PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan
Dan Teori Belajar
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Perkembangan Manusia Ditinjau Dari Perspektif”.
Dalam kesempatan kali ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah, teman-teman, dan kepada semua pihak yang telah memberikan
pengetahuan serta banyak membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, khususnya
dari dosen pengampu dan teman-teman semuanya. Kami akan sangat berterima kasih
atas segala kritik dan saran supaya kami dapat menyusun makalah dengan lebih baik
kedepannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................1
1.3 TUJUAN PENULISAN.........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1 TEORI PSIKOANALISA SIGMUND FREUD...................................3
2.1.1 PENGERTIAN PSIKOANALISA SIGMUND FREUD...........3
2.1.2 DINAMIKA KEPRIBADIAN.....................................................3
2.1.3 MEKANISME PERTAHANAN EGO.......................................3
2.1.4 TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN.........4
2.2 TEORI PSIKOSOSIAL ERICKSON...................................................4
BAB III PENUTUP..................................................................................................6
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu psikologi mulai diakui sebagai ilmu yang mandiri sejak tahun 1879 saat
Wilhelm Mundt mendirikan laboratorium psikologi di Jerman. Sejak saat itu, ilmu
psikologi berkembang pesat yang ditandai dengan lahirnya berbagai aliran-aliran di
dalamnya. Salah satu aliran dalam ilmu psikologi tersebut adalah konsep
kepribadian.1
1
Helaluddin Helaluddin, Psikoanalisis Sigmund Freud Dan Implikasinya Dalam Pendidikan, hlm. 1.
2
Helaluddin Helaluddin, Psikoanalisis Sigmund Freud Dan Implikasinya Dalam Pendidikan, hlm. 2
1
2. Bagaimana teori psikososial beserta tahap-tahapannya menurut Erickson?
1
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penulisan pada makalah ini
adalah:
1. Mengetahui penjelasan mengenai pandangan atau teori psikoanalisis menurut
Sigmund Freud.
2. Mengetahui tentang teori psikososial dan tahap-tahapannya menurut
Erickson.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Andi Thahir, Ed.D, Psikologi Perkembangan, hlm. 52.
3
fisik aalah energi untuk aktivitas fisik dan energi psikis merupakan energi untuk
aktivitas psikis.
3
1.3. Mekanisme Pertahanan Ego
Dalam mekanisme pertahanan ego, Freud menyatakan bahwa mekanisme
pertahanan ego itu adalah mekanisme yang rumit dan banyak macamnya. Berikut
ini 7 macam mekanisme pertahanan ego yang menurut Freud umum dijumpai.
a. Represi
b. Sublimasi
c. Proyeksi
d. Displacement
e. Rasionalisasi
f. Pembentukan reaksi
g. Regresi
1.4. Tahap-tahap Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian berlangsung melalui 5 fase yang berhubungan
dengan kepekaan-kepekaan pada daerah-daerah bagian tubuh tertentu yang
sensitif terhadap rangsangan. Kelima fase perkembangan kepribadian adalah
sebagai berikut:
A. Fase Oral (oral stage): 0 sampai dengan 18 bulan.
B. Fase Anal (anal stage): kira-kira usia 18 bulan sampai 3 tahun.
C. Fase Falis (phallic stage): kira-kira usia 3 sampai 6 tahun.
D. Fase Laten (latency stage): kira-kira usia 6 tahun sampai pubertas.
E. Fase Genital (ginital stage): terjadi sejak individu memasuki masa pubertas
dan selanjutnya.
4
Dalam teori erickson, ada 8 tahap perkembangan yang berkembang sepanjang
sejarah hidup manusia. Setiap orang mengalami tahapan perkembangan dari bayi
sampai dengan lanjut usia. Delapan tahapan tersebut masing-masing mempunyai
nilai kekuatan yang membentuk karakter positif ataupun sebaliknya. Manusia
berkembang pada tiap sisi kelemahan sehingga karakter negatif itulah yang
mendominasi pertumbuhan seseorang. Erickson menyebut setiap tahapan tersebut
sebagai krisis atau konflik yang mempunyai sifat sosial dan psikologis yang sangat
berarti bagi kelangsungan perkembangan dimasa depan.4 Delapan tahapan tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tahap I (usia 0 sampai 2 tahun)
Pada masa ini atau tahun pertama adalah titik awal pembentukan
kepribadian. Bayi akan belajar mempercayai orang lain agar kebutuhan
kebutuhan dasarnya terpenuhi. Peran ibu atau orang-orang terdekat seperti
pengasuh adalah mampu menciptakan keakraban dan kepedulian yang dapat
mengembangkan kepercayaan dasar. Persepsi yang salah pada diri anak
tentang lingkungannya karena penolakan dari orang tua atau pengasuh
mengakibatkan bertumbuhnya perasaan tidak percaya sehingga anak
memandang dunia sekelilingnya adalah tempat jahat. Pada tahap inilah
kekuatan yang perlu ditumbuhkan pada kepribadian anak adalah “harapan”.
