PENDIDIKAN
Dosen Penganpu:
Nama:
Nama:
Nama:
Nama:
JURUSAN PENJASKES
UNIVERSITAS PGRI
PALEMBANG
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul “Peran
PGRI Meningkatkan Mutu Pendidikan”. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah…..
Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan yang telah berkontribusi dalam
terselesaikannya tugas ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini tidak lain karena masih
sedikitnya pengalaman kami dalam hal ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kebaikan dan kemajuan
bersama.
Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, semoga tugas ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada kita semua. Akhir kata, penulis
mengucapkan terima kasih.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan......................................................................................................10
3.2 Saran................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru
Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru
Indonesia (PGI) tahun 1932.
Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu,
Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Pemilik Sekolah. Dengan latar belakang pendidikan
yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat
Angka Dua. Sejalan dengan keadaan itu maka disamping PGHB berkembang pula
organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan, dan yang lainnya.
Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi
Persatuan Guru Indonesia (PGI). Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai
penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24 – 25 November 1945 di
Surakarta.. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 – seratus hari
setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia – Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI) didirikan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
a. Peningkatan fungsi dan peran PGRI sebagai organisasi perjuangan, profesi dan
ketenagakerjaan yang bersifat independen, unitaristik, dan non partisan
b. Restrukturisasi dan penataan organisasi dari tingkat propinsi dibawah yang meliputi
seluruh tatanan kelembagaan organisasi PGRI sehingga tetap memiliki visi dan misi
yang memberikan motivasi, daya pikat dan daya rekat yang mampu menghimpun
para guru dan tenaga kependidikan lainnya di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
dalam satu wadah PGRI
c. Peningkatan kesadaran seluruh pengurus dan anggota PGRI di propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta mengenai perlunya perubahan sikap, perilaku, wawasan dan
rasa tanggung jawab organisasi melalui berbagai forum organisasi, kegiatan
pelatihan, seminar, serta kaderisasi yang bertingkat dan berjenjang
d. Peningkatan dan perbaikan citra PGRI, baik dimata masyarakat maupun dimata
anggota, serta peningkatan kinerja dan kebersamaan organisasi agar mampu
mengakomodasikan serta memperjuangkan segenap aspirasi dan kepentingan
anggota sehinga PGRI dapat melaksanakan misi dan tugas dengan baik.
e. Peningkatan kemampuan, dedikasi, profesi dan kesejahteraan anggota serta
mengusahakan adanya standarisasi, lisensi, sertifikasi dan akreditasi profesi guru
5
f. Peningkatan fungsi dan peran PGRI dalam program pembangunan pendidikan dalam
upaya menyukseskan wajib belajar sesuai dengan program Kabupaten/Kota yang
bersangkutan, dan menciptakan masyarakat belajar, memberatas kemiskinan,
kebodohan dan keterbelakangan
g. Peningkatan secara optimal dan merata diseluruh propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, fungsi dan peran PGRI sebagai kekuatan pemikir yang menampilkan
gagasan serta konsep peningkatan mutu pendidikan sebagai pengontrol yang
mengoreksi setiap kebijakan pendidikan yang menyimpang dari prinsip dasar
kependidikan dan sebagai penekan yang mengawasi dan mengontrol berbagai pihak
yang melakukan perbuatan dan tindakan yang tidak sesuai dengan landasan
kebijakan organisasi
1. The idols of cave, yakni sikap mengungkung diri sendiri seperti katak dalam
tempurung, sehingga enggan membuka diri terhadap pendapat dan pikiran orang
lain.
2. The idols of market place, yaitu sikap mendewa-dewakan slogan cenderung suka
"ngecap" (lip service).
3. The idols of theatre yaitu sikap membebek, kurang fleksibel, berdisiplin mati dan
"ABIS"- Asal Bapak Ibu Senang".
4. The idols of tribe, yaitu cara berfikir yang sempit sehingga hanya membenarkan
pikirnanya sendiri (solipsistic) dan hanya membenarkan
kelompoknya/organisasinya sendiri.
6
kesan yang berkembang dan yang memandang PGRI hanya mempertahankan
organisasi sebagai alat pelindung dengan bermodalkan kekuatan massa (pressure
group), tidak selamanya benar.
