Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDEKATAN KEPRIBADIAN PENDEKATAN


PSIKOANALISA (SIGMUND FREUD)
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum)

Dosen Pengajar :
RATIH AGUSTIN RACHMANINGRUM, S.Psi., M.Si.

Disusun oleh :

AFRILIA PRAMESTI 22090000152


VALENCIA FRENLY F.S 22090000176
NIKMA OCHTAVIA 22090000189
AISYAH NURUN N 22090000197

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
Jalan Terusan Dieng No. 62-64 Klojen, Pisang Candi, Kec. Sukun, Kota Malang, Jawa
Timur 65146
2022

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan anugerah, karunia dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
kelompok makalah mata kuliah Psikologi Umum dengan judul “Pendekatan Kepribadian dan
Pendekatan Psikoanalisa (Sigmund Freud)” ini dengan baik dan dapat selesai dengan tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi penugasan
kelompok yang telah diberikan. Kami berterimakasih kepada :
1. Ibu Ratih Agustin Rachmaningrum, S.Psi., M.Si. selaku dosen pendidik mata kuliah
Psikologi Umum, dan
2. Teman-teman satu kelompok yang setia membantu mengumpulkan data-data dalam
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan dalam
penulisan, karena pada dasarnya tidak ada manusia yang sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dan mengoreksi demi kesempurnaan
penulisan makalah kami ke depannya. Besar harapan kami agar makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Malang, 25 Oktober 2022


Tertanda,

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….4
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………...
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………......................
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………..5
1. Tingkat kehidupan mental…………………………………………………………………
2. Struktur kepribadian……………………………………………………………………….
3. Dinamika kepribadian……………………………………………………………………..
4. Mekanisme kepribadian…………………………………………………………………...
5. Perkembangan kepribadian………………………………………………………………

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………13


1. Kesimpulan………………………………………………………………………………..
2. Saran ………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Apakah yang membuat manusia berprilaku seperti yang mereka lakukan? Apakah
biasanya manusia sadar akan apa yang sedang ia lakukan, atau apakah perilaku mereka
merupakan hasil dari motif-motif tersembunyi yang tidak disadari? Banyak pertanyaan -
pertanyaan yang muncul dalam pikiran para filsuf, mahasiswa, dan para pemikir religious
sejak berabad-abad lalu.

Ini memunculkan berbagai macam teori mengenai kepribadian. Teori- teori kepribadian
berbeda satu sama lain dalam hal yang menyangkut sifat dasar manusia. Untuk
mempelajari berbagai macam teori-teori yang ada dalam Psikologi Kepribadian, perlu
dilakukan pendekatan sejarah terhadap berbagai macam aliran psikologi kepribadian yang
ada serta mempelajari latar belakang dan biografi dari para tokoh-tokoh pencetus aliran
aliran tersebut.

Salah satu tokoh yang berpengaruh terhadap perkembangan berbagai macam teori
psikologi kepribadian, diantaranya adalah Sigmund Freud. Freud lebih mengandalkan
penalaran deduktif ketimbang metode penelitian yang ketat, dan observasi ia lakukan
secara subjektif terhadap sampel pasien yang jumlahnya terbatas yang kebanyakan berasal
dari kelas menengah keatas. Ia hampir selalu menggunakan pendekatan study kasus serta
kerap merumuskan hipotesis setelah seleruh fakta terkumpul.

1.2 Rumusan masalah


1. Tingkat kehidupan mental menurut Sigmund Freud
2. Dinamika kepribadian menurut Sigmund Freud
3. Wilayah pikiran menurut Sigmund Freud
4. Mekanisme pertahanan menurut Sigmund Freud

1.3 Tujuan
1. Mengetahui tingkat kehidupan mental menurut Sigmund Freud
2. Mengetahui dinamika kepribadian menurut Sigmund Freud
3. Mengetahui wilayah pikiran menurut Sigmund Freud
4. Mengetahui mekanisme pertahanan menurut Sigmund Freud

4
BAB II
PEMBAHASAN

Psikoanalisis adalah aliran dalam psikologi yang mempelajari lebih lanjut tentang
pandangan-pandangan psikologis yang ada kaitannya dengan berbagai kemajuan dalam bidang
kedokteran. Psikoanalisis ditemukan pada tahun 1900 oleh Sigmun Freud yang dinobatkan
sebagai bapak psikoanalisis yang lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg Moravia. Dalam
aliran psikoanilisis ini terdapat pendapat beberapa tokoh yang mengemukakan pendapatnya
yaitu Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung.

