Anda di halaman 1dari 13

TEORI PSIKOANALISA SIGMUND FREUD

Makalah

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : Paikologi Keribadian

Dosen Pengampu : Anas Rohman, M.Pd.

Oleh kelompok 3

1. Kinanti Putri Utami : 22106011007


2. Maliihatul Rubiah : 22106011024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan hidayah dan inayah-Nya.
Atas berkat hidayah dan inayah-Nya serta berbagai upaya, tugas mata kuliah
Psikologi Kepribadian yang membahas “Teori Psikoanalisa Sigmund Freud”
dapat dikerjakan baik dan sesuai waktu yang di tentukan.

Dalam penyusunan makalah ini, dibuat berdasarkan berbagai sumber referensi


berupa buku yang berkaitan dengan Psikologi Kepribadian, serta informasi dari
media massa yang berkaitan dengan Psikologi Kepribadian. Penyusun menyadari
apabila makalah ini masih belum sempurna. Untuk itu diharapkan masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaannya, serta berharap dengan adanya
makalah tersebut dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa sekalian.

Akhir kata, Wa billahi taufiq wal hidayah

Semarang, 27 Februari 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

C. Tujuan........................................................................................................... 1

BAB II ..................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2

A. Pengertian Teori Psikoanalisa Sigmund Freud............................................. 2

B. Tujuan Teori Psikoanalisa Sigmund Freud .................................................. 6

C. Implementasi Teori Psikoanalisa dalam Pendidikan .................................... 7

BAB III ................................................................................................................... 9

KESIMPULAN ....................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sigmund Freud (1856-1939) mengembangkan teori psikoanalisa.
Sigmund Freud merupakan orang Jerman keturunan Yahudi lahir 6 Mei 1856 d
Freibreg dan meninggal di London 23 September 1939. Psikoanalisis mulai
diperkenalkan oleh Freud pada buku pertamanya yaitu penafsiran atas mimpi
(Dream Interpretation) pada tahun 1900.

Psikoanalisa juga merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat


psikologis dengan cara-cara fisik. Tokoh utama psikoanalisa ialah Sigmund
Freud. Konsep Freud yang Anti rasionalisme mendasari tindakannya dengan
motivasi yang tidak sadar, konflik dan simbolisme sebagai konsep primer.
Manusia secara esensial bersifat biologis, terlahir dengan dorongan-dorongan
instingtif, sehingga perilaku merupakan fungsi yang di dalam ke arah dorongan
itu. Manusia bersifat tidak rasional, tidak sosial dan destruktif terhadap
dirinyadan orang lain. Libido mendorong manusia ke arah pencarian
kesenangan, libido terbagi menjadi 2, yaitu eros sebagai dorongan untuk hidup
dan thanatos sebagai dorongan untuk mati

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian teori psikoanalisa Sigmund Freud?


2. Apa tujuan teori psikoanalisa Sigmund Freud?
3. Bagaimana mengimplementasikan dari teori psikoanalisa Sigmund Freud?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian teori psikoanalisa Sigmund Freud.


2. Untuk mengetahui tujuan teori psikoanalisa Sigmund Freud.
3. Untuk mengetahui bagaimana mengimplementasikan dari teori psikoanalisa
Sigmund Freud.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Psikoanalisa Sigmund Freud


Teori Psikoanalisa Sigmund Freud merupakan salah satu aliran utama
dalam sejarah psikologi. Psikoanalisa adalah sebuah model perkembangan
kepribadian, filsafat tentang manusia, dan metode psikoterapi. Secara historis,
Psikoanalisa merupakan aliran pertama dari empat aliran utama psikologi.
Aliran selanjutnya adalah Behaviorisme, Kognitifisme, dan Eksestensial-
Humanistik. Freud pencipta psikodinamika yang memberikan pandangan serta
pengetahuan baru dalam psikologi. Freud juga mengundang banyak
kontroversi, eksplorasi, penelitian, dan menyajikan landasan tempat
bertumpunya teori-teori psikoterapi yang muncul kemudian.1

Setengah dari pengalaman hidup Sigmund digunakan untuk mengkaji


mengenai teori psikoanalisa. Pada teori ini dibuktikan bahwa tingkah perangai
individu dipengaruhi oleh kepribadian atau karakter yang dimilikinya.2 Freud
memandang manusia secara deterministik. Hal ini mengartikan bahwa manusia
sangat ditentukan (disetir) oleh tekanan-tekanan irasional, motivasi yang tidak
disadari, dorongan biologis, dorongan naluri serta kejadian psikoseksual pada
usia enam tahun pertama dalam kehidupan.

