Anda di halaman 1dari 9

ALIRAN PSIKO ANALISA SIGMUND FREUD

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Psikologi Pustakawan
Dosen Pengampu :
Prisca Budi Juvitasari,M.A

Disusun Oleh :
1. Widya Yunita Sari (12310193007)
2. Devi Septiana (12310193008)
3. Arlitza Aulia Azizah (12310193018)
4. Vitasa Dinda Navega (12310193023)

SEMESTER 1
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN dan INFORMASI ISLAM 1A
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB dan DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
SEPTEMBER/2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena telah memberikan
kami kesehatan, kelancaran, dan syafa’at sehingga kami dapat meyelesaikan tugas mata
kuliah “Psikologi Pustakawan” dalam bentuk makalah, dengan judul “Psikoanalisi
Menurut Sigmund Freud”. Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad, SAW.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena
itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang
ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini
dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca
untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Tulungagung, 3 September 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu psikologi berkembang dari masa ke masa, di tandai dengan
banyaknya muncul berbagai aliran aliran di dalamnya. Salah satu aliran yang
berkembang dalam ilmu psikologi adalah konsep kepribadian. Konsep ini
dimaknai oleh para ahli dengan beragam, salah satu maknanya yaitu konsep
kepribadian dari psikoanalisis
Teori Psikoanalisis merupakan teori yang menjelaskan hakikat dan
perkembangan manusia yang dimana mempunyai berbagai unsur. Unsur utama
dalam teori ini yaitu : motivasi, emosi, dan aspek lain yang berhubungan dengan
kepribadian. Salah satu pakar utama dalam teori ini bernama Sigmund Freud,
lahir di Freiberg, Movaria, yang menjadi wilayah kekuasaan dari Austria-
Hongaria.
Mayoritas teori kepribadian modern tentang tingkah laku mengambil
sebagian gagasan gagasan Sigmund Freud. Oleh karna itu, kita akan membahas
teori psikoanalisis Sigmund Freud.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori psikoanalisis menurut Sigmund Freud?
2. Apa saja struktur, dinamika, dan perkembangan kepribadian menurut
Sigmund Freud?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang teori psikoanalisis menurut Sigmund Freud
2. Untuk mengetahui struktur, dinamika dan perkembangan kepribadian menurut
Sigmund Freud.
BAB II
PEMBAHASAN

PSIKOANALISIS MENURUT SIGMUND FREUD


Sigmund Freud menjelaskan pengertian dan psikoanalisis pertama, istilah ini
menunjukkan satu metode penelitian terhadap proses proses psikis (seperti mimpi) yang
selama ini tidak bias terjangkau secara ilmiah. Kedua, psikoanalisis juga digunakan
sebagai satu metode untuk menyembuhkan gangguan gangguan psikis yang diakibatkan
oleh panen neurosis. Ketiga, istilah ini dipakai untuk menunjukkan seluruh pengetahuan
psikologis yang diperoleh melalui metode dan teknik yang telah dilakukan.
Psikoanalisis memusatkan perhatiannya pada satu konsep yakni ketidak-sadaran.
Ada satu koneksi yang sederhana dan jelas antara psikoanalisis kesastraan yang penting
untuk disinggung dalam kesimpulan. Benar atau salah, teori Freud memandang bahwa
motivasi fundamental dari semua perilaku manusia adalah menghindari rasa sakit dan
memperoleh kenikmatan.

1. Struktur Kepribadian Sigmund Freud

Struktur membahas pembagian psikisme manusia : id (terletak di bagian


tidak sadar) yang merupakan reservoir puisi dan menjadi sumber energy psikis.
Ego (terletak di antara alam sadar dan tidak sadar) yang berfungsi sebagai
penengah yang mendamaikan tuntutan puisi dan larangan superego. Superego
(terletak sebagian mengawasi dan menghalangi pemuasan sempurna puisi puisi
tersebut yang merupakan hasil pendidikan dan identifikasi pada orang tua.

a. Id (das Es)
Id merupakan energy psikis dan nalari yang menekan manusia agar
memenuhi kebutuhan dasar. Misalnya, kebutuhan makan, menolak rasa sakit
atau tidak nyaman, menurut Freud, id berada di alam bawah sadar, tidak ada
kontak dengan realitas. Cara kerja id berhubungan dengan prinsip kesenangan,
yakni selalu mencari kenikmatan dan selalu menghindari ketidaknyamanan.
b. Ego (dash ich)
Ego terperangkap di antara dua kekuatan yang bertentangan dan dijaga
serta patuh pada prinsip realitas dengan mencoba memenuhi kesenangan
individu yang dibatasi oleh realitas. Ego berada diantara alam sadar dana lam
bawah sadar. Tugas ego memberi tempat pada fungsi mental utama, misalnya
penalaran,penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan. Dengan alasan
ini ego merupakan pimpinan utama dalam kepribadian. Id dan ego tidak
memiliki moralias karena keduanya ini tidak mengenal nilai baik dan buruk.
c. Super Ego (das uber ich)
Struktur yang ketiga ialah superego yang mengacu pada moralitas
dalam kepribadian. Superego sama halnya dengan “hati nurani” yang
mengenali nilai baik dan buruk (con science).

