SIGMUND FREUD
Disusun oleh:
2021/ 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Kepribadian Psikoanalisis
– Sigmund Freud” ini. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Kepribadian.
Melalui kesempatan ini kami juga menyampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam
proses pengerjaan makalah ini terutama kepada yang terhormat Ibu Lailati Nazula,
M.A., selaku dosen mata kuliah Psikologi Kepribadian.
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami mengakui masih banyak
kekurangan di dalamnya. Untuk itu kami mengharapkan partisispasi rekan-rekan
untuk ikut memberikan kritik dan sarannya agar kami dapat melakukan perbaikan
pada kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
untuk kita semua. Demikian dari kami, kami sampaikan terimakasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apakah yang membuat manusia berperilaku seperti yang mereka
lakukan? Apakah biasanya manusia akan sadar akan apa yang sedang ia
lakukan, atau apakah perilaku mereka merupakan hasil dari motif-motif
tersembunyi yang tidak disadari? Banyak pertanyaan-pertanyaan yang
muncul dalam pikiran filsuf, mahasiswa dan para pemikir religius sejak
berabad-abad lalu.
Hal ini memunculkan berbagai macam teori-teori yang ada dalam
psikologi kepribadian, perlu dilakukan pendekatan sejarah terhadap
berbagai macam aliran psikologi kepribadian yang ada serta mempelajari
latar belakang dan biografi dari para tokoh-tokoh pencetus aliran-aliran
tersebut.
Salah satu tokoh yang berpengaruh terhadap perkembangan
berbagai berbagai macam teori psikologi kepribadian, diantaranya
Sigmund Freud dengan teori Psikoanalisis miliknya yang hingga sekarnag
masih dijadikan acuan dalam mempelajari psikologi kepribadian.
Psikoanalisis dianggap sebagai salah satu Gerakan revolusioner di
bidang psikologi yang dimulai dari satu metode peyembuhan sakit mental,
hingga menjelma menjadi sebuah konsepsi baru tentang manusia.
Hipotesis pokok psikoanalisis menyatakan bahwa tingkah laku manusia
Sebagian besar ditentukan oleh motif-motif tidak sadar.
B. Rumusan Masalah
1. Siapakah Sigmund Freud?
2. Apa itu teori psikoanalisis Sigmund Freud?
3. Bagaimanakah teori psikoanalisis memandang kepribadian?
4. Apa itu naluri?
5. Apa saja macam-macam naluri?
6. Bagaimana penyaluran dan penggunaan energi psikis?
7. Apa itu kecemasan?
8. Bagaimana mekanisme pertahanan ego?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mahasiswa mampu mengetahui tokoh psikologi Sigmund Freud.
2. Mahasiswa mampu mengetahui teori psikoanalisis Sigmund Frued.
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memaparkan bagaimana teori
psikoanalisis memandang kepribadian.
4. Mahasiswa mampu mengetahui apa itu naluri.
5. Mahasiswa mampu memahami dan menyebutkan macam-macam
naluri.
