Disusun Oleh:
Rachma Zulfa Makrifah (2204046010)
Sayyida Roychana Salma (2204046021)
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayat-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Psikoanalisis
(Pengertian, Ruang lingkup, Manfaat dan Aplikasi)”. Adapun tujuan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Psikologi Dalam. Selain itu penulis juga berharap
makalah ini dapat menambah wawasan tentang pengertian, ruang lingkup, manfaat dan aplikasi
psikologi dalam.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Otih Jembarwati selaku dosen pengampu
mata kuliah Psikologi Dalam. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh pihak
yang telah membantu dalam proses penyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah yang
kami tulis masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Schultz dan Schultz (2011), terdapat tiga faktor yang melatarbelakangi
munculnya psikoanalisis (Schultz & Schultz, 2011). Pertama, sebelumnya memang
sudah terdapat pakar yang berspekulasi dengan adanya ketidaksadaran, Jadi, ide tentang
adanya unsur ketidaksadaran dalam struktur jiwa manusia sebenarnya bukanlah hal
baru. Leibniz menyatakan bahwa kejadian mental itu terjadi karena aktivitas monad
atau semacam persepsi, dan kejadian mental itu bertingkat-tingkat, dari mulai aktivitas
monad yang tidak disadari (petites perception) sampai dengan aktivitas monad yang
disadari (apperception). Fechner mengibaratkan pikiran manusia itu seperti gunung es
di lautan dan bagian yang ada dipermukaan lautan adalah pikiran yang tidak sadari serta
berpengaruh besar pada kesadaran seseorang.
Kedua, masalah gangguan psikologis dan penanganannya pun bukanlah hal
yang baru. Pandangan dan penanganan gangguan psikologis tersebut berkembang dari
waktu ke waktu. Ada banyak penjelasan mengenal gangguan psikologis, dari mulai
karena gangguan setan, gangguan fisiologis. Pada Abad ke-18 pandangan ilmu
kedokteran terhadap gangguan psikologis terbagi dua, yaitu karena faktor fisik dan
faktor psikis. Walaupun tidak terlalu dominan, penanganan gangguan psikologis
dengan menggunakan pendekatan faktor psikis tampaknya cukup memengaruhi
Sigmund Freud.
Ketiga, teori evolusi dari Charles Darwin mengenai ketidaksadaran, konflik
mental, pentingnya mimpi, perkembangan anak, dan dorongan seksual yang
mempunyai pengaruh besar terhadap pemikirab Sigmund Freud. Pandangan Darwin
bahwa manusia merupakan produk evolusi yang mengasumsikan bahwa manusia pun
dipengaruhi oleh insting juga berpengaruh pada pemikiran Sigmund Freud.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Psikoanalisis
4
Kemudian Freud mengenalkan tiga model baru structural yang lain yaitu, das es (id),
das ich (ego), dan superego.
Id merupakan salah satu elemen dari sistem kepribadian Freud yang merupakan
sumber dari segala dorongan dasar. Dorongan yang bersumber dari Id sifatnya primitif
dan tidak disadari, seperti lapar, haus, dan seks serta selalu berupaya untuk dipenuhi. Id
tidak terlalu peduli dengan kenyataan dan norma-norma yang ada dalam Masyarakat.
Id selalu mendesak ego untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannaya agar mendapatkan
kesenangan. Id tidak bisa membedakan antara kenyataan dan ilusi. Dalam hal ini id
termasuk ke dalam ketidaksadaran (unconsious). Maka id merupakan wadah dari
doringan-dorongan dan keinginan atau nafsu terkekang yang ditolak oleh alam bawah
sadar.
Superego merupakan bagian dari elemen kepribadian yang berisis norma-norma
yang sudah terinternalisasikan dalam diri seseorang yang diperoleh dari keluarga atau
masyarakat. Seperti halnya id, tuntutan superego pun kadang tidak realistis, tidak
rasional bahkan tidak mungkin. Jika id menggunakan prinsip kesenangan, superego
menggunakan prinsip kesempurnaan atau morality principle. Tidak heran jika dorongan
id dan superego selalu bertentangan.
Ego memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan kepribadian dengan
memperhatikan dorongan id dan harapan superego. Dengan memperhatikan tuntutan
realitas (reality principle), ego kemudian berusaha mencari solusi dalam mengatasi
tuntutan id dan superego.
Ketika dihadapkan pada situasi yang tidak bisa diatasi, ego akan mengalami
kecemasan. Kecemasan tersebut merupakan mekanisme adaptasi ketika ego tidak lagi
sanggup mengatasi situasi. Untuk mengatasi kecemasan ego melakukan mekanisme
pertahanan diri. Mekanisme pertahanan diri tersebut dilakukan secara tidak sadari,
menimbulkan rasa puas, dan mendistorsi realitas. Ada beberapa mekanisme pertahanan
diri yang biasa dilakukan oleh ego.
1. Represi
Represi merupakan strategi pertahanan diri dengan menekan memori, pikiran, dan
persepsi yang membahayakan diri ke dalam ketidaksadaran. Mimpi menjadi salah satu
jalan yang cukup mudah untuk keluarnya materi-materi yang direpres, karena dalam
kondisi tidur represi, represi yang dilakukan lebih lemah ketika terjaga.
2. Displacement
Displacement merupakan strategi pertahanan diri dengan mengganti objek atau yang
menimbulkan kecemasan dengan tujuan yang tidak menimbulkan kecemasan.
3. Proyeksi
Proyeksi merupakan mengalamatkan kekurangan atau kesalahan pribadinya kepada
benda, kejadian ataupun orang lain.
5
4. Regresi
Regresi merupakan strategi pertahanan diri dengan kembali ke tahap perkembangan
sebelumnya.
5. Reaksi Formasi
Reaksi Formasi merupakan strategi pertahanan diri dengan melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan apa yang diinginkan sebenarnya. Hal ini dilakukan jika
melakukan apa yang sesuai dengan yang diinginkan akan mengancam ego.
6
C. Manfaat Psikoanalisis
1. Pemahaman Diri
Psikoanalisis dapat membantu individu mengenali dan memahami aspek-aspek
tersembunyi dalam pikiran bawah sadar, sehingga membantu dalam pemahaman diri
yang lebih mendalam tentang individu termasuk motivasi, nilai-nilai dan konflik batin
yang mungkin dialami.
2. Pemecahan konflik individu
Dengan menganalisis dan mengidentifikasi konflik individu, psikoanalisis
dapat membantu individu menemukan cara-cara baru untuk mengatasi dan
menyelesaikan masalah hidup.
3. Perbaikan Hubungan Interpersonal.
Dengan memahami dinamika pikiran bawah sadar yang mempengaruhi
hubungan interpersonal, individu dapat mengembangkan keterampilan komunikasi dan
menghindari pola-pola negatif.
4. Penanganan Gejala Psikologis.
Psikoanalisis dapat membantu mengurangi gejala-gejala psikologis seperti
kecemasan, depresi, dan gangguan emosional lainnya dengan menggali akar
penyebabnya.
D. Aplikasi Psikoanalisis
1. Psikoterapi.
Psikoanalisis digunakan sebagai metode terapi untuk membantu individu
mengatasi masalah psikologis dan emosional.
2. Kajian Akademis.
Konsep-konsep psikoanalisis digunakan dalam kajian psikologi, sastra, dan
bidang-bidang lain untuk memahami karakter, motivasi, dan perilaku manusia.
3. Konseling Perkawinan dan Keluarga.
Psikoanalisis dapat membantu dalam konseling perkawinan dan keluarga
dengan menggali dinamika emosional dalam hubungan tersebut.
7
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Agus Abdul. 2019. Sejarah Psikologi dari Klasik Hingga Modern Edisi 1. Depok:
Rajawali Pers.