Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PSIKOLOGI UMUM

ALIRAN PSIKOANALISIS

Dosen Pengampu : Chintia Viranda, S.Psi,M.A

Di susun oleh kelompok 4 :

Arigandhi Bugaragayo ( 23190052 )

Najmah Humaira Sadah ( 23190008 )

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Esa, Karena
dengan karunianya saya dapat menyelesaikan Makalah Psikologi Umum ini dengan
penuh kemudahan, dan tanpa pertolongan Allah SWT, mungkin makalah ini tidak dapat
saya selesaikan. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehatnya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari Mata Kuliah Psikologi
Umum dengan judul “ Aliran Psikoanalisis”.

Tujuan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta
agar pembaca lebih memahami isi dan maksud makalah ini. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah Psikologi umum, yaitu Chintia
Viranda, S.Psi,M.A yang telah membimbing kami dalam belajar dan juga pembuatan
makalah ini. kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, untuk
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, 26 November 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................1
A. Pendahuluan..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................2
A. Pengertian psikoanalisis........................................................2
B. Pendekatan teori psikoanalisis menurut Sigmund Freud.......4
BAB III PENUTUP....................................................................10
A. Kesimpulan.........................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan

Psikologi telah diakui sebagai ilmu yang mandiri sejak tahun 1879 ,
ketika Wilhelm Mundt mendirikan Institut Psikologi di Jerman. Sejak saat itu,
psikologi berkembang pesat dan ditandai dengan munculnya berbagai aliran
pemikiran di dalamnya. Salah satu aliran psikologi adalah konsep
kepribadian. Konsep ini pada akhirnya ditafsirkan oleh banyak ahli dengan
menggunakan berbagai definisi, termasuk pengertian konsep kepribadian
aliran psikoanalitik. Sedangkan Teori psikoanalitik merupakan teori yang
berupaya menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian. Unsur yang
diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi, dan aspek internal lainnya.
Teori ini mendalilkan bahwa kepribadian berkembang ketika konflik muncul
dari aspek psikologis tersebut, yang biasanya terjadi pada masa kanak-kanak
atau usia dini. Hubungan antara psikoanalisis dan pendidikan sangatlah
kompleks dalam artian psikoanalisis telah mengubah dan memperkaya tingkat
tingkah laku (sikap) sampai pada taraf hubungan pendidikan (hubungan antara
pendidik, orang tua dan peserta didik yang bersangkutan). Teori psikoanalitik
memberikan kontribusi dalam berbagai hal terhadap berbagai pertimbangan
dalam perkembangan dunia pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian psikologi analisis ?


2. Bagaimana pendekatan teori psikologi analisis menurut Sigmund freud

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian psikoanalisis

Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund


Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan
perilaku psikologis manusia. Sigmund Freud sendiri dilahirkan di Moravia pada
tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939.
Istilah psikoanalisis awalnya hanya digunakan sehubungan dengan Freud ,
sehingga ``psikoanalisis'' dan ``psikoanalisis Freudian'' memiliki arti yang sama
Ketika beberapa pengikut Freud kemudian meninggalkan ajarannya dan
menempuh jalannya sendiri, mereka pun meninggalkan istilah psikoanalisis dan
memilih nama baru untuk menggambarkan ajaran mereka. Contoh yang terkenal
adalah Carl Gustav Jung dan Alfred Adler, yang masing-masing menerima
"Psikologi Analitik" dan "Psikologi Individu " atas ajaran mereka. Psikoanalisis
memiliki tiga penerapan:

1. Sebuah metode mempelajari pikiran.


2. Ilmu yang sistematis tentang tingkah laku manusia.
3. Cara mengobati penyakit mental atau emosional.

Teori psikoanalitik dikembangkan oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis


dapat dianggap sebagai teknik terapi dan sekolah psikologi. Psikoanalisis, salah
satu cabang ilmu psikologi, banyak membahas tentang kepribadian, terutama dari
segi struktur, dinamika, dan perkembangannya. Sedangkan konsep psikoanalisis
yang diterapkan dalam pendidikan adalah pendidikan yang bermuara pada
penciptaan kreativitas peserta didik. Saat ini kita berada pada era revolusi
teknologi informasi. Pada era ini, setiap manusia dituntut memiliki kreativitas