SIGMUND FREUD

Sekilas mengenai biografi Sigmund Freud. Bapak Psikoanalisis Sigmund Freud lahir di
Moravia, 6 mei 1856 dan meninggal di London, 23 september 1939 berasal dari keluarga
Yahudi. Tahun 1873-1881 masuk Fakultas Kedokteran Universitas Wina pada spesialisasi
dokter ahli syaraf dan penyakit jiwa (psikiatri). Pada tahun 1894 Freud belajar terapi histeri
pada Jean Caharcot di Paris. Tahun 1895 ia kembali ke Wina bekerja sama dengan Dr. Joseph
Breuer, dengan metode asosiasi bebas. Tahun 1895 Freud bersama Breuer menulis tentang
kasus-kasus histeri. Tahun 1902 ia membentuk kelompok psikologi di Wina. Tahun 1908 Freud
diundang oleh George Stanley Hall ke USA dan memberi ceramah-ceramah pada pertemuan-
pertemuan Dies Natalis Universitas Clark. Freud menjadi terkenal di seluruh dunia. Tahun 1909
Freud digabungi oleh Alfred Adler dan Carl Gustav Jung. Tahun 1923 Freud kena penyakit
kanker rahang dan pernah dioperasi sampai 30 kali. Tahun 1928 Nazi berkuasa di Austria,
Freud menyingkir ke Inggris dan meninggal dunia di London 1939. Dan berikut merupakan
beberapa teori yang dikemukakan oleh Sigmund Freud.

1. TINGKAT KEHIDUPAN MENTAL

Menurut Sigmund Freud kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran yaitu sadar,
prasadar, dan tak sadar.

a. Sadar
Sadar adalah tingkat yang berisi semua hal yang kita amati pada waktu tertentu.
Ternyata, kesadaran hanyalah sebagian kecil dari kehidupan mental. Contoh dari
kesadaran adalah pikiran, persepsi, perasaan, dan ingatan
b. Pra-sadar
Prasadar adalah ingatan siap atau available memory. Ini merupakan tingkat kesadaran
yang menjadi jembatan antara sadar dan tidak sadar. Ini merupakan fase dimana
seseuatu yang awalnya diperhatikan secara sadar, perlahan tidak lagi diperhatikan. Inilah
yang disebut fase prasadar.
c. Ketidaksadaran
Fase ketiga adalah fase ketidaksadaran. Tingkatan ini berisi insting, impuls, keinginan-
keinginan, dan pengalaman traumatik. Tahapan ini terbentuk saat enam tahun pertama
kehidupan seseorang. Fase tidak sadar membuat berbagai keinginan sulit untuk ditahan.
Biasanya dorongannya tidak lagi terikat dengan logika dan tidak dapat dibatasi dengan
waktu dan tempat.

Menurut Fraud, prasadar dan tidak sadar inilah yang paling mempengaruhi
kepribadian seseorang. Dia mengumpamakan alam sadar dan tak sadar seperti gunung es.
Alam sadar adalah gunung es yang terlihat dan hanya sebagian kecil. Di bawah alam sadar
terdapat alam tak sadar yang luar biasa besar. Sedangkan bagian prasadar adalah bagian
5
yang naik turun terkena permukaan air.

