PENDEKATAN PSIKODINAMIK
Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Konseling Keluarga
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Widia Ninggrum(2621113)
Dosen Pengampu :
TAHUN 2023
A. Konsep Psikodinamik
Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan
perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah
motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa
kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis
tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-anak dini.
Berbeda dengan Freud yang dikenal dengan psikolog id, Erikson dikenal sebagai
psikolog ego. Dia menekankan peran budaya dan masyarakat dan konflik yang dapat
terjadi dalam ego itu sendiri, sedangkan Freud menekankan konflik antara id dan
superego.
Pada dasarnya teori Freudian atau psikodinamika bersumber dari karya Freud
yang digunakan untuk menolong orang yang memiliki permasalahan emosional. Oleh
karena itu banyak aspek dalam teori tersebut yang merupakan jawaban atas
pertanyaan bagaimana memfasilitasi perubahan terapeutik dalam klien atau pasien.
Freud menggunakan ungkapan “where id was, let ego be” untuk merangkum tujuan,
dengan kata lain ketimbang di setir oleh kekuatan bawah sadar dan dorongan-
dorongan, orangorang akan menjadi lebih rasional setelah mendapatkan terapi, lebih
sadar terhadap kehidupan emosionalnya dan lebih mampu mengontrol perasaannya
dengan cara yang tepat. Karena itu tujuan dari psikodinamika adalah mencapai
pemahaman yang mendalam terhadap permasalahan seseorang (misalnya akar masa
kanak-kanak mereka).
1. Id (Das Es)
Id merupakan lapisan paling dasar dalam struktur psikis seorang manusia.
Id meliputi segala sesuatu yang bersifat impersonal atau anonim, tidak
disengaja atau tidak disadari, dalam daya-daya mendasar yang menguasai
kehidupan psikis manusia.
Id berisikan libido dan bekerja secara tidak sadar, terdiri dari implus-
implus dasar manusia yang sudah dimiliki manusia sejak lahir, seperti seksual
dan agresi. Id bekerja atas dasar kesenangan yang terdapat dalam diri manusia,
digerakan oleh implus-implus yang ingin segera terpuaskan untuk
mendapatkan suatu kesenangan.4
5 Samuel T Glading. Konselinbg profesi yang menyeluruh edisi ke-6 ( Jakarta:PT Indeks 2012) hal 274
Pada tahap anal, Freud percaya bahwa fokus awal dari libido
adalah pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Konflik
untama pada tahap ini adalah pelatihan toilet. Anak harus belajar untuk
mengendalikan kebutuhan tubuhnya. Mengembangkan control ini
menyebabkan rasa prestasi dan kemandirian. Menurut Freud,
keberhasilan pada tahap ini tergantung pada cara di mana orang tua
melakukan pendekatan pelatihan toilet. Orang yang memanfaatkan
pujian dan penghargaan untuk menggunakan toilet pada saat yang tepat
mendorong hasil positif dan membantu anak-anak merasa mampu an
produktif. Freud percaya bahwa pengalaman positif selama tahap ini
7 Fatchia E Kartamuda. Konseling pernikahan untuk keluarga Indonesia( Jakarta: salemba humanik 2009) hal
141-142
e. Identitas vs kekacauan identitas (puberitas dewasa awal)
Merupakan tahap kelima yang di alami individu selama tahun-tahun
masa remaja. Pada tahap ini mereka dinhadapkan oleh pencarian siapa mereka,
bagaimana mereka nanti, dan kemana mereka akan menuju masa depannya.
Satu dimensi yang penting adalah penjajakan pilihan-pilihan alternatif
terhadap peran penjajakan karir merupakan hal penting. Orang tua harus
mengizinkan anak remaja menjajaki bayak peran dan berbagai jalan. Jika anak
menjajaki berbagai peran dan menemukan peran positif maka ia akan
mencapai identitas yang positif. Jika orang tua menolak identitas remaja
sedangkan remaja tidak mengetahui banyak peran dan juga tidak di jelaskan
tentang jalan masa depan yang posotif maka ia akan mengalami kebingungan
identitas.
f. Imitasi vs isolasi (dewasa awal)
Tahap ke enam yang di alami pada masa-masa dewasa. Pada masa ini
induvidu di hadapi tugas perkembangan pembentukan relasi intim dengan
orang lain, keintiman akan dicapai, kalau tidak, isolasi akan terjadi.
g. Produksifitas vs staknasi (dewasa tengah)
Tahap ketujuh perkembangan yang di alami pada masa pertengahan
dewasa. Persoalan pertama adalah membantu generasi muda mengembangkan
dan mengarahkan kehidupan yang berguna (generality). Perasaan belum
melakukan sesuatu untuk menolong generasi berikutnya adalah stagnation.
h. Integritas evo vs putus asa (dewasa akhir)
Tahap kedelapan yang di alami pada masa dewasa akhir. Pada tahun
terakhir kehidupan lalu maka integritas tercapai. Sebaliknya, jika ia
menganggap selama kehidupan lalu dengan cara negatif maka akan cenderung
merasa bersalah dan kecewa.
F. Faktor-faktor Psikodinamik
Perubahan-perubahan yang diharapkan dalam terapi psikodinamik bukan hanya
perubahan pada faktorfaktor umum (pengurangan demoralisasi dan simtom-simtom),
tetapi juga melibatkan perubahan kepribadian atau perbaikan psikodinamik. Lima
faktor psikodinamik yang diduga berperan dalam terapi-terapi psikodinamik adalah:
1. Teori-teori psikodinamik memperhitungkan pengurangan/pelepasan
ketegangan (katarsis). Klien didorong untuk bebas tanpa takut mengeluarkan
perasaan-perasaan dan fantasi-fantasinya.
