Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PGRI Sebagai Organisasi Perjuangan Organisasi Profesi dan Organisasi Ketenagakerjaan

Disusun Untuk Memenuhi Tugas KE PGRI an

Dosen Pengampuh: Sulihtiono, MM., M.Pd.

Disusun Oleh kelompok 10:

Auliatul Rosida Novianti /228620100441

Aisyah Ayu Dianingsih /228620100611

Denok Ifa Rahmawati / 228620100481

Bimbingan dan Konseling

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

UNIVERSITAS PGRI BANYUWANGI

2022-2023
DAFTAR ISI

Cover
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4

Latar Belakang........................................................................................................................................4

Rumusam Masalah..............................................................................................................................4

Tujuan..................................................................................................................................................4

BAB II.........................................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5

PENGETIAN PGRI.................................................................................................................................5

JATI DIRI PGRI..................................................................................................................................6

BAB III........................................................................................................................................................9

PENUTUP...................................................................................................................................................9

KESIMPULAN.......................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................11
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang PGRI sebagai organisasi perjuangan
organisasi profesi dan organisasi ketanakerjaan.Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PGRI adalah organiasi perjuangan, organisasi profesi dan organisasi ketenagakerjaan


yang berfokus pada bidang keguruan. PGRI sebagai tempatberhimpunnya segenap guru dan tenaga
kependidikan lainnya. PGRI jugamerupakan organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan
organisasiketenagakerjaan yang berdasarkan Pancasila, bersifat independen, dan nonpolitik praktis,
secara aktif menjaga, memelihara, mempertahankan, danmeningkatkan persatuan dan kesatuan
bangsa yang dijiwai semangatkekeluargaan, kesetiakawanan sosial yang kokoh serta kesejahtera
lahir batin,dan kesetiakawanan organisasi baik nasional maupun internasional.PGRI (Persatuan
Guru Republik Indonesia) adalah salah satuorganisasi profesi yang dimiliki oleh guru di Indonesia
sebagai wadah untukmeningkatkan profesionalisme guru, mengatasi berbagai masalah
yangdihadapi para guru serta memperjuangkan nasib guru dan pendidikan padaumumnya (AD/ART
PGRI Pasal 2)

B. Rumusam Masalah

1. Apa yang dimaksud deangan pgri organisasi ketenagakerjaan?


2. Jelaskan manfaat subtansi yang diperoleh guru!
3. Bagaimana persepsi guru terhadap perlunya PGRI sebagai wadah untuk media
pengembangan profesi guru?

C. Tujuan

1. Mengerti maksud dari PGRI Organisasi Ketenagakerjaan

2. Mengerti manfaat-manfaat subtansi yang di peroleh guru

3. Memahami persepsi guru terhadap PGRI sebagai wadah media pengembangan profesi
guru
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGETIAN PGRI

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) adalah sebuah organisasi wadah