2. STRUKTUR KEPRIBADIAN

Menurut Sigmund Freud dalam teori ini terdapat 3 aspek yaitu :

a. Das Es (the id)

Id adalah sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir. Dari id ini kemudian
akan muncul ego dan superego. Saat dilahirkan, id berisi semua aspek psikologi yang
diturunkan, seperti insting, impuls dan drives. Id berada dan beroperasi dalam daerah
tak sadar, mewakili subjektivitas yang tidak pernah sisadari sepanjang usia. Id
berhubungan erat dengan proses fisik untuk mendapatkan energi psikis yang digunakan
untuk mengoperasikan sistem dari struktur kepribadian lainnya. Id beroperasi
berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasure principle), yaitu berusaha memperoleh
kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Plesure principle diproses dengan dua cara :
• Tindak Refleks (Refleks Actions), adalah reaksi otomatis yang dibawa sejak lahir
seperti mengejapkan mata dipakai untuk menangani pemuasan rangsang sederhana
dan biasanya segera dapat dilakukan.
• Proses Primer (Primery Process), adalah reaksi membayangkan/mengkhayal sesuatu
yang dapat mengurangi atau menghilangkan tegangan – dipakai untuk menangani
stimulus kompleks, seperti bayi yang lapar membayangkan makanan atau puting
ibunya.
Id hanya mampu membayangkan sesuatu, tanpa mampu membedakan khayalan
itu dengan kenyataan yang benar-benar memuaskan kebutuhan. Id tidak mampu menilai
atau membedakan benar-benar salah, tidak tahu moral. Alasan inilah yang kemudian
membuat id memunculkan ego.

b. Das Ich (the ego)


Ego berkembang dari id agar orang mampu menangani realita sehingga ego
beroperasi mengikuti prinsip realita (reality principle) usaha memperoleh kepuasan
yang dituntut id dengan mencegah terjadinya tegangan baru atau menunda kenikmatan
sampai ditemukan objek yang nyata-nyata dapat memuaskan kebutuhan. Ego adalah
eksekutif atau pelaksana dari kepribadian, yang memiliki dua tugas utama. Pertama,
memilih stimuli mana yang hendak direspon dan atau insting mana yang akan
dipuaskan sesuai dengan prioritas kebutuhan. Kedua, menentukan kapan dan
bagaimana kebutuhan itu dipuaskan sesuai dengan tersedianya peluang yang resikonya
minimal. Ego sesungguhnya bekerja untuk memuaskan id, karena itu ego yang tidak
memiliki energi sendiri akan memperoleh energi dari id

c. Das Ueber Ich (super ego)


Superego adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi
memakai prinsip idealistik (edialistic principle) sebagai lawan dari prinsip kepuasan id
dan prinsip realistik dari ego. Superego berkembang dari ego, dan seperti ego, ia tak
punya sumber energinya sendiri. Akan tetapi, superego berbeda dari ego dalam satu hal
penting. Superego tak punya kontak dengan dunia luar sehingga tuntutan superego akan
6
kesempurnaan pun menjadi tidak realistis. Ada tiga fungsi superego, yang pertama
yaitu mendorong ego menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan tujuan moralistik,
yang kedua merintangi impuls id terutama impuls seksual dan agresif yang
bertentangan dengan standar nilai masyarakat, serta yang terakhir mengejar
kesempurnaan

3. DINAMIKA KEPRIBADIAN
Dalam dinamika kepribadian, Freud menjelaskan tentang adanya tenaga pendorong
(cathexis) dan tenaga penekanan (anti–cathexis). Kateksis adalah pemakaian energi psikis
yang dilakukan oleh id untuk suatu objek tertentu untuk memuaskan suatu naluri, sedangkan
anti-kataeksis adalah penggunaan energi psikis (yang berasal dari id) untuk menekan atau
mencegah agar id tidak memunculkan naluri–naluri yang tidak bijaksana dan destruktif. Id
hanya memiliki kateksis, sedangkan ego dan superego memiliki anti-kateksis, namun ego
dan superego juga bisa membentuk kateksis-objek yang baru sebagai pengalihan pemuasan
kebutuhan secara tidak langsung, masih berkaitan dengan asosiasi–asosiasi objek pemuasan
kebutuhan yang diinginkan oleh id .