2. Tahap II (usia 2 sampai 3 tahun)
Pada tahap ini konflik yang dialami anak pada usia ini adalah otonomi
versus rasa malu serta keragu-raguan. Kekuatan yang harus ditumbuhkan
pada masa ini ialah “keinginan atau kehendak” dimana anak akan belajar
menjaadi bebas untuk mengembangkan kemandiriannya. Kebutuhan tersebut
dapat terpenuhi melalui motivasi untuk melakukan kepentingannya sendiri.
3. Tahap III (usia 3 sampai 6 tahun)
Anak-anak pada tahap ini akan belajar menemukan keseimbangan antara
kemampuan yang ada dalam dirinya dengan harapan atau tujuannya. Oleh
sebab itu, anak cenderung menguji kemampuannya tanpa mengenal potensi
4
Andi Thahir, Ed.D, Psikologi Perkembangan, hlm. 32.
5
yang ada pada dirinya. Konflik yang terjadi pada tahap ini adalah
terbentuknya perasaan bersalah pada anak apabila lingkungan sosial kurang
mendukung.
4. Tahap IV (usia 6 sampai 12 tahun)
Anak pada tahap ini akan bekerja aktif bersaing dengan rendah diri. Oleh
sebab itu, kekuatan yang harus ditumbuhkan adalah “kompetensi”. Maksud
dari kompetensi adalah terbentuknya berbagai keterampilan pada anak. Pada
tahap ini akan umum terjadinya membandingkan kemampuan diri sendiri
dengan teman sebaya. Anak akan belajar mengenai keterampilan sosial dan
akademis melalui kompetisi yang sehat dengan kelompoknya. Keberhasilan
yang diraih anak akan memupuk rasa percaya diri, sebaliknya apabila anak
menemui kegagalan maka terbentuklah inferioritas.
5. Tahap V (usia 12 sampai 20 tahun)
Tahap ini adalah dimana anak menuju ketahap usia remaja. Diamana
pada tahap ini identitas diri baik dalam lingkup sosial maupun dunia kerja
mulai ditemukan. Bisa dikatakan bahwa masa remaja adalah awal usaha
pencarian diri sehingga anak berada pada tahap persimpangan antara masa
kanak-kanak dengan masa dewasa. Konflik utamanya adalah identitas
melawan dengan kekaburan peran sehingga perlu komitmen yang jelas agar
terbentuk kepribadian yang mantap untuk dapat menggali dirinya.
6. Tahap VI (usia 20 sampai 40 tahun)
Pada tahap usia ini kekuatan yang dibutuhkan adalah “kasih”, karena
pada tahap ini akan munculnya konflik antara keintiman atau keakraban
yang melawan keterasingan atau kesendirian. Agen sosial pada tahap ini
ialah kekasih, suami atau istri, termasuk juga sahabat yang dapat
membangun suatu bentuk persahabatan sehingga tercipta rasa cinta dan
kebersamaan. Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka munculah
perasaan kesepian, kesendirian, dan tidak berharga.
7. Tahap VII (usia 40 sampai 65 tahun)
Seseorang yang telah berada pada tahap ini akan dihadapkan dengan
tugas utama yaitu menjadi lebih produktif dalam bidang pekerjaannya serta
6
terdapat tuntutan untuk berhasil mendidik keluarganya dan melatih generasi
penerusnya. Konflik utama pada tahap ini ialah generatifitas yang melawan
dengan stagnasi, sehingga kekuatan dasar yang penting untuk ditumbuhkan
ialah “kepedulian”. Kegagalan pada masa ini menyebabkan stagnasi atau
keterhambatan perkembangan.
8. Tahap VIII (usia 65 sampai kematian)
Seseorang yang sudah memasuki usia lanjut mulai mengalami penurunan
fungsi-fungsi kesehatan. Konflik utama pada tahap adalah integritas ego
melawan keputusasaan dengan kekuatan utama yang perlu dibentuk ialah
pemunculan “hikmat dan kebijaksanaan”. Fungsi pengalaman hidup
terutama yang bersifat sosial adalah memberi makna tentang kehidupan.
7
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud
dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Pada
mulanya istilah psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan dengan Freud
saja. Psikoanalisa merupakan suatu pandangan baru tentang manusia pada abad
20-an, dimana ketidaksadaran memainkan peranan sentral. Pandangan ini
mempunyai relevansi praktis, karena dapat digunakan dalam mengobati pasien-
pasien yang mengalami gangguan-gangguan psikis.
8
DAFTAR PUSTAKA