berbuat yang menggunakan akal budi
untukmempertimbangkan dan memutuskan sesuatu.
2. Macam-Macam Gaya Berpikir
Gaya berpikir menurut tindakannya dapat digolongkan atas gaya impulsif, reflektif,
mendalam dan dangkal.
a. Gaya Impulsif
Gaya berfikir impulsif dalah cenderungan gaya belajar dan berpikir bertindak
cepat dan secara tiba-tiba.
b. Gaya Reflektif
Gaya berfikir reflektif adalah gaya belajar siswa yang menggunakan lebih banyak
waktu untuk merespons dan merenungkan akurasi dari suatu jawaban.
c. Gaya Mendalam
Gaya berpikir mendalam adalah sejauh mana siswa mempelajari materi pelajaran
dengan satu cara untuk membantu mereka memahami makna materi tersebut.
d. Gaya Dangkal
Gaya belajar dangkal adalah sekadar mencari apa-apa yang perlu untukdipelajari.
e. Gaya Berfikir Visual
Gaya ini digunakan oleh orang yang berpikir sambil membuat gambar-gambar
dikepala. Sekitar 35 persen poopulasi masuk kedalam kategori ini.
f. Gaya Berfikir Auditori
Gaya ini digunakan oleh mereka yang suka mendengar cara Anda mengucapkan
sesuatu-kedalaman suara, laju bicara, warna suara, dan intonasi dari suara Anda
sangatlah penting dalam komunikasi sekitar 25 persen dari populasimasuk ke
dalam kategori ini.
g. Gaya Berpikir Kinetik
40 persen populasi yang tersisa, dan mereka mendapatkan informasi darisentuhan,
naluri firasat, dan barangkali jerawat.
D. Gaya Perilaku
Temperamen didefinisikan sebagai karakteristik seseorang, cara dasar biologis untuk
mendekati atau beraksi terhadap orang lain dan situasi atau dalammemberi tanggapan..
Berdasarkan gaya perilaku ini, individu dikategorikan atas 3 yaitu:
a. Gaya perilaku yang mudah (easy child)
Pada umumnya memiliki mood positif, cepat membangun rutinitas danmudah
beradaptasi dengan pengalaman baru.
b. Gaya perilaku yang sulit (difficult child)
Seseorang yang cenderung bereaksi negatif, cenderung agresif, kurangkontrol diri dan
lamban dalam menerima pengalaman baru.
c. Gaya perilaku lamban tapi cenderung hangat (slow to warm up child)
Seseorang yang biasanya beraktivitas lamban, agak negatif menunjukkankelambanan
dalam beradaptasi dan intensitas mood yang rendah.
Kelompok 5 INTELIGENSI, KRAKTERISTIK, KEPRIBADIAN, TEMPRAMEN
PESERTA DIDIK