2) Mengukuhkan Keadilan
Di era ketidakpastian, tuntutan keahlian digambarkan sebagai kemampuan
personal yang memiliki daya ganda, yakni disamping memiliki keungulan kompetitif
(competitif advantage), sisi lain juga mempunyai keunggulan komparatif
(comparative adventage). Keunggulan kompetitif ini menuntut professional untuk
menguasai kempetensi inti (core competence). Dalam dunia pendidikan yang
disyaratakan sebagai kompetensi inti adalah segenap kemampuan yang meliputi:
1) Keunggulan dalam penguasaan materi ajaran (subject mater)
2) Keunggulan dalam penguasaan metodologi pengajaran (teaching methode)
Tanggung jawab profesi juga terkena imbas kemajuan jaman, teristimewa untuk
profesi pendidik, karena disamping tuntutan bidang akademik dengan perannya
sebagai alih pengetahuan (transfer of knowledge) secara bersamaan guru membawa
beban moral, sebagai pendidik moral.
Kemajuan teknologi ternyata tidak pernah steril dari budaya baru, teknologi selalu
mempercepat dan membawa dampak pengiring, yang kadangkala bernuansa negatif.
Tanpa disadari langit-langit bumi telah berubah menjadi atmosfir elektronik, yang
dengan bebas dan tanpa merasa berdosa mengalirkan informasi ke segala penjuru
dunia, dan tidak memandang perbedaan budaya, etika serta etistika.
7
Suatu gambaran yang serba naïf, dapat diakses oleh sebagian besar penduduk
Indonesia, karena parabola (indovision) telah mampu menjembatani penyiaran TV-
TV asing, dengan tidak terasa terjadi penetrasi budaya. Secara bersamaan guru telah
mendapatkan beban tambahan untuk memberikan perawatan budaya, agar moral
bangsa tetap berada dalam bingkai budaya.
Ilustrasi yang sangat ringan dapat kita lihat, bahwa kemajuan ekonomi juga
mengkondisikan guru lebih senang bahkan lebih tekun mengerjakan fungsi-fungsi
lain yang lebih menjanjikan dari pada mempertajam visi profesinya. Melihat realita
ini, maka organisasi harus melakukan tindakan cerdas, dengan berupaya terus
menerus melakukan siasat.
8
Pengertian, Peranan serta Indikator Kompetensi Profesional Guru Eureka
Pendidikan. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 dalam Depdiknas (2005)
tentang guru dan dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidik anak usiadini jalur formal, pendidikan
dasar, dan menengah.Sedangkan menurut Hamalik (2004) guru adalah
jabatan profesional yang memerlukan berbagaikeahlian khusus. Sementara Uno
(2008) berpendapat bahwa guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan
yang memerlukan keahlian khusus sebagai seorang guru dan tidak dapat dilakukan
olehs embarang orang di luar bidang pendidikan.Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kompetensi berate kewenangan (kekuasaan) untukmenentukan
(memutuskan) sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi (competency) yakni
kemampuanatau kecakapan (Usman, 2001).Menurut Barket and Stone dalam Usman
(2001), “kompetensi adalah descriptive of qualitative nature orteacher behavior
appear to be entirely meaningful” merupakan gambaran hakikat kualitatif dari
perilakuguru yang tampak sangat berarti. Dari berbagai pengertian diatas,
dapat simpulkan bahwa kompetensi adalah merupakan gambaran kualitikasi
seseorang, baik yang sifatnya kualitatif maupun yang kuantitatif dalam melaksanakan
profesiyang digelutinya berdasarkan pendidikannya
9
BAB III
PENTUP
3.1 Kesimpulan
1. .PGRI merupakan wadah tempat berhimpunnya segenap guru dan tenaga kependidi
kan lainnya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan ketenagakerjaan
yang berdasarkan Pancasila.
2. Peran PGRI dalam meningkatkan kualitas Guru:
3.2 SARAN
Sebagai generasi muda, calon pengajar harus menigkatkan kualitas serta
profesionalisme. Mengingat bagaimana kondisi pengajar zaman sekarang, kita boleh
mengajar dengan sesuka hati, namun gunakanlah sewajarnya. Jangan melanggar
peraturan yang ada. Selain itu pemerintah juga harus memperhatikan nasib guru,
tidak hanya soal materi tetapi soal kehidupan yang dialami oleh para guru.
10
DAFTAR PUSTAKA
11