2
yang orisinil dan terbaik. Orang-orang yang sukses pada masa ini adalah orang-
orang yang memiliki kreativitas tanpa batas. Tengoklah seperti pendiri facebook,
android, samsung, dan lain-lain. Mereka eksis dan sukses mencapai puncak
kejayaan karena memiliki inovasi dan kreativitas yang mumpuni. Menurut Freud,
kreativitas merupakan bagian dari kepribadian yang didorong untuk menjadi
kreatif jika memang mereka tidak dapat memenuhi kebutuhansekssual secara
langsung. Berhubung kebutuhannya tidak terpenuhi maka terjadilah sublimasi dan
akhirnya muncullah imajinasi.

Psikoanalisis adalah jenis terapi yang bertujuan untuk melepaskan emosi dan
ingatan yang terpendam atau tertekan. Dengan kata lain, tujuan psikoanalisis adalah
untuk membawa ke permukaan apa yang ada di alam bawah sadar. Tujuan ini dicapai
dengan berbincang-bincang dengan seorang individu mengenai pertanyaan besar seputar
kehidupan, hal-hal penting, dan menyelami kerumitan hidup ke alam bawah sadar yang
tampak sederhana di permukaan.

Dalam cakupan yang luas dari psikoanalisis ada setidaknya 20 orientasi teoretis
yang mendasari teori tentang pemahaman aktivitas mental manusia dan perkembangan
manusia. Berbagai pendekatan dalam perlakuan yang disebut "psikoanalitis" berbeda-
beda sebagaimana berbagai teori yang juga beragam. Psikoanalisis Freudian, baik teori
maupun terapi berdasarkan ide-ide Freud telah menjadi basis bagi terapi-terapi modern
dan menjadi salah satu aliran terbesar dalam psikologi. Sebagai tambahan, istilah
psikoanalisis juga merujuk pada metode penelitian terhadap perkembangan anak. Dari
segi medis, psikoanalisis adalah salah satu tipe pengobatan pasien berdasarkan teori
bahwa apa yang terjadi pada seseorang di masa kini terbentuk dari masa lalunya.
Kurangnya pemahaman pada pengalaman pribadi mana yang mempengaruhi mood dan
perilaku dapat menimbulkan masalah pada hubungan, pekerjaan, dan kepercayaan diri.

3
B. Pendekatan teori psikoanalisis menurut Sigmund Freud

Sigmund Freud berasumsi bahwa energi penggerak awal perilaku manusia


berasal dari dalam diri manusia yang terletak jauh di alam bawah sadar. Itulah
sebabnya, mengapa begitu banyak penyakit fisik yang disebabkan oleh
tertekannya psikologis seseorang. Tekanan psikologis itu ditekan ke dalam alam
bawah sadar seseorang. Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan
kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar
(unconscious) Topografi atau peta kesadaran ini dipakai untuk mendeskripsikan
unsur awareness dalam setiap kejadian mental seperti berpikir dan berfantasi.
Sampai pada awal tahun 1920an, teori tentang konflik kejiwaan hanya
melibatkan ketiga unsur kesadaran itu

Baru pada tahun 1923 Freud mengenal tiga model struktur yang lain,
yakni id, ego, dan superego. Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama,
melainkan melengkapi serta menyempurnakan gambaran mental terutama dalam
fungsi atau tujuannya. Enam elemen pendukung struktur kepribadian itu sebagai
berikut:

1. Sadar (Conscious)

Tingkat kesadaran yang berisi semula yang kita cermati pada saat tertentu.
Menurut Freud, hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental (pikiran,
persepsi, perasaan, dan ingatan) yang masuk kesadaran (consciousness). Isi dari
hasil daerah sadar itu merupakan hasil proses penyaringan yang diatur oleh
stimulus atau cue-external. Isi dari kesadaran itu hanya bertahan dalam waktu
yang singkat di daerah conscious, dan segera tertekan ke daerah preconscious
atau unconscious, ketika seseorang memindahkan perhatiannya ke cue yang
lain.