berkumpulnya guru atau tenaga kependidikan untuk bekerja sama dan bersama-sama dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam mencapai tujuan mencerdasakan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, sangat dibutuhkan peran pendidik yang
profesional. Profesionalisme guru dituntut agar terus menerus berkembang sesuai dengan
perkembangan jaman, ilmu pengetahuan, teknologi serta kebutuhan masyarakat termasuk
kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk
mampu bersaing baik di forum regional, nasional maupun internasional. Upaya pembangunan
pendidikan nasional sangat diperlukan guru dalam jumlah yang memadai dan standar mutu
kompetensi profesionalisme yang terjamin. Untuk mencapai jumlah guru profesional yang
mencukupi dapat menggerakan dinamika kemajuan pendidikan nasional diperlukan proses
yang berkesinambungan, tepat sasaran dan efektif. Proses menuju profesional perlu didukung
oleh semua unsur yang terkait dengan guru. Unsur unsur tersebut dapat dipadukan untuk
menghasilkan suatu system yang dapat dengan sendirinya bekerja menuju pembentukan guru-
guru yang profesional dalam kualitas yang mencukupi. Era reformasi merupakan suatu kurun
waktu yang ditandai dengan berbagai perubahan untuk membentuk suatu keseluruh tatanan
baru yang lebih baik. Organisasi PGRI belum nampak atau membawa perubahan
kompetensinya dalam meningkatkan guru profesional. Guru sebagai komponen penting
dalam pendidikan belum mendapat perhatian dan perlakuan yang benar. Manajemen guru di
Indonesia masih gelap, penuh persoalan. Pembinaan guru baik profesi maupun karir di
tingkat kabupaten atau kota belum dilakukan dengan baik. Guru belum optimal memperoleh
pembinaan, termasuk peningkatan kompetensinya. Hujatan untuk guru tidak ada dasarnya,
banyak guru yang jadi korban politik tempat tumpuhan kesalahan, sejauh mana organisasi
PGRI dapat memberikan perlindungan terhadap guru sebagai anggotanya. PGRI di era
globalisasi harus membangun kerja sama dengan masyarakat internasional, bagaimana PGRI
aktif menyetarakan setara internasional sebagai respons terhadap perkembangan global.
Sesuai dengan dinamika dan perubahan-perubahan yang berlangsung, keberadaan PGRI
harus dapat memberikan jawaban terhadap masalah-masalah yang timbul. Mampu menyikapi
tantangan yang menghadang dan memberikan kontribusi terhadap tuntutan, pemenuhan
kebutuhan yang dihadapi bangsa khususnya bidang pendidikan. PGRI mampu melakukan
konsolidasi internal, misalnya pada tantangan global, tantangan guru agar dapat beradaptasi
secara dinamis untuk menjamin kelangsungan kehidupannya. Menurut Ketua Umum PGRI
(Sulistyo), jati diri PGRI merupakan urat nadi organisasi, perkembangan dan keberadaan
organisasi guru dalam perjalanan bangsa untuk mewujudkan hak azasi guru, sebagai pribadi
warga Negara dan pengembang profesi. Sebagaimana telah tercantum dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PGRI pasal 3

B. JATI DIRI PGRI

1. PGRI Sebagai Organisasi Profesi.


Sebagai organisasi profesi berarti organisasi yang terdiri dari guru dan tenaga
kependidikan yang sejawat berkumpul dalam suatu wadah persatuan dan berjuang
mewujudkan semua amanat keputusan organisasi, baik yang tersurat maupun yang
tersirat sesuai dengan ketentuan atau aturannya. Sebagi organisasi profesi, PGRI
mempunyai fungsi sebagai wadah kebersamaan, rasa kesejawatan dalam mewujudkan
peningkatan keahlian atau karier untuk menjalankan tugas keprofesiannya secara
profesional.
2. PGRI Sebagai Organisasi Perjuangan.
Sebagai organisasi pejuangan dalam AD/ART tersirat mengemban amanat dan cita-cita
Proklamsi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, 4 menjamin, menjaga,
mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan
membudayakan nilai luhur Pancasila. Makna dari PGRI merupakan wadah bagi guru-
guru dalam memperoleh, mempertahankan, meningkatkan dan membela hak-hak
azasinya baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, maupun pemangku
profesi keguruan.

3. PGRI Sebagai Organisasi Ketenagakerjaan.


Sebagai organisasi ketenagakerjaan adalah menyadari bahwa anggota mempunyai hak
untuk bekerja, memilih tempat kerja secara bebas, memperoleh lingkungan kerja yang
nyaman, aman serta dilindungi dari hak mendapat upah dan pekerjaan secara adil tanpa
diskriminasi. Ketenagakerjaan atau organisasi serikat pekerja adalah suatu organisasi
didirikan sendiri oleh anggotanya, dilaksanakan untuk kepentingan anggotanya sendiri
tanpa intervensi dari pihak luar. Guru sebagai kelompok tenaga kerja profesional
memerlukan jaminan yang pasti menyangkut hukum, kesejahteraan, hak-hak pribadi
sebagai warga Negara. PGRI sangat ideal sebagai wadah solusi atas berbagai masalah
yang dihadapi guru. PGRI merupakan wahana akselerasi kumpulan guru-guru, dalam
upaya meningkatan profesionalisme, sarana perjuangan bersama untuk peningkatan
kesejahteraan guru yang bermuara kepada peningkatan kualitas pendidikan nasional.
Kualitas pendidikan bukan semata urusan negara, semua elemen bangsa harus turut
terlibat dan berpartisipasi secara sinergis, berangkat dari suatu kesadaran serta tanggung
jawab kolektif untuk membangun dunia pendidikan bermutu dan berdaya saing tinggi.

