Anda di halaman 1dari 8

TEORI PSIKOANALISIS (SIGMUND FREUD)

Disusun Oleh Kelompok 1


Anggota:
Muhammmad Ichlas (220901027)
Nadia (220901001)
Selfi Maulana (220901026)
Tsabilla Ningtiyas (220901029)
Zulfajriani (220901028)

Dosen pengampu:
Silvia Eva Juarni, S.Psi., M.Psi., Psikolog

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2022
Daftar Isi
BIOGRAFI SIGMUND FREUD 3
TEORI PSIKOANALISIS 3
Tingkat kehidupan mental 3
Sadar (conscious) 3
Prasadar (preconscious) 3
Tak sadar (unconscious) 3

Area pikiran 4
Id 4
Ego 4
Super Ego 5

Dinamika kepribadian 5

Dorongan (drives) 5
Kecemasan 5
Mekanisme pertahanan diri 5

Tahap perkembangan 6
Kematangan 7

Analisis mimpi 7

Daftar Pustaka 8

2
A. BIOGRAFI SIGMUND FREUD
Sigmund Freud lahir pada tanggal pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg, Moravia,
Austria–Hongaria, sekarang Republik Ceko. Bertempat tinggal di Austria, Britania Raya.
Lulusan dari Universitas Vienna. Beliau adalah seorang Austria keturunan Yahudi dan
pendiri aliran psikoanalisis dalam bidang ilmu psikologi. Menurut Freud, kehidupan jiwa
memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan
tak-sadar (unconscious). Beliau meninggal pada tanggal 23 September 1939.

B. TEORI PSIKOANALISIS
Teori psikoanalisis merupakan salah satu teori yang membahas tentang hakikat dan
perkembangan bentuk kepribadian yang dimiliki oleh manusia. Unsur utama dalam teori
ini adalah motivasi, emosi dan aspek kepribadian lainnya. Dasar teori psikoanalisis
adalah mengasumsikan bahwa kepribadian akan mulai berkembang saat terjadi konflik-
konflik dari aspek- aspek psikologis itu sendiri. Gejala tersebut biasanya terjadi pada
anak- anak atau usia dini. Psikoanalisis memiliki tiga penerapan:
 suatu metode penelitian dari pikiran.
 suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia.
 suatu metode perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.

Tingkat Kehidupan Mental


Kehidupan mental terbagi kedalam 3 tingkatan, Sadar (Conscious), Prasadar
(Preconscious), dan Tak sadar (Unconscious).
1. Sadar (Conscious)
Yaitu kesadaran, sebagai penghubung dengan kehidupan sehari termasuk
pengalaman dan persepsi yang mana kita sadar terhadap kejadian tertentu.
Menurut Freud hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental (fikiran,
persepsi, perasaan, dan ingatan) yang masuk ke kesadaran (consciousness)
2. Prasadar (Preconscious)
Terdiri dari memori-memori yang tidak hanya ada di kesadaran namun
dapat dengan mudah dibangkitkan ke kesadaran. Isinya dapat muncul ke
kesadaran dan dikembalikan ke tidaksadaran bila dibutuhkan. Pengalaman yang
ditinggal oleh perhatian, semula disadari tetapi kemudian tidak lagi dicermati,
akan ditekan pindah ke daerah prasadar.
3. Tak sadar (Unconscious)
Menyimpan motif-motif instingtual yang primitif dan memori serta emosi
yang sangat tenang. Tak sadar adalah bagian paling dalam dari struktur
kesadaran dan menurut Freud bagian terpenting dari jiwa manusia. Freud
membuktikan bahwa ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik tetapi itu
adalah kenyataan empirik.

Area Pikiran
3
Selama hampir dua dekade, Freud menelurkan satu satunya model pikiran
topografis seperti yang dijelaskan dibagian sebelumnya. Kemudian, pada tahun 1920-an,
(Freud 1923/1961a) memperkenalkan model struktural yang terdiri dari tiga bagian.
Pembagian pikiran menjadi tiga bagian ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan
model topografis, tetapi cara ini membantu Freud menjelaskan gambaran mental
berdasarkan fungsi atau tujuannya.

Bagi Freud, bagian pikiran yang paling primitif adalah das Es, atau “sesuatu (it)” yang
hampir selalu diterjemahkan sebagai id; bagian kedua adalah das ich, atau “ saya ( I)”
yang diterjemahkan sebagai ego; dan area terakhir adalah das uber-ich atau “saya yang
lebih (over-I) yanf disebut sebagai super ego.
1. Id
Pada bagian inti dari kepribadian yang sepenuhnya tidak disadari adalah
area psikis yang disebut id, yaitu istilah yang di ambil dari kata ganti untuk
“sesuatu (the it) “ atau komponen yang tidak sepenuhnya diakui oleh
kepribadian. Id tidak memiliki kontak dengan realistas, tetapi selalu berupaya
untuk merendam ketegangan dengan cara memuaskan hasrat-hasrat dasar.
Karna satu-satunya fungsi Id adalah untuk mencari kesenangan, kita menyebut id
sebagai prinsip kesenangan (pleasure principle).

