Makalah
Oleh kelompok 3
2024
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan hidayah dan inayah-Nya.
Atas berkat hidayah dan inayah-Nya serta berbagai upaya, tugas mata kuliah
Psikologi Kepribadian yang membahas “Teori Psikoanalisa Sigmund Freud”
dapat dikerjakan baik dan sesuai waktu yang di tentukan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
C. Tujuan........................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
KESIMPULAN ....................................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sigmund Freud (1856-1939) mengembangkan teori psikoanalisa.
Sigmund Freud merupakan orang Jerman keturunan Yahudi lahir 6 Mei 1856 d
Freibreg dan meninggal di London 23 September 1939. Psikoanalisis mulai
diperkenalkan oleh Freud pada buku pertamanya yaitu penafsiran atas mimpi
(Dream Interpretation) pada tahun 1900.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam teori Freud Insting atau naluri merupakan hal yang sangat
penting. Insting ini dibedakan menjadi dua, yaitu insting hidup (life insting)
dan insting mati (death instinct). Insting hidup merupakan kemampuan
manusia untuk mempertahankan hidupnya yang mengakibatkan mereka harus
tumbuh, berkembang, dan lebih kreatif. Insting mati merupakan dorongan-
dorongan agresif yang negatif yang dapat mencelakakan diri sendiri atau orang
lain.
1
Budi Purwoko, “Pendekatan Konseling”, (Banyumas: CV. Pena Persada,2020), hlm: 10
2
Sustania Rahmawati, dkk “Peranan Teori Belajar Psikoanalisa Dalam Pembenukan
Karakter Remaja”, Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, Vol.9 No.19 (Oktober 2023), hlm: 771
2
Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yaitu
sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak sadar (unconscious).
Sampai dengan tahun 1920an, teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan
ketiga unsur tersebut. Baru pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model
struktural yang lain, yaitu das Es, das Ich, dan das Ueber Ich. Struktur baru ini
tidak mengganti struktur lama, tetapi melengkapi gambaran mental terutama
dalam fungsi dan tujuannya.3
3
Alwisol. “Psikologi Kepribadian”, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2005),
hlm: 17.
3
3. conscious atau berarti kesadaran, segala perbuatan yang dilakukan
dengan penuh kesadaran. Tingkat pemahaman yang mencakup semua
yang dapat kita perhatikan saat ini. Bagi Freud, mengetahui (kesadaran)
hanyalah sebagian kecil dari proses mental (pikiran, anggapan, emosi,
dan pengalaman).4
1. Id (aspek biologis).
Id merupakan sistem kepribadian yang sangat orisinil.
Orisinalan ini mengandung pengertian bahwa Id ini merupakan bawaan
sejak lahir (herediter) dan semua manusia memilikinya. Sejak manusia
lahir, mereka dikuasai oleh Id. Id adalah sumber naluri dan kurang
terorganisasi. Pada dasarnya Id selalu mencari kesenangan dan
kepuasaan menolak semua rasa sakit. Karena hanya berorientasi pada
kesenangan semata. Maka cenderung sering kali id ini mempunyai sifat
tidak logis dan tidak bermoral. Id termotivasi oleh dua insting dasar
yaitu insting seksual dan insting agresif dimana Freud seringkali
menyebutnya sebagai insting distruktif. Letak Id dibawah alam sadar
manusia.5
2. Ego (aspek psikologis)
Ego selalu berhubungan dengan dunia nyata. Dalm diri manusia
ego mempunyai sifat untuk memerintah, mengatur, mengendalikan
kehidupan seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa peran ego adalah
sebagai mediator yang melakukan sifat kontrol terhadap sikap id yang
yang buta dan amoral. Karena berhubungan dengan dunia nyata maka
4
Sustania Rahmawati, dkk “Peranan Teori Belajar Psikoanalisa Dalam Pembentukan
Karakter Remaja”, Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, Vol.9 No.19 (Oktober 2023), hlm: 771
5
Calvin Springer Hall, “Psikologi Freud”, Terj. Cap Subhan KM, (Yogyakarta: IRCiSoD,
2019), hlm: 38
4
sikap ego ini adalah logis dan bertindak realistis, dengan kata lain ego
menjadi penengah antara Id dengan dunia nyata.
3. Superego (aspek moralitas)
Supergo memiliki kode moral dan pertimbangan hukum. Hal ini
mengarahkan superego untuk berbicara tentang nilai-nilai seperti baik
dan buruk, benar atau salah, pantas atau tidak pantas. Superego
meletakkan segala sesuatunya tidak berdasarkan pada kesenangan lebih
pada kesempurnaan. Hal ini mengartikan bahwa super ego berbicara
tentang budaya tentang budaya daripada mengenai kebutuhan biologis
semata.
1. Fase Oral, pada fase ini kepuasan seksual terutama terdapat disekitar
mulut. Perbuatan bayi menyusu pada ibunya atau memasukan benda-
benda kedalam mulutnya.
2. Fase Anal, pada usia kira kira 2 tahun, daerah kepuasan seksual anak
berpindah ke anus dan anak mendapat kepuasan dengan menikmati
duduk dipispot sampai lama.
