TUGAS KELOMPOK 1
(BERCORAK KLINIS)
Disusun Oleh :
KELAS 3B
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah swt atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu R.
DECEU BERLIAN PURNAMA.DRA., M.SI. selaku dosen kami dalam Mata Kuliah Psikologi
Kepribadian dan kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................................5
TEORI KEPRIBADIAN YANG BERORIENTASI PSIKODINAMIK..............................................5
( BERCORAK KLINIS).......................................................................................................................5
A. Teori Psikoanalisis Sigmund Freud.................................................................................................5
1. Pengertian Psikoanalisis................................................................................................................5
2. Struktur Kepribadian...................................................................................................................6
3. Dinamika Kepribadian..................................................................................................................6
4. Perkembangan Kepribadian.......................................................................................................11
BAB III................................................................................................................................................13
PENUTUP...........................................................................................................................................13
A. Kesimpulan..................................................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam psikologi ada lima aliran fundamental yang wajib diketahui, salah satunya ialah
Psikoanlisa. Psikoanalisa dipelopori oleh Sigmund Freud, yang lahir pada tahun 1856. Meski
orang menilai bahwa teori psikoanalisa merupakan teori yang kontroversial dan psikoseksual,
karenanya membicarakan tentang dorongan-dorongan atau insting hewani yang ada didalam
diri manusia namun tidak bisa dipungkiri bahwa aliran psikoanalisa-lah yang menjadi tombak
bagi alat ukur para ahli psikolog diluar sana untuk mengukur sejauh mana mereka berusaha
untuk menggali dan memuaskan rasa ingin tahu mereka tentang ilmu jiwa ini. Mereka
berlomba untuk mengkritasi teori psikoanalisa Freud yang dianggap sebagai teori yang tidak
empiris, yang tidak bisa diukur dan tidak bisa dipertanggung jawabkan. Oleh karena
itu, makalah ini dibuat bermaksud untuk memberi pengetahuan dasar tentang psikoanalisa dan
berharap dapat menambah wawasan tentang aliran ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2. Mengetahui apa saja struktur kepribadian pada teori Psikoanalisis Sigmund Freud
Freud
4
BAB II
PEMBAHASAN
( BERCORAK KLINIS)
1. Pengertian Psikoanalisis
5
2. Struktur Kepribadian
Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yaitu sadar
(conscious), prasadar (preconscious), dan tak sadar (unconscious). Sampai dengan tahun
1920an, teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan ketiga unsur tersebut. Baru pada ta
hun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain, yaitu das Es, das Ich, dan das
Ueber Ich. Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama, tetapi melengkapi gambaran me
ntal terutama dalam fungsi dan tujuannya (Awisol, 2005:17)
Freud berpendapat bahwa kepribadian merupakan suatu sistem yang terdiri dari 3 uns
ur, yaitu das Es, das Ich, dan das Ueber Ich (dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan the I
d, the Ego, dan the Super Ego), yang masing memiliki asal, aspek, fungsi, prinsip operasi, da
n perlengkapan sendiri. Ketiga unsur kepribadian tersebut dengan berbagai dimensinya disaj
ikan dalam tabel berikut.
NO. UNSUR DI DAS ES (the DAS ICH (th DAS UEBER ICH (the Super
MENSI Id) e Ego) Ego)
1. ASAL Pembawaan hasil interaksi Hasil internalisasi nilai-nilai da
dengan lingk ri figur yang berpengaruh
ungan
2. ASPEK Biologis psikologis sosiologis
3. FUNGSI mempertahan mengarahkan 1) Sebagai pengen-dali Das Es.
kan konstansi individu pada 2) Mengarahkan das Es das Ich
realitas pada perilaku yang lebih berm
oral.
4. PRINSIP OP pleasure prin reality princi morality principle
ERASI ciple ple
5. PERLENGK 1) refleks dan proses sekund 1) conscientia 2) Ich ideal
APAN 2) proses pri er
mer
3. Dinamika Kepribadian
6
kebutuhan secara tidak langsung, masih berkaitan dengan asosiasi–asosiasi objek pemuasan
kebutuhan yang diinginkan oleh id.
Tingkat kehidupan mental dan wilayah pikiran mengacu pada struktur atau komposisi
kepribadian. Sehingga, Freud mengusulkan sebuah dinamika atau prinsip motivasional
untuk menerangkan kekuatan-kekuatan yang mendorong tindakan manusia. Bagi Freud,
manusia termotivasi untuk mencari kesenangan serta menurunkan ketegangan dan
kecemasan. Motivasi ini diperoleh dari energi psikis dan fisik dari dorongan-dorongan dasar
yang mereka miliki.
b. Jenis-Jenis Insting
a). Insting Hidup (Life Instinct)
Insting hidup disebut juga Eros adalah dorongan yang menjamin survival dan
reproduksi, seperti lapar,haus dan seks. Bentuk enerji yang dipakai oleh insting hidup itu
disebut “libido”. Walaupun Freud mengakui adanya bermacam-macam bentuk insting
hidup, namun dalam kenyataannya yang paling diutamakan adalah insting seksual
(terutama pada masa-masa permulaan,sampai kira-kira tahun 1920). Dalam pada itu
sebenarnya insting seksual bukanlah hanya untuk satu insting saja, melainkan sekumpulan
7
insting-insting, karena ada bermacam-macam kebutuhan jasmaniah yang menimbulkan
keinginan-keinginan erotis.
Insting hidup dan insting mati dapat saling bercampur, saling menetralkan. Makan
misalnya merupakan campuran dorongan makan dan dorongan destruktif, yang dapat
dipuaskan dengan menggigit, menguyah dan menelan makanan.
c. Kecemasan
Kecemasan (anxiety) adalah variabel penting dari hampir semua teori kepribadian.