Dalam teori Freud Insting atau naluri merupakan hal yang sangat
penting. Insting ini dibedakan menjadi dua, yaitu insting hidup (life insting)
dan insting mati (death instinct). Insting hidup merupakan kemampuan
manusia untuk mempertahankan hidupnya yang mengakibatkan mereka harus
tumbuh, berkembang, dan lebih kreatif. Insting mati merupakan dorongan-
dorongan agresif yang negatif yang dapat mencelakakan diri sendiri atau orang
lain.

1
Budi Purwoko, “Pendekatan Konseling”, (Banyumas: CV. Pena Persada,2020), hlm: 10
2
Sustania Rahmawati, dkk “Peranan Teori Belajar Psikoanalisa Dalam Pembenukan
Karakter Remaja”, Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, Vol.9 No.19 (Oktober 2023), hlm: 771

2
Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yaitu
sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak sadar (unconscious).
Sampai dengan tahun 1920an, teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan
ketiga unsur tersebut. Baru pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model
struktural yang lain, yaitu das Es, das Ich, dan das Ueber Ich. Struktur baru ini
tidak mengganti struktur lama, tetapi melengkapi gambaran mental terutama
dalam fungsi dan tujuannya.3

Terdapat macam-macam kepribadian menurut Sigmund, antara lain:


dan unconsious, preconscous, dan conscious.

1. unconscious atau brarti ketidaksadaran yakni: motivasi, niat, atau naluri


bawah sadar yang memengaruhi semua kata, perasaan, dan perilaku kita
terkandung di alam bawah sadar. Menurut Freud, ketidaksadaran adalah
komponen utama jiwa manusia dan memainkan peran penting dalam
struktur pengetahuan. Freud secara khusus meyakini bahwa
ketidaksadaran adalah fakta empiris daripada abstraksi konseptual.
Ketidaksadaran adalah tempat peristiwa traumatis yang terkubur oleh
pengetahuan dipindahkan, bersama dengan naluri, dorongan, dan
keinginan yang hadir sejak lahir.
2. preconscious atau berarti pra-sadar, lapisan jiwa yang duduk di atas
alam bawah sadar dan terletak di tengah-tengah antara keduanya.
Prasadar adalah gudang ingatan yang dapat dengan cepat dipanggil ke
kesadaran dan membutuhkan upaya agar terbawa pada kesadaran,
seperti ingatan yang telah dilakukan. Prasadar juga dikenal sebagai
memori yang dapat diakses, yang mengacu pada pemahaman yang
berfungsi sebagai penghubung antara kesadaran dan ketidaktahuan.
Tekanan akan diterapkan untuk pengalaman yang tersisa dari perhatian
yang awalnya dikenali tetapi sekarang tidak diperhatikan lagi untuk
memasuki zona prasadar.

3
Alwisol. “Psikologi Kepribadian”, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2005),
hlm: 17.

3
3. conscious atau berarti kesadaran, segala perbuatan yang dilakukan
dengan penuh kesadaran. Tingkat pemahaman yang mencakup semua
yang dapat kita perhatikan saat ini. Bagi Freud, mengetahui (kesadaran)
hanyalah sebagian kecil dari proses mental (pikiran, anggapan, emosi,
dan pengalaman).4

Teori Freud menunjukkan suatu sistem kepribadian manusia yang


terdiri dari id, ego, superego. Kinerja sistem ini tidak dapat dipisahkan satu
sama lainnya. Mereka selaras dalam diri manusia yang disebut dengan
psikologis.