Di samping sifatnya yang tidak realistis dan mencari kesenangan, Id


bersifat tidak logis dan mampu memuaskan pikiran-pikiran yang saling
bertentangan satu dengan yang lainnya.

Pada intinya, Id adalah area yang primitif, kacau-balau, dan tidak


terjangkau oleh kesadaran. Id tidak sudi di ubah, amoral, tidak logis, tidak
teratur, dan penuh dengan energi yang diterima dari dorongan dasar dan
dicurahkan semata-mata untuk memuaskan prinsip kesenangan.

2. Ego
Ego, atau saya, adalah satu-satunya area pikiran yang berinteraksi dengan
dunia luar. Ego dikendalikan oleh prinsip realitas (reality principle) yang mencoba
menggantikan prinsip kesenangan diri Id. Hal ini menyebabkan ego berperan
sebagai pengambil keputusan atau cabang eksekutif dari kepribadian. Namun,
karena ego sebagian bersifat kasar, sebagian bersifat bawah sadar, dan sebagian
bersifat tidak sadar, ego dapat membuat keputusan pada ketika tingkat tersebut.

Ketika melakukan aktifitas kognitif dan intelektual, ego harus


menimbang-nimbang antara sederetan tuntutan Id yang tidak masuk akal dan
saling bertentangan dengan super ego. Selain harus berurusan dengan dua
tuntutan tersebut, ego harus memenuhi tuntutan dari pihak ketiga-dunia luar.

4
Berbeda dari tiga sisi kekuatan yang saling bertentangan satu sama lain, ego
bereaksi dengan cara yang bisa diperkirakan sebelumnya, yaitu cemas.

Menurut Freud (1933/1964), ego berkembang terpisah dari Id ketika bayi


belajar untuk membedakan dirinya dengan dunia luar. Ego tidak memiliki
kekuatan sendiri karena ia meminjam energi dari id. Kendati demikian, ego
kadang-kadang berhasil memegang kendali penuh, misalnya, pada orang-orang
yang matang secara psikologis.

3. Super ego
Dalam psikologi Freudian, super ego, atau above-I mewakili aspek moral
dan ideal dari kepribadian serta dikendalikan oleh prinsip moralistis (moralistic)
dan prinsip idealistis (idealistic principle) sebagai lawan dari prinsip kesenagan id
dan prinsip realistic ego.

Dinamika Kepribadian
1. Dorongan(Drives)
 Dorongan dijelaskan sebagai motivasi yang mengarahkan sesuatu
untuk bergerak.
 Dorongan terbagi menjadi 2, yakni dorongan seksual atau eros dan
agresi atau thanatos.
 Dorongan seks disebut libido sedangkan dorongan agresi tidak diberi
istilah tertentu.
 Pemuasan dorongan seks tidak terbatas pada organ genital saja, tapi
juga pada mulut dan anus. Agresi adalah dorongan yang bersifat
destruktif atau merusak

2. Kecemasan
 Kecemasan oleh Freud (1933/1964) dijelaskan sebagai perasaan yang
kurang menyenangkan yang diikuti oleh sensasi yang berupa alarm
atau peringatan bahaya pada individu. Perasaan tidak menyenangkan
itu sulit dijelaskan, namun kecemasan itu selalu dapat dirasakan.
 Hanya ego yang mampu menghasilkan kecemasan.
 Macam-macam kecemasan : kecemasan neurotik, kecemasan moralistik
dan kecemasan realistik.

3. Mekanisme Pertahanan Diri


 Diijelaskan sebagai suatu mekanisme yang digerakkan ego yang
bertujuan untuk mengatasi dorongan seksual dan agresi serta melawan
kecemasan

5
 Beberapa prinsip mekanisme pertahanan diri diantaranya adalah :
represi, reaksi formasi, displacement, fiksasi, regresi, proyeksi,
introyeksi, dan sublimasi.

