Anda di halaman 1dari 11

PERAN PGRI MENINGKATKAN MUTU

PENDIDIKAN

Dosen Penganpu:

Disusun Oleh : Kelompok (2)

Nama:

Nama:

Nama:

Nama:

JURUSAN PENJASKES

UNIVERSITAS PGRI

PALEMBANG

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul “Peran
PGRI Meningkatkan Mutu Pendidikan”. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah…..
Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan yang telah berkontribusi dalam
terselesaikannya tugas ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini tidak lain karena masih
sedikitnya pengalaman kami dalam hal ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kebaikan dan kemajuan
bersama.
Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, semoga tugas ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada kita semua. Akhir kata, penulis
mengucapkan terima kasih.

Palembang, 1 Juni 2023

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................2


DAFTAR ISI ..................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................4
1.2 Tujuan...............................................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah.............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................5


2.1 Pengertian PGRI...............................................................................................5
2.2 Peran PGRI.......................................................................................................5
2.3 Rujuan dan Sasaran PGRI................................................................................5
2.4 Peran PGRI Dalam Meningkatkan Kualitas Guru.....................................6

BAB III PENUTUP ........................................................................................10

3.1 Kesimpulan......................................................................................................10
3.2 Saran................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru
Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru
Indonesia (PGI) tahun 1932.
Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu,
Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Pemilik Sekolah. Dengan latar belakang pendidikan
yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat
Angka Dua. Sejalan dengan keadaan itu maka disamping PGHB berkembang pula
organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan, dan yang lainnya.
Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi
Persatuan Guru Indonesia (PGI). Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai
penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24 – 25 November 1945 di
Surakarta.. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 – seratus hari
setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia – Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI) didirikan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian PGRI?


2. Apa saja peran PGRI?
3. Apa saja tujuan dan sasaran PGRI?
4. Apa saja peran PGRI dalam meningkatkan kualitas Guru?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apa pengertian PGRI.


2. Mengetahui apa saja peran PGRI.
3. Mengetahui apa saja tujuan dan sasaran PGRI.
4. Mengetahui apa saja peran PGRI dalam melingkatkan kualitas Guru.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian PGRI

PGRI merupakan wadah tempat berhimpunnya segenap guru dan tenaga


kependidikan lainnya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan
ketenagakerjaan yang berdasarkan Pancasila. Melalui PGRI, sesama anggota
mengembangkan profesinya, berjuang memecahkan masalah untuk anggota dengan
tanpa henti dan meningkatkan kesejahteraan anggota untuk kejayaan PGRI

2.2 Peran PGRI

Membina, mengarahkan dan melindungi PGRI dan anggotanya dalam melaksanakan


tugasnya sehari-hari.

2.3 Tujuan dan Sasaran PGRI

a. Peningkatan fungsi dan peran PGRI sebagai organisasi perjuangan, profesi dan
ketenagakerjaan yang bersifat independen, unitaristik, dan non partisan
b. Restrukturisasi dan penataan organisasi dari tingkat propinsi dibawah yang meliputi
seluruh tatanan kelembagaan organisasi PGRI sehingga tetap memiliki visi dan misi
yang memberikan motivasi, daya pikat dan daya rekat yang mampu menghimpun
para guru dan tenaga kependidikan lainnya di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
dalam satu wadah PGRI
c. Peningkatan kesadaran seluruh pengurus dan anggota PGRI di propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta mengenai perlunya perubahan sikap, perilaku, wawasan dan
rasa tanggung jawab organisasi melalui berbagai forum organisasi, kegiatan
pelatihan, seminar, serta kaderisasi yang bertingkat dan berjenjang
d. Peningkatan dan perbaikan citra PGRI, baik dimata masyarakat maupun dimata
anggota, serta peningkatan kinerja dan kebersamaan organisasi agar mampu
mengakomodasikan serta memperjuangkan segenap aspirasi dan kepentingan
anggota sehinga PGRI dapat melaksanakan misi dan tugas dengan baik.
e. Peningkatan kemampuan, dedikasi, profesi dan kesejahteraan anggota serta
mengusahakan adanya standarisasi, lisensi, sertifikasi dan akreditasi profesi guru

5
f. Peningkatan fungsi dan peran PGRI dalam program pembangunan pendidikan dalam
upaya menyukseskan wajib belajar sesuai dengan program Kabupaten/Kota yang
bersangkutan, dan menciptakan masyarakat belajar, memberatas kemiskinan,
kebodohan dan keterbelakangan
g. Peningkatan secara optimal dan merata diseluruh propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, fungsi dan peran PGRI sebagai kekuatan pemikir yang menampilkan
gagasan serta konsep peningkatan mutu pendidikan sebagai pengontrol yang
mengoreksi setiap kebijakan pendidikan yang menyimpang dari prinsip dasar
kependidikan dan sebagai penekan yang mengawasi dan mengontrol berbagai pihak
yang melakukan perbuatan dan tindakan yang tidak sesuai dengan landasan
kebijakan organisasi