2. Prasadar (Preconscious)

4
Disebut juga ingatan siap (available memory), yakni kesadaran yang menjadi
jembatan antara sadar dan tak-sadar. Isi preconscious berasal dari conscious dan
dari unconscious. Pengalaman yang ditinggal oleh perhatian, semula disadari
tapi

kemudian tidak dicermati, akan diarahkan dan ditekan sehingga berpindah ke


daerah prasadar. Di sisi lain, isi dari daerah taksadar dapat muncul ke daerah
prasadar. Kalau sensor sadar dapat menangkap bahaya yang bisa timbul akibat
kemunculan materi tak sadar, materi tersebut akan ditekan kembali ke
ketidaksadaran. Materi taksadar yang sudah ada pada daerah prasadar itu bisa
muncul ke kesadaran yang tidak simbolis, seperti mimpi, lamunan, salah ucap,
dan mekanisme pertahanan diri.

3. Tak Sadar (Unconscious)

Adalah bagian yang paling dalam pada struktur kesadaran dan menurut
Freud merupakan bagian terpenting dari jiwa manusia. Secara khusus Freud
membuktikan bahwa ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetis tetapi itu
adalah kenyataan empiris. Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls dan drivers
yang dibawa dari lahir, dan pengalaman-pengalaman traumatis (biasanya pada
masa kanak-kanak) yang ditekan oleh kesadaran sehingga berpindah ke daerah
ketidaksadaran. Isi dan/atau materi ketidaksadaran itu memiliki kecenderungan
kuat untuk bertahan terus dalam ketidaksadaran, pengaruhnya dalam mengatur
tingkah laku sangat kuat namun tetap tidak disadari.

Aliran psikoanalisis Freud merujuk pada suatu jenis perlakuan di mana orang
yang dianalisis mengungkapkan pemikiran secara verbal, termasuk asosiasi
bebas, khayalan, dan mimpi, yang menjadi sumber bagi seorang penganalisis
merumuskan konflik tidak sadar yang menyebabkan gejala yang dirasakan dan
permasalahan karakter pada pasien, kemudian menginterpretasikannya kepada
pasien untuk menghasilkan pemahaman diri untuk pemecahan masalahnya.

5
4. The Id

Adalah sistem kepribadian yang asli dibawa sejak lahir. Dari id ini kemudian
akan muncul ego dan superego. Saat dilahirkan, id berisi semua aspek psikologi
yang diturunkan seperti insting, impuls dan drives. Id berada dan berpotensi
dalam daerah Unconscious, mewakili subjektifitas yang tidak pernah disadari
sepanjang usia. Id berhubungan erat pada proses fisik untuk memperoleh energi
psikis yang digunakan untuk mengoperasikan sistem dari struktur kepribadian
lainnya.

Id beroperasi berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasure principle), yaitu:


berusaha memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Bagi Id, keadaan
yang relatif inaktif atau tingkat energi yang rendah, dan rasa sakit adalah
tegangan atau peningkatan energi yang mendambakan kepuasan, jadi, jika ada
stimuli yang memicu energi untuk bekerja-timbul tegangan energi – id
beroperasi dengan prinsip kenikmatan; berusaha mengurangi atau
menghilangkan tegangan itu; mengembalikan energi ketingkat yang rendah.
Pleasure principle diproses dengan dua cara, tindakan refleks (reflex
actions) dan proses primer (primary process).