6. Mahasiswa mampu memahami penyaluran dan penggunaan energy
psikis
7. Mahasiswa dapat mengetahui a tentang kecemasan
8. Mahasiswa dapat memahami mekanisme pertahanan ego
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sigmund Freud
Sigmund Freud atau Sigismund Schlomo Freud, adalah neurolog
berkebangsaan Austria yang lahir pada 6 Mei 1856 di kota Freiburg,
Moravia, yang kini merupakan bagian dari wilayah Republik Ceko. Dia
adalah anak dari seorang pedagang wol keturunan Yahudi bernama Jacob
Freud dan istri ketiganya Amalie.1 Meskipun Sigmund Freud lahir di
Freiburg, Moravia, dan meninggal di London, Inggris, dia adalah warga
negara Wina, tempat dimana dia menghabiskan hampir 80 tahun
kehidupannya. Pada tahun ketika Freud yang berusia tiga tahun dibawa
keluarganya ke Wina, dia menyaksikan diterbitkannya buku Origin of
Species (Asal-usul spesies) anggitan Charles Darwin (1809-1882). Tahun
berikutnya setelah penerbitan Origin of Spescies, Ketika Freud berusia 4
tahun, Gustav Fechner (1801-1887), mendirikan ilmu psikologi. Dua
orang ini, Darwin dan Fechner memiliki dampak yang sangat besar
terhadap perkembangan intelektual Freud seperti halnya yang menimpa
banyak kaum muda lain dalam periode itu. Minat terhadap ilmu-ilmu
biologis dan psikologi tumbuh subur sepanjang paruh kedua abad 19.2 Di
zamannya, ilmu psikiatri tidak menaruh perhatian pada bidang-bidang
kesehatan mental atau psikologis. Disiplin ilmu ini hanya melihat perilaku
manusia dalam terang pemahaman struktur anatomis otak.3
Penemuan yang mengakibatkan nama Freud menjadi masyhur
adalah psikoanalisis. Istilah ini diciptakan Freud sendiri dan muncul untuk
pertama kali pada tahun 1896. Secara agak umum psikoanalisis merupakan
suatu pandangan baru tentang manusia, dimana ketidaksadaran
memainkan peranan sentral.4 Pada saat itu, teori ini termasuk baru karena
1
Rika Febriani, Sigmund Freud VS Carl Jung, (Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia), 2021, hlm. 8
2
Calvin S. Hall, Psikologi Freud: Sebuah Bacaan Awal, (Yogyakarta: IRCiSod), 2019, hlm. 17-
18.
3
Rika Febriani, op. cit. hlm. 11.
4
K. Bertens, Psikoanalisis Sigmund Freud, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama), 2005, hlm. 3.
para ahli masih berkutat dengan alam kesadaran. Frued memperkenalkan
alam ketidaksadaran.5 Pandangan ini mempunyai relevansi praktis, karena
dapat digunakan dalam mengobati pasien-pasien yang mengalami
gangguan psikis. Teori psikoanalisis lahir dari praktek dan tidak
sebaliknya. Psikoanalisis ditemukan dalam usaha untuk menyembuhkan
pasien-pasien histeria. Baru kemudian Freud menarik kesimpulan-
kesimpulan teoritis dari penemuannya di bidang praktis.6
Freud membedakan teori psikoanalisis dalam tiga arti. Pertama,
istilah psikoanalisis dipakai untuk menunjukkan suatu metode penelitian
terhadap proses-proses psikis (seperti mimpi) yang sebelumnya tidak
terjangkau oleh penelitian ilmiah. Kedua, istilah ini menunjukkan juga
suatu teknik untuk mengobati gangguan-gangguan psikis yang dialami
oleh pasien neurosis. Teknik pengobatan ini bertumpu pada metode
penelitian tadi. Ketiga, inilah yang sama dipakai pula dalam arti lebih luas
lagi, untuk menunjukkan seluruh pengetahuan psikologis yang diperoleh
melalui metode, dan teknik tersebut di atas. Dalam arti terakhir ini kata
“psikoanalisis” mengacu pada suatu ilmu yang di mata Freud benar-benar
baru.7
9
Ibid., hlm. 10.
10
Wahyu Saefudin, op. cit., hlm. 20.
tempat tinggal inteligensi dan rasionalitas selalu mengawasi impuls-impuls
buta dari id.
Super ego menurut Corey adalah pengatur moral dalam
kepribadian. Super ego adalah kode moral individu yang menyimpulkan
standar perilaku baik atau buruk, benar atau salah. Di dalamnya terdapat
nilai-nilai local masyarakat yang diajarkan oleh orangtua. Super ego juga
memberikan penilaian-penilaian berkaitan dengan imbalan dan hukuman.
Imbalannya adalah perasaan bangga, sedangkan hukumannya adalah
perasaan berdosa.11
C. Dinamika Kepribadian
Menurut pendapat Freud, energi manusia dapat dibedakan dari
penggunaannya, yaitu aktivitas fisik disebut energi fisik dan aktivitas
psikis disebut energi psikis. Berdasarkan teori ini, Freud mengatakan,
energi fisik dapat diubah menjadi energi psikis.12
1. Pengertian Naluri
Menurut konsep Freud, naluri atau instink merupakan reprentasi
psikologis bawaan dari eksitasi (keadaan tegang dan terangsang) akibat
muncul suatu kebutuhan tubuh. Bentuk naluri menurut Freud adalah
pengurangan tegangan (tension reduction), cirinya regresif dan bersifat
koservatif (berupaya memelihara keseimbangan) dengan memperbaiki
keadaan kekurangan. Proses naluri berulang-ulang (tenang, tegang dan
tenang) – repetition compulsion (Clark, 1997:136). Kata instinct (naluri)
bagi Freud, pengertiannya bukan semata gambaran yang dirujuk oleh kata
itu. Instinct bagi orang Perancis, memunculkan pengertian kemahiran atau
semacam penyesuaian biologis bawaan.13
Freud meyakini bahwa perilaku manusia dilandasi oleh dua energi
mendasar yaitu, pertama, naluri kehiduoan (life instinct -Eros) yang
11
Wahyu Saefudin, op. cit., hlm. 19-20.
12
Prof. Dr. Albertine Minderop, MA., Psikologi Sastra: Karya Sastra, Metode, Teori, dan Contoh
Kasus, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia), 2016, hlm. 23.
13
Ibid., hlm. 104-105.
dimanifestasikan dalam perilaku seksual, menunjang kehidupan serta
pertumbuhan. Kedua, naluri kematian (death instinct – Thanatos) yang
mendasari Tindakan agresif dan destruktif. Kedua naluri ini, walaupun
berada di alam bawah sadar menjadi kekuatan motivasi (Hilgard et al.,
1975:303 dan 334).14
2. Macam-Macam Naluri
a. Insting Hidup (Life Instinct)
Insting hidup disebut juga eros adalah dorongan yang menjamin
survival dan reproduksi, seperti lapar, haus, dan seks. Bentuk
energi yang dipakai oleh insting hidup itu disebut libido. Walaupun
Freud mengakui adanva bermacam•macam bentuk insting hidup,
namun dalam kenyataannya yang paling diutamakan adalah insting
seksual (terutama pada masa-masa permulaan, sampai kira-kira
tahun 1920). Pada saat itu sebenarnya insting seksual bukanlah
hanya untuksatu insting saja, melainkan sekumpulan insting-
insting, karena ada bermacammacam kebutuhan jasmaniah yang
menimbulkan keinginan-keinginan erotis.
b. Insting Mati (Death Instinct)
Insting mati disebut juga insting-insting merusak (destruktif),
Insting ini fungsinya kurang jelas jika dibandingkan dengan insting
hidup, karenanya tidak begitu dikenal. Akan tetapi adalah Suatu
kenyataan Yang tak dapat dipungkiri, bahwa hap orang itu pada
akhirnya akan mati juga. Inilah Yang menyebabkan Freud
merumuskan bahwa "tujuan semua hidup adalah (1920).
Suatu derivatif insting mati Yang terpenting adalah dorongan
agresif. Sifat agresif adalah perusakan diri Yang diubah dengan
Objek substitusi.
Insting hidup dan insting mati dapat Saling bercampur dan
Saling menetralkan. Makan misalnya merupakan campuran
dorongan makan dan dorongan destruktif, yang dapat
14
Ibid., hlm. 105.
dipuaskan denga menggigit, mengunyah, dan menelan
makanan.15
15
Nur Fatwikiningsih, op. cit., hlm. 33.
ego, superego memperoleh suatu energi melalui identifikasi, yaitu anak
berlajar mencocokan atau menyelaraskan tingkah lakunya dengan sangsi
(punishment) dan ganjaran (rewards) atau cita-cita orang tuanya.