a. Insting sebagai energi psikis


Insting adalah perwujudan psikologi dari kebutuhan tubuh yang menuntut
pemuasan misalnya insting lapar berasal dari kebutuhan tubuh secara fisiologis sebagai
kekurangan nutrisi, dan secara psikologis dalam bentuk keinginan makan. Hasrat, atau
motivasi, atau dorongan dari insting secara kuantitatif adalah energi psikis dan
kumpulan enerji dari seluruh insting yang dimiliki seseorang merupakan enerji yang
tersedia untuk menggerakkan proses kepribadian. Energi insting dapat dijelaskan dari
sumber (source), tujuan (aim), obyek (object) dan daya dorong (impetus) yang
dimilikinya

• Sumber insting adalah kondisi jasmaniah atau kebutuhan. Tubuh menuntut keadaan
yang seimbang terus menerus, dan kekurangan nutrisi misalnya akan mengganggu
keseimbangan sehingga memunculkan insting lapar.
• Tujuan insting adalah menghilangakan rangsangan kejasmanian, sehingga
ketidakenakan yang timbul karena adanya tegangan yang disebabkan oleh
meningkatnya energi dapat ditiadakan. Misalnya, tujuan insting lapar (makan) ialah
menghilangkan keadaan kekurangan makan, dengan cara makan.
• Obyek insting adalah segala aktivitas yang menjadi perantara keinginan dan
terpenuhinya keinginan itu. Jadi tidak hanya terbatas pada bendanya saja, tetapi
termasuk pula cara-cara memenuhi kebutuhan yang timbul karena isnting itu.
Misalnya, obyek insting lapar bukan hanya makanan, tetapi meliputi kegiatan
mencari uang, membeli makanan dan menyajikan makanan itu.
• Pendorong atau penggerak insting adalah kekuatan insting itu, yang tergantung
kepada intensitas (besar-kecilnya) kebutuhan. Misalnya, makin lapar orang (sampai
batas tertentu) penggerak insting makannya makin besar.

b. Jenis-jenis insting
Sigmund Freud membagi jenis insting menjadi 2 yaitu :

• Insting hidup, yang disebut juga Eros adalah dorongan yang menjamin survival dan
reproduksi, seperti lapar,haus dan seks. Bentuk enerji yang dipakai oleh insting
hidup itu disebut “libido”. Walaupun Freud mengakui adanya bermacam-macam
7
bentuk insting hidup, namun dalam kenyataannya yang paling diutamakan adalah
insting seksual (terutama pada masa-masa permulaan,sampai kira-kira tahun 1920).
Dalam pada itu sebenarnya insting seksual bukanlah hanya untuk satu insting saja,
melainkan sekumpulan insting-insting, karena ada bermacam-macam kebutuhan
jasmaniah yang menimbulkan keinginan-keinginan erotis.

• Insting mati disebut juga insting-insting merusak (destruktif). Insting ini


berfungsinya kurang jelas jika dibandingkan dengan insting hidup, karenanya tidak
begitu dikenal. Akan tetapi adalah suatu kenyataan yang tak dapat dipungkiri, bahwa
tiap orang itu pada akhirnya akan mati juga. Inilah yang menyebabkan Freud
merumuskan bahwa “Tujuan semua hidup adalah mati” (1920). Suatu derivatif
insting mati yang terpenting adalah dorongan agresif. Sifat agresif adalah
pengrusakan diri yang diubah dengan obyek subtitusi. Insting hidup dan insting mati
dapat saling bercampur, saling menetralkan. Makan misalnya merupakan campuran
dorongan makan dan dorongan destruktif, yang dapat dipuaskan dengan menggigit,
menguyah dan menelan makanan.

