Anda di halaman 1dari 9

Nama : Auliatul Rosida Novianti

Nim : 228620100441
Prodi : Bimbingan Dan Konseling 2022 (B)

Jurnal Pertama

PSIKOANALISA SIGMUND FREUD DAN IMPLIKASINYA


DALAM PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN

Teori psikoanalisis merupakan teori yang berusaha untuk menjelaskan tentang hakikat
dan perkembangan kepribadian manusia. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah
motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian
berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang pada
umumnya terjadi pada anak-anak atau usia dini. Psikoanalisis memiliki banyak hal untuk
ditawarkan kepada pendidikan. Hubungan di antara mereka seperti sebuah perkawinan di mana
kedua pasangan sadar akan kebutuhan bersama mereka, tapi tidak terlalu mengerti satu sama lain
dan karena juga tidak mengerti akan namanya menyatu.

BAB II
METODE PENELITIAN:

BAB III
PEMBAHASAN SINGKAT
Ilmu psikologi mulai diakui sebagai ilmu yang mandiri sejak tahun 1879 saat Wilhelm
Mundt mendirikan laboratorium psikologi di Jerman. Sejak saat itu, ilmu psikologi berkembang
pesat yang ditandai dengan lahirnya berbagai aliranaliran di dalamnya. Salah satu aliran dalam
ilmu psikologi tersebut adalah konsep kepribadian. Konsep ini pun akhirnya dimaknai oleh
banyak ahli dengan definisi yang beragam, salah satunya pemaknaan konsep kepribadian dari
aliran psikoanalisis .Teori psikoanalisis adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan
perkembangan kepribadian. Meskipun teorinya berevolusi, Freud menegaskan bahwa
psikoanalisis tidak boleh jatuh ke dalam elektisisme, dan murid-muridnya yang menyimpang dari
ide-ide dasar ini segera akan dikucilkan secara pribadi dan profesional oleh Freud.
Freud menganggap dirinya sebagai ilmuan. Namun, definisinya tentang ilmu agak berbeda dari
yang dianut kebanyakan psikolog saat ini. Freud lebih mengandalkan penalaran deduktif
ketimbang metode riset yang ketat, dan ia melakukan observasi secara subjektif dengan jumlah
sampel yang relatif kecil. Dia menggunakan pendekatan studi-studi kasus hampir secara secara
ekslusif, merumuskan secara khas hipotesis-hipotesis terhadap fakta-fakta kasus yang
diketahuinya.Di tengah-tengah psikologi yang memprioritaskan penelitian atas kesadaran dan
memandang kesadaran sebagai aspek utama dari kehidupan mental.
Bahkan hingga sekarang, teori ini juga masih banyak mendapat kritikan dari para ahli yang
berseberangan.
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para
pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Pada mulanya istilah
psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan dengan Freud saja, sehingga “psikoanalisis”
dan “psikoanalisis Freud” sama artinya. Psikoanalisis memiliki tiga penerapan:
1. suatu metode penelitian dari pikiran.
2. suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia.
3. suatu metode perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.
Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yaitu sadar (conscious),
prasadar (preconscious), dan tak sadar (unconscious). Pada tahun 1923, Freud memperkenalkan
tiga model struktural yang berbeda, id, ego, dan superego. Struktur baru ini tidak menggantikan
struktursebelumnya, tetapi melengkapi mental image, terutama dari segi fungsi dan tujuan.
Menurut Freud, mekanisme pertahanan diri adalah strategi yang digunakan oleh individu untuk
mencegah munculnya keinginan perayaan dan untuk memerangi tekanan uber-ego pada diri
dengan tujuan mengurangi kecemasan atau relaksasi. Berikut ini 7 macam mekanisme
pertahanan ego yang menurut Freud umum dijumpai : Represi, Sublimasi, Proyeksi,
Displacement, Rasionalisasi, Pembentukan reaksi, Regresi. Perkembangan kepribadian
berlangsung melalui 5 fase, yang berhubungan dengan kepekaan pada daerah-daerah erogen atau
bagian tubuh tertentu yang sensitive terhadap rangsangan. Kelima fase perkembangan
kepribadian adalah sebagai berikut : Fase oral, Fase anal, Fase falis, Fase laten, Fase genital.
BAB IV
KESIMPULAN