1. Id (aspek biologis).
Id merupakan sistem kepribadian yang sangat orisinil.
Orisinalan ini mengandung pengertian bahwa Id ini merupakan bawaan
sejak lahir (herediter) dan semua manusia memilikinya. Sejak manusia
lahir, mereka dikuasai oleh Id. Id adalah sumber naluri dan kurang
terorganisasi. Pada dasarnya Id selalu mencari kesenangan dan
kepuasaan menolak semua rasa sakit. Karena hanya berorientasi pada
kesenangan semata. Maka cenderung sering kali id ini mempunyai sifat
tidak logis dan tidak bermoral. Id termotivasi oleh dua insting dasar
yaitu insting seksual dan insting agresif dimana Freud seringkali
menyebutnya sebagai insting distruktif. Letak Id dibawah alam sadar
manusia.5
2. Ego (aspek psikologis)
Ego selalu berhubungan dengan dunia nyata. Dalm diri manusia
ego mempunyai sifat untuk memerintah, mengatur, mengendalikan
kehidupan seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa peran ego adalah
sebagai mediator yang melakukan sifat kontrol terhadap sikap id yang
yang buta dan amoral. Karena berhubungan dengan dunia nyata maka

4
Sustania Rahmawati, dkk “Peranan Teori Belajar Psikoanalisa Dalam Pembentukan
Karakter Remaja”, Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, Vol.9 No.19 (Oktober 2023), hlm: 771
5
Calvin Springer Hall, “Psikologi Freud”, Terj. Cap Subhan KM, (Yogyakarta: IRCiSoD,
2019), hlm: 38

4
sikap ego ini adalah logis dan bertindak realistis, dengan kata lain ego
menjadi penengah antara Id dengan dunia nyata.
3. Superego (aspek moralitas)
Supergo memiliki kode moral dan pertimbangan hukum. Hal ini
mengarahkan superego untuk berbicara tentang nilai-nilai seperti baik
dan buruk, benar atau salah, pantas atau tidak pantas. Superego
meletakkan segala sesuatunya tidak berdasarkan pada kesenangan lebih
pada kesempurnaan. Hal ini mengartikan bahwa super ego berbicara
tentang budaya tentang budaya daripada mengenai kebutuhan biologis
semata.

Freud menyatakan bahwa perkembangan manusia sangat ditentukan


oleh usia lima tahun pertama pertumbuhannya. Artinya kepribadian anak
sangat ditentukan oleh pengalaman psikis lima tahun pertama. Ada tiga tahapan
penting dalam teori freud yaitu tahapan Oral, tahapan Anal, dan tahapan phalic,
sedangkan jika manusia memasuki masa remaja, maka tahapan yang penting
berikutnya adalah tahap genital.

1. Fase Oral, pada fase ini kepuasan seksual terutama terdapat disekitar
mulut. Perbuatan bayi menyusu pada ibunya atau memasukan benda-
benda kedalam mulutnya.
2. Fase Anal, pada usia kira kira 2 tahun, daerah kepuasan seksual anak
berpindah ke anus dan anak mendapat kepuasan dengan menikmati
duduk dipispot sampai lama.
3. Fase Phalic terdapat pada anak usia 6-7 tahun, dimana anak memiliki
kenikmatan seksnya pada alat kelamin, namun berbeda dengan orang
dewasa yang tujuan pengembangan keturunan.
4. Fase Latent, di mulai pada usia 7-8 tahun sampai ia mneginjak awal
masa remaja, seolah-olah tidak ada aktiivitas seksual. Oleh karena itu,
masa ini disebut masa latent (tersembunyi).

5
5. Fase Genital dimulai pada saat masa remaja, segala kepuasan seks
terutama berpusat pada alat-alat kelamin. 6

Dari penjelasan dan uraiaan di atas dapat dilihat bahwa teori


Psikoanalisa ini berperan pada interaksi yang dilakukan seseorang terhadap
lingkungan sekitarnya. Teori Psikoanalisa Sigmund Freud adalah sebuah teori
yang menjelaskan tentang hakikat dan perkembangan kepribadian manusia.
Teor ini berfokus pada peran ketidak sadaran dalam mempengaruhi perilaku,
emosi, dan motivasi manusia.

B. Tujuan Teori Psikoanalisa Sigmund Freud

1. Untuk menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian


Teori ini berfokus pada aspek-aspek psikologis yang tersembunyi,
seperti motivasi, emosi, dan konflik internal. Freud berpendapat bahwa
kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek
psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-anak atau usia
dini.7
2. Psikoanalisis dapat digunakan untuk mengobati individu yang menderita
gangguan psikis.
Tujuan terapi ini adalah untuk untuk mengembalikan struktur
kepribadian pasien dengan memunculkan kesadaran terhadap hal-hal yang
sebelumnya tidak disadari. Proses terapi ini berfokus pada penggalian
pengalaman pada masa kanak-kanak.