c. Kecemasan
Kecemasan (anxiety) adalah variabel penting dari hampir semua teori
kepribadian. Kecemasan sebagai dampak dari konflik yang menjadi bagian kehidupan
yang tak terhindarkan, dipandang sebagai komponen dinamika kepribadian yang
utama. Kecemasan akan timbul manakala orang tidak siap menghadapi ancaman.
Menurut Sigmund Freud terdapat 3 kecemasan yaitu :
• Kecemasan realistis, adalah takut kepada bahaya yang nyata ada di dunia luar.
Kecemasan ini menjadi asal muasal timbulnya kecemasan neurotis dan kecemasan
moral.
• Kecemasan neurotis, adalah ketakutan terhadap hukuman yang bakal diterima dari
orang tua atau figur penguasa lainnya kalau seseorang memuaskan insting dengan
caranya sendiri, yang diyakininya bakal menuai hukuman. Hukuman belum tentu
diterimanya, karena orang tua belum tentu mengetahui pelanggaran yang
dilakukannya, dan misalnya orang tua mengetahui juga belum tentu menjatuhkan
hukuman. Jadi, hukuman dan figur pemberi hukuman dalam kecemasan neurotis
bersifat khayalan.
• Kecemasan moral, adalah kecemasan kata hati, kecemasan ini timbul ketika orang
melanggar standar nilai orang tua. Kecemasan moral dan kecemasan neurotis
tampak mirip, tetapi memiliki perbedaan prinsip yakni : tingkat kontrol ego pada
kecemasan moral orang tetap rasional dalam memikirkan masalahnya sedang pada
kecemasan neurotis orang dalam keadaan distres – terkadang panik sehingga
mereka tidak dapat berfikir jelas.

8
4. MEKANISME PERTAHANAN
Freud mengartikan mekanisme pertahanan sebagai strategi yang digunakan
individu untuk mencegah kemunculan terbuka dari dorongan-dorongan id maupun untuk
menghadapi tekanan superego atas ego, dengan tujuan agar kecemasan bisa dikurangi atau
diredakan. Menurut Freud mekanisme pertahanan adalah mekanisme yang rumit dan
banyak macamnya, adapun mekanisme yang digunakan diantaranya :

a. Represi
Merupakan bentuk pertahanan ego denganmenyingkirkan pikiran-pikiran atau ingatan-
ingatanyang tidak diinginkan. Ia akan sengaja melupakankenangan atau pikiran yang
tidak menyenangkanatau tidak sesuai dengan keinginannya
b. Reaction formation
Merupakan mekanisme pertahanan ego dengan bertingkah laku berlebihan yang
langsung bertentangan dengan keinginan-keinginan, perasaanyang sebenarnya
c. Denial
Menghindari kenyataan dan secara sadarmenyangkal adanya kenyataan tersebut.
Iamenyangkal realita yang dapat menimbulkan rasasakit, malu, atau cemas
d. Proyeksi
Merupakan mekanisme pembelaan ego yang berlawanan dengan introjeksi, dimana
menyalahkanorang lain atas kelalaian dan kesalahan-kesalahanatau kekurangan diri
sendiri, keinginan impuls-impuls sendiri
e. Displacement
Proses mekanisme dengan melampiaskan emosikepada objek atau individu yang
kurang berbahayaatau kurang mengancam dibanding dengan objekatau individu
semula
f. Regresi
Merupakan mekanisme pembelaan ego yangkembali ke tingkat perkembangan
terdahulu
g. Rasionalisasi
Mekanisme pembelaasn ego yang memberiketerangan bahwa sikap/tingkah lakunya
menurutalasan yang seolah-olah rasional, sehingga tidakmenjatuhkan Harga dirinya
h. Sublimasi
Merupakan dorongan kehendak atau cita-cita yangyang tak dapat diterima oleh norma-

