Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TEORI-TEORI KONSELING

“ Teori Psikoanalisis ”

Dosen Pengampuh : Ratna Wulandari, S.Pd., M.Pd

Kelompok 4

Wina Permatasari (105281103122)

Ashifa Afifah Ahmad (105281103422)

Ririn (105281102522)

BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2023/2024
DAFTAR ISI

SAMPUL……………………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….…1

A. Latar Belakang……………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………3
C. Tujuan……………………………………………………………………..3

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………4

A. Pengertian Psikoanalisis…………………….……………….……………..4
B. Konsep Manusia dalam Psikoanalisis……….……..……………………...5

BAB III PENUTUP……………………………………………………………...10

A. Kesimpulan…………………………………………………………….…10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………11

II
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil‘Alamin segala puji dan syukur kami panjatkan ke h


adirat Allah Subhanahu wa ta’ala, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, kami da
pat menyelesaikan makalah “ Teori Psikoanalisis” ini dengan baik.

Adapun tujuan kami menulis makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu
tugas kuliah saya didalam mata kuliah Teori-Teori Konseling dan juga agar kita m
engerti dan memahami salah satu aliran dalam Psikologi yaitu Psikoanalisis serta
mengenal siapa saja tokoh aliran Psikoanalisis beserta teori-teori dari setiap tokoh.

Kami menyadari masih terdapat banyak sekali kesalahan yang tanpa senga
ja saya buat, baik dari segi kata maupun tata bahasa didalam makalah ini. Untuk it
u saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan mak
alah saya selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Gowa, 19 Oktober 2023

Penulis

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam psikologi ada lima alirasan fundamental yang wajib diketah
ui, salah satunya ialah Psikoanlisa. Psikoanalisa dipelopori oleh Sigmund
Freud, yang lahir pada tahun 1856. Meski orang menilai bahwa teori psiko
analisa merupakan teori yang kontroversial dan psikoseksual, karena hany
a membicarakan tentang dorongan-dorongan atau insting hewani yang ada
didalam diri manusia namun tidak bisa dipungkiri bahwa aliran psikoanali
sa-lah yang menjadi tombak bagi alat ukur para ahli psikolog diluar sana u
ntuk mengukur sejauh mana mereka berusaha untuk menggali dan memua
skan rasa ingin tahu mereka tentang ilmu jiwa ini. Mereka berlomba untuk
mengkritasi teori psikoanalisa Freud yang dianggap sebagai teori yang tida
k empiris, yang tidak bisa diukur dan tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Oleh karena itu, makalah ini dibuat bermaksud untuk memberi pengetahua
n dasar tentang psikoanalisa dan berharap dapat menambah wawasan tenta
ng aliran ini.
Teori psikoanalisis adalah salah satu teori yang membahas tentang
hakikat dan perkembangan bentuk kepribadian yang dimiliki oleh manusia.
Unsur utama dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek kepribadia
n lainnya. Dasar teori psikoanalisis adalah mengasumsikan bahwa kepriba
dian akan mulai berkembang saat terjadi konflik- konflik dari aspek- aspek
psikologis itu sendiri. Gejala tersebut biasanya terjadi pada anak- anak ata
u usia dini. Kemudian pendapat Sigmund Freud tentang kepribadian manu
sia ini didasarkan pada pengalaman- pengalaman yang dialami pasiennya.
Sigmund Freud adalah ilmuwan psikologis yang terkenal karena ga
gasannya tentang kepribadian manusia berdasarkan analisis tentang mimpi
nya, dan bacaannya yang luas tentang berbagai literatur ilmu pengetahuan
dan kemanusiaan. Pengalaman- pengalaman inilah yang