Kecemasan sebagai dampak dari konflik yang menjadi bagian kehidupan yang tak
terhindarkan, dipandang sebagai komponen dinamika kepribadian yang utama.
Kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan
datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai. Biasanya
reaksi individu terhadap ancaman ketidaksenangan dan pengrusakan yang belum
dihadapinya ialah menjadi cemas atau takut. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme
yang mengamankan ego karena memberi sinyal ada bahaya di depan mata.
Kecemasan akan timbul manakala orang tidak siap menghadapi ancaman. Hanya
ego yang bisa memproduksi atau merasakan kecemasan. Akan tetapi, baik id, superego,
maupun dunia luar terkait dalam salah satu dari tiga jenis kecemasan: realistis, neurotis
dan moral. Ketergantungan ego pada id menyebabkan munculnya kecemasan neurosis,
sedangkan ketergantungan ego pada superego memunculkan kecemasan moral, dan
ketergantungannya pada dunia luar mengakibatkan kecemasan realistis.
8
hukuman dalam kecemasan neurotis bersifat khayalan.
c). Kecemasan Moral (Moral Anxiety)
Adalah kecemasan kata hati, kecemasan ini timbul ketika orang melanggar standar nilai
orang tua. Kecemasan moral dan kecemasan neurotis tampak mirip, tetapi memiliki
perbedaan prinsip yakni : tingkat kontrol ego pada kecemasan moral orang tetap rasional
dalam memikirkan masalahnya sedang pada kecemasan neurotis orang dalam keadaan
distres – terkadang panik sehingga mereka tidak dapat berfikir jelas.
Menurut Freud mekanisme pertahanan ego itu adalah mekanisme yang rumit dan
banyak macamnya, adapun mekanisme yang banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari
ada tujuh macam, yaitu :
9
mirip dengan kepuasan aslinya.
o Kompensasi adalah kompromi dengan mengganti insting yang harus dipuaskan. Gagal
memuaskan insting yang satu diganti dengan memberi kepuasan insting yang lain.
10
4. Perkembangan Kepribadian
Freud membagi perkembangan kepribadian menjadi tiga tahapan, yakni tahap infantil
(0-5 tahun), tahap laten (5-12 tahun), dan tahap genital (>12 tahun). Tahap infantil yang pali
ng menentukan dalam membentuk kepribadian, terbagi menjadi tiga fase, yakni fase oral, fa
se anal, dan fase falis. Perkembangan kepribadian ditentukan terutama oleh perkembangan b
iologis, sehingga tahap ini disebut juga tahap seksual infantil. Perkembangan insting seks be
rarti perubahan kateksis seks, dan perkembangan biologis menyiapkan bagian tubuh untuk d
ipilih menjadi pusat kepuasan seksual (erogenus zone).
11
Pada fase ini anak mengembangkan kemampuan sublimasi, yakni mengganti kepuasan
libido dengan kepuasan non seksual, khususnya bidang intelektual, atletik,
keterampilan, dan hubungan teman sebaya. Dan pada fase ini anak menjadi lebih mudah
mempelajari sesuatu dan lebih mudah dididik dibandingkan dengan masa sebelum dan
sesudahnya (masa pubertas).
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam teori psikoanalisis, kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang terdiri dari
tiga unsur atau sistem yakni id, ego dan superego. Ketiga sistem kepribadian ini satu sama lain
saling berkaitan serta membentuk suatu totalitas.
1. Id, adalah sistem kepribadian yang paling dasar, yang didalamnya terdapat naluri-naluri
bawaan. Untuk dua sistem yang lainnya, id adalah sistem yang bertindak sebagai penyedia
atau penyalur energi yang dibutuhkan oleh sistem-sistem terebut untuk operasi-operasi atau
kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Dalam menjalankan fungsi dan operasinya, id bertujuan
untuk menghindari keadaan tidak menyenangkan dan mencapai keadaan yang menyenangkan.
2. Ego, adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada dunia
objek tentang kenyataan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan. Ego
tebentuk pada struktur kepribadian individu sebagai hasil kontak dengan dunia luar. Adapun
proses yang dimiliki dan dijalankan ego adalah upaya memuaskan kebutuhan atau mengurangi
tegangan oleh individu.
3. Superego, adalah sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang
sifatnya evaluatif (menyangkut baik-buruk). Adapun fungsi utama dari superego adalah :
• Sebagai pengendali dorongan-dorongan atau impuls-impuls naluri id agar impuls-impuls
teresbut disalurkan dalam cara atau bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat.
• Mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral dari pada dengan
kenyataan.
• Mendorong individu kepada kesempurnaan.
Freud menyatakan gagasan bahwa energy fisik bisa diubah menjadi energy psikis, dan
sebaliknya. Yang menjembatani energi fisik dengan kepribadian adalah id dengan naluri-
nalurinya (insting).
1. Insting
2. Macam-macam insting
3. Penyaluran dan penggunaan energi psikis
4. Kecemasan
5.Mekanisme Pertahanan Ego, yang dapat diuraikan menjadi tujuh macam mekanisme
pertahanan ego, yaitu :
o Identifikasi
o Displecement
o Represi
o Fiksasi and Regresi
13
o Proyeksi
o Introyeksi
o Pembentukan Reaksi
Freud menyatakan bahwa pada manusia terdapat lima fase atau tahapan perkembangan
yang kesemuanya menentukan bagi pembentukan kepribadian. Lima fase tersebut adalah :
1. Fase Oral
2. Fase Anal
3. Fase Falis
4. Fase Laten
5. Fase Genital
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Syawal, H., & Helaluddin, H. (2018). Psikoanalisis Sigmund Freud Dan Implikasinya Dalam
Pendidikan. UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN· Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Islam
15