Tindakan refleks adalah reaksi otomatis yang dibawa sejak lahir seperti
mengejapkan mata – dipakai untuk menangani pemuasan rangsangan sederhana
dan biasanya segera dapat dilakukan. Proses primer adalah reaksi
membayangkan atau menghayalkan sesuatu yang dapat mengurangi atau
menghilangkan tegangan yang dipakai untuk menangani stimulus kompleks,
seperti bayi yang lapar membayangkan makanan atau puting ibunya. Proses
pembentukan gambaran objek yang dapat mengurangi tegangan disebut
pemenuhan hasrat (wish fulfillment), misalnya mimpi, lamunan, serta halusinasi
psikotik.

6
Id hanya mampu membayangkan sesuatu, tanpa mampu membedakan
khayalan itu dengan yang benar-benar memuaskan kebutuhan. Id tidak mampu
menilai atau membedakan benar atau salah, atau dalam kata lain tidak mengenal
moral. Jadi harus dikembangakan jalan memperoleh khayalan itu secara nyata,
yang memberi kepuasan tanpa menimbulkan ketegangan baru khususnya
masalah moral. Alasan ini yang kemudian membuat Id memunculkan.

5. The Ego (Das Ich)

Ego berkembang dari Id agar orang mampu mengenali realitas atau


kenyataan; sehingga ego beroperasi mengukuti prinsip realitas (reality
Principle); usaha memperoleh kepuasan yang dituntut id dengan mencegah
terjadinya tegangan baru atau menunda terjadinya kenikmatan sampai
ditemukannya objek yang nyata dapat memuaskan kebutuhan. Prinsip realitas itu
dikerjakan oleh proses sekunder (secondary process), yakni berpikir realistis.
Dari cara kerjanya, dapat dipahami sebagian besar daerah operasi ego berada di
kesadaran, namun ada sebagian kecil ego beroperasi di daerah prasadar dan
daerah tak sadar.

Ego adalah eksekutif (pelaksana) dari kepribadian yang dimiliki dari dua
tugas utama; pertama, memilih stimuli mana yang hendak direspon dan atau
insting mana yang akan dipuaskan sesuai prioritas kebutuhan. Kedua,
menentukan kapan dan di mana kebutuhan itu dipenuhi seusai tersedianya
peluang yang risikonya minim. Dengan kata lain, ego sebagai eksekutif pribadi
berusaha memenuhi kebutuhan id sekaligus memenuhi kebutuhan moral dan
kebutuhan berkembang-mencapai-mencapai kesempurnaan dari superego. Ego
sesungguhnya bekerja untuk memuaskan id, karena itu ego yang tidak memiliki
energi sendiri akan memperoleh energi dari ego.

7
6. The Superego

Superego adalah moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi


memakai prinsip idealistis (idealistic principle) sebagai lawan dari prinsip
kepuasan id dan prinsip realistis dari ego. Superego berkembang dari ego dan
seperti ego dia tidak memiliki energi sendiri. Seperti ego, superego beroperasi di
daerah kesadaran. Namun berbeda dengan ego, dia tidak punya kontak dengan
dunia luar (sama dengan id) sehingga kebutuhan kesempurnaan yang
diperjuangkannya tidak realistis

Prinsip idelistis memiliki dua sub prinsip, yakni conscience dan ego-
ideal. Superego pada hakikatnya mewakili elemen-elemen yang mewakili orang
tua atau interpretsi orang tua mengenai standar sosial yang diajarakan pada anak
melalui berbagai larangan atau perintah. Apapun tingkah laku yang dilarang,
dianggap salah, dan dihukum oleh orang tua, dan akan diterima anak dalam
suara hati (conscience) yang berisi apa saja yang tidak boleh dilakukan. Apapun
yang disetujui, dihadiahi dan dipuji oleh orang tua akan diterima menjadi standar
kesempurnaan atau ego ideal, yang berisi apa saja yang harus dilakukan. Proses
pengembangan conscience dan ego ideal, yang berarti menerima standar salah
dan benar itu disebut introyeksi (introjection). Sesudah terjadi introyeksi,
kontrol pribadi akan mengganti kontrol orang tua. Superego bersifat nonrasional
dalam menurut kesempurnaan, menghukum dengan keras kesalahan ego, baik
yang telah dilakukan maupun masih dalam pikiran. Superego juga seperti ego
dalam mengontrol id, bukan hanya menunda kepuasan tetapi juga merintangi
pemenuhannya. Setidaknya, ada tiga fungsi superego :

a. mendorong ego menggantikan tujuan yang realistis dengan tujuan


moralistis,
b. merintangi implus id, terutama implus seksual dan agresif yang
bertentangan denga standar nilai masyarakat,

