Anda di halaman 1dari 16

Resume Pertemuan Psikologi Kepribadian

Nama : Sekar Raudhatul Jannah

Nim : 12160123876

Mata Kuliah : Psikologi Kepribadian

Dosen Pengampu : Rahmatul Aufa,M.Psi

1. Pertemuan kedua
Materi : Teori Psikologi Kepribadian
 Definisi Psikologi Kepribadian : menurut Sigmund Freud memandang kepribadian
sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem , yakni id, ego, dan superego. Dan
tingkah laku tidak lain merupakan hasil dari konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem
kepribadian tersebut. menurut Gordon Allpornt kepribadian adalah suatu organisasi
yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan
pemikiran individu secara khas. Dari berbagai pendapat ahli diatas tentang pengertian
kepribadian dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan keseluruhan seorang
individu dalam bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian juga
dapat menjadi ciri khas yang menonjol pada diri individu.
 Sejarah Psikologi Kepribadian : Psikologi kepribadian sebenarnya telah menjadi
suatu disiplin ilmu sudah sejak saat yang lama bahkan sebelum Masehi (Wilcox,
2018). Hal ini juga terdapat dalam sebuah literatur mitologi kuno, yang memberikan
informasi bahwa para pemain drama sering menggunakan make up atau topeng untuk
memerankan tokoh lain atau menyembunyikan identitasnya sendiri. Kemudian oleh
bangsa Romawi cara ini diberi nama dengan istilah personality. Dari kata personality,
kata persona yang berarti kehadiran seseorang melalui identitas yang tidak
mencerminkan dirinya sendiri.
 Ruang Lingkup Psikologi Kepribadian :
a. Karakteristik manusia : Psikologi kepribadian mengungkapkan karakteristik
manusia dengan cara melakukan pencatatan mengenai karakter manusia serta
mencari tahu tentang hubungan antara karakter satu dengan yang lainnya.
b. Penentu Kepribadian : Psikologi kepribadian akan mencari tahu lebih lanjut
mengenai penentu kepribadian manusia dengan cara melihat dari latar belakang
keluarga, pendidikan, sosial, agama dan hal lainnya.
c. Alasan Perilaku Manusia : Perilaku manusia biasanya sangat unik dan berbeda
meskipun memiliki kesamaan dengan perilaku manusia satu dengan lainnya.
Penyebabnya tentu saja banyak hal, namun dari keunikan dan perbedaan tersebut
bisa diungkapkan hal apa saja yang menjadi penyebab manusia berperilaku
berpikir dan merasakan sesuatu.