2. Dinamika Kepribadian
Tingkat tingkat kehidupan mental dan bagian bagian pikiran mengacu
pada struktur atau susunan kepribadian, sedangkan kepribadian juga melakukan
sesuatu. Freud mengemukakan suatu prinsip yang disebut prinsip motivasi atau
dinamik, untuk menjelaskan kekuatan kekuatan yang mendorong dibalik tindakan
tindakan manusia. Motivasi disebabkan oleh energi energi fisik yang berasal dari
insting.

a. Naluri (instinct)
Bagi Freud, konsep insting adalah konsep psikologis dan biologis,
suatu konsep perbatasan pada batas antara gejala tubuh dan gejala mental.
Insting dapat didefinisikan sebagai perwujudan psikologis dari sumber
rangsangan somatic dalam yang dibawa sejak lahir. Perwujudan psikologisnya
disebut hasrat, sedangkan rangsangan jasmaninya darimana hasrat muncul
disebut kebutuhan. Bentuk naluri menurut Freud adalah pengurangan
tegangan (tension reduction), cirinya regresif dan bersifat konservatif
(berupaya memelihara keseimbangan) dengan memperbaiki keadaan
kekurangan. Proses naluri berulang ulang,tenang,tegang dan tenang(repetition
compulsion)

b. Macam Macam Naluri


Menurut freud, naluri terdapat pada diri manusia dapat dibedakan
dalam eros atau naluri kehidupan(life instinct) dan destructive unstict atu
naluri kematian(death instinct atau Thanatos). Naluri kehidupan adalah naluri
yang ditujukan pada pemeliharaan ego. Kata insting atau naluri bagi Freud,
pengertiannya bukan semata gambaran yang dirujuk oleh kata itu.