1
menjadi data yang mendasar bagi evolusi teori kepribadian Freud a
tau kita kenal juga dengan teori psikoanalisa. Bagi Freud, teori ini cenderu
ng mengikuti observasi dalam konsep kepribadian, sehingga akan terus me
ngalami revisi, bahkan sampai 50 tahun terakhir hidupnya.
Karena teorinya yang terus berevolusi, Freud menegaskan teori ini
tidak boleh jatuh ke dalam eklektisisme. Itulah sebabnya para pengikutnya
yang memiliki pandangan berseberangan dari ide- ide dasar teori psikoanal
isis akan dikucilkan secara pribadi, bahkan profesional oleh Freud. Ia men
ganggap dirinya sebagai ilmuwan, namun, ia memiliki definisi yang berbe
da tentang ilmu dibandingkan kebanyakan psikolog saat ini.
Freud lebih mengandalkan penalaran deduktif dibandingkan metod
e riset yang ketat. ia juga lebih memilih melakukan observasi secara subje
ktif dengan jumlah sampel yang relatif kecil. Freud menggunakan pendeka
tan studi kasus secara eksklusif dan merumuskan secara khas hipotesis- hi
potesis terhadap fakta kasus yang ditemukannya. Hal tersebut dilakukan Fr
eud saat kajian ilmu psikologi ini memprioritaskan penelitian atas kesadar
an dan memandang kesadaran sebagai aspek utama dalam kehidupan ment
al.
Gagasan Sigmund Freud adalah menyatakan bahwa kesadaran itu h
anyalah bagian kecil saja dari kehidupan mental. Sedangkan bagian terbes
arnya adalah justru ketidaksadaran atau alam tak sadar. Freud menggamba
rkan alam sadar dan tak sadar ini seperti bentuk gunung es yang terapung.
Ukuran bentuk bagian gunung es yang muncul ke permukaan air yakni ala
m sadar ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan bagian gunung es yang t
enggelam, yakni alam tak sadar.
Kemudian Freud memandang manusia sebagai makhluk yang deter
ministik yang mendefinisikan bahwa kegiatan manusia pada dasarnya dibe
ntuk dengan kekuatan yang irasional, kekuatan alam bawah sadar, doronga
n biologis, dan insting pada saat berusia enam tahun pertama kehidupanny