Keberadaan organisasi PGRI merupakan salah satu elemen masyarakat profesi


bidang pendidikan, berada pada suatu ranah strategis ikut berperan aktif 5 meningkatkan
mutu pendidikan dengan sasaran pada upaya peningkatan profesioanlisme guru
(Musaheri :2009). Guru sebagai tenaga pendidik merupakan ujung tombak dan garda
terdepan dalam proses pendidikan. Guru dapat berperan secara maksimal menjalankan
tugasnya apabila didukung, dibantu, diorganisasikan dalam wadah yang dinamis,
independen, dan prospektif untuk menjawab berbagai persoalan serta tantangan masa
depan. Namun ironi yang terjadi di kalangan guru dewasa ini, bahwa guru belum
mengenal lebih dekat keberadaan PGRI secara umum. Persepsi guru tentang peningkatan
derajat dan perubahan nasib guru selama ini, merupakan goodwill dari upaya pemerintah
semata, tanpa keterlibatan PGRI. Pemahaman guru hanya sebatas pada potongan gaji
setiap bulan sebagai iuran anggota, tanpa memahami atau perduli manfaaf menjadi
anggota organisasi. Manfaat yang diperoleh seorang guru sangat substansial untuk
kenyamanan dalam pelaksanaan tugas keprofesian guru. Namun hal ini masih belum
disadari sebagian guru maupun anggota organisasi, hal tersebut tentu mengecilkan
organisasi PGRI maupun bagi guru sendiri.

C. MANFAAT SUBTANSIAL YANG DIPEROLEH GURU.


1. Terpenuhi kepentingan guru yang diamanatkan undang-undang bahwa guru harus
tergabung dalam sebuah organisasi profesi independen guna melindungi hak-hak
sekaligus wadah kreatif secara aktif bagi kemajuan guru maupun dunia pendidikan pada
umumnya,
2. Tersedianya kesempatan luas terhadap akses dan jaringan komunikasi antar sesama
guru dari berbagai tingkatan di daerah, sarana sharing 6 untuk berbagi pengalaman dalam
upaya meningkatkan profesionalisme serta kinerja guru,
3. Tersedianya layanan bantuan hukum dari Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum
(LKBH), dapat dimanfaatkan ketika guru bersinggungan dengan masalah hukum,
berkaitan tugas keprofesian tanpa dipungut biaya,
4. Adanya akses mendapat pesangon dari Yayasan Dana Setia Kawan Pensiun besar
disesuaikan dengan pengabdian menjadi pengurus PGRI,
5. Kartu Tanda Anggota dan SK Kepengurusan bagi pengurus PGRI dapat dijadikan
sebagai instrumen penambah angka kredit guru atau untuk kepentingan sertifikasi guru,
6. Makin luasnya kesempatan untuk mengikuti berbagai macam kegiatan peningkatan
profesionalisme guru yang dilakukan organisasi dari tingkat kepengurusan kecamatan
hingga tingkat pusat.