3. Fase Phalic terdapat pada anak usia 6-7 tahun, dimana anak memiliki
kenikmatan seksnya pada alat kelamin, namun berbeda dengan orang
dewasa yang tujuan pengembangan keturunan.
4. Fase Latent, di mulai pada usia 7-8 tahun sampai ia mneginjak awal
masa remaja, seolah-olah tidak ada aktiivitas seksual. Oleh karena itu,
masa ini disebut masa latent (tersembunyi).
5
5. Fase Genital dimulai pada saat masa remaja, segala kepuasan seks
terutama berpusat pada alat-alat kelamin. 6
Teori psikoanalisa dari Freud dapat berfungsi sebagai tiga macam teori, yaitu:
1. Sebagai teori kepribadian
2. Sebagai teknik analisa kepribadian
3. Sebagai metode terapi (penyembuhan)8
6
Sarwono, W. Sarlito, “Berkenalan Dengan Aliran-Aliran Dan Tokoh-Tokoh Psikologi”
(Jakarta: PT Bulan Bintang,2013), hlm. 99-101.
7
Ardiansyah, Sarinah, dkk, “Kajian Psikoanalisis Sigmund Freud”,Jurnal Kependidikan
Vol.7 No.1, (2022), hlm: 25
8
Sarwono, W. Sarlito, “Berkenalan Dengan Aliran-Aliran Dan Tokoh-Tokoh Psikologi”
(Jakarta: PT Bulan Bintang,2013), hlm. 97.
6
C. Implementasi Teori Psikoanalisa dalam Pendidikan
Berdasarkan konsep kunci dari teori kepribadian freud, berikut ini akan
dijelaskan beberapa teorinya yang dapat diimplemetasikan dalam pendidikan,
yaitu: Pertama, konsep kunci bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki
kebutuhan dan keinginan. Dengan demikian, implementasi pandangan Freud
dalam pendidikan sangat memberikan kontribusi yang signifikan, terutama
memberikan panduan atau acuan pada guru dalam melakukan pembelajaran dan
memberikan bimbingan, sehingga bimbingan benar-benar efektif dan sesuai
dengan tingkat perkembangan mereka. Adapun fungsi-fungsi bimbingan yang
dilakukan oleh guru antara lain:9
9
Desyadri, “Teori Perkembangan Psikanalisis (Sigmund Freud)”
(https://desyandri.wordpress.com/2014/01/21/teori-perkembangan-psikoanalisis-sigmund-freud/,
diakses pada 2 Maret 2024)
7
dapat memberikan bantuan pada siswa untuk penanganan dan
pemibimbingan dalam kepgiatan pembelajaran dan membantu memberikan
pilihan yang sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.
8
BAB III
KESIMPULAN
Teori Psikoanalisa Sigmund Freud merupakan salah satu aliran utama dalam
sejarah psikologi. Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran,
yaitu sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak sadar (unconscious).
Sampai dengan tahun 1920an, teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan
ketiga unsur tersebut. Baru pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model
struktural yang lain, yaitu das Es, das Ich, dan das Ueber Ich. Struktur baru ini tidak
mengganti struktur lama, tetapi melengkapi gambaran mental terutama dalam
fungsi dan tujuannya. teori Psikoanalisa ini berperan pada interaksi yang dilakukan
seseorang terhadap lingkungan sekitarnya. Teori Psikoanalisa Sigmund Freud
adalah sebuah teori yang menjelaskan tentang hakikat dan perkembangan
kepribadian manusia. Teor ini berfokus pada peran ketidak sadaran dalam
mempengaruhi perilaku, emosi, dan motivasi manusia.
Pada intinya Teori Psikoanalisa Sigmund Freud bertujuan untuk mengetahui
hakikat dan perkembangan kepribadian, serta dapat digunakan untuk mengobati
individu yang menderita gangguan psikis. Teori psikoanalisa dari Freud dapat
berfungsi sebagai tiga macam teori, yaitu: Sebagai teori kepribadian, Sebagai
teknik analisa kepribadian, Sebagai metode terapi (penyembuhan).
Dalam mengimplementasikan Teori Psikoanalisa dalam Pendidikan dapat
dilihat dari beberapa konsep, yaitu: Pertama, konsep kunci bahwa manusia adalah
makhluk yang memiliki kebutuhan dan keinginan. Dengan demikian, implementasi
pandangan Freud dalam pendidikan sangat memberikan kontribusi yang signifikan,
terutama memberikan panduan atau acuan pada guru. Kedua, konsep teori tentang
kecemasan yang dimiliki seseorang dapat digunakan sebagai wahana pencapaian
tujuan bimbingan oleh guru, yaitu membantu individu supaya mengerti diri dan
lingkungannya. Ketiga, konsep teori psikoanalisis yang menekankan pengaruh
masa lalu (masa kecil) terhadap perjalanan manusia. Keempat, teori freud tentang
tahapan perkembangan kepribadian individu dapat digunakan dalam proses
bimbingan, baik sebagai materi maupun pendekatan. Kelima, konsep freud tentang
ketidak sadaran dapat digunakan dalam proses bimbingan yang dilakukan oleh guru
pada individu.
9
DAFTAR PUSTAKA
10