Psikoanalisis merupakan teori yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dalam menganalisis
psikologis manusia. Menurutnya, tingkah laku manusia justru didominasi oleh alam bawah sadar
yang berisi id, ego, dan super ego. Dalam pendidikan, konsep psikoanalisis juga diaplikasikan ke
dalamnya. Artinya, Pendidikan juga perlu mempertimbangkan konsep-konsep psikoanalisis
dalam mengembangkan dan mendidik siswanya. Hal lain yang diterapkan dalam proses
pendidikan adalah dengan menggunakan berbagai pendekatan dalam proses bimbingan kepada
para siswa. Dibutuhkan pendekatan secara personal dalam menangani peserta didik yang
memiliki sikap agresif yang berlebihan.

Daftar Pustaka : Helaluddin, Syawal, S. (2018). Psikoanalisis Sigmund Freud dan Implikasinya
dalam Pendidikan. Diakses 14 April 2023, dari https://www.researchgate.net/profile/

Jurnal Kedua:

PENDEKATAN HUMANISTIK DALAM BIMBINGAN KONSELING


DI SEKOLAH UNTUK MENGEMBANGKAN
KETERAMPILAN SOSIAL SISWA

BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan sebagai dasar pembelajaran individu adalah sistematisasi proses penguasaan


berbagai jenis keterampilan untuk bertahan hidup dalam kondisi sosial. Pendidikan bekerja
dengan kapan saja dan di mana saja. Setiap orang menjalani proses belajar melalui apa yang
mereka temui atau kerjakan. pembelajaran di sekolah masih lebih bersifat teoretis dan tidak
berkaitan dengan konteks lingkungan di mana ditemukan siswa. Akibatnya, siswa tidak dapat
menggunakan pengetahuan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah kehidupan.

BAB II
METODE PENELITIAN :
BAB III
PEMBAHASAN SINGKAT :
Keterampilan sosial adalah bagian dari keterampilan hidup sering disebut dengan
kecakapan hidup. ulasan yang berbeda Para ahli kecakapan hidup telah menyimpulkan bahwa
kecakapan hidup adalah kemungkinan yang harus berani dihadapi masalah hidup dan hidup
secara wajar tanpa merasa tertekan, lalu aktif, jelajahi secara kreatif, temukan solusi untuk
mengatasinya. (WHO) mengelompokkan life skill menjadi lima aspek, yaitu:Self awareness atau
personal skill, Social skill,Thinking skill,Academic skill, Vocational skill. Berdasarkan kedua
pengelompokan ini, dapat dilihat bahwa social skill merupakan bagian dari life skill.
Upaya pengembangan potensi dan kepribadian peserta didik menjadi tugas utama
konselor bimbingan. Dalam menjalankan tugasnya diperlukan sikap yang benar agar usaha para
pembina sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Memang di bidang ini masih ada instruktur dan
konsultan Banyak orang menggunakan pendekatan perilaku dalam memenuhi fungsinya. Masih
banyak guru BK maupun guru mata pelajaran yang berpendapat bahwa pelatihan pada dasarnya
adalah transfer ilmu guru kepada siswa, jadi pendekatan lebih dari ceramah, tanya –jawab,
menasehati siswa.
Open education atau pendidikan terbuka adalah proses pendidikan yang memungkinkan
siswa untuk bergerak bebas di dalam kelas dan memilih kegiatan belajarnya sendiri. Guru
bertindak sebagai moderator atau pembimbing. Ciri utama open education adalah : belajar
dilakukan secara bebas di sekitar kelas, siswa boleh memilih aktifitasnya sendiri, Murid belajar
secara individual dan kelompok, Ketersediaan pusat-pusat belajar atau kegiatan sehingga
memungkinkan siswa belajar dalam bidang atau topic yang diminati.
BAB IV
KESIMPULAN :
Eksistensi aktivitas siswa yang besar dan interaksi dalam kegiatan mempelajari.
Kondisi seperti itu akan mendorong siswa berani menyampaikan gagasan atau informasi yang
diketahui, siswa dapat kesempatan untuk memecahkan masalah secara logis, begitu juga siswa
mampu menemukan hubungan dari jangkauan yang luas fenomena yang diperoleh sehingga dia
bisa membangun pengetahuannya. Dengan demikian, pendekatan humanisme ini dapat
berkembang bukan hanya kemampuan belajar siswa tetapi juga kemampuan staf tentang
keterampilan sosial siswa secara individual bersama.