2. Pertemuan Ketiga
Materi : Tinjauan Kepribadian dan Dinamikanya Dari Sudut Pandang Psikoanalisis
Klasik
 Teori Klasik Psikoanalisis Sigmund Frued : teori psikoanalisis klasik merujuk
pada istilah yang dipopulerkan oleh Freud. Secara garis besar, teori ini
menyatakan bahwa “ketidaksadaran” pada individu memiliki peran yang utama
dalam diri seseorang. Dengan landasan teori ini, Freud melakukan pengobatan
mereka yang menderita gangguan psikis (Savitra Khanza, 2021). Teori ini banyak
digunakan dan banyak dikembangkan hingga sekarang. Konsep pada teori
tersebut digunakan untuk meneliti kepribadian dari seseorangterhadap proses
psikis yang tidak terjangkau oleh hal yang bersifat ilmiah. Tujuan freud pada teori
ini adalah dengan bermaksud mengembalikan struktur kepribadian seseorang
dengan cara memunculkan kesadaran yang tidak disadari sebelumnya terutama
berfokus pada pengalaman yang dialami saat masih kanak-kanak.
 Struktur Kepribadian :
a. Sadar ( Conscious) : Menurut Freud, hanya sebagian kecil saja dari kehidupan
mental (fikiran, resensi, perasaan dan ingatan) yang masuk ke kesadaran
(consciousness). Isi daerah sadar itu merupakan hasil proses penyaringan yang
diatur oleh stimulus atau ceu-eksternal. Isi-isi kesadaran itu hanya bertahan
dalam waktu yang singkat di daerah conscious, dan segera tertekan ke daerah
perconscious atau unconscious, begitu orang memindah perhatiannya ke cue
yang lain.
b. Prasadar : Disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat
kesadaran yang menjadi jembatan antara sadar dan tak sadar. Isi preconscious
berasal dari conscious dan dari unconscious. Pengalaman yang ditinggal oleh
perhatian semula disadari tetapi kemudian tidak lagi dicermati, akan ditekan
pindah ke daerah prasadar.
c. Tak Sadar : Adalah bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan
menurut Freud merupakan bagian terpenting dari jiwa manusia. Secara khusus
Freud membuktikan bahwa ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik tetapi
itu adalah kenyataan empirik. Kesadaran itu berisi insting, impuls dan drivers
yang dibawa dari lahir, dan pengalaman-pengalaman traumatic (biasanya pada
masa anak-anak) yang ditekan oleh anak-anak dipindah ke daerah tak sadar.
d. The Id : Id adalah sistem kepribadian asli, dibawa sejak lahir. Dari itu ini
kemudian akan muncul ego dan superego. Saat dilahirkan, id berisi semua
aspek psikologik yang diturunkan, seperti insting, impuls dan drives. Id
berada dan beroperasi dalam daerah unconscious, mewakili subjektivitas yang
tidak pernah disadari sepanjang usia. Id berhubungan erat dengan proses fisik
untuk mendapatkan enerji psikis yang digunakan untuk mengoperasikan
sistem dari struktur kepribadian lainnya.
e. The Ego : Ego adalah eksekutif (pelaksana) dari kepribadian yang memiliki
dua tugas utama; pertama, memilih mana yang hendak direspon dan atau
insting mana yang akan dipuaskan sesuai dengan prioritas kebutuhan. Kedua,
menentukan Kapan dan bagaimana kebutuhan itu dipuaskan sesuai dengan
Tersedianya peluang yang resikonya minimal. Dengan kata lain, ego sebagai
eksekutif kepribadian berusaha memenuhi kebutuhan sekaligus juga
memenuhi kebutuhan moral dan kebutuhan berkembang mencapai
kesempurnaan dari superego. Ego sesungguhnya bekerja untuk memuaskan
Id, karena itu ego yang tidak memiliki enerji sendiri akan memperoleh energi
dari id.
f. The Superego : Superego adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian,
yang beroperasi memakai prinsip idealistik (idealistic principle) sebagai lawan
dari prinsip kepuasan Id dan prinsip realistik dari ego. Super ego berkembang
dari ego, dan seperti ego dia tidak mempunyai enerji sendiri. Sama dengan
ego, superego beroperasi tiga daerah kesadaran. Namun berada dengan ego,
dia tidak mempunyai kontak dengan dunia luar (sama dengan Id) Sehingga
kebutuhan kesempurnaan yang diper-juangkannya tidak realistik (Id tidak
realistik dalam memperjuangkan kenikmatan).

3. Pertemuan keempat
Materi : Tinjauan dan Dinamikanya dari Sudut Pandang Psikologi Analitik (Jung)
 Teori Carl Gustav Jung : Dalam teorinya Jung membagi psyche (jiwa) jadi tiga
bagian. Bagian pertama adalah ego yang diidentifikasikanya sebagai alam sadar.
Jung melihat ego sebagai pusat kesadaran akan tetapi bukan inti dari kepribadian.
Bagian kedua adalah alam bawah sadar personal, yang mencakup segala sesuatu
yang tidak disadari secara langsung, tapi bisa diusahakan untuk disadari.
Kemudian satu teori yang berbeda dengan teori lain, yaitu bagian alam bawah
sadar kolektif. Alam bawah sadar kolektif adalah tumpukan pengalaman kita
sebagai spesies, semacam pengetahuan bersama yang kita miliki sejak lahir. Akan
tetapi, pengalaman ini tidak bisa kita sadari secara langsung. Isi dari alam bawah
sadar kolektif tidak nampak secara mencolok, akan tetapi bisa mempengaruhi
pikiran, emosi, dan tindakan seseorang. Alam bawah sadar kolektif bertanggung
jawab atas mitos, legenda, dan keyakinan religious manusia.
 Struktur Kepribadian Dalam Pandangan Jung : Pandangan Jung tentang
kepribadian adalah prospektif dan retrospektif. Prospektif dalam arti bahwa Jung
melihat kepribadian tersebut ke arah garis perkembangan sang pribadi di masa
depan dan restrospektif dalam arti bahwa Jung memperhatikan masa lampau sang
pribadi. Bagi Jung, dalam hidup ini ada perkembangan yang konstan dan sering
kali kreatif, yaitu pencarian ke arah yang lebih sempurna serta kerinduan untuk
lahir kembali. Dalam bahasa yang lebih sederhana, menurut Jung tingkah laku
manusia dipicu buka hanya karena masa lalu, tetapi juga oleh pandangan orang
mengenai masa depan, tujuan, dan aspirasinya. Kejadian masa lalu dan antisipasi
masa depan dapat juga mempengaruhi atau membentuk kepribadian individu.
 Tipologi Jung : Carl Gustav Jung (1875-1961) adalah orang pertama yang
merumuskan tipe kepribadian manusia dengan istilah ekstrovert dan introvert,
serta menggambarkan empat fungsi kepribadian manusia yang disebut dengan
fungsi berpikir, pengindera, intuitif, dan perasa. Motivasi awal Jung menyelidiki
tipologi manusia adalah keinginannya untuk mengerti dan memahami pandangan
Freud tentang gangguan mental. Jung membedakan dua sikap atau orientasi utama
kepribadian, yakni sikap ekstraversi dan sikap introversi.
a. Ekstrover : kecenderungan yang mengarahkan kepribadian lebih banyak
keluar daripada ke dalam diri sendiri. Seorang ekstrover memiliki sifat social,
lebih banyak berbuat daripada merenung dan berpikir.
b. Introver : suatu orientasi kedalam diri sendiri. Secara singkat seorang introvert
adalah orang yang cenderung menarik diri dari kontak sosial. Minat dan
perhatiannya lebih terfokus pada pikiran dan pengalamannya sendiri. Seorang
introvert cenderung merasa mampu dalam upaya mencukupi dirinya sendiri,
sebaliknya orang ekstrover membutuhkan orang lain.