Tanpa disadari kenyataan selama ini guru-guru telah menikmati berbagai


peningkatan, perbaikan nasib, perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan pada
umumnya merupakan hasil kegigihan, kerja keras serta perjuangan ulet dilakukan PGRI.
Namun belum nampak diimbangi dengan dengan peningktan profesionalnya. Jika
ditelusuri lebih jauh, hasil perjuangan bukan guru semata yang memetik perubahan nasib,
tetapi PNS lain juga ikut merasakan dampak positif dari regulasi pemerintah. Lahirnya
kebijakan kenaikan gaji untuk semua PNS pada tahun 1999, secara bertahap terus
berkelanjutan hingga nilainya lebih realistis dan membaik seperti sekarang. Kebijakan
tunjangan beras dalam bentuk uang serta luasnya akses penggunaan Asuransi Kesehatan
(ASKES) bagi Guru atau PNS pada rumah sakit pemerintah 7 maupun swasta,
merupakan bukti sebagian hasil kinerjanya (Ichwan, 2010). Melalui berbagai bentuk
komunikasi intensif dengan pemerintah pembuat regulasi kebijakan, disetujuhi realisasi
peningkatan anggaran pendidikan hingga 20% dari APBN sebagaimana amanat undang-
undang. Serta dalam pernyataan resmi Konkernas IV Tahun 2012, PB PGRI mendesak
pemerintah untuk mengevaluasi masalah Ujian Nasional dan RSBI. Dalam rangka
menjadikan guru profesional, sejahtera yang terlindungi, berbagai upaya telah dilakukan
dibawah pimpinan Sulistyo, dengan menggalang kerjasama dan dukungan DPRRI,
organisasi guru regional maupun internasional, Kemendikbud Kemenag, Menko
Perekonomian, Mabes Polri, pendirian Bank Guru, maupun perusahaan swasta dan
berbagai pihak lainnya. Nota kesepahaman (MoU) antara PGRI dengan jajaran direksi
maskapai penerbangan Garuda, Merpati, serta Sriwijaya mampu memberikan kemudahan
bagi anggota dengan menunjukkan KTA. Hal ini sangat membantu mobilisasi guru masa
kini yang dituntut semakin aktif, tanggap, dan cepat dalam merespon dinamika masa
depan. Terbitnya UndangUndang Guru dan Dosen merupakan bentuk riil hasil
perjuangannya. Kewajiban pemerintah dalam mengalokasikan anggaran untuk
pendidikan sebesar 20% dari ABPN, cukup alot berulang kali diuji materikan oleh
Makamah Kontitusi. Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan, implementasi
Peraturan Pemerintah tentang Guru (nasib guru, peningkatan profesionalisme, dan
perlindungan profesi), semua merupakan investasi perjuangan sangat berharga untuk
pembangunan pendidikan. Perjuangan terusmenerus secara bertahap membawa dampak
perubahan nasib, Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru, bentuk
bukti kepastian hukum 8 yang jelas. Kebijakan tersebut secara implementatif dapat
dirasakan manfaatnya, melalui pengakuan profesional diiringi dengan tunjangan profess
sebesar satu kali gaji pokok setiap bulan, merupakan konsekwensi logis guru bersertifikat
pendidik, selalu dituntut untuk meningkatkan profesionalnya. Diakui atau tidak oleh
guru, hal tersebut telah teralisasi berkat kegigihan perjuangan organisasi untuk menekan
pemerintah. Kondisi riil di lapangan, persepsi guru terhadap keberadaan organisasi PGRI
beraneka ragam, seperti Guru PNS maupun Guru Non PNS (Guru Tidak Tetap) atau
Guru berstatus honorer, mempunyai persepsi bagaimana pengurus mengenalkan program
kerjanya yang dapat menyentuh kepada semua guru di Kota Malang. Guru belum
memahami sepenuhnya atau mengenal lebih dekat keberadaan organisasinya, tentu
sebuah ironi yang perlu ditelaah lebih mendalam. Wajar jika keberadaan organisasi hanya
mampu dikenal dan berdengung di level atas tetapi lemah pada tataran grassroot, yaitu
kalangan guru sendiri. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelti tertarik untuk
melakukan kegiatan penelitian kualitatif diskriptif guna mengungkapkan
fenomenafenomena persepsi guru sebagaimana diuraikan diatas. Permasalahan ini akan
dirumuskan sebagai kajian menarik dengan harapan dapat memberikan masukan kepada
pengurus mulai tingkat ranting hingga kota dalam mengembangkan program kerja dan
kegiatan organisasi.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam penelitian ini penulis, sengaja menfokuskan masalah pada program kerja
pengurus PGRI dan aspek kesejahteraan guru, karena selama ini masalah kesejahteraan selalu
dijadikan asumsi akan rendahnya kualitas pendidikan dalam hal ini peningkatan
profesionalisme guru. Oleh karena itu masalah kesejahteraan guru adalah salah satu
permasalahan yang paling esensial dalam meningkatkan kompetensi guru dan kualitas SDM
sekaligus motivasi untuk meningkatkan profesionalisme guru
DAFTAR PUSTAKA

Antonhenaw. (2012). PGRI Sebagai Organisasi Profesi. eprints.umm.ac.id.

Fairuzabadi, M. (2020, September 17). PGRI Sebagai Organisasi Perjuangan,. faruzalsaid.

Anda mungkin juga menyukai