4. Tahap Perkembangan
Bagi Freud, usia 4 atau 5 tahun pertama, atau tahap infantil adalah masa
paling krusial bagi pembentukan kepribadian. Tahap ini diikuti dengan periode
laten selama 6 hingga 7 tahun, ketika pertumbuhan seksual tidak atau sedikit
terjadi. Kemudian pada masa puber, mulailah kehidupan seksual dan tahap
genital. Perkembangan psikoseksual mencapai puncaknya pada kedewasaan.
i. Periode Infantil
Freud (1917/1963) membagi tahap infantil kedalam 3 fase berdasarkan zona
erogen utama yang berkembang paling cepat.
 Fase oral => tujuan seksual dari aktivitas oral awal ini adalah untuk
mengambil atau menerima objek pilihan yaitu putting susu kedalam
tubuh bayi pada masa reseptiforal bayi mempunyai nilai yang jelas
terhadap objek yang memberinya kesenangan, dan kebutuhan mereka
biasanya terpuaskan tanpa di ganggu oleh rasa frustasi maupun
kecemasan
 Fase anal => periode ini ditandai dengan kepuasan yang diperoleh
melaui perilaku agresif dan aktivitas aktivitas pembuangan atau
ekskresi, freud (1933/1964) menyebut periode ini sebagai fase anal
sadistis dari perkembangan manusia. Fase ini dibagi menjadi 2 subfase,
yaitu anal awal dan anal akhir.
 Fase falik => yaitu masa ketika area genital menjadi zona erogen
utama. Tahap ini ditandai lewat dikotomi antara perkembangan pria
dan wanita, perbedaan yang diyakini oleh freud (1925/1961)
disebabkan oleh perbedaan anatomi antara kedua jenis kelamin
tersebut.
ii. Periode Laten
Freud meyakini bahwa pada tahun ke 4 dan ke 5 sampai masa puber, baik
anak laki laki maupun perempuan lazimnya, tetapi tidak selalu, melalui
periode perkembangan psikoseksual yang nonaktif. Fase laten ini sebagian
dimunculkan oleh upaya orang tua menghukum atau mencegah aktivitas
seksual. Jika orang tua berhasil, maka anak akan merepresi dorongan seksual
mereka dan mengarahkan energi psikisnya ke sekolah, teman, hobi, serta
aktivitas aktivitas nonseksual lainnya. Akan tetapi, fase laten ini biasanya juga
berakar pada peninggalan filogenetis. kirta.
iii. Periode Genital
Masa puber menandai penyadaran kembali atas tujuan seksual dan mulainya
periode genital. Selama masa puber, kehidupan seksual seseorang (yang
6
terbagi ke dalam 2 fase) memasuki fase ke 2 nya yang mempunyai sederetan
perbedaan mendasar dari periode infantile (freud 1923/1961b)

5. Kematangan
Pada peride ini seseorang mencapai kematangan fisiknya. Meskipun
freud tidak pernah sepenuhnya meyempurnakan konsep kematangan psikologis
ini, kita dapat menggambarkan individu yang dewasa secara psikoanalisis.
Individu seperti ini memiliki struktur pikiran yang seimbang dengan ego yang
mengendalikan id dan superego tetapi di saat yang sama juga membuka diri
pada hasrat dan tuntutan. Alam sadar memainkan peran yang lebih penting pada
perilaku orang dewasa, dengan kebutuhan yang minimal dalam menekan
dorongan seksual dan agresi. Secara umum, represi pada orang dewasa yang
sehat secara psikologis akan muncul dalam bentuk sublimasi daripada gejala
neurotis.

Analisis mimpi
Freud menggunakan analisis mimpi untuk mengubah muatan manifest pada
mimpi menjadi muatan laten yang lebih penting. Muatan manifest dari mimpi adalah
makna mimpi pada permukaan atau deskripsi sadar yang disampaikan oleh orang yang
bermimpi, sedangkan muatan laten berarti hal hal yang tidak disadari.

Asumsi dasar dari analisis mimpi Freud adalah hampir semua mimpi merupakan
upaya pemenuhan keinginan. Sejumlah keinginan tampak jelas dan diungkapkan melalui
muatan manifes, seperti pada orang yang tidur dalam keadaan lapar dan bermimpi
memakan makanan enak yang banyak. Akan tetapi, kebanyakan upaya pemenuhan
keinginan diungkapkan melalui muatan laten dan hanya tafsir mimpilah yang bisa
mengungkapkan keinginan tersebut. Asumsi bahwa mimpi merupakan upaya
pemenuhan keinginan, tidak muncul pada pasien-pasien yang mengalami pengalaman
traumatis. Pada orang-orang seperti ini, mimpi muncul mengikuti prinsip kompulsi
repetisi (repetition compulsion) ketimbang memenuhi keinginan. Mimpi-mimpi seperti
ini lazim didapati pada orang-orang yang mengalami kelainan stres pascatrauma
(posttraumatic stress disorder) yang berulang kali memimpikan pengalaman yang
menakutkan atau traumatis (Freud, 1920/1955a, 1933/1964).

Daftar Pustaka

7
Jess Feist, Gregory J. Feist, Tomi-Ann Roberts, 2017. Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba
Humanika.
Wikipedia, 2022. “Sigmund Freud”, https://id.wikipedia.org/wiki/Sigmund_Freud , diakses pada
10 september pukul 11.22.
Rahmawati, Tanti Eka. 2021. “Tiga Tingkat Kesadaran Manusia Menurut Freud”,
https://modernis.co/tiga-tingkat-kesadaran-manusia-menurut-freud/15/11/2021/ , diakses
pada 10 september 2022 pukul 11.12.

Anda mungkin juga menyukai