4. Pertemuan kelima
Materi : Tinjauan Kepribadian dan Dinamikanya dari Sudut Pandang Psikoanalisa Aliran
Sosiokultural
 Teori Psikoanalisis Sosial Karen Horney : Teori psikoanalisis dari Karen
Horney dibentuk berdasarkan asumsi bahwa kondisi sosial dan kultural, terutama
pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, sangat besar pengaruhnya dalam
membentuk kepribadian seseorang. Orang yang tidak mendapat kasih sayang
yang cukup pada masa kanak-kanak mengembangkan permusuhan dasar (basic
hostility) terhadap orang tua mereka. Dan akibatnya mengalami kecemasan dasar.
Horney mengatakan bahwa seseorang melawan kecemasan dasar dengan cara
melakukan tiga cara pokok dalam berhubungan dengan orang lain, yaitu
mendekati orang lain, melawan orang lain, menjauhi orang lain. Individu yang
normal mungkin menggunakan cara manapun dari ketiga cara tersebut. Namun
orang orang neurotik terdorong hanya dengan menggunakan satu cara saja.
Tingkah laku komplusif mereka dapat berkembang menjadi sebuah konflik
intrapsikis yang dapat berupa sebuah gambaran diri ideal atau kebencian diri.
 Prinsip Kepribadian Horney : Konsep utama Horney adalah kecemasan dasar
yang dirumuskan sebagai berikut, perasaan yang terdapat pada anak karena
terisolasi dan tak berdaya dalam dunia secara potensial bermusuhan. Sejumlah
besar faktor yang merugikan dalam lingkungan dapat menyebabkan anak mereka
tidak aman, yakni dominasi langsung atau tak langsung. Sikap masa bodoh,
tingkah laku eratik, kurang menghargai kebutuhan-kebutuhan pribadi anak,
kurang sungguh-sungguh dibimbing, sikap-sikap meremehkan anak, terlalu
membanggakan anak atau kurang membanggakannya, kurang adanya kehangatan
yang dapat diandalkan, harus berpihak dalam perselisihan antara orang tua,
tanggung jawab terlalu banyak atau terlalu sedikit, terlalu dilindungi, terisolasi
dan anak-anak lain, ketidak adilan, diskriminasi, janji-janji yang tidak ditepati,
suasana bermusuhan dan sebagainya.
 Struktur Kepribadian :
a. Diri Ideal : Horney percaya bahwa makhluk hidup, jika diberikan sebuah
lingkungan dengan kedisiplinan dan kehangatan, akan mengembangkan
perasaan aman dan percaya diri serta kecenderungan untuk memiliki
pemahaman diri. Sayangnya, pengaruh-pengaruh negatif awal sering kali
menghambat kecenderungan alami seseorang memperoleh pemahaman diri
atau mencapai realisasi diri, sebuah situasi yang membuat mereka merasakan
perasaan terpisah dan rendah diri.
b. Menghina Diri : Orang neurotik yang mencari keagungan tidak pernah puas
dengan dirinya sendiri, karena mereka akhirnya menyadari bahwa diri nyata
tidak cocok dengan diri idealyang mereka dambakan. Mereka kemudian mulai
membenci dan memandang rendah dirinya sendiri.
 Dinamika Kepribadian :
a. Mendekati oranglain : Orang mendekati orang lain sebagai usaha untuk
melawan perasaan tidak berdaya. Orang yang mersa selalu kalah atau mudah
kalah, menjadi sangat membutuhkan kasih sayang penerimaan atau
membutunkan patner yang kuat yang dapat mengambil tanggung jawab
terhadap kehidupanya.
b. Melawan oranglain : Orang yang agresif memandang orang laian sebagai
musuh, dan memakai strategi malawan orang lain untuk meredakan
kecemassannya. Seperti orang komplian dia mendekat orang lain, tetapi
buakanya menyerahkan diri, dia malah bersikap nuruk dan kasar.
c. Menjauhi oranglain : Untuk mengatsi konflik dasar isolasi, orang justru
memisahkan diri, memakai kecenderungan neurotic menjauh dari orang lain.
Strategi ini adalah ekspresi kebutuhan neurotic pribadi, kemandirian, dan
kecukupan diri sendiri. Kebutuhan semacam itu dapat menimbulkan tingkah
laku yang positif, tetapi juga bisa negatif.