2.4 Peran PGRI Dalam Meningkatkan Kualitas Guru

1) Bangkitkan Profesionalisme Guru


Meminjam buah fikir "Francis Bacon" sebagai peletak dasar-dasar empirisme
menganjurkan organisasi untuk membebaskan manusia dari pandanngan atau
keyakinan yang menyesatkan, dia menyebutkan ada empat idola, yaitu:

1. The idols of cave, yakni sikap mengungkung diri sendiri seperti katak dalam
tempurung, sehingga enggan membuka diri terhadap pendapat dan pikiran orang
lain.
2. The idols of market place, yaitu sikap mendewa-dewakan slogan cenderung suka
"ngecap" (lip service).
3. The idols of theatre yaitu sikap membebek, kurang fleksibel, berdisiplin mati dan
"ABIS"- Asal Bapak Ibu Senang".
4. The idols of tribe, yaitu cara berfikir yang sempit sehingga hanya membenarkan
pikirnanya sendiri (solipsistic) dan hanya membenarkan
kelompoknya/organisasinya sendiri.

Jika organisasi telah mampu membebaskan para anggotanya dari idola-idola


tersebut, maka secara tidak langsung organisasi telah meraup kembali inner power
yang selama ini hilang sebagai akibat kemajuan zaman yang penuh ketidakpastian.
Dikaitkan dengan profesionalisme guru, maka wadah organisasi seperti PGRI
(Persatuan Guru RI) tertantang untuk memanifestasikan kemampuannya, karena
secara makro organisisasi PGRI dihadapkan pada "barier protection” sebagai akibat
globalisasi. Sadar dari realita ini PGRI akan tetap melakukan upaya cerdas dalam
bentuk peningkatan kemampuan individual (peningkatan kompetensi). Sehingga

6
kesan yang berkembang dan yang memandang PGRI hanya mempertahankan
organisasi sebagai alat pelindung dengan bermodalkan kekuatan massa (pressure
group), tidak selamanya benar.

2) Mengukuhkan Keadilan
Di era ketidakpastian, tuntutan keahlian digambarkan sebagai kemampuan
personal yang memiliki daya ganda, yakni disamping memiliki keungulan kompetitif
(competitif advantage), sisi lain juga mempunyai keunggulan komparatif
(comparative adventage). Keunggulan kompetitif ini menuntut professional untuk
menguasai kempetensi inti (core competence). Dalam dunia pendidikan yang
disyaratakan sebagai kompetensi inti adalah segenap kemampuan yang meliputi:
1) Keunggulan dalam penguasaan materi ajaran (subject mater)
2) Keunggulan dalam penguasaan metodologi pengajaran (teaching methode)

Dalam undang-undang Guru dan Dosen kompetensi meliputi; kompetensi


profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi pribadi dan kompetensi sosial. Dari
syarat kompetensi ini, merupakan bentuk tuntutan yang sifatnya dinamik, karena
penguasaan materi ajaran, serta penguasaan metodologi pengajarann selalu
berkembang sesuai dengan perkembangan jaman.
Dalam penguasaan materi ajaran misalnya, untuk satu hari saja dunia telah
mencatat lebih dari kurang satu juta judul buku terbit.
Sisi lain yang juga menjadi tantangan adalah rekayasa bidang teknologi komputer
dengan rekayasa tersebut maka tercipta beberapa perangkat lunak (soft ware)
pendidikan yang memiliki kemampuan luar biasa dan sangat reasonable terhadap
berbagai keadaan dan fungsi. Realitas ini merupakan kendala yang harus dapat
diantisipasi oleh organisasi.

3) Menguatkan Tanggung Jawab

Tanggung jawab profesi juga terkena imbas kemajuan jaman, teristimewa untuk
profesi pendidik, karena disamping tuntutan bidang akademik dengan perannya
sebagai alih pengetahuan (transfer of knowledge) secara bersamaan guru membawa
beban moral, sebagai pendidik moral.
Kemajuan teknologi ternyata tidak pernah steril dari budaya baru, teknologi selalu
mempercepat dan membawa dampak pengiring, yang kadangkala bernuansa negatif.
Tanpa disadari langit-langit bumi telah berubah menjadi atmosfir elektronik, yang
dengan bebas dan tanpa merasa berdosa mengalirkan informasi ke segala penjuru
dunia, dan tidak memandang perbedaan budaya, etika serta etistika.

7
Suatu gambaran yang serba naïf, dapat diakses oleh sebagian besar penduduk
Indonesia, karena parabola (indovision) telah mampu menjembatani penyiaran TV-
TV asing, dengan tidak terasa terjadi penetrasi budaya. Secara bersamaan guru telah
mendapatkan beban tambahan untuk memberikan perawatan budaya, agar moral
bangsa tetap berada dalam bingkai budaya.
Ilustrasi yang sangat ringan dapat kita lihat, bahwa kemajuan ekonomi juga
mengkondisikan guru lebih senang bahkan lebih tekun mengerjakan fungsi-fungsi
lain yang lebih menjanjikan dari pada mempertajam visi profesinya. Melihat realita
ini, maka organisasi harus melakukan tindakan cerdas, dengan berupaya terus
menerus melakukan siasat.

4) Mempererat Jiwa Korsa (Kesejawatan)


Profesionalisme selalu membutuhkan wahana untuk mempererat persaudaraan
sesama- profesi, yang dapat pula difungsikan sebagai sarana sosialisasi pemikiran
ataupun sebagai alat kontrol profesi. Jiwa korsa dapat dijadikan wahana untuk
membangun perlindungan profesi. Sebuah realitas yang sulit dipungkir jika dalam
menjalankan aktivitas profesinnya mendapatkan gangguan, maka sebuah solidaritas
akan membantu. Terkait dengan ini, maka peran perlindungan terhadap anggota
organisasi dapat terealisasi. Terkait dengan jiwakorsa ini, PGRI kembali menyatakan
jatidirinya, disamping organisasi profesi juga merupakan organisasi Serikat Kerja.
Sisi professional membangun citra profesonalisme guru dengan berbagai kompetensi,
serta pengembangan karier, sisi lainnya menjadi oraganisasi ketenaga kerjaan [serikat
kerja] memberikan jaminan dari rasa kesewenangan dan ketidakdilan.

5) Jejaring Sebagai Kekuatan Organisasi PGRI

Dalam memperjuangkan nasib para anggotanya untuk mengemban amanat UUD


1945, "mencerdaskan bangsa" PGRI selalu mengundang dan bekerja sama dengan
organisasi lainnya, selama dalam bingkai tegaknya NKRI. Mendukung upaya
pencerdasan bangsa tanpa memandang asal usul golongan, karena independensi
menjadi suratan perjuangannya.
PGRI selalu berjuang untuk mengayomi para anggotanya, tanpa membuat cidera
demi kepentingan bangsa. Oleh karenanya PGRI menyadari sepenuhnya membangun
jejaring (net working) dalam kerangka peningkatan martabat Bangsa Indonesia.
kompetensi profesional guru adalah kemampuan dan keahlian khusus dalam
bidang keguruan yangdimiliki guru sehingga ia mampu melakukan tugas dan
fungsinya sebagai guru dengan kemampuanmaksimal sehingga memungkinkan guru
dapat membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensiyang ditetapkan
dalam Standar Nasional Pendidikan.

8
Pengertian, Peranan serta Indikator Kompetensi Profesional Guru Eureka
Pendidikan. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 dalam Depdiknas (2005)
tentang guru dan dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidik anak usiadini jalur formal, pendidikan
dasar, dan menengah.Sedangkan menurut Hamalik (2004) guru adalah
jabatan profesional yang memerlukan berbagaikeahlian khusus. Sementara Uno
(2008) berpendapat bahwa guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan
yang memerlukan keahlian khusus sebagai seorang guru dan tidak dapat dilakukan
olehs embarang orang di luar bidang pendidikan.Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kompetensi berate kewenangan (kekuasaan) untukmenentukan
(memutuskan) sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi (competency) yakni
kemampuanatau kecakapan (Usman, 2001).Menurut Barket and Stone dalam Usman
(2001), “kompetensi adalah descriptive of qualitative nature orteacher behavior
appear to be entirely meaningful” merupakan gambaran hakikat kualitatif dari
perilakuguru yang tampak sangat berarti. Dari berbagai pengertian diatas,
dapat simpulkan bahwa kompetensi adalah merupakan gambaran kualitikasi
seseorang, baik yang sifatnya kualitatif maupun yang kuantitatif dalam melaksanakan
profesiyang digelutinya berdasarkan pendidikannya

secara bertanggungjawab dan profesional.Dijelaskan dalam Undang-undang


Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 dalam Depdiknas (2005)tentang guru dan
dosen bahwa kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan,
danperilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas
keprofesionalan. Dengan demikian kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap
guru akan menunjukkankualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan
terwujud dalam bentuk penguasaanpengetahuan dan profesional dalam menjalankan
fungsinya sebagai guru. Broke dan Store dalam Mulyasa (2009) mengemukakan
bahwa kompetensi guru merupakan gambarankualitatif tentang hakikat perilaku guru
yang penuh arti. Kompetensi guru adalah salah satu faktor yangmemengaruhi
tercapainya tