Anda di halaman 1dari 27

Teori Perkembangan

Kognitif
Kelompok 1
1. Deni tandani 877483844
2. Agus Gunawan 877476516
3. Emiliasari Fajrin 857480247
4. Sri Novia SR 857487028
5. Laela Sari 857487114
‫بسم اهلل الرمحن الرحيم‬

Teori
Perkembangan
kognitif Jean Piaget
TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET
Pandangan Piaget terhadap kognitif muncul dan
diperolehnya “skema/schemata” tentang bagaimana
seseorang mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-
tahapan perkembangan.

Teori Piaget

Tahapan-tahapan
skema
perkembangan
EMPAT PERIODE PERTAMA (PEMAHAMAN
ANAK ATAS DUNIANYA)

Tahapan sensorimotor
(0-2 th)

Tahapan pra
operasional (2-7 th)
skema

Tahapan operasional
konkrit (7-11 th)

Tahapan usia formal


(11 th – dewasa)
Tahap sensorimotor
Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan, dan
dilakukan langkah demi langkah. 
Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara.
Suka memperhatikan sesuat lebih lama.
Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya.
Memperhatikan objek sebagai hal yang tetap, lalu ingin
merubah tempatnya.
Tahap pra-operasional
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada
penggunaan symbol atau bahasa tanda, dan mulai
berkembangnya konsep-konsep intuitif (kesan yang
abstrak/isi hati)
Self counter nya sangat menonjol.
Dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara
tunggal dan mencolok.
Mampu mengumpulkan barang-barang menurut kriteria,
termasuk kriteria yang benar.
Dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak
dapat menjelaskan perbedaan antara deretan.
Tahapan operasional konkrit
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak
sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas
dan logis, dan ditandai adanya reversible dan
kekekalan.  Anak telah memiliki kecakapan berpikir
logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang
bersifat konkret. 
 Operasional adalah suatu tipe tindakan untuk
memanipulasi objek atau gambaran yang ada di dalam
dirinya
Tahap usia formal
Pada tahap ini kondisi berpikir anak sudah dapat :
Bekerja secara efektif dan sistematis.
Menganalisis secara kombinasi.  Dengan demikian telah
diberikan dua kemungkinan penyebabnya, C1 dan C2
menghasilkan R, anak  dapat merumuskan beberapa
kemungkinan.
Berpikir secara proporsional, yakni menentukan macam-
macam proporsional tentang C1, C2 dan R misalnya.
Menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam
isi.
Kritik dan evaluasi Teori Piaget

Piaget meremehkan kemampuan kognitif bayi, balita


dan murid-murid TK
Tidak menaruh perhatian besar pada pengaruh sosial
dan budaya dalam perkembangan kognitif.
Pengantar
 Lev Vygotsky (1896-1934), seorang psikolog berkebangsaan Rusia,
mengenal poin penting tentang pikiran perkembangan kognitif dan bahasa
anak-anak tidak berkembang dalam suatu situasi sosial yang hampa lebih
dari setengah abad yang lalu.
 Vygotsky menulis di Uni Soviet selama 1920-an dan 1930-an. Namun,
karyanya baru dipublikasikan di dunia Barat pada tahun 1960-an. Sejak saat
itulah, tulisan-tulisannya menjadi sangat berpengaruh.
 Vygotsky adalah pengagum Piaget. Walaupun setuju dengan Piaget bahwa
perkembangan kognitif terjadi secara bertahap dan dicirikan dengan gaya
berpikir yang berbeda-beda, tetapi Vygotsky tidak setuju dengan pandangan
Piaget bahwa anak menjelajahi dunianya sendirian dan membentuk
gambaran realitas batinnya sendiri.
Konsep Sosiokultural
Teori Vygotsky menawarkan suatu potret perkembangan manusia
sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari kegiatan-kegiatan
sosial dan budaya.
Vygotsky menekankan bagaimana proses-proses perkembangan
mental seperti ingatan, perhatian, dan penalaran melibatkan
pembelajaran menggunakan temuan-temuan masyarakat seperti
bahasa, sistem matematika, dan alat-alat ingatan.
Vygotsky juga menekankan bagaimana anak-anak dibantu
berkembang dengan bimbingan dari orang-orang yang sudah
terampil di dalam bidang-bidang tersebut.
Menurut Vygotsky, anak-anak lahir dengan fungsi mental
yang relatif dasar seperti kemampuan untuk memahami
dunia luar dan memusatkan perhatian. Namun, anak-anak
tak banyak memiliki fungsi mental yang lebih tinggi
seperti ingatan, berfikir dan menyelesaikan masalah.
Fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi ini dianggap
sebagai ”alat kebudayaan” tempat individu hidup dan 
alat-alat itu berasal dari budaya.
Alat-alat itu diwariskan pada anak-anak oleh anggota-
anggota kebudayaan yang lebih tua  selama pengalaman
pembelajaran yang dipandu. Pengalaman dengan orang
lain secara berangsur menjadi semakin mendalam dan
membentuk gambaran batin anak tentang dunia.
Egosentris dan Inner Speech