5. Pertemuan keenam
Materi : Psikologi Individual (Alfred Adler)
 Psikologi Individual Menurut Alfred Adler : Psikologi individual
dikembangkan oleh Alfred Adler, sebagai sebuah sistem yang komparatif dalam
memahami individu dan dalam kaitannya dengan lingkungan sosial. Bagi Adler,
manusia itu lahir dalam keadaan tubuh yang lemah, tak berdaya. Kondisi
ketidakberdayaan itu menimbulkan perasaan inferiorita dan ketergantungan
kepada orang lain. Psikologi individual memandang individu sebagai mahluk
yang saling tergantung secara sosial. Adler menulis tentang Organ Inferiority,
karangan yang menyebabkan putus hubungannya dengan Freud, teori tentang
adanya inferiority karena sifat manusia yang ingin mengatasi kekurangan
fisiknya, bahwa setiap manusia pada dasarnya memiliki kelemahan organis dan
inferioritas hadir dalam diri setiap manusia. Dengan kelemahan inilah manusia
melakukan kompensasi yaitu menutupi kelemahannya. Teori Adler semakin hari
semakin berbeda dengan Freud dan anggota lainnya. Menurut Freud, segalanya
yang terjadi di masa lalu mempengaruhi siapa manusia itu sekarang. Sebaliknya,
Adler berpendapat bahwa dorongan seseorang untuk mencapai kesempurnaan
(striving for perfection) yang menentukan siapa manusia itu sekarang, dan masa
lalu tidak sepenuhnya menciptakan style of life.
 Pokok-Pokok Teori Psikologi Individual Adler : Menurut (Alwisol, 2017:70)
psikologi individual memandang individu sebagai makhluk yang saling
bergantung secara sosial. Perasaan Bersatu dengan orang lain ada sejak manusia
dilahirkan dan menajdi syarat utama Kesehatan jiwa. Rincian pokok-pokok teori
Adler mencakup enam hal berikut :
a. Satu-satunya kekuatan dinamik yang melatarbelakangi aktivitas manusia
adalah perjuangan untuk sukses atau menjadi superior (striving for
superiority).
b. Persepsi subyektif (subjective perception) individu membentuk tingkah laku
dan kepribadian.
c. Semua fenomena psikologis disatukan (unity of personality) di dalam diri
individu dalam bentuk self.
d. Manfaat dari aktivitas manusia harus dilihat dari sudut pandang interes sosial
(social interest).
e. Semua potensi manusia dikembangkan sesuai dengan gaya hidup (life style).
f. Gaya hidup dikembangkan melalui kekuatan kreatif individu (creative
power).