Daftar Pustaka : Setiawati, A. F. (2009). Pendekatan Humanistik Dalam Bimbingan Konseling


Di Sekolah Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Jurnal ketiga

PENDEKATAN KONSELING BEHAVIORAL DALAM


PENANGANAN REMAJA BERMASALAH

BAB I
PENDAHULUAN

Faktor protektif membuat seorang remaja dapat mengatasi akibat negatif dari
permasalahan yang timbul pada masa remaja sehingga seorang remaja dapat mengendalikan diri
untuk tidak berlanjut menjadi masalah pada pribadinya sendiri atau lingkungannya, misalnya
tidak menggunakan obat, tidak menjadi depresi, tidak berprilaku seksual yang salah dan lain-
lain. Faktor protektif pada seorang remaja dapat kita dukung dengan menciptakan lingkungan
yang baik dan benar yang didasari oleh agama, peraturan, pengetahuan orang tua mengenai
kesehatan remaja dan pola asuh yang sesuai .Kebanyakan anak remaja membutuhkan ruang dan
merasa seolah orang tua menekan mereka. Itulah sebabnya kebanyakan anak cenderung menarik
diri saat mencapai masa remaja dan tidak ingin banyak berhubungan dengan orang tua
mereka. Mereka memang mengalami kondisi yang sama dengan remaja pada umumnya namun
tentunya mereka belum memiliki kapasitas untuk dapat membimbing remaja lain secara
professional dan juga melihat perjalanan kehidupan secara menyeluruh. Melalui konseling
dengan konselor professional, remaja bisa mendapatkan: Tempat yang nyaman untuk bercerita
dan berdiskusi tentang masalah personal.

BAB II
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan. Metode


pengumpulan data yang digunakan yakni metode dokumentasi. Sumber data yang digunakan
adalah buku, jurnal dan situs internet. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode
analisis isi .Hasil Penelitian ini adalah setiap item penelitian dengan kesimpulan bersifat khusus
yang terkait dengan Konseling Behavioral dalam penanganan remaja bermasalah. Metode atau
teknik yang di gunakan konseling behavioral dalam penanganan remaja.
BAB III
PEMBAHASAN SINGKAT

Pendidikan bertujuan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan cakap kompetitif
dan bermoral baik. Sekolah merupakan lingkungan yang di dalamnya terdapat berbagai jenis
individu dengan kepribadian yang berbeda-beda. Masalah harga diri siswa dapat menjadi
penghalang utama di semua bidang kehidupan sosial, akademik, dan profesional. Siswa dengan
tingkat kepercayaan diri rendah (sulit beradaptasi) dalam kehidupan pribadinya selalu ragu
dalam memutuskan suatu tindakan atau sering cemas dan lebih suka menyendiri dan menjauh
dari lingkungan. Cara meningkatkan kepercayaan diri orang yang terisolasi siswa harus
menggunakan terapi behavioral karena metode ini adalah hal yang paling penting untuk
mengubah perilaku manusia. Penggunaan terapi behavioral juga menekankan pada modifikasi
perilaku orang sehingga orang dapat menemukan perilaku baru dan menghilangkan perilaku
yang tidak sesuai. Dari sudut perilaku, kepribadian manusia pada dasarnya terdiri dari perilaku.
Perilaku terbentuk sebagai hasil dari semua pengalaman berupa interaksi individu dengan
lingkungan sekitarnya. Kepribadian seseorang merupakan cerminan dari pengalamannya, yaitu
situasi atau stimulus yang diterimanya.

BAB IV
KESIMPULAN :

Penerapan konseling behavioral dalam penanganan remaja bermasalah dapat membentuk


karakter dan harga diri seorang remaja, serta membantu remaja dalam memenuhi tugas
perkembangan untuk mandiri dan bertanggung jawab

Daftar Pustaka : Haslindah, Passalowongi, A. J. A. , Passalowongi, J. (2021). Pendekatan


Konseling Behavioral Dalam Penanganan Remaja Bermasalah. JUBIKOPS: Jurnal
Bimbingan Konseling dan Psikologi, 1(2),77-86.
Jurnal Ke-empat

PENERAPAN PENDEKATAN REBT (RASIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPHY)


UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I
PENDAHULUAN :