E. Mekanisme Pertahanan Ego
Menurut Freud, mekanisme pertahanan ego (ego defence mechanism)
sebagai strategi yang digunakan individu untuk mencegah kemunculan
terbuka dari dorongan-dorngan das Es maupun untuk menghadapi tekanan
das Uber Ich atas das Ich, dengan tujuan kecemasan yang dialami individu
dapat dikurangi atau diredakan (Kuntojo, 2015:46). Freud menyatakan
bahwa mekanisme pertahanan ego itu adalah mekanisme yang rumit dan
banyak macamnya. Berikut ini 7 macam mekanisme pertahanan ego yang
menurut Freud umum dijumpai (Koeswara, 2001: 46—48).
1. Identifikasi (Identification)
Cara mereduksi tegangan dengan meniru (mengimitasi) atau
mengidentifikasikan diri dengan orang yang dianggap lebih berhasil
memuaskan hasratnya dibanding dirinya. Diri orang lain diidentifikasi
tetapi cukup hal-hal yang dianggap dapat membantu mencapai tujuan
diri. Terkadang sukar menentukan sifat mana yang membuat tokoh itu
sukses sehingga orang harus mencoba mengidentifikasi beberapa sifat
sebelum menemukan mana yang ternyata membantu meredakan
tegangan. Apabila yang ditiru sesuatu yang positif disebut Introyeksi.
Mekanisme pertahanan identifikasi umumnya dipakai untuk tiga
macam tujuan, yaitu :
• Merupakan cara orang dapat memperoleh kembali sesuatu (obyek)
yang telah hilang.
• Untuk mengatasi rasa takut.
• Melalui identifikasi orang memperoleh informasi baru dengan
mencocokkan khayalan mental dengan kenyataan.
2. Represi, yaitu mekanisme yang dilakukan ego untuk meredakan
kecemasan dengan cara menekan dorongan-dorongan yang menjadi
penyebab kecemasan tersebut ke dalam ketidaksadaran.
3. Sublimasi, adalah mekanisme pertahanan ego yang ditujukan untuk
mencegah atau meredakan kecemasan dengan cara mengubah dan
menyesuaikan dorongan primitif das es yang menjadi penyebab
kecemasan ke dalam bentuk tingkah laku yang bisa diterima, dan
bahkan dihargai oleh masyarakat.
4. Proyeksi, adalah pengalihan dorongan, sikap, atau tingkah laku yang
menimbulkan kecemasan kepada orang lain. Displacement, adalah
pengungkapan dorongan yang menimbulkan kecemasan kepada objek
atau individu yang kurang berbahaya dibanding individu semula.
5. Rasionalisasi, menunjuk kepada upaya individu memutarbalikkan
kenyataan, dalam hal ini kenyataan yang mengamcam ego, melalui
dalih tertentu yang seakan-akan masuk akal. Rasionalissasi sering
dibedakan menjadi dua: sour grape technique dan sweet orange
technique.
6. Pembentukan reaksi, adalah upaya mengatasi kecemasan karena
insdividu memiliki dorongan yang bertentangan dengan norma,
dengan cara berbuat sebaliknya.
7. Regresi, adalah upaya mengatasi kecemasan dengan bertinkah laku
yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
F. Kecemasan
Kecemasan (anxiety) adalah variabel penting dari hampir semua teori
kepribadian. Kecemasan sebagai dampak dari konflik yang menjadi bagian
kehidupan yang tak terhindarkan, dipandang sebagai komponen dinamika
kepribadian yang utama. Kecemasan adalah fungsi ego untuk
memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya
sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai. Biasanya reaksi
individu terhadap ancaman ketidaksenangan dan pengrusakan yang belum
dihadapinya ialah menjadi cemas atau takut. Kecemasan berfungsi sebagai
mekanisme yang mengamankan ego karena memberi sinyal ada bahaya di
depan mata.
Kecemasan akan timbul manakala orang tidak siap menghadapi ancaman.
Hanya ego yang bisa memproduksi atau merasakan kecemasan. Akan
tetapi, baik id, superego, maupun dunia luar terkait dalam salah satu dari
tiga jenis kecemasan: realistis, neurotis dan moral. Ketergantungan ego
pada id menyebabkan munculnya kecemasan neurosis, sedangkan
ketergantungan ego pada superego memunculkan kecemasan moral, dan
ketergantungannya pada dunia luar mengakibatkan kecemasan realistis.