Anda di halaman 1dari 11

TEORI PSIKOANALISIS DALAM PENERAPAN BK

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konselling yang
diampu oleh : Ibu Megawati Fajrin, M.Pd.

Kelompok 7:

Ach jufri : 2020074011110

Qori’atul Hasanah : 2020074011141

Ismail : 2020074011122

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NAZHATUT THULLAB

(IAI NATA) SAMPANG

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah
“Bimbingan Konseling” Penyusunan tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas
dan kewajiban kami sebagai mahasiswa. Dalam tugas ini kami membahas
mengenai “Teori Psikoanalisis Dalam Penerapan BK”. Sebagai hormat atas
bantuan dan bimbingan serta dorongan dari semua pihak, kami mengucapkan
terima kasih yang sebesarnya-besarnya.

Saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan


demi penyempurnaan makalah ini ke arah yang lebih baik. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, sehingga dapat
membuka cakrawala berfikir serta memberikan khazanah pengetahuan dalam
dunia pendidikan.

Sampang, 15 Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Cover.......................................................................................................................i

Kata Pengantar.....................................................................................................ii

Daftar isi................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep pokok psikoaalisis...........................................................................2


B. Proses Konseling..........................................................................................4
C. Teknik Terapi...............................................................................................5
D. Krtik dan Kontribusi.....................................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psikoanalisis merupakan salah satu aliran besar dalam sejarah ilmu psikologi.
Layaknya aliran besar lainya, marxisme misalnya, psikoanalisis telah merambah ke
berbagai sektor keilmuan. Tokoh penting aliran ini adalah Sigmund Freud, Carl Gustav
Jung dan Alffred Alder. Ada tiga hal yang membuat Freud dengan psikoanalisis menarik.
Pertama, batu pijakan psikoanalisis yaitu seks dan agresi begitu populer. Kedua, oleh
pengikutnya.

Yang antusias dan setia, di mana Freud dianggap tokoh pahlawan kesepian
seperti dalam mitos, membuat teorinya tersebar luas. Ketiga, kepiawaian Freud berbahasa
membuat penyajian teorinya inspiratif dan hidup. 1
Menurut Gunarsa yang dikutip oleh Dede Rahmat Hidayat,
psikoanalisis merupakan upaya mempengaruhi proses-proses psikologis dengan cara
psikologis. Pembahasan mengenai psikoanalisis tidak dapat dipisahkan dari tokoh
Sigmund Freud yang membangun teori ini. Pengalaman subyektif Freud dalam usaha
penyembuhan pasien neurosis sangat berkontribusi pada lahirnya psikoanalisis yang
berkaitan erat dengan konsep kepribadian.2

B. Rumusan Masalah
1. Konsep pokok psikoanalisis..?
2. Proses Konseling...?
3. Teknik Terapi...?
4. Krtik dan Kontribusi
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Konsep pokok psikoanalisis
2. Untuk mengetahui Proses Konseling
3. Untuk mengetahui Teknik Terapi
4. Untuk mengetahui Kritik dan Kontribusi

1
Jess Feist, Gregory J. Feist, Teori Kepribadian, terj. Handrianto, (Jakarta: Salemba
Humanika, 2010), hlm 19.
2
Dede Rahmat Hidayat, Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 23.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Manusia Menurut Teori Psikoanalisis


Konsep manusia dalam pandangan Freud yaitu semua perilaku manusia
baik yang nampak (gerakan otot) maupun yang tersembunyi (pikiran) adalah
disebabkan oleh peristiwa mental sebelumnya. Terdapat peristiwa mental yang
kita sadari dan tidak kita sadari namun bisa kita akses (preconscious) dan ada
yang sulit kita bawa ke alam tidak sadar (unconscious). Di alam tidak sadar inilah
tinggal dua struktur mental yang sepertii gunung es dari kepribadian kita, yaitu:
1. Id, adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan kesenangan semata.