REBT adalah pendekatan perilaku-kognitif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan


motivasi belajar siswa. Pendekatan ini bertujuan untuk membantu siswa mengubah keyakinan
irasional dan pola berpikir negatif yang dapat menghambat prestasi akademik mereka. Dengan
menantang keyakinan ini dan mendorong siswa untuk menerapkan pemikiran yang lebih rasional
dan positif, REBT dapat membantu siswa mengembangkan pandangan yang lebih optimis
tentang kemampuan dan potensi belajar mereka. Pada gilirannya, hal ini dapat menimbulkan
peningkatan motivasi dan keinginan untuk lebih terlibat dalam proses pembelajaran. Secara
keseluruhan, dengan menggunakan REBT sebagai metode konseling, siswa dapat menjadi lebih
sadar akan keyakinan negatif mereka dan belajar untuk menggantikannya dengan pemikiran
yang lebih rasional dan positif. Ini dapat membantu siswa mengembangkan rasa motivasi yang
lebih kuat dan menghasilkan hasil akademik yang lebih baik.

BAB II
METODE PENELITIAN :

Metode yang digunakan untuk menulis artikel ini adalah literature review, yang meliputi
studi literatur mengenai variabel-variabel yang dibahas. Tujuan dari literature review adalah
untuk menyajikan hasil deskripsi dokumen dan argumentasi penulis dalam bentuk teks. Dalam
konteks ini, kajian pustaka digunakan untuk membahas pentingnya motivasi dalam proses
pembelajaran dan bagaimana penerapan emotional-reasonable behavior therapy (REBT) untuk
meningkatkan motivasi siswa murid.

BAB III
PEMBAHASAN SINGKAT :

REBT dikembangkan oleh Albert Ellis dalam beberapa tahap. Pandangan yang
mendasari pendekatan terhadap manusia ini adalah bahwa individu cenderung berpikir dengan
cara yang tidak rasional, salah satunya dicapai melalui pembelajaran sosial. Teori REBT
membagi 4 keyakinan irasional dan 4 keyakinan rasional menjadi alternatif. Kebutuhan pertama
adalah keyakinan irasional. Ada 3. jenis permintaan, terhadap diri sendiri, orang lain, dan
kehidupan. Kebutuhan inilah yang menyebabkan munculnya keyakinan irasional lainnya,
termasuk percaya bahwa Anda akan banyak menderita, percaya bahwa Anda tidak tahan
kekecewaan, dan percaya bahwa Anda pasti akan menjadi depresi.
Keyakinan irasional sebenarnya dapat digantikan oleh keyakinan rasional ketika
individu memiliki keinginan non-dogmatis (berlawanan dengan kebutuhan). Rational Emotional
Behavior Therapy (REBT) bertujuan untuk menghilangkan gangguan emosi yang dapat
merugikan individu seperti: kecemasan, kebencian, ketakutan, rasa bersalah dan kemarahan yang
membuat individu tersebut tertekan. realitas kehidupan. masuk akal dan membangkitkan rasa
percaya diri dan kapasitas pribadi. Tujuan utama dari Konseling menggunakan Terapi Perilaku
Emosional Rasional (REBT) adalah untuk membantu individu menyadari bahwa mereka dapat
menjalani kehidupan yang lebih rasional dan produktif.

BAB IV
KESIMPULAN :

Dapat disimpulkan bahwa REBT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Karena
REBT adalah perspektif berbasis orang, menjelaskan bahwa individu cenderung berpikir
irasional, salah satunya melalui pembelajaran sosial. Pikiran irasional, yaitu individu tidak
mampu mempertahankan diri dengan baik, gagal menyadari diri, dan cenderung memiliki emosi
negatif yang terwujud dalam perilaku negatif. Sementara itu, berpikir rasional erat kaitannya
dengan hal-hal yang positif, antara lain kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri,
menyadari dirinya dengan baik, dan merawat dirinya dengan baik. REBT bertujuan untuk
menghilangkan gangguan emosi yang dapat merugikan individu seperti kecemasan, kebencian,
ketakutan, perasaan susah, kemarahan, dll.
Daftar Pustaka : Yanti, M. L. , Saputra, M. S. (2018). Penerapan Pendekatan Rebt (Rasional
Emotive Behavior Theraphy) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. FOKUS, 1(6),
249-255

Anda mungkin juga menyukai