9
norma dimasyarakat lalu disalurkan menjadi bentuk lainyang lebih dapat diterima
bahkan ada yangmengaguminya
i. Kompensasi
Mekanisme pembelaan ego dengan menutupikelemahan dengan menonjolkan
kemampuannyaatau kelebihannya
j. Introyeksi
Merupakan mekanisme pertahanan ego yang jugamerupakan bentuk sederhana dari
identifikasi,dimana nilai-nilai, norma-norma dari luar diikutiatau ditaati, sehingga ego
tidak lagi terganggu olehancaman-ancaman dari luar.
k. Undoing
Merupakan tindakan atau komunikasi yangmenghapuskan sebagian dari tindakan
ataukomunikasi sebelumnya

l. Fantasi
Tindakan melamun atau berkhayal untukmelakukan pelarian dari kenyataan
denganmemperoleh kesenangan atau kepuasan yang bersifat khayal atau tidak nyata
m. Supresi
Supresi adalah suatu proses yang digolongkansebagai mekanisme pertahanan tetapi
sebetulnyamerupakan analog represi yang disadari, pengesampingan yang disengaja
tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang, kadang-kadangdapat mengarah pada
represi yang berikutnya
n. Identifikasi
Dimana seseorang mempertinggi harga dirinyadengan mempolakan dirinya serupa
dengan oranglain (biasanya seorang idola atau figur). Kemudian berusaha
menyamakan penampilan/dandandan,cara bicara, maupun logatnya

5. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Freud membagi perkembangan kepribadian menjadi 5 tahapan yaitu :
a. Fase oral (usia 0-1 tahun)
Fase oral adalah fase perkembangan yang berlangsung pada tahun pertama dari
kehidupan individu. Pada fase ini, daerah erogen yang paling penting dan peka adalah
mulut, yakni berkaitan dengan pemuasan kebutuhan dasar akan makanan atau air.
Stimulasi atau perangsangan atas mulut seperti mengisap, bagi bayi merupakan tingkah
laku yang menimbulkan kesenangan atau kepuasan

10
b. Fase anal (umur 1-2 atau 3 tahun)
Fase ini dimulai dari tahun kedua sampai tahun ketiga dari kehidupan. Pada fase ini,
fokus dari energi libidal dialihkan dari mulut ke daerah dubur serta kesenangan atau
kepuasan diperoleh dari kaitannya dengan tindakan mempermainkan atau menahan
faeces (kotoran) pada fase ini pulalah anak mulai diperkenalkan kepada aturan-aturan
kebersihan oleh orang tuanya melalui toilet training, yakni latihan mengenai
bagaimana dan dimana seharusnya seorang anak membuang kotorannya
c. Fase falis (umur 2 atau 3 – 5 atau 6 tahun )
Fase falis (phallic) ini berlangsung pada tahun keempat atau kelima, yakni suatu fase
ketika energi libido sasarannya dialihkan dari daerah dubur ke daerah alat kelamin.
Pada fase ini anak mulai tertarik kepada alat kelaminnya sendiri, dan
mempermainkannya dengan maksud memperoleh kepuasan. Pada fase ini masturbasi
menimbulkan kenikmatan yang besar. Pada saat yang sama terjadi peningkatan gairah
seksual anak kepada orang tuanya yang mengawali berbagai pergantian kateksis obyek
yang penting. Perkembangan terpenting pada masa ini adalah timbulnya Oedipus
complex, yang diikuti fenomena castration anxiety (pada laki-laki) dan penis envy
(pada perempuan). Oedipus complex adalah kateksis obyek seksual kepada orang tua
yang berlawanan jenis serta permusuhan terhadap orang tua sejenis. Anak laki-laki
ingin memiliki ibunya (ingin memiliki perhatian lebih dari ibunya) dan menyingkirkan
ayahnya, sebaliknya anak perempuan ingin memiliki ayahnya dan menyingkirkan
ibunya.
d. Fase laten (umur 5 atau 6 – 12 atau 13 tahun)
Fase ini pada usia 5 atau 6 tahun sampai remaja, anak mengalami periode peredaan
impuls seksual. Menurut Freud, penurunan minat seksual itu akibat dari tidak adanya
daerah erogen baru yang dimunculkan oleh perkembangan biologis. Jadi, fase laten
lebih sebagai fenomena biologis, alih-alih bagian dari perkembangan psikoseksual.
Pada fase ini anak mengembangkan kemampuan sublimasi, yakni mengganti kepuasan
libido dengan kepuasan non seksual, khususnya bidang intelektual, atletik,
keterampilan, dan hubungan teman sebaya. Dan pada fase ini anak menjadi lebih
mudah mempelajari sesuatu dan lebih mudah dididik dibandingkan dengan masa
sebelum dan sesudahnya (masa pubertas).

