Gipari
NIM : 50700120039
PSIKOANALISIS
Ilmu psikologi mulai diakui sebagai ilmu yang mandiri sejak tahun 1879 saat
Wilhelm Mundt mendirikan laboratorium psikologi di Jerman. Sejak saat itu, ilmu
psikologi berkembang pesat yang ditandai dengan lahirnya berbagai aliran-aliran di
dalamnya. Salah satu aliran dalam ilmu psikologi tersebut adalah konsep kepribadian.
Konsep ini pun akhirnya dimaknai oleh banyak ahli dengan definisi yang beragam,
salah satunya pemaknaan konsep kepribadian dari aliran psikoanalisis.
1
Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2005), h. 17.
2
E. Koeswara, Teori-teori Kepribadian, (Bandung: PT Eresco, 2001), h. 46-48.
1) Represi, yaitu mekanisme yang dilakukan ego untuk
meredakan kecemasan dengan cara menekan dorongan-
dorongan yang menjadi penyebab kecemasan tersebut ke dalam
ketidaksadaran.
2) Sublimasi, adalah mekanisme pertahanan ego yang ditujukan
untuk mencegah atau meredakan kecemasan dengan cara
mengubah dan menyesuaikan dorongan primitif das es yang
menjadi penyebab kecemasan ke dalam bentuk tingkah laku
yang bisa diterima, dan bahkan dihargai oleh masyarakat.
3) Proyeksi, adalah pengalihan dorongan, sikap, atau tingkah laku
yang menimbulkan kecemasan kepada orang lain.
4) Displacement, adalah pengungkapan dorongan yang
menimbulkan kecemasan kepada objek atau individu yang
kurang berbahaya dibanding individu semula.
5) Rasionalisasi, menunjuk kepada upaya individu
memutarbalikkan kenyataan, dalam hal ini kenyataan yang
mengamcam ego, melalui dalih tertentu yang seakan-akan
masuk akal. Rasionalisasi sering dibedakan menjadi dua: sour
grape technique dan sweet orange technique.
6) Pembentukan reaksi, adalah upaya mengatasi kecemasan
karena insdividu memiliki dorongan yang bertentangan dengan
norma, dengan cara berbuat sebaliknya.
7) Regresi, adalah upaya mengatasi kecemasan dengan bertinkah
laku yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
4. Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian
Menurut Freud, kepribadian individu telah terbentuk pada
akhir tahun ke lima, dan perkembangan selanjutnya sebagian besar
hanya merupakan penghalusan struktur dasar itu. Selanjutnya Freud
menyatakan bahwa perkembangan kepribadian berlangsung melalui 5
fase, yang berhubungan dengan kepekaan pada daerah-daerah erogen
atau bagian tubuh tertentu yang sensitif terhadap rangsangan. Kelima
fase perkembangan kepribadian adalah sebagai berikut.3
1) Fase oral (oral stage): 0 sampai dengan 18 bulan. Bagian tubuh
yang sensitif terhadap rangsangan adalah mulut.
2) Fase anal (anal stage): kira-kira usia 18 bulan sampai 3 tahun.
Pada fase ini bagian tubuh yang sensitif adalah anus.
3) Fase falis (phallic stage): kira-kira usia 3 sampai 6 tahun.
Bagian tubuh yang sensitif pada fase falis adalah alat kelamin.
4) Fase laten (latency stage): kira-kira usia 6 sampai pubertas.
Pada fase ini dorongan seks cenderung bersifat laten atau
tertekan.
5) Fase genital (genital stage): terjadi sejak individu memasuki
pubertas dan selanjutnya. Pada masa ini individu telah
mengalami kematangan pada organ reproduksi.
B. Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Psikoanalisis dari Carl Gustav Jung, memperluas alam tak sadar yang
semula dikemukakan Freud dengan menambahkan alam tak sadar kolektif
antara lain dalam alam sadar terletak ego dengan fungsi utama menjadi
penyaring berbagai pengalaman hidup dan dengan demikian juga menjadi
pengatur dan penjaga keutuhan kepribadian. Berkat ego kita masing- masing
walaupun mengalami berbagai perubahan juga sekaligus memiliki
kesinambungan diri dan identitas diri. Sedangkan Isi dari taraf tak sadar
adalah arketipe. Arketipe dianggap sebagai tema universal yang
mempengaruhi tingkah laku manusia. Jung meninjau konsep arketipe dari
Corpus Hermeticum Neoplato, yang sudah ada 3 abad sebelum Masehi.