c. Naluri Kematian dan Keinginan Mati


Freud meyakini bahwa perilaku manusia dilandasi oleh dua energy
mendasar yaitu, pertama naluri kehidupan (life instinct atau eros) yang
dimanifestasikan dalam perilaku seksual, menunjang kehidupan serta
pertumbuhan. Kedua, naluri kematian yang mendasari tindakan agresif dan
destruktif. Naluri kematian dapat menjurus pada tindakan bunuh diri atau
pengrusakan diri (self destructive behavior) atau bersikap agresif terhadap
orang lain.
d. Kecemasan (anxitas)
Situasi apapun yang mengancam kenyamanan suatu organisme
diasumsikan melahirkan suatu kondisi yang disebut anxitas. Ia membedakan
antara kecemasan objektif(objective anxiety) dan keemasan neurotik(neurotic
anxiety). Kecemasan objektif merupakan respon realistis ketika seseorang
merasakan bahaya dalam suatu lingkungan. Kecemasan neurotic berasal dari
kata konflik alam bawah sadar dalam diri individu karena konflik tersebut
tidak disadari orang tersebut, tidak menyadari alasan dari kecemasan tersebut.
3. Perkembangan Kepribadian
Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan mengacu pada proses
alam bawah sadar seseorang yang memperahnkannya terhadap anxitas. Dalam
teori kepribadian, mekanisme pertahanan merupakan karakteristik yang
cenderung kuat dalam diri setiap orang. Mekanisme pertahanan ini tidak
mencerminkan kepribadian secara umum, tetapi juga dapat mempengaruhi
perkembangan kepribadian.
a. Represi (repression)
Menurut Freud, mekanisme pertahanan ego yang paling kuat dan luas
adalah antara lain represi(repression). Tujuan represi ialah mendorong keluar
impuls impuls id yang tidak diterima, dari alam sadar dan kembali kealam
bawah sadar. Represi merupakan fondasi cara kerja semua mekanisme
pertahanan ego. Tujuan dari semua mekanisme pertahanan ego adalah untuk
menekan (repress) atau mendorong impuls impuls yang mengancam agar
keluar dari alam sadar.
b. Sublimasi
Sublimasi terjadi bila tindakan tindakan yang bermanfaat secara social
menggantikan perasaan tidak nyaman, sublimasi sesungguhnya suatu bentuk
pengalihan .
c. Proyeksi
Setiap individu kerap menghadapi situasi atau hal hal yang tidak
diinginkan dan tidak dapat diterima dengan melimpahkannya dengan alasan
lain. Mekanisme yang tidak disadari yang melindungi diri individu dari
pengakuan terhadap kondisi tersebut dinamakan proyeksi proyeksi terjadi bila
individu menutupi kekurangannya dan masalah yang dihadapi ataupun
kesalahannya dilimpahkan kepada orang lain.
d. Pengalihan (displacement)
Pengalihan adalah pengalihan perasaan tidak senang terhadap suatu
objek ke objek lainnya yang telah memungkinkan. Misal adanya impuls
impuls agresif yang dapat digantikan sebagai kambing hitam terhadap orang
atau objek lainnya. Objek objek tersebut bukan sebagai sumber frustasi namun
lebih aman dijadikan sebagai sasaran.
e. Rasionalisasi (rationalization)
Rasionalisasi memiliki dua tujuan, pertama untuk mengurangi
kekecewaan ketika gagal mencapai suatu tujuan dan kedua, memberikan motif
yang dapat diterima atas perilaku.
f. Reaksi Formasi (reaction formation)
Represi akibat impuls anxitas kerap kali diikuti oleh kecenderungan
yang berlawanan yang bertolak belakang dengan tenderi yang ditekan(reaksi
formasi). Reaksi formasi mampu mencegah seorang individu berperilaku yang
menghasilkan anxitas dan kerap kali dapat mencegahnya beserta antisosial.
g. Regresi
Terdapat dua interprestasi mengenai regresi, pertama perilaku
seseorang yang mirip anak kecil ,menangis dan sangat manja agar
memperoleh rasa aman dan perhatian orang lain(retrogressive behavior).
Kedua, ketika seorang dewasa bersikap sebagai orang tidak berbudaya dan
kehilangan control sehingga tidak sungkan sungkan berkelahi(primitivation)
h. Agresi dan Apatis
Agresi dapat berbentuk langsung dan pengalihan. Agresi langsung
(direct aggression) adalah agresi yang diungkapkan secara langsung kepada
seseorang atau objek yang merupakan sumber frustasi. Agresi
pengalihan(diplaced aggression) adalah apabila seorang mengalami frustasi
namun tidak dapat mengungkapkan secara puas kepada sumber frustasi
tersebut karena tidak jelas atau tidak tersentuh. Apatis adalah bentuk lain dari
reaksi terhadap frustasi yaitu sikap apatis(apathy) dengan cara menarik diri
dan bersikap seakan akan pasrah/
i. Fantasi dan Stereotype
Ketika individu menghadapi masalah yang demikian
bertumpuk,kadang kala mereka mencari solusi dengan masuk kedunia khayal,
solusi yang berdasarkan fantasi ketimbang realitas. Stereotype adalah
konsekuensi lain dari frustasi, yaitu perilaku memperlihatkan perilaku
pengulangan terus menerus. Individu selalu mengulangi perbuatan yang tidak
bermanfaat dan tampak aneh.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam teori psikoanalisis, kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang terdiri
dari tiga unsur atau sistem yakni id, ego dan superego ketiga sistem kepribadian ini satu
sama lain saling berkaitan serta membentuk suatu totalitas. Freud menyatakan gagasan
bahwa energi fisik bisa diubah menjadi energi psikis dan sebaliknya
Dalam teori kepribadian, mekanisme pertahanan merupakan karakteristik yang
cenderung kuat dalam diri setiap orang. Mekanisme pertahanan ini tidak mencerminkan
kepribadian secara umum, tetapi juga dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian.
Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan mengacu pada proses alam bawah
sadar seseorang yang mempertahankannya terhadap anxitas

B. SARAN
Dalam pembentukan suatu kepribadian sangat penting pengaruh peran dalam
keluarga terutama orang tua. Sehingga sejak dini dibentuk, diajarkan dan dibiasakan
berkepribadian yang baik. Keluarga memberi teladan, sikap, tingkah laku, berkomunikasi
yang baik dengan tetangga serta lingkungan masyarakat. Mari kita pelajari tentang
keperibadian diri, agar kita dapat bersikap baik, sopan, dan tidak bersikap kasar terhadap
orang lain. Dengan mempelajari kepribadian diri kita dapat mengubah diri kita menjadi
orang yang professional.
DAFTAR PUSTAKA

Dyahwahyu Puspitasari, Putri, 2016. Kepribadian tokoh utama viktor larenz dalam
Roman Therapie karya Sebastian Ritzek : Teori Psikoanalisis Freud, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai