PENDEKATAN PSIKOLOGI
DALAM BELAJAR BAHASA
“MAKALAH”
Disusun oleh:
Adenailatul Khoiriyah (15188201053)
Rizka Nofita Sumanti (15188201062)
Dosen Pengampu:
Mochammad Bayu Firmansyah, M.Pd
PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendekatan Psikologi
Belajar bahasa adalah proses penguasaan bahasa baik bahasa pertama maupun
bahasa kedua. Proses penguasaan bahasa yang dimaksud melipiti penguasaan secara
alamiah (acquisition) maupun secara formal (learning) (Krashen, 1981: 40). Kedua proses
tersebut mengisyaratkan kepada kita bahawa proses alamiah maupun proses secara
formal sedikit banayak akan mempertimbangkan aspek psikologi bagi pembelajarnya.
2.2 Pendekatan Behaviorisme
Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan
dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan
dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang
diinginkan (Arya, 2010).
a. Ivan Pavlov
1. Belajar adalah proses pembentuk asosiasi antara stimus dan respons secara
reflektif.
b. B.F. Skinner
Pengertian belajar merupakan pembentukan asosiasi antara stimulus dengan
respons reflektif (sama dengan Pavlov). Skinner juga menyangkal adanya kempuan
bawaan dan meyakini bahwa belajar perlu classical conditioning dan operan
conditioning. Skinner juga menyimpulkan perlunya pengajaran terprogram secara
bertahap. Artinya, stimulus yang diberiakan pada pembelajar (jika persyaratan lain
terpenuhi, seperti terciptanya situasi kelas yang kondusif) akan menghasilkan respons
tertentu. Respons tertentu akan menjadi stimulus baru dan menghasilkan respons baru
yang lain, dan seterusnya.
2. Mengingat-ingat,
3. Menirukan,
4. Mengasosiasikan, dan
5. Menganalogi.
Dari kelima langkah tersebut dapat disimpulkan bahwa berbahasa pada dasarnya
merupakan proses pembentukan kebiasaan. Jika kita amati dari langkah-langkah
eksperimen Pavlov maupun Skinner kemudian dikaitkan dengan proses pembelajaran
bahasa dapat dikemukakan bahwa:
2.3 Pendekatan Kognitivisme
Belajar adalah proses penuh makna dalam mempertautkan kejadian atau bahan
(informasi) baru dengan konsep dan proposisi-proposisi yang sudah ada dalam kognisi
anak (Ausubel, 1965: 8).
a. Chomsky
1. Gagasan kaum behavioris tentang tingkah laku bahasa manusia yang
dipersama kan dengan tingkah laku binatang tidaklah benar. Tingkah laku
manusia jauh lebih rumit daripada tingkah laku binatang.
2. Deskripsi tingkah laku bahasa yang dilukiskan oleh kaum behavioris melalui
stimulasi eksternal (yang teramati) dan respons yang sesuai juga tidak benar.
Deskripsi tingkah laku bahasa harus dideskripsikan berdasarkan kemampuan
bawaan manusia untuk belajar bahasa.
1. Manusia sejak lahir telah memiliki kemampuan berbahasa yang bersifat
bawaan (innate).
2. Untuk membuat agar anak mampu berbahasa, membuat hipotesis mengenai
struktur bahasa. Dalam hal ini seorang anak sejak lahir telah dibekali alat
pemerolehan bahasa (LAD: Language Acquistion Device).
3. Hipotesis tentang struktur bahasa yang dibuat oleh anak terjadi diambang
sadar (subcomsiousnes) dan akan diuji dalam pemakaina bahasa secara terus-
menerus dan akan dicocokkan dengan masukan linguistic baru yang di
peroleh dari lingkungannya.
4. Chomsky juga mengatan bahwa belajar bahasa bukan sekedar tanggapan
terhadap rangsanaga dari lauar dalam proses pembentukan kebiasaan
melaikan proses kreatif yang rasional dan kogmitif (dalam Kaswanti, 1990).
b. Jean Piaget
1. Pada usia 0-2 tahun dikenal dengan masa gerakan pancaindra (sensory
motor period). Pada masa ini seorang anak sedikit demi sedikit
mengembangkan kemampuannya untuk membedakan dirinya dengan
benda-benda lain.
2. Pada usia 2-7 tahun dikenal dengan masa pra-sosial. Pada masa ini ditandai
dengan anak menjadi pusat tunggal yang mencolok dari suatu objek,
misalnya seorang anak melihat benda cair yang sama banyak tetapi yang
satu benda dalam gelas panjang dan sebagian berada dalam cawan datar,
anak akan mengatakan bahwa air di gelas lebih banyak daripada air di
cawan datar.
3. Pada usia 7-11 tahun disebut masa operasi konkret. Pada masa ini seorang
anak telah memiliki sistem kognisi yang tersusun rapi yang mendasari segala
kognisi dan presepsi mereka. Anak sudah dapat membedakan benda yang
sama dalam kondisi yang berbeda
4. Pada usia 11 ke atas disebut masa operasi formal. Pada masa ini anak mulai
memasuki dunia “kemungkinan”dari dunia yang sebenarnya. Mereka sudah
dapat memahami kemungkinan apa dan bukan saja “apa” (Flaevel, 1963;
Tarigan, 1986).
c. Stephan Krashen
4. Hipotesis keempat yaitu hipotesis input (the input hypothesis) menyatakan
bahwa kemampuan bahasa seseorang tergantung inputnya.
2.4 Pendekatan Humanisme
Pendekatan humanism atau konstruktivisme memeberikan peranan kepada
pembelajar lebih besar dalam belajar dan beorientasi pada kebutuhan pembelajar (Stevics,
1982).
2.5 Pendekatan Konstruktivisme
Kontruktivisme merupakan landasan berfikir yang merupakan pendekatan
kontekstual. Yaitu pendekatan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba(Suwarna,2005).
Selain itu, konsep-konsep yang ada pada seseorang boleh berubah selaras dengan
pengalaman baru yang dialaminya dan ini dikenali sebagai penalaan atau tuning.
Seseorang juga boleh membina konsep-konsep dalam struktur kognitifnya dengan
menggunakan analogi, yaitu berdasarkan pengetahuan yang ada padanya. Menurut Gagne,
Yekovich, dan Yekovich (1993) konsep baru juga boleh dibina dengan menggabungkan
beberapa konsep-konsep yang telah ada pada seseorang dan ini dikenali sebagai parcing.
2.6 Pandangan Konstruktivisme
Konstruktivisme dianggap sebagai perkembangan lebih lanjut dari pandanagan
psikologi kognitif Piaget maupun Vygotsky (Sukiman, 2008).
Pembelajaran yang terkonstrutivistis memiliki ciri sebagai beikut:
c. Proses belajar yang bermakana dipengaruhi oleh motivasi, konteks social,
perbedaan setiap indidvidu (setiap indidvidu memiliki cara belajar yang
berbeda dengan individu yang lain).
f. Pembiaran belajar oleh siswa tida cukup tetapi harus tetap ada “campur
tangan dari guru” untuk membantu mengkonstruk penegtahuan dengan
mengarahkan dalam berinteraksi sosial.
c. Latihan pengucapan harus diberikan sejak awal dengan maksud untuk
membentuk kebiasaaan yang otomatis dalam mengucapkan bunyi-bunyi
bahasa yang dipelajari secara benar tanpa ragu-ragu.
g. Teks bacaan yang diberikan harus berisi kehidupan dan kebudayaan penutur
asli bahasa yang dipelajari dengan memperhatikan tingkat kesukaran bahasa
dan isinya.
pedagogis.
Pendekatan kognitif (mentalis) yang diaplikasikan oleh para pakar pengajaran
bahasa dengan berpegang pada linguistic Generatif Trasnformasi, proses pembelajaran
bahasa juga memberikan persyaratan apabila pemeblajaran bahasa tidak ingin gagal.
Pendekatan kostruktivisme dalam pembelajaran bahasa dipandang sebagai
pendekatan mutakhir. Pendekatan ini dipandang yang paling seusai dengan sifat-sifat
dasar belajar anak. Anak memiliki kebebasan untuk mengkonstruk pengetahuan
berdasarkan perkembangan pikirannya. Namun, kebebasan yang dimiliki anak tidak
dibiarkan liar tanpa pendampingan oleh guru. Guru sebagai fasilisator yang memberikan
kemungkinan untuk ikut campur tangan dalam proses pembelajaran anak.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan
dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan
dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang
diinginkan (Arya, 2010).
Belajar adalah proses penuh makna dalam mempertautkan kejadian atau bahan
(informasi) baru dengan konsep dan proposisi-proposisi yang sudah ada dalam kognisi
anak (Ausubel, 1965: 8).
Pendekatan humanism atau konstruktivisme memeberikan peranan kepada
pembelajar lebih besar dalam belajar dan beorientasi pada kebutuhan pembelajar (Stevics,
1982).
Konstruktivisme dianggap sebagai perkembangan lebih lanjut dari pandanagan
psikologi kognitif Piaget maupun Vygotsky (Sukiman, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Pranowo. 2014. Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Unknown di 06.48
Berbagi
Posting Komentar
Beranda
Mengenai Saya
Unknown
Lihat profil lengkapku