Menurut Vygotsky "forever intrigued with the


inventive powers that language bestowed on mind-
in ordinary speech, in the novels of Tolstoi and the
plays of Chekov and the Diary of Doestoevski, in
the stage directions of Stanislavski, in the play of
children " (Bruner, 1987). Penelitiannya banyak
menekankan pada pikiran dan bahasa.
Perkembangan Bahasa
•Para pakar perilaku memandang bahasa sama seperti
perilaku lainnya, misalnya duduk, berjalan, atau berlari.
Mereka berpendapat bahwa bahasa hanya merupakan urutan
respons (Skinner,1957) atau sebuah imitasi (Bandura, 1977).
Tetapi banyak diantara kalimat yang kita hasilkan adalah baru,
kita tidak mendengarnya atau membicarakannya sebelumnya.
•Bahasa dipahami dalam suatu urutan tertentu. Pada setiap
tahap di dalam tahap perkembangan, interaksi linguistik anak
dengan orang tua dan orang lain pada dasarnya mengikuti
suatu prinsip tertentu (Conti-Ramsden & Snow, 1991;
Maratsos, 1991).
Perkembangan pemahaman bahasa pada anak bukan saja sangat
dipengaruhi oleh kondisi biologis anak, tetapi lingkungan bahasa
di sekitar anak sejak usia dini jauh lebih penting dibandingkan
dengan apa yang diperkirakan di masa lalu ( Von Tetzchner &
Siegel, 1989).
Bagi Piaget, bahasa baru tampil ketika anak sudah mencapai
tahap perkembangan yang cukup maju. Pengalaman berbahasa
anak tergantung pada tahap perkembangan kognitif saat itu.
bagi Vygotsky, bahasa berkembang dari interaksi sosial dengan
orang lain. Awalnya, satu-satunya fungsi bahasa adalah
komunikasi. Bahasa dan pemikiran berkembang sendiri, tetapi
selanjutnya anak mendalami bahasa dan belajar
menggunakannya sebagai alat untuk membantu memecahkan
masalah.
A. Elaborasi Tahap-Tahap
Brown:

Tahap 1 berlangsung sejak usia 12 – 26 bulan MLU (Mean


Length of Utterance), panjang rata-rata pengucapan ialah 1,00 –
2,00. Perbendaharaan kata utamanya terdiri atas kata benda
dan kata kerja dengan sedikit kata sifat dan kata bantu. Kalimat
khasnya adalah “Dada mama”, “Dada papa” dan “Anjing besar”.

Tahap 2 berlangsung sejak usia 27 hingga 30 bulan MLU-nya


ialah 2,00 – 2,50. Kata-kata majemuk terbentuk secara tepat.
Kalimat khasnya adalah “Boneka tidur”, “Mereka cantik”, dan
“Susu Habis”.

Tahap 3 berlangsung sejak usia 31 – 34 bulan MLU-nya ialah


2,50 – 3,00. Pertanyaa-pertanyaan “iya-tidak” mulai muncul.
Kalimat khasnya “Ayah pulang ?”.
Tahap 4 berlangsung sejak usia 35 – 40 bulan MLU-nya adalah
3,00 – 3,75. Suatu kalimat kadang-kadang terkait dengan
kalimat lain. kalimat khasnya “Ku kira itu merah”.

Tahap 5 berlangsung sejak usia 41 – 46 bulan MLU-nyaaa


ialah 3,75 – 4,5. Kalimat-kalimat sederhana dan hubungan-
hubungan proposisi terkoordinasi. Kalimat khasnya “Aku ke
rumah Bob dan makan es krim”.

B. Sistem Aturan
Bahasa terdiri dari sistem aturan seperti morfologi, sintaksis,
semantik dan pragmatik .
Zona Perkembangan
Proksimal
Vygotsky percaya bahwa anak akan jauh lebih berkembang
jika berinteraksi dengan orang lain. Anak-anak tidak akan
pernah mengembangkan pemikiran operasional formal tanpa
bantuan orang lain.
Vygotsky membedakan antara aktual development dan
potensial development pada anak.
Aktual development ditentukan apakah seorang anak dapat
melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa atau guru.
Sedangkan potensial development membedakan apakah
seorang anak dapat melakukan sesuatu, memecahkan masalah
di bawah petunjuk orang dewasa atau kerjasama dengan
teman sebaya.
Lanjutan..