2. Super ego adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang diserap
individu dari lingkungannya

3. Ego, adalah pengawas realitas. Sebagai contoh adalah berikut ini: Anda adalah
seorang bendahara yang diserahi mengelola uang sebesar 1 miliar Rupiah
tunai. Id mengatakan pada Anda: “Pakai saja uang itu sebagian, toh tak ada
yang tahu!”. Sedangkan ego berkata:”Cek dulu, jangan-jangan nanti ada yang
tahu!”. Sementara superego menegur:”Jangan lakukan!”.3
Psikoanalisis menurut definisi modern memiliki beberapa pengertian,
diantaranya adalah :
1. Psikoanalisis adalah pengetahuan psikologi yang mengedepankan pada
dinamika, faktorfaktor psikis yang menentukan perilaku manusia serta
pentingnya pengalaman masa kanakkanak dalam membentuk kepribadian masa
depan.
2. Psikoanalisis adalah metode interpretasi dan penyembuhan gangguan mental.
3. Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang
sifat manusia dan metode psikoterapi.4

3
Nurma Nawariah, "Konsep Manusia Menurut Pandangan Psikoanalisis dan Behaviorisme",
_Jurnal Ilmu Pendidikan dan Kearifan Lokal_ , Vol. 2, No. 5, (2022), hlm. 254.
4
Ibid, hlm. 255

2
Di saat psikologi sedang berkembang dengan pesatnya mengadakan
penelitian penelitian psikologis secara eksperimental (strukturalisme dan
fungsionalisme) di saat itu muncul aliran baru yang dikembangkan melalui dasar-
dasar tinjauan klinis dan psikiatris guna memperdalam psikologi dalam bidang
kedokteran, yang dipelopori oleh seorang dokter psikiater yaitu Sigmund Freud.
Pada tahun 1856-1939, seorang psikiater kebangsaan Australia. Sigmund Freud
dilahirkan dikota kecil, Freiberg, Moravia. Psikoloanalisis merupakan salah satu
aliran di dalam disiplin ilmu psikologi yang memiliki beberapa definisi dan
sebutan, adakalanya psikoloanalisa didefinisikan sebagai metode penelitian,
sebagai teknik penyembuhan dan juga sebagai pengetahuan psikologi,
Kemunculan teori ini menganggap bahwa psikologi behaviorisme tidak mampu
atau secara sengaja menafikan faktor kesadaran manusia. Bagi aliran behaviorisasi
dalam kesadaran maupun tidak sadar tidak perlu diperhitungkan, sedangkan dalam
teori ini mengatakan bahwa alam bawah sadar atau alam tidak sadar merupakan
penggerak utama bagi munculnya perilaku. Artinya smua perilaku manusia baik
yang tampak ataupun yang tersembunyi didorong oleh energi alam bawah sadar.
. Teori psikoanalisis memiliki beberapa konsep-konsep utama yang khas dan
berbeda dengan teori-teori kepribadian yang lain. adalah sebagai berikut:
Freud membagi tingkatan kepribadian menjadi 3 tingkatan yaitu
1. Kesadaran (Conscious): Segala sesuatu yang disadari berkaitan dengan makna
dalam kehidupan sehari, termasuk sensasi dan pengalaman, yang membuat kita
menyadari setiap peristiwa yang kita alami.
2. Pra-sadar (Pre-conscious): Pra-sadar merupakan lapisan jiwa di bawah
kesadaran, dan berada di tengah antara sadar dan tidak sadar. Perasadar sebagai
penampung ingataningatan yang dibutuhkan sedikit usaha untuk dibawa ke
kesadaran, misalnya kenangan yang sudah tersedia dengan mudah kita panggil
ke alam sadar.
3. Ketidaksadaran (Unconsious): Ketidaksadaran merupakan lapisan terbesar dari
kehidupan mental dan berada dibawah permukaan air. Disamping itu,
ketidaksadaran juga merupakan utama dalam teori psikoanalisis. Yang berisi