6. Pertemuan Ketujuh
Materi : Sudut Pandang Psikologi Ego (Anna Frued)
 Fungsi Ego :
a. Fungsi Dorongan Ekonomis : fungsi ego ini menyalurkan dengan cara
mewujudkan dalam bentuk tingkah laku secara baik yaitu yang baik dan dapat
diterima lingkungan, berguna dan menguntungkan baik bagi diri individu
sendiri maupun orang lain di lingkungannya.
b. Fungsi Kognitif : berfungsinya ego pada diri individu untuk menerima
rangsangan dari luar kemudian menyimpannya dan setelah itu dapat
mempergunakannya unuk keperluan coping behavior. Dalam hal ini individu
mempergunakan kemampuan kognitifnya dengan disertai oleh pertimbangan
pertimbangan akal dan menalar.
c. Fungsi Pengawasan : disebut juga dengan fungsi kontrol, maksudnya tinglah
laku yang dimunculkan individu merupakan tingkah laku yang berpola dan
sesuai dengan aturan. Secara khusus fungsi ego ini mengontrol perasaan dan
emosi terhadap tingkah laku yang dimunculkan.
 Sudut Pandang Psikologi Ego dari AnnaFrued :
a. Psikoterapi Anak seperti terapi gabungan (kekaguman dan kepercayaan),
melampaui konflik struktural (bahaya perkembangan), asesmen
metapsikologi, dan pentingnya realitas sosial
b. Garis perkembangan : Interaksi antara id dan ego, dimulai dari dominasi id
untuk memperoleh kepuasan, secara bertahap akan bergeser ke ego, untuk
pada akhirnya ego dapat menguasai realitas internal maupun eksternal.
Interaksi itu oleh Anna Frued disebut garis perkembangan, suatu urutan tahap-
tahap kematangan anak dari ketergantungan menjadi mandiri, dari irasional
menjadi rasional, dari hubungan yang pasif dengan realita menjadi aktif.
Garis- garis perkembangan menunjukkan usaha ego nntuk mampu
menghadapi situasi hidup, tanpa harus menarik diri dan tanpa memakai
mekanismen pertahanan secara berlebihan.
 Mekanisme Pertahanan : Anna Freud memperluas defence mechanism.
Sigmund Freud mengajukan 7 defence (identifikasi, displasemen, represi,
projeksi, reaksi formasi, fiksasi dan regresi) yang ditambah Anna Freud dengan
Repression, isolation, ascetism, denial, sublimation, undoing, introjection,
reversal, turning againt the self, sublimation/displacement. Anna juga meneliti
hubungan antara tingkat perkembangan dengan pilihan defense, dan dialah pakar
pertama yang memandang, berbagai defense sebagai fungsi penyesuaian diri yang
normal dipakai anak untuk menyesuaikan diri dengan dunia luar.
 Perbedaan Ego antara Sigmund Frued dengan Anna Frued : Sigmund Freud
dan Anna Freud memiliki pandangan berbeda mengenai ego. Sigmund
menganggap ego sebagai pelaksana fungsi eksekutif dari keseluruhan
kepribadian,namun ia tidak pernah menganggap ego posisi otonom (berdiri
sendiri). Ego selalu tunduk pada keinginan-keinginan id. Sedangkan menurut
Anna, ego adalah ego yang cerdas dan bisa memilih jalan atau arah yang baik
untuk dirinya sendiri.

7. Pertemuan Kedelapan
Materi : Tinjauan Kepribadian dan dinamikanya dari sudut Pandang Classical
Conditioning (pavlov)
 Pengertian Teori Pembiasaan Klasikal (Classical Conditioning) : Teori
pembiasaan klasikal (classical conditioning) ini berkembang berdasarkan hasil
eksperimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlov (1849-1936) , seorang ilmuan besar
Rusia yang berhasil menggondol hadiah Nobel pada tahun 1909. Pada dasarnya
classical conditioning adalah sebuah prosedur penciptaan refleks baru dengan cara
mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut (Terrace,
1973).Pembiasaan klasikal (classical conditioning) ini termasuk pada Teori
Behaviorisme, Behaviorisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku
harus dijelaskan melalui pengalaman yang harus diamati,bukan dengan proses
mental. Menurut kaum behavioris, perilaku adalah segala sesuatu yang kita
lakukan dan dapat dilihat secara langsung Kata classical yang mengawali nama
teori ini semata-mata dipakai untuk menghargai karya Pavlov yang dianggap
paling dahulu di bidang conditioning (upaya pembiasaan) dan untuk
membedakannya dari teoriconditioning lainnya (Gleitman,1986).
 Hukum-hukum classical conditioning Ivan Pavlov Dalam eksperimen Ivan :
Menurut Hintzman (1978), yang dimaksud dengan law ofrespondent conditioning
ialah jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya
berfungsi sebagai reinforcer) maka refleks ketiga yang terbentuk dari respons atas
penguatan refleks dan stimulus lainnya akan meningkat. Yang dimaksud dengan
dua stimulus tadi adalah CS dan UCS, sedangkan refleks ketiga adalah antara CS
dan CR. Sebaliknya, law of respondent conditioning ialah jika refleks yang sudah
diperkuat melalui respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa
menghadirkan reinforce, maka kekuatannya akan menurun.
 Kelebihan dan kelemahan teori pembiasaan klasikal (classical conditioning)
a. Kelebihan : Di saat individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh
stimulus yang berasal dari luar dirinya, akan memudahkan pendidik dalam
melakukan pembelajaran terhadap anak didik tersebut.
b. Kelemahan : Jika ini dilakukan secara terus-menerus maka ditakutkan murid
akan memiliki rasa ketergantungan atas stimulus yang berasal dari luar
dirinya. Padahal seharusnya anak didik harus memiliki stimulus dari dirinya
sendiri dalam melakukan kegiatan belajar dan kegiatan pemahaman.