Teori psikoanalisa dari Freud dapat berfungsi sebagai tiga macam teori, yaitu:
1. Sebagai teori kepribadian
2. Sebagai teknik analisa kepribadian
3. Sebagai metode terapi (penyembuhan)8

6
Sarwono, W. Sarlito, “Berkenalan Dengan Aliran-Aliran Dan Tokoh-Tokoh Psikologi”
(Jakarta: PT Bulan Bintang,2013), hlm. 99-101.
7
Ardiansyah, Sarinah, dkk, “Kajian Psikoanalisis Sigmund Freud”,Jurnal Kependidikan
Vol.7 No.1, (2022), hlm: 25
8
Sarwono, W. Sarlito, “Berkenalan Dengan Aliran-Aliran Dan Tokoh-Tokoh Psikologi”
(Jakarta: PT Bulan Bintang,2013), hlm. 97.

6
C. Implementasi Teori Psikoanalisa dalam Pendidikan
Berdasarkan konsep kunci dari teori kepribadian freud, berikut ini akan
dijelaskan beberapa teorinya yang dapat diimplemetasikan dalam pendidikan,
yaitu: Pertama, konsep kunci bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki
kebutuhan dan keinginan. Dengan demikian, implementasi pandangan Freud
dalam pendidikan sangat memberikan kontribusi yang signifikan, terutama
memberikan panduan atau acuan pada guru dalam melakukan pembelajaran dan
memberikan bimbingan, sehingga bimbingan benar-benar efektif dan sesuai
dengan tingkat perkembangan mereka. Adapun fungsi-fungsi bimbingan yang
dilakukan oleh guru antara lain:9

1) Memahami Individual Siswa

Seorang guru dan pembimbing dapat memberikan bantuan yang


efektif jika mereka dapat memahami dan mengerti persoalan, sifat,
kebutuhan, minat, dan kemampuan siswa. Karena itu, bimbingan yang
efektif menuntut secara mutlak pemahaman diri anak secara menyeluruh.
Karena tujuan bimbingan dan pendidikan dapat dicapai jika programnya
didasarkan atas pemahaman diri anak didiknya.

2) Preventif dan Pengembangan Individual Siswa

Preventif dan pengembangan merupakan dua sisi dari satu mata


uang. Preventive berusaha mencegah kemerosotan perkembangan
seseorang dan minimal dapat memelihara apa yang telah dicapai dalam
perkembangannya melalui pemberian pengaruh-pengaruh yang positif,
memberikan bantuan untuk mengembangkan sikap dan pola perilaku yang
dapat membantu setiap individu untuk mengembangkan dirinya secara
optimal.

Membantu individu untuk menyempurnakan setiap siswa pada saat


tertentu ketika membutuhkan pertolongan dalam menghadapi dan menjalani
keseharian mereka dan beradaptasi dengan lingkungannya. Bimbingan

9
Desyadri, “Teori Perkembangan Psikanalisis (Sigmund Freud)”
(https://desyandri.wordpress.com/2014/01/21/teori-perkembangan-psikoanalisis-sigmund-freud/,
diakses pada 2 Maret 2024)

7
dapat memberikan bantuan pada siswa untuk penanganan dan
pemibimbingan dalam kepgiatan pembelajaran dan membantu memberikan
pilihan yang sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.

Kedua, konsep teori tentang kecemasan yang dimiliki seseorang


dapat digunakan sebagai wahana pencapaian tujuan bimbingan oleh guru,
yaitu membantu individu supaya mengerti diri dan lingkungannya, mampu
memilih, memutuskan dan merencanakan hidup secara bijaksana mampu
mengembangkan kemampuan dan kesanggupan, memecahkan masalah
yang dihadapi dalam kehidupannya, mampu mengelola aktivitas sehari-hari
dengan baik dan bijaksana, mampu memahami dan bertindak sesuai dengan
norma agama, sosial dalam masyarakatnya.

Ketiga, konsep teori psikoanalisis yang menekankan pengaruh masa


lalu (masa kecil) terhadap perjalanan manusia. Dalam system pembinaan
akhlak individual, islam menganjurkan agar keluarga dapat melatih dan
membiasakan anak-anknya agar dapat tumbuh kembang sesuai dengan
norma agama dan sosial. Bila sebuah keluarga mampu memberikan
bimbingan yang baik, maka kelak anak itu diharapkan akan tumbuh menjadi
manusia yang baik.