3
insting-insting atau pengalaman.dengan kata lain kenangan yang sukar sekali
muncul ke dalam kesadaran.5
B. Proses Konseling

Menurut Brammer proses konseling adalah peristiwa yang tengah


berlangsung dan memberi makna bagi para peserta konseling tersebut (konselor
dan klien)6 Berdasarkan pengertian proses konseling dari Brammer, sebenarnya
proses itu sendiri memiliki banyak definisi diantaranya :

1. Proses memiliki pemahaman yang luas bahwa setiap aktifitas yang melibatkan
perubahan dapat dideskripsikan sebagai sebuah proses.

2 Proses digunakan pertama dalam literatur riset, yang merujuk kepada


serangkaian faktor yang luas, yang mungkin saja dapat menghadirkan atau
menghambat efek terapeutik terhadap klien.

3. Proses sebagian besar ditemukan dalam perspektif humanistik terapi. Definisi


ini menandai proses sebagai kualitas esensial manusia untuk “ada” dan
“menjadi” (being and becoming).

4. Proses terkadang digunakan oleh konselor dan psikoterapis, mendeskripsikan


cara klien yang sedang berada dalam terapi untuk memahami atau
mengasimilasi pengalaman sulit dalam hidup mereka.7

Sedangkan konseling adalah pemberian bantuan yang dilakukan melalui


wawancara secara face to face oleh seorang ahli (konselor) kepada individu
(klien) yang sedang mengalami suatu masalah atau hambatan dalam
perkembangannya dengan tujuan agar individu tersebut dapat mencapai
kehidupan yang lebih baik.

Dari pengertian kata proses dan konseling tersebut maka penulis


menyimpulkan bahwa proses konseling adalah suatu aktifitas pemberian nasihat
atau berupa anjuran-anjuran/saran-saran dalam bentuk pembicaraan /wawancara

5
Ibid, hlm 256
6
Sofyan S. Wilis, Konsling Individual Teori dn Praktek, (Bandung;Alfabeta, 2013), hlm. 50.
7
Joh Mc Leod, Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus, (Jakarta; Kencana, 2006), hlm 363-
365.

4
antara konselor dan klien dengan beberapa tahapan sesuai dengan metode metode
konseling agar meningkatkan pemahaman yang lebih baik dan jalan keluar
mengenai masalah klien tersebut.

C. Teknik Terapi
Teknik Konseling Psikoanalisis Teknik spesifik yang digunakan Freud dalam
psikoterapi adalah asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisis transference, dan
analisis resistensi.8

1. Asosiasi Bebas

Asosiasi bebas maksudnya teknik yang memberikan kebebasan kepada


klien untuk mengemukakan segenap perasaan dan pikirannya yang terlintas pada
benak klien, baik yang menyenangkan maupun tidak. Asosiasi ini untuk
memudahkan konselor terhadap dinamika psikologis yang terjadi padanya,
sehingga dapat membimbing klien menyadari pengalaman-pengalaman
ketidaksadarannya, dan membuat hubungan-hubungan kecemasannya saat ini
dengan pengalaman masa lampau.

2. Interpretasi Mimpi

Interpretasi mimpi merupakan teknik dimana klien mengemukakan segenap


mimpinya kepada terapis, karena fungsi mimpi adalah ekspresi segenap
kebutuhan, dorongan, keinginan yang tidak disadari akan direpresi dan termanifes
dalam mimpi. Interpretasi mimpi maksudnya klien diajak konselor untuk
menafsirkan mimpi-mimpi yang tersirat dalam mimpi yang berhubungan dengan
dorongan ketidaksadarannya.

3. Analisis Tranferensi

Transferensi merupakan bentuk pengalihan segenap pengalaman masa


lalunya dalam hubungannya orang-orang berpengaruh kepada terapis di saat
konseling. Dalam transferensi ini akan muncul perasaan benci, ketakutan,
kecemasan dan sebagainya yang selama ini ditekan di ungkapkan kembali, dengan
sasaran konselor sebagai objeknya. Dalam. konteks ini konselor melakukan
analisis pengalaman klien dimasa kecilnya, terutama hal-hal yang menghambat
8
Latipun, Psikologi konseling, hlm. 60-61.