Bedanya, Jung menggunakan istilah itu dengan mengabaikan sifatnya yang
metafisis. Arketipe yaitu bentuk pemikiran ataupun ide yang menjadi landasan
3
Kuntojo, Psikologi perkembangan, (Jogjakarta: Diction,2015), h. 172-173.
pandangan seseorang, yang direpresentasikan pada pengalaman yang
seseorang alami. Tetapi semua pengaruh itu berlangsung pada taraf tak sadar.4
Kemunculan Self pada diri seseorang membutuhkan waktu dan
pengalaman panjang. Arsetip Self tidak akan nampak jika seseorang belum
mencapai usia setengah baya. Bisa dibilang Self merupakan jati diri. Pada usia
setengah baya orang itu mulai berusaha dengan sungguh-sungguh mengubah
pusat kepribadiannya dari Ego sadar ke Ego yang berada diantara kesadaran
dan ketidak sadaran (daerah tempat self).5
Selain Ego, semua aspek kepribadian berada di titik tidak sadar.
Namun, ada dua aspek kepribadian yang berada di titik sadar dan tidak sadar.
Batasan yang dimiliki seseorang untuk ruang sadar maupun tak sadar dapat
berubah-ubah. Dua komponen itu adalah fungsi jiwa dan sikap jiwa.6
Menurut Jung sikap jiwa adalah arah energi psikis yang menjelma
dalam bentuk orientasi kepada dunianya. Arah orientasi sikap seseorang dapat
ke luar maupun ke dalam. Sikap jiwa manusia meliputi introversi dan
ekstraversi. Sikap Introversi cenderung kepada pengendalian diri yang lebih
privat bagi seseorang. Introversi atau Introvert merupakan sikap orang yang
suka melakukan intropeksi mendalam dengan pikirannya sendiri. Mereka
senang menyendiri dan menghindari aktivitas yang melibatkan orang banyak.
Berbeda dengan sikap ekstravensi. Jika seseorang mempunyai sikap
ekstravensi, maka orang tersebut akan senang jika dilibatkan dengan orang
banyak.7
Sikap ekstravensi lebih tertarik kepada lingkungan sekitar daripada
dirinya sendiri. Kedua sikap yang saling berlawanan itu ada pada kepribadian.
4
Imas Juidah, Achmad Sultoni, dan Samsul Bahri, KEPRIBADIAN TOKOH KARMAN DALAM
NOVEL KUBAH KARYA AHMAD TOHARI: SEBUAH KAJIAN PSIKOANALISIS CARL GUSTAV JUNG, Vol. 7,
BAHTERA INDONESIA: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, No. 1, 2022, h. 80.
5
Carl Gustav Jung, Menjadi Diri Sendiri: Pendekatan Psikologi Analitis, Agus Cremers,
penerjemah, (Jakarta: PT Gramedia, 1987), h. 146.
6
Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: UMM Press, 2019), h. 44.
7
Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1983), h. 161.
Namun, salah satunya bersifat dominan. Apabila ego lebih bersifat introvert,
maka tak sadar pribadinya ekstrovert, begitu sebaliknya. Pada penelitian ini
sikap jiwa difokuskan untuk meneliti kepribadian introvert.
Fungsi jiwa adalah suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teori
tidak berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda. Jung membedakan empat
fungsi pokok yang dua rasional, yaitu pikiran dan perasaan, sedang yang dua
lagi irrasional yaitu pengindraan dan intituisi.8
Fungsi pikiran adalah mencari hubungan antar ide yang muncul dan
memecahkan masalah. Sedangkan fungsi perasaan melibatkan perasaan positif
atau negatif bergantung dengan respon dari ide. Perasaan yang timbul meliputi
bersalah, cemas, gembira, tenang, marah dan lain-lain. Kedua fungsi ini
melalui pikiran atau evaluasi.
Fungsi Pengindraan melibatkan pancaindera, yaitu melihat,
mendengar, meraba, merasa, membau, dan merespon rangsang dari dalam
tubuh. Fungsi ini menghasilkan fakta-fakta konkrit tentang penilaian kepada
dunia. Sedangkan fungsi intuisi bekerja secara taksadar bahkan muncul secara
tiba-tiba. Kedua fungsi nonrasional ini bekerja sama dengan stimuli pada
tubuh.
Teori paradigma psikoanalisis yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah tipologi Jung atau biasa dikenal dengan identifikasi tipe kepribadian
berdasarkan gabungan sikap dan fungsi. Dari kombinasi sikap (introver) dan
fungsi (pikiran, perasaan, pengindraan, intuisi) akan diperoleh empat macam
tipe kepribadian yang akan dibahas yaitu introversi pikiran, introversi
perasaan, introversi pengindraan, dan introversi intuisi. Sedangkan untuk alam
tak sadar yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah golongan arsetip
kepribadian, yaitu persona, anima, shadow, dan self.
DAFTAR PUSTAKA
8
Ibid, h. 158.
Alwisol. 2005. Psikologi Kepribadian. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang.
Jung, Carl Gustav. 1987. Menjadi Diri Sendiri: Pendekatan Psikologi Analitis.
Agus Cremers, penerjemah. Jakarta: PT Gramedia.