Keempat, teori freud tentang tahapan perkembangan kepribadian


individu dapat digunakan dalam proses bimbingan, baik sebagai materi
maupun pendekatan. Konsep ini memberikan arti bahwa, materi, metode,
dan pola bimbingan harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan
kepribadian individu, karena pada setiap tahapan itu memiliki karakteristik
dan sifat yang berbeda.

Kelima, konsep freud tentang ketidak sadaran dapat digunakan


dalam proses bimbingan yang dilakukan oleh guru pada individu dengan
harapan dapat mengurangi impuls-impuls dorongan Id yang bersifat
irrasional sehingga berubah menjadi rasional.

8
BAB III
KESIMPULAN

Teori Psikoanalisa Sigmund Freud merupakan salah satu aliran utama dalam
sejarah psikologi. Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran,
yaitu sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak sadar (unconscious).
Sampai dengan tahun 1920an, teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan
ketiga unsur tersebut. Baru pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model
struktural yang lain, yaitu das Es, das Ich, dan das Ueber Ich. Struktur baru ini tidak
mengganti struktur lama, tetapi melengkapi gambaran mental terutama dalam
fungsi dan tujuannya. teori Psikoanalisa ini berperan pada interaksi yang dilakukan
seseorang terhadap lingkungan sekitarnya. Teori Psikoanalisa Sigmund Freud
adalah sebuah teori yang menjelaskan tentang hakikat dan perkembangan
kepribadian manusia. Teor ini berfokus pada peran ketidak sadaran dalam
mempengaruhi perilaku, emosi, dan motivasi manusia.
Pada intinya Teori Psikoanalisa Sigmund Freud bertujuan untuk mengetahui
hakikat dan perkembangan kepribadian, serta dapat digunakan untuk mengobati
individu yang menderita gangguan psikis. Teori psikoanalisa dari Freud dapat
berfungsi sebagai tiga macam teori, yaitu: Sebagai teori kepribadian, Sebagai
teknik analisa kepribadian, Sebagai metode terapi (penyembuhan).
Dalam mengimplementasikan Teori Psikoanalisa dalam Pendidikan dapat
dilihat dari beberapa konsep, yaitu: Pertama, konsep kunci bahwa manusia adalah
makhluk yang memiliki kebutuhan dan keinginan. Dengan demikian, implementasi
pandangan Freud dalam pendidikan sangat memberikan kontribusi yang signifikan,
terutama memberikan panduan atau acuan pada guru. Kedua, konsep teori tentang
kecemasan yang dimiliki seseorang dapat digunakan sebagai wahana pencapaian
tujuan bimbingan oleh guru, yaitu membantu individu supaya mengerti diri dan
lingkungannya. Ketiga, konsep teori psikoanalisis yang menekankan pengaruh
masa lalu (masa kecil) terhadap perjalanan manusia. Keempat, teori freud tentang
tahapan perkembangan kepribadian individu dapat digunakan dalam proses
bimbingan, baik sebagai materi maupun pendekatan. Kelima, konsep freud tentang
ketidak sadaran dapat digunakan dalam proses bimbingan yang dilakukan oleh guru
pada individu.

9
DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2005). Pesikologi Kepribadian. Malang: Universitas Muhammadiyah


Malang.
Ardiansyah, Sarinah, & dkk. (2022). Kajian Psikoanalisis Sigmund Freud. Jurnal
Kependidikan Vol.7 No.1, 25.
Desyadri. (2024, Maret 2). Teori Perkembangan Psikanalisis (Sigmund Freud):
https://desyandri.wordpress.com/2014/01/21/teori-perkembangan-
psikoanalisis-sigmund-freud/
Hall, C. S. (2019). Psikologi Freud, Terj. Cap Subhan KM. Yogyakarta: IRCiSoD.
Purwoko, B. (2020). Pendekatan Konseling. Banyumas: CV. Pena Persada.
Rahmawati, S., & dkk. ( 2023, Oktober). Peran Teori Belajar Psikoanalisa dalam
Pembentukan Karakter Remaja. Jurnal Ilmuah Wahana Pendidikan, Vol.9
No.19, 771.
Sarwono, & Sarlito, W. (2013). Berkenalan Dengan Aliran-Aliran Dan Tokoh-
Tokoh Psikologi. Jakarta: PT Bulan Bintang.

10

Anda mungkin juga menyukai