8. Pertemuan Kesembilan
Materi : Teori Kepribadian BF. Siknner
 Teori-Teori Siknner : Bagi Skinner, studi mengenai kepribadian itu ditujukan
pada penemuan pola yang khas dari kaitan antara perilaku organisme dan
berbagai konsekuensi yang diperkuatnya. Skinner menguraikan sejumlah teknik
yang digunakan untuk mengontrol perilaku. Konsep motivasi yang menjelaskan
variabilitas tingkah laku dalam situasi yang konstan bukan fungsi dari keadaan
energi, tujuan, jenis penyebab dan sebagainya. Konsep itu secara sederhana
dijelaskan melalui hubungan sekelompok respon dengan sekelompok kejadian.
 Struktur Kepribadian : Menurut Skinner, kepribadian merupakan hasil dari
sejarah penguatan pribadi individu (individual's personal history of
reinforcement). Walau pembawaan genetis turut berperan namun penguatan-
penguatan menentukan perilaku khusus yang terbentuk dan dipertahankan serta
merupakan khas bagi individu yang bersangkutan. Skinner lebih menyukai
menyelidiká kepribadian dengan memfokuskan pada aspek belajar dengan
perilaku-perilaku yang banyak mengizinkan individu melangsungkan hidup dan
berhasil dalam transaksinya dengan lingkungan. Seseorang selama hidup belajar
tentang kemungkinan-kemungkinan yang menghasilkan kepuasan dan kesakitan
dalam situasi tertentu.
 Dinamika Kepribadian : Teori Skinner adalah tentang perubahan tingkah laku,
belajar, dan modifikasi tingkah laku. Skinner yakin bahwa pemahaman tentang
kepribadian akan tumbuh dari perkembangan tingkah laku dalam interaksinya
yang terus dengan menerus manusia lingkungannya. Skinner tidak melihat alasan
untuk membagi proses perkembangan ke dalam beberapa tahap. la juga tidak
memberikan importansi khusus pada pengalaman-pengalaman masa kanak-
kanak. Skinner memandang pengaruh eksternal lebih dominan dalam membentuk
tingkah laku.

9. Pertemuan Kesepuluh
Materi : Teori Kepribadian Social Learning Bandura
 Teori Belajar Sosial : Menurut Suwartini (dalam Al-Tazkiah, 2016:38) Teori
belajar sosial atau yang biasa juga disebut sosial-kognitif yang digagas oleh
Bandura merupakan bagian dari teori kepribadian behaviorisme. Paham
behaviorisme berkeyakinan bahwa perilaku dapat dimodifikasi dengan
mempelajari kondisi dan pengalaman. Teori pembelajaran sosial ( Social Learning
Teory ) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada
komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi.
 Konsep Utama Teori Bandura
a. Plastisitas: manusia memiliki fleksibilitas untuk belajar berbagai jenis perilaku
dalam situasi yang berbeda. Manusia lebih banyak belajar dari aktivitas
mengamati perilaku orang lain.
b. Model triadic reciprocal causion menggambarkan perilaku manusia
merupakan hasil interaksi dari faktor lingkungan, pribadi, dan lingkungan.
Manusia mampu untuk mengubah kejadian yang tidak menetap, menjadi suatu
metode yang diinginkannya dengan cara mengontrol lingkungan sosial dan
budayanya. Model triadic dalam teori ini, ditandai dengan pertemuan yang
kebetulan dan kejadian yang tidak disengaja.
c. Perspektif agen, yaitu manusia mampu untuk mengontrol sifat dan kualitas
hidup mereka.
d. Manusia mengontrol tingkah lakunya berdasarkan faktor internal dan faktor
eksternal
e. Saat seseorang menemukan dirinya dalam situasi yang ambigu secara moral,
maka berusaha untuk mengontrol perilaku melalui agensi moral, yaitu
berusaha mendefinisikan ulang suatu perilaku, merendahkan atau mendistorsi
konsekuensi dari perilaku, melakukan dehumanisasi atau menyalahkan korban
dari perilaku yang dianggap merugikannya.
 Dinamika Kepribadian : Menurut Bandura kunci perubahan perilaku adalah
perubahan efikasi diri. Efikasi diri dapat diperoleh, diubah, ditingkatkan ataupun
dilemahkan melalui kombinasi 3 sumber yaitu:
a. Penguatan Vikarius (vicarious reinforcement): Mengamati orang lain yang
mendapat penguatan, membuat orang ikut puas dan berusaha belajar gigih
agar menjadi seperti orang itu.
b. Penguatan yang ditunda (expectation reinforcement): Orang terus menerus
berbuat tanpa mendapat penguatan, karena yakin akan mendapat penguatan
yang sangat memuaskan pada masa yang akan datang.
c. Tanpa penguatan (beyond reinforcement): Belajar tanpa ada reinforcement
sama sekali, mirip dengan konsep otonomi fungsional dari Allport.