2. Klien membawa harapan-harapan dan keinginan-keinginan yang tidak disadari
ke dalam terapi, untuk mendapatkan bantuan.
3. Klien mencapai pembelajaran kognitif (insight) berdasarkan
interpretasiinterpretasi tertentu yang dibuat oleh konselor.
4. Konselor menangani klien melalui isyarat/tanda-tanda langsung maupun tak
langsung (overt and covert) tentang persetujuan atau ketidak-setujuan konselor
terhadap tingkah laku klien agar tingkah laku klien lebih berfungsi secara lebih
sehat.
G. Strategi dan Prosedur Evaluasi
Semua model konseling psikodinamik singkat menekankan pada evaluasi
psikologis klien sebagai suatu dasar pijakan bagi treatmen yang efektif. Evaluasi klien
merupakan hal yang sangat penting bahkan terpenting. Melalui evalusi klien konselor
dapat: menyaring klien potensial bagi keberlanjutan treatmen (terapi ini tidak untuk
semua orang); memperjelas fokus terapi; memperoleh sejarah yang terkait dengan
problem-problem focal; memperoleh data untuk memformulasikan problem klien;
merumuskan hasil (out-come) yang diharapkan;serta konselor dapat menentukan
teknik dan strategi-strategi yang tepat. Data-data evaluasi dapat diperoleh melalui:
1. Wawancara
Wawancara yang dimaksudkan di sini adalah wawancara pra-konseling.
Wawancar pra konseling dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang klien.
Fokus wawancara pada umumnya berkisar pada hubungan interpersonal klien
pada saat ini dan di masa lampau, kesulitan-kesulitan yang saat ini dialami klien
dikaitkan dengan fantasi-fantasi klien tentang orang tua dan significant others.
Wawancara biasanya dilakukan selama satu atau dua jam sebelum awal treatment.
Wawancara dapat dilakukan oleh konselor atau orang lain
(interviewer).
2. Reformulasi problem
Begitu problem-problem terkini telah dieksplorasi dan sejarah psikologis yang
terkait telah diperoleh, problem diformulasiskan dalam istilah psikodinamik.
Tiaptiap formulasi mencakup sintesa dan interpretasi dari informasi-informasi
yang diperoleh selama wawancara evaluasi. Sintesa dan interpretasi dimasukkan
ke dalam hipotesis-hipotesis psikodinamik yang menjelaskan hakekat
perkembangan problem saat ini, dan memberikan fokus treatment. Reformulasi
problem tidak bersifat “teks book”. Reformulasi problem membutuhkan
partisipasi dan kolaborasi antara klien dengan konselor. Klien berbicara dan
memberikan data-data klinis, konselor bertanya dan menginterpretasikan data
(informasi dari klien), memberikan fokus, memberikan pandangan integratif yang
diarahkan dari teori psikodinamik.
3. Pemilihan klien
Pemilihan klien terkait dengan prediksi keberhasilan treatmen melalui
konseling psikodinamika singkat. ada lima kriteria yang menjadi dasar pemilihan
klien bagi konseling psikodinamika singkat, yaitu:
a. Klien harus mampu membatasi suatu keluhan (komplain) yang utama. Ciri
ini menunjukkan / dapat menggambarkan kemampuan klien untuk
mereview beberapa kesulitan psikologis dan menempatkan salah satu
kesulitan tersebut sebagai fokus yang harus dipecahkan.
b. Klien harus memiliki paling tidak satu hubungan yang bermakna selama
masa kanak-kanak awal. Kata bermakna di sini sepadan dengan kata sifat
seperti altruistik, resiprokal, dan saling memberi-menerima.
c. Klien harus mampu berhubungan baik dengan evaluator dan
mengekspresikan pikiran-pikiran dan perasaan-perasaannya secara bebas,
terbuka dan tepat.
d. Klien harus memiliki kecerdsan rerata atau di atas rerata dan memiliki
kesadaran psikologis. Hal ini penting bagi pemahaman akan
simtomsimtom yang dimilikinya.
e. Klien memiliki motivasi untuk berubah.
KESIMPULAN
1. Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan
perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah
motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa
kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis
tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-anak dini.
2. Dimana tokohnya yaitu: Sigmund Freud dan Erik Erikson yang menjelaskan
tentang teori psikodinamik
3. Tujuan konseling aliran psikoanalisis adalah untuk membentuk kembali struktur
kepribadian klien dengan jalan mengembalikan hal yang tak disadri menjadi sadar
kembali.
4. Teori Perkembangan Sigmund Freud
a. Freud membagi struktur kepribadian manusia menjadi tiga bagian utama,
yaitu, Id, ego, dan superego.
b. Teori Perkembangan Erik Erikson
-Kepercayaan vs ketidak percayaan (12-18 bulan)
-Autonomy vs rasa malu dan ragu (18 bulan hingga 3 tahun)
-Inisiatif vs rasa bersalah (3 - 6 tahun)
-Industri vs inverioritas (6 tahun - puberitas)
-Identitas vs kekacauan identitas (puberitas dewasa awal)
-Imitasi vs isolasi (dewasa awal)
-Produksifitas vs staknasi (dewasa tengah)
Daftar Pustaka