e. Fase genital
Fase ini dimulai dengan perubahan biokimia dan fisiologi dalam diri remaja. Sistem

11
endokrin memproduksi hormon-hormon yang memicu pertumbuhan tanda-tanda
seksual sekunder (suara, rambut, buah dada, dll), dan pertumbuhan tanda seksual
primer. Pada fase ini kateksis genital mempunyai sifat narkistik : individu mempunyai
kepuasan dari perangsangan dan manipulasi tubuhnya sendiri, dan orang lain diingkan
hanya karena memberikan bentuk-bentuk tambahan dari kenikmatan jasmaniah. Pada
fase ini, impuls seks itu mulai disalurkan ke obyek diluar, seperti : berpartisipasi dalam
kegiatan kelompok, menyiapkan karir, cinta lain jenis, perkawinan dan keluarga.

12
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Pertama, struktur personality manusia mencakup tiga hal; id, ego dan superego.
Id merupakan sistem kepribadian yang otentik dan sebagai sumber ego dan superego
berkembang. Bagi Freud, manusia adalah makhluk yang berenergi.
Keseluruhan perilakunya ditentukan oleh tenaga-tenaga yang menguasai zona
ketidaksadaran. Id merupakan komponen personalitas yang berisi impuls agresif dan
libinal, melalui sistem kerja dengan prinsip kesenangan. Ego adalah bagian kepribadian
yang bertugas menilai realitas dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur
dorongan dorongan idagar tidak melanggar nilai-nilai superego. Sedang superego
adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan filter, alat sensor
yang menentukan sesuatu itu baik- buruk, atau salah-benar.
Kedua, Freud memiliki pemahaman bahwa bagian terbesar dalam pikiran seseorang
adalah alam bawah sadar. Wilayah ini meliputi sesuatu yang sangat sulitdibawa ke
alam sadar. Di antaranya adalah segala hal yang asalnya memang berada di alam
ketidaksadaran, seperti nafsu, insting dan termasuk juga kenangan atau emosi
traumatik. Freud menyatakan bahwa alam bawah sadar adalah sumber motivasi dan
dorongan terhadap hasrat seseorang, baik yang sederhana,seperti makan, seks, maupun
kretivitas tingkat tinggi.

2. SARAN
Demikian kajian pemikiran Freud keperibadian manusia. Tentunya, sebagai
perintis psikoanalisa, Freud menggunakan pendekatan-pendekatan dalam
aliran psikoanalisa. Akhirnya, kajian ini tentu masih tentatif dilihat dari segi
apapun. Sebab itu saran, masuk, dan kritik sangat penting untuk kesempurnaan kajian
lebih lanjut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. T 2015. Teori Kepribadian Sigmund Freud. (online),


(https://psikologi.ustjogja.ac.id/index.php/2015/11/05/teori-kepribadian-sigmund-freud/).
Diakses 25 Oktober 2022
Faradiba, Nadia. T 2021. Teori Kesadaran Sigmund Freud. (online),
(https://www.kompas.com/sains/read/2021/08/30/183000823/teori-kesadaran-sigmund-
freud). Diakses 25 Oktober 2022
Savitra, Khanza. T 2021. Teori Psikoanalisis Klasik Menurut Sigmund Freud. (online),
(https://spada.uns.ac.id/mod/assign/view.php?id=151595). Diakses 25 Oktober 2022
Steward, Sam. Mekanisme Pertahanan Diri. (online),
(https://www.academia.edu/44601282/MEKANISME_PERTAHANAN_DIRI). Diakses
25 Oktober 2022

14

Anda mungkin juga menyukai