10. Pertemuan Kesebelas


Materi : Tinjauan Kepribadian dan Dinamikanya dari Sudut Pandang Carl Rogers
 Konsep Dasar Teori Carl Rogers : Rogers menekankan pandangan bahwa
tingkah laku manusia hanya dapat dipahami dari bagaimana dia memandang
realita secara subjektif. Menurut pandangan ini, manusia mempunyai kemampuan
untuk menentukan sendiri nasibnya, bahwa hakekat yang terdalam dari diri
manusia adalah sifatnya yang bertujuan, dapat dipercaya, dan mengejar
kesempurnaan diri (purposive, trushworthy, self-perfecting). (Rosyidi,2015:118)
 Dinamika Kepribadian : Menurut Rogers organisme memiliki satu motivasi
utama yaitu kecenderungan untuk aktualisasi diri dan tujuan utama hidup
manusia adalah untuk menjadi manusia yang bisa mengaktualisasikan diri, dapat
diartikan sebagai motivasi yang menyatu dalam setiap makhluk hidup yang
bertujuan mengembangkan seluruh potensi-potensinya sebaik mungkin. Pada
dasarnya manusia memiliki dua kebutuhan utama yaitu kebutuhan untuk
penghargaan positif baik dari orang lain maupun dari diri sendiri.
 Perkembangan Kepribadian : Rogers tidak memfokuskan diri untuk
mempelajari “tahap” pertumbuhan dan perkembangan kepribadian, namun dia
lebih tertarik untuk meneliti dengan cara yang lain yaitu dengan bagaimana
evaluasi dapat menuntun untuk membedakan antara pengalaman dan apa yang
orang persepsikan tentang pengalaman itu sendiri. Bila seseorang, antara “self
concept”nya dengan organisme mengalami keterpaduan, maka hubungan itu
disebut kongruen (cocok) tapi bila sebaliknya maka disebut Inkongruen (tidak
cocok) yang bisa menyebabkan orang mengalami sakit mental, seperti merasa
terancam, cemas, defensive dan berpikir kaku serta picik.