5
perkembangan kepribadiannya. Dengan analisis transferensi diharapkan klien
dapat mengatasi problem yang dihadapi hingga saat ini.

4. Analisis Resistensi

Resistensi merupakan sikap dan tindakan klien untuk menolak


berlangsungnya terapi atau mengungkpkan hal-hal yang menimbulkan kecemasan.
Perilaku ini dilakukan sebagai bentuk pertahanan diri. Dalam konseling, konselor
membantu klien mengenali alasan-alasan klien melakukan resisitensi sebaiknya
dimulai dari hal-hal yang sangat tampak untuk menghindari penolakan atas
interpretasi konselor. Teknik-teknik spesifik ini tidak biasa dilakukan dalam
hubungan konseling, tetapi lebih banyak digunakan dalam psikoterapi dalm
membantu pasien yang mengalami psikopatologis.

D. Keritik dan Kontribusi


Beberapa kritik terhadap psikoanalisa adalah antara lain:
1. Pandangan yang terlalu deterministic dinilai terlalu merendahkan martabat
kemanusiaan.
2. Terlalu banyak menekankan kepada pengalaman masa kanak-kanak dan
menganggap kehidupan seolah-olah sepenuhnya ditentukan masa lalu. Hal ini
memberikan gambaran seolah- olah sepenuhnya ditentukan masa lalu. Hal ini
memberikan gambaran seolah-olah tanggung jawab individu berkurang.
3. Terlalu meminimalkan rasionalitas.
4.Penyembuhan dalam psikoanalisa terlalu bersifat rasional dalam pendekatannya.
5. Data penelitian kurang banyak mendukung System psikoanalisa.
Sedangkan kontribusi yang diberikan adalah antara lain dalam Hal
1. Adanya motivasi yang tidak selamanya disadari.
2. Teori kepribadian dan teknik psikoterapi.
3. Pentingnya masa kanak-kanak dalam perkembangan kepribadian.

4. Model penggunaan interviu sebagai alat terapi.

5. Pentingnya sikap non-moral pada terapis.

6. Adanya persesuaian antara teori dan teknik.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Mengenai Konsep manusia dalam pandangan Freud yaitu semua perilaku
manusia baik yang nampak maupun yang tersembunyi adalah disebabkan oleh
peristiwa mental sebelumnya, Sedangkan menurut definisi modern memiliki
beberapa pengertian,diantaranya Telah dipaparkan diatas.
Sedangkan Mengenai proses konseling Merupakan peristiwa yang tengah
berlangsung dan memberi makna bagi para peserta konseling tersebut, adapun
tentang tekniknya ada empat analisis yang diterapkan 1). Asosiasi Bebas 2).
Interpretasi Mimpi 3). Analisis Tranferensi 4). Analisis Resistensi, sedangkan
mengenai keritkan dan kontribusi terhadap psikoanalisis tersebut ada empat
Sedangkan kontribusi yang diberikan ada enam hal yang mana telah
dijelaskan di atas.

7
DAFTAR PUSTAKA

Feist Jess, Gregory J. Feist, Teori Kepribadian, terj. Handrianto, Jakarta: Salemba
Humanika, 2010
Latipun, Psikologi konseling
Mc Leod Joh, Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus, Jakarta; Kencana,
2006
Nawariah Nurma, "Konsep Manusia Menurut Pandangan Psikoanalisis dan
Behaviorisme", Jurnal Ilmu Pendidikan dan Kearifan Lokal , Vol. 2, No.
5, 2022

Rahmat Hidayat Dede, Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam


Konseling, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011
S. Wilis Sofyan, Konsling Individual Teori dn Praktek, Bandung; Alfabeta, 2013

Anda mungkin juga menyukai