8
c. mengejar kesempurnaan. Struktur kepribadian Id-Ego-Superego itu
bukan bagian-bagian yang menjalankan kepribadian, tetapi itu adalah
nama-nama dari sistem-sistem yang bekerja sama sebagai tim, di
bawah arahan ego. Baru, ketika timbul konflik di antara ketiga
struktur tersebut, besar sekali kemungkinan munculnya perilaku
abnormal.

Metode dasar psikoanalisis adalah interpretasi konflik bawah sadar


pasien yang mengganggu kesehariannya, yaitu konflik yang menyebabkan gejala
menyakitkan seperti fobia, kecemasan, depresi, dan kompulsi. menekankan
bahwa mencari tahu bagaimana pasien mendistorsi persepsi tentang analis
adalah cara untuk memahami apa yang mungkin telah dilupakan secara kusus,
perasaan bermusuhan yang tidak sadar terhadap analis dapat ditemukan dalam
reaksi negatif simbolik terhadap apa yang Robert Langs sebut sebagai
"kerangka" dari terapi, yaitu berupa susunan yang mencakup waktu setiap sesi,
pembayaran biaya, dan kebutuhan berbicara. Pada pasien yang melakukan
kesalahan, lupa, atau menunjukkan keanehan lainnya mengenai waktu, biaya,
dan berbicara, analis biasanya dapat menemukan berbagai "resistensi" yang
tidak sadar terhadap aliran pikiran (kadang-kadang disebut asosiasi bebas).

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Psikoanalisis merupakan teori yang dikembangkan oleh Sigmund Freud


dalam menganalisis psikologis manusia. Menurutnya, tingkah laku manusia
justru didominasi oleh alam bawah sadar yang berisi id, ego, dan super ego.
Beberapa karya besar Freud yang banyak mendapat kritik dan tanggapan dari
para ahli, yaitu teori mimpi dan teori tentang seksualitas. Dalam pendidikan,
konsep psikoanalisis juga diaplikasikan ke dalamnya. Artinya, Pendidikan juga
perlu mempertimbangkan konsep-konsep psikoanalisis dalam mengembangkan
dan mendidik siswanya. Salah satunya dengan memperhatikan konsep dari
psikoanalisis yang menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang
memiliki keinginan dan kebutuhan dasar. Hal lain yang diterapkan dalam proses
pendidikan adalah dengan menggunakan berbagai pendekatan dalam proses
bimbingan kepada para siswa. Dibutuhkan pendekatan secara personal dalam
menangani peserta didik yang memiliki sikap agresif yang berlebihan. Hal
lainnya juga terlihat dalam proses pendidikan inklusif dan pendidikan kreatif.
Kedua jenis pendidikan ini mengadopsi konsep-konsep psikoanalisis dalam
mengembangkan peserta didiknya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2008. “ Psikologi Kepribadian “ .( Malang: UPT Penerbitan Universitas


Muhammadiyah )

Bertens, K. 2006 “ Psikoanalisis Sigmund Freud” .( Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama )

Fodor, N. 2018 “ Kamus Praktis Psikoanalisis”. ( Yogyakarka : IRCiSoD )

Osbron, R. 2021 “ Marx dan Freud [ Marxisme dan psikoanalsis ] “ ( Yogyakarta:


IRCiSoD )

Suryabrata, S. 2000 “ Psikologi Kepribadian” . ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada )

11

Anda mungkin juga menyukai