11. Pertemuan Keduabelas


Materi : Teori Psikologi Kepribadian
 Konsep Teori : “Maslow berpendapat bahwa seseorang akan memiliki
kepribadian yang sehat, apabila ia telah mampu untuk mengaktualisaikan
dirinya secara penuh (Yusuf & Nurihsan,2011:161). (Yusuf &
Nurihsan,2011:161) mengemukakan bahwa “Dia mengemukakan teori
motivasi bagi self-actualizing person dengan nama metamotivation, meta-
needs,B -motivation, atau being values (kebutuhan untuk berkembang).”
Maslow berpendapat bahwa motivasi manusia diorganisasikan kedalam
sebuah hiraki kebutuhan yaitu suatu susunan kebutuhan yang sistematis, suatu
kebutuhan dasar harus dipenuhi sebelum kebutuhan dasar lainnya muncul.
(Subekti, Norrahman, Budiyanto,2016:3). Dalam teori ini Abraham Maslow
berpendapat berdasarkan pengamatannya bahwa ada 5 tingkatan kebutuhan
manusia dalam menjalani kehidupannya, yang mana sebelum mencapai
kebutuhan selanjutnya dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan yang
sebelumnya terlebih dahulu.
 Dinamika Kepribadian : Kepribadian menurut Maslow seperti yang telah
disebutkan dalam struktur dan konsep kepribadian dalam bahasan sebelumnya
bahwa Maslow (dalam Rahmawati,2016:14). Yakin banyak tingkah laku atau
kepribadian manusia yang bisa diterangkan dengan memperhatikan motivasi
individu untuk mencapai tujuan-tujuannya yang membuat kehidupan individu
menjadi bermakna dan tercapainya kepuasan. Menurut Koeswara (dalam
Rahmawati,2016:14) berdasarkan fakta yang ada menyebutkan bahwa jantung
dari teori Maslow ialah proses motivasional manusia terutama dalam rangka
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Menurut Maslow (dalam
Rahmawati,2016:14) manusia merupakan makhluk yang tidak pernah berada
dalam kepuasan, ketika satu kebutuhan sudah terpenuhi maka ia akan termotivasi
untuk mencapai kebutuhan di tingkat yang lebih tinggi, begitu seterusnya,
sehingga kepuasan manusia bersifat sementara. Berdasarkan hal tersebut Maslow
mengajukan gagasan bahwa kebutuhan yang pada manusia adalah bawaan
tersusun menurut tingkatan yang disebut dengan hierarki kebutuhan. Kualitas
perkembangan individu dapat dilihat dari tingkatan kebutuhan atau corak
pemuasan pada diri individu tersebut. Semakin individu apat memenuhi mampu
memuaskan kebutuhan-kebuthannya yang tinggi, maka individu tersebut semakin
mampu mencapai individualitas, matang dan berjiwa sehat, begitupula sebaliknya.
(dalam Rahmawati,2016:15) memperkirakan bahwa rata-rata pemenuhan
kebutuhan individu dapat mencapai : fisiologis, 85% ; keamanan, 75% ; cinta dan
keberadaan, 50% ; penghargaan, 40% ; aktualisasi diri, 10%. Semakin besar
kebutuhan ditingkat rendah terpenuhi, semakin maka akan semakin besar
kemunculan kebutuhan di tingkat sekanjutnya. Contohnya, ketika kebutuhan akan
cinta hanya terpenuhi sebesar 10%, maka kebutuhan akan pengahargaan mungkin
tidak akan muncul sama sekali.

12. Pertemuan Ketigabelas


Materi : Tinjauan Kepribadian dan Dinamikanya dari Sudut Pandang Erich Fromm
 Pemikiran-Pemikiran Teori Erich Fromm : Tema dasar dari semua tulisan
Fromm adalah orang yang merasa kesepian dan terisolasi karena ia dipisahkan
dari alam dan orang-orang lain. Keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua
spesies semua binatang; itu adalah situasi khas manusia. Fromm mengembangkan
bahwa karena manusia menjadi semakin bebas dari abad ke abad, maka mereka
juga makin kesepian. Jadi kebebasan menjadi keadan yang negatif dari manusia
melarikan diri. Selain itu teori-teori fromm juga dipengaruhi oleh tokoh-tokoh
psikologi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Pengaruh lainnya adalah
kesatuan teori dengan praktek. Menurut Marx, teori tidak dapat dipisahkan dari
praktek, pengetahuan dari tindakan, tujuan spiritual dari sistem sosial. Menurut
Fromm, selain dibutuhkan ilmu pengetahuan baru dalam memahami realitas
sosial, yani melalui penggabungan model pendekatan Marx, Freud, serta Zen
Budhisme, ilmu pengetahuan itu pun harus memberi kemungkinan untuk
melakukan perubahan konkret. Baginya tidak cukup sekedar mengetahui faktor-
faktor yang menjadi penyebab timbulnya pederitaan pada manusia tanpa adanya
keberanian untuk mengambil resiko bertindak mengatasi penderitaan itu. Dengan
kata lain, pemahaman yang terpisah dari praktek akan tetap tidak efektif.

 Dinamika kepribadian : Menurut Fromm, hakekat manusia juga bersifat


dualistik. Paling tidak ada empat dualistik di dalam diri manusia:
a. Manusia sebagai binatang dan sebagai manusia
b. Hidup dan mati
c. Ketidaksempurnaan dan kesempurnaan
d. Kesendirian dan kebersamaan

Anda mungkin juga menyukai