2
a. Teori psikoanalisis Freud bisa masuk sebagai kajian ilmu baru tentang
manusia dan akan terus mengalami banyak pertentangan.
Bahkan sampai sekarang, teori ini juga masih banyak menerima kri
tikan dari para ahli atau ilmuwan yang berseberangan dengan gagasan Fre
ud. Contohnya seperti pendapat H.J. Eysenck yang merupakan seorang Pro
fesor Psikologi asal Jerman berpendapat bahwa psikoanalisis tidak bisa dia
nggap sebagai kajian ilmu pengetahuan. Eysenck adalah seorang tokoh ber
aliran behaviorisme ekstrem yang menganggap psikoanalisis tidak masuk
akal jika diberi predikat ilmiah karena sama sekali tidak bersifat behavioris
tik.
Dalam bidang ilmu psikologi, terutama psikologi kepribadian dan l
ebih khusus lagi pada teori kepribadian, pengaruh Freud sangat kuat pada
perkembangan teori psikoanalisis dengan beberapa fakta penting. Salah sat
unya bahwa sebagian besar teori kepribadian modern tentang tingkah laku
atau kepribadian telah mengambil sebagian, atau setidaknya mempersoalk
an beberapa gagasan- gagasan Freud.
Psikoanalisis adalah bentuk aliran yang utama dalam ilmu psikolog
i dan memiliki teori kepribadian atau juga bisa kita sebut dengan sebutan t
eori kepribadian psikoanalisis atau psychoanalytic theory of personality. D
alam praktiknya, teori psikoanalisis banyak dihubungkan dengan pendidik
an yang sangat kompleks.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian psikoanalisis?
2. Bagaimana konsep manusia dalam psikoanalisis?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian psikoanalisis.
2. Untuk mengetahui konsep manusia dalam Psikoanalisis.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikoanalisis
Sigmund Freud (1856-1939): Freud adalah seorang Jerman keturun
an Yahudi, dilahirkan pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg, dan pada masa
bangkitnya Hitler, ia harus melarikan diri ke Inggris dan meninggal di Lon
don pada tanggal 23 September 1939. Tokoh pendiri Psikoanalisa atau dis
ebut aliran Psikologi Dalam (depth psychology) ini secara skematis mengg
ambarkan jiwa sebagai sebuah gunung es. Bagian yang muncul dipermuka
an air adalah bagian yang terkecil, yaitu puncak dari gunung es itu. Yang d
alam hal kejiwaan adalah bagian kesadaran (consciousness). Agak di bawa
h permukaan air adalah bagian yang disebutnya prakesadaran (subconscio
usness atau preconsciousness). Isi dari prakesadaran ini adalah hal-hal yan
g sewaktu-waktu dapat muncul ke kesadaran. Bagian terbesar dari gunung
es itu berada dibawah permukaan air sama sekali dan hal jiwa merupakan
alam ketidaksadaran (unconsciousness). Ketidaksadaran ini berisi doronga
n-dorongan yang ingin muncul ke permukaan atau ke kesadaran. Doronga
n-dorongan ini mendesak terus ke atas, sedangkan tempat di atas sangat ter
batas sekali. Tinggalah “ego” (aku) yang memang menjadi pusat dari kesa
daran yang harus mengatur dorongan-dorongan mana yang harus tetap ting
gal di ketidaksadaran. Sebagian besar dari dorongan-dorongan yang berasa
l dari ketidaksadaran itu harus tetap tinggal di ketidaksadaran, tetapi merek
a ini tidak tinggal diam, melainkan mendesak terus dan kalau “ego” tidak c
ukup kuat menahan desakan ini akan terjadilah kelainan-kelainan kejiwaan
seperti psikoneurose atau psikose.
Dorongan-dorongan yang terdapat dalam ketidaksadaran sebagian
adalah dorongan-dorongan yang sudah ada sejak manusia lahir, yaitu doro
ngan seksual dan dorongan agresi, sebagian lagi berasal dari dorongan mas
a lalu yang pernah terjadi pada tingkat kesadaran dan pengalaman itu bersi
fat traumatis (menggoncangkan jiwa), sehingga perlu ditekan dan dimasuk
4
kan dalam ketidaksadaran. Segala tingkah laku manusia menurut Freud, be
rsumber pada dorongan-dorongan yang terletak jauh di dalam ketidaksadar
an, karena itu Psikologi Freud disebut juga Psikologi Dalam (depth psycho
logy). Selain itu teori Freud disebut juga sebagai teori psikodinamik (dyna
mic psychology), karena ia menekankan kepada dinamika atau gerak mend
orong dari dorongan-dorongan dalam ketidaksadaran itu ke kesadaran. Per
bedaan psikodinamika dari Freud dan psikodinamika dari Lewin adalah ba
hwa Freud lebih mementingkan gerakan dorongan-dorongan dalam diri, se
dangkan Lewin lebih menekankan kekuatan-kekuatan di luar diri (obyek-o
byek di lingkungan) yang saling tarik-menarik karena masing-masing me
mpunyai nilai positif atau negatif terhadap individu sekalipun sebenarnya
Lewin mengakui pula adanya dinamika dalam diri individu yang disebabk
an oleh kekuatan-kekuatan dari unsur-unsur yang ada dalam diri individu t
ersebut (misalnya motivasi).
Psikoanalisis adalah salah satu cabang ilmu yang dikembangkan ol
eh Sigmund Freud dan para pengikutnya sebagai kajian fungsi dan perilak
u psikologis manusia. Awalnya istilah psikoanalisis hanya digunakan saat
hubungan dengan Freud saja, jadi istilah “psikoanalisis” dan “psikoanalisis
Freud” memiliki arti yang sama. Jika ada murid- murid atau pengikut Freu
d yang menyimpang atau bersebaang dari ajarannya dan mengembangkan t
eorinya sendiri, maka mereka juga akan memberikan istilah psikoanalisis d
an menggunakan suatu nama baru untuk memberikan pendapat mereka.
Teori psikoanalisis dari Freud dapat berfungsi sebagai tiga macam
teori, yaitu:
1. Sebagai teori kepribadian
2. Sebagai teknik analisa kepribadian
3. Sebagai metode terapi (penyembuhan)
B. Konsep manusia dalam psikoanalisis
a) Struktur kepribadian
Dalam teori psikoanalisa, kepribadian dipandang sebagai stuktur ya
ng terdiri dari tiga unsur atau sistem, yaitu id, ego, dan superego (Supratik