Menurut teori Vygotsky, Zona Perkembangan


Proksimal merupakan celah antara actual
development dan potensial development,
dimana antara apakah seorang anak dapat
melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa
dan apakah seorang anak dapat melakukan
sesuatu dengan arahan orang dewasa atau
kerjasama dengan teman sebaya.
Maksud dari ZPD adalah menitikberatkan ZPD
pada interaksi sosial akan dapat memudahkan
perkembangan anak.
Konsep SCAFFOLDING

Scaffolding merupakan suatu istilah yang


ditemukan oleh seorang ahli psikologi
perkembangan-kognitif masa kini, Jerome Bruner,
yakni suatu proses yang digunakan orang dewasa
untuk menuntun anak-anak melalui zona
perkembangan proksimalnya.
Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah suatu teori belajar yang


mempunyai suatu pedoman dalam filosofi dan
antropologi sebaik psikologi.
Pedoman filosofi pada teori ni ditemukan pada abad
ke-5 sebelum masehi ketika Socrates memajukan
pemikiran dari level sophist oleh metode
perkembangan sistematis yang ditemukan melalui
gabungan antara pertanyaan dan alasan logika.
Metode baru ini yang mengkontribusi secara besar-
besaran untuk memajukan aspek pemecahan masalah
aliran konstruktivisme.
Konstruktivisme percaya bahwa pengetahuan tidak
hanya kegiatan penemuan yang memungkinkan untuk
dimengerti, tetapi pengetahuan merupakan cara suatu
informasi baru berinteraksi dengan pengertian
sebelumnya dari pelajar.
Para konstruktivisme menekankan peranan motivasi
guru untuk membantu siswa belajar mencintai
pelajaran.
Tidak seperti behaviorist, yang menggunakan sanksi
berupa reward.
Konstruktivisme percaya bahwa motivasi internal,
seperti kesenangan pada pelajaran lebih kuat daripada
reward eksternal.
Mediasi
jika dikaji lebih mendalam teori perkembangan Vygotsky akan
ditemukan dua jenis mediasi, yaitu :
Mediasi Metakognitif
penggunaan alat-alat seimiotic yang bertujuan untuk
melakukan self regulation (pengaturan diri) yang mencakup
self planning, self monitoring, self checking, dan self
evaluation.
Mediasi Kognitif.
penggunaan alat-alat kognitif untuk memecahkan masalah
yang berhubungan dengan pengetahuan tertentu. Sehingga
media ini bisa berhubungan konsep spontan (yang bisa salah)
dan konsep ilmiah (yang lebih terjamin kebenarannya).
Vygostky Piaget

Konteks sosialkultural Penekanannya kuat Penekanannya lemah

Konstruktifisme Konstruk sosial Konstruk kognitif

Tahapan Tidak ada tahapan yang umum dari Penekanan yang kuat pada tingkatan
rancangan perkembangan (sensorimotor, preoperasional,
operasional nyata, dan operasional
formal)

Proses Kunci Perkembangan proximal, bahasa, Skema, asimilasi, akomodasi, operasi,


dialog, dan alat kebudayaan. konservasi, klasifikasi, hipotesis dari
penalaran deduktif,

Peran Bahasa Peran utama; bahasa memiliki peran Bahasa yang memiliki peran minimal,
yang kuat dalam membentuk pikiran kognisi membentuk/mengatur bahasa

Pandangan tentang Pendidikan Pendidikan memainkan peran utama, Pendidikan hanya memperbaiki
membantu anak-anak belajar alat keterampilan kognisi anak yang telah
kebudayaan. muncul

Implikasi Guru guru adalah fasilisator dan pembimbing Juga melihat pandangan guru sebagai
bukan sebagai pengarah; membuktikan fasilisator dan pembimbing, bukan
bahwa terdapat banyak kesempatan sebagai pengarah mengembangkan
untuk anak-anak belajar dengan guru dukungan untuk anak-anak
dan lebih banyak keterampilan yang bereksplorasi dengan dunia mereka dan
muncul. pengetahuan yang belum diketahui
MEKANISME PERKEMBANGAN

Vygotsky berpendapat, pembangunan mengikuti


proses dialektik tesis (satu ide atau fenomena),
antitesis (ide menentang atau fenomena), dan sintesis
(resolusi), yang menghasilkan konsep tingkat yang
lebih tinggi atau fungsi yang lebih maju.
 Riegel klaus (1976) mengidentifikasi empat sumber
perubahan perkembangan pada proses dialektika: (1)
dalam biologi, (2) individu psikologis, (3) kultur-
sosiologis, dan (4) fisik luar
Keunggulan teori Vyghotsky

 Adanya perhatian terhadap konteks


sosial budaya
Adanya integrasi terhadap
pembelajaran sehari-hari dan
perkembangan
Adanya kepekaan terhadap keragaman
perkembangan

Anda mungkin juga menyukai