5
nya, 1993: 32). Ketiga unsur atau sistem tersebut adalah sebagai berikut : I
d Id adalah sistem kepribadian yang paling dasar, sistem yang didalamnya
terdapat naluri-naluri bawaan. Untuk dua sistem yang lainnya, id adalah si
stem yang bertindak sebagai penyedia atau atau penyalur energi yang dibut
uhkan oleh sistem-sistem tersebut untuk operasi-operasi atau kegiatan-kegi
atan yang dilakukannya. Ego Ego adalah sistem kepribadian yang bertinda
k sebagai pengarah individu kepada dunia objek dari kenyataan, dan menja
lankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan. Superego Superego adala
h sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifat
nya evaluatif (menyangkut baik-buruk). Adapun fungsi utama dari supereg
o adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pengendali dorongan-dorongan atau impuls-impuls naluri id
agar impulsimpuls tersebut disalurkan dalam cara atau bentuk yang d
apat diterima oleh masyarakat.
2. Mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral keti
mbang dengan kenyataan.
3. Mendorong individu kepada kesempurnaan.
b) Dinamika Kepribadian
Dorongan-Dorongan ( Drives )
Menurut Freud ( 1933/1964 ) dalam buku Theorys of Personality
(Feist, Jess dan Gregory J. Feist, 2008: 29), beragam dorongan dapat dike
lompokkan menjadi dua kubu utama : seks atau Eros, dan agresif, distrak
si atau Thanatos. Dorongan-dorongan ini berakar dalam Id. Namun, mere
ka tunduk pada pengontrolan Ego. Dorongan memiliki bentuk energy psi
kisnya sendiri Freud menggunakan kata Libido untuk energi dorongan se
ksual. Namun, energi bagi dorongan agresif masih belum dinamainya.
 Seks
Tujuan dari dorongan seksual adalah kesenangan namun, kesenan
gan ini tidak terbatas hanya pada kesenangan genital semata. Tujuan akhi
r dorongan seksual ( pengurangan tegangan seksual ) tidak dapat diubah
namun, jalan untuk mencapai tujuan ini bisa beragam. Seks sendiri dapat

6
mangambil banyak bentuk yang lain, seperti narsisisme, cinta, sadisme, d
an masokhisme. Dua yang terakhir ini memiliki komponen dorongan agre
sif.
 Agresi
Tujuan dari dorongan destruktif, menurut Freud, adalah mengemb
alikan organisme pada kondisi anorganis. Dorongan agresif juga menjela
skan kebutuhan atas penghalangpenghalang yang sudah dibangun manusi
a untuk mengendalikan agresi.
Kecemasan (anxiety)
Kecamasan adalah suatu keadaan tegang yang memotivasi kita unt
uk berbuat sesuatu. Freud ( 1933/1964 ) menekankan bahwa ini adalah kon
disi yang tidak menyenangkan, bersifat emosional, dan sangat terasa kekua
tannya, disertai sebuah sensasi fisik yang memperingatkan seseorang terha
dap bahaya yang sedang mendekat.
Ada tiga macam kecemasan :
1) Kecemasan Neurotis
Kecemasan neurotis adalah ketakutan terhadap tidak terkendali
nya naluri-naluri yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tin
dakan yang bisa mendatangkan hukuman bagi dirinya sendiri.
2) Kecemasan Moralistis
Kecemasan moralistis adalah katakutan terhadap hati nurani se
ndiri. Kecemasan ini bersal dari konflik antara ego dan superego. Na
mun, kecemasan moralistis juga bisa muncul akibat kegagalan untuk
bersikap secara konsisten dengan apa yang dianggap benar secara m
oral, contohnya gagal merawat orang tua yang sudah lanjut usia.
3) Kecemasan Realiatis
Kecamasan realistis adalah ketakutan terhadap bahaya dari duni
a eksternal, dan taraf kecemasannya sesuai dengan derajat ancaman
yang ada. Kecemasan realistis ini berbeda dari rasa takut karena rasa
takut tidak perlu malibatkan suatu objek spesifik yang menakutkan.

7
Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme penjagaan ego karena dia
memberi sinyal bahwa bahaya tertentu sedang mendekat.
c) Mekanisme Pertahanan Ego
Mekanisme pertahanan merupakan suatu cara ekstrem yang ditemp
uh oleh ego untuk menghilangkan tekanan kecemasan yang berlebihan-leb
ihan. Pertahananpertahanan pokok tersebut adalah represi, proyeksi, pemb
entukan reaksi, fiksasi, dan regresi (Anna Freud, 1946). Menurut Supratik
nya (1993: 86), semua mekanisme pertahanan tersebut mempunyai dua ciri
umum yaitu :
1. Mereka menyangkal, memalsukan, atau mendistorsikan kenyataan.
2. Mereka bekerja secara tak sadar sehingga orangnya tidak tahu apa ya
ng sedang terjadi.
Dalam Latipun (2010 ; 51) Freud mengemukakan banyak bentuk m
ekanisme pertahanan diri yang dimanifestasikan dalam perilaku dan bentu
knya bermacammacam. Adapun bentuk-bentuk mekanisme pertahanan diri
tersebut sebagai berikut:
1) Distorsi.
2) Proyeksi.
3) Regresi.
4) Rasionalisai.
5) Sublimasi.
6) Salah sasaran (displacement).
7) Identifikasi.
8) Kompensasi.
d) Perkembangan Kepribadian
Tahap-tahap perkembangan menurut Freud ada lima, yaitu :
1. Tahap Oral
2. Tahap Anal
3. Tahap Phalik
4. Tahap Laten
5. Tahap Genital

8
e) Aplikasi Teori Psikoanalisa
 Pertama, konsep kunci bahwa ”manusia adalah makhluk yang memil
iki kebutuhan dan keinginan”.
 Kedua, konsep kunci tentang “kecemasan” yang dimiliki manusia da
pat digunakan sebagai wahana pencapaian tujuan bimbingan, yakni
membantu individu supaya mengerti dirinya dan lingkungannya; ma
mpu memilih, memutuskan dan merencanakan hidup secara bijaksan
a; mampu mengembangkan kemampuan dan kesanggupan, memecah
kan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya; mampu mengelola
aktivitasnya sehari-hari dengan baik dan bijaksana; mampu memaha
mi dan bertindak sesuai dengan norma agama, sosial dalam masyara
katnya.
 Ketiga, konsep psikolanalisis yang menekankan pengaruh masa lalu
(masa kecil) terhadap perjalanan manusia. Walaupun banyak para ahl
i yang mengkritik, namun dalam beberapa hal konsep ini sesuai deng
an konsep pembinaan dini bagi anak-anak dalam pembentukan moral
individual.
 Keempat, teori Freud tentang “tahapan perkembangan kepribadian in
dividu” dapat digunakan dalam proses bimbingan, baik sebagai mate
ri maupun pendekatan.
 Kelima, konsep Freud tentang “ketidaksadaran” dapat digunakan dal
am proses bimbingan yang dilakukan pada individu dengan harapan
dapat mengurangi impulsimpuls dorongan Id yang bersifat irrasional
sehingga berubah menjadi rasional.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori psikoanalisis adalah salah satu teori yang membahas tentan
g hakikat dan perkembangan bentuk kepribadian yang dimiliki oleh man

9
usia. Unsur utama dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek kepr
ibadian lainnya.
Psikoanalisis memandang manusia sebagai homo volens di mana
perilakunya dikendalikan oleh dorongan alam bawah sadarnya.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/psepti22/makalah-psikoanalisa
https://id.scribd.com/document/495581978/MAKALAH-TEORI-
PSIKOANALISIS

10
Gerald Corey,(2013),Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi PT Refika
Aditama jl.Mengger Girang No. 98, Bandung 40254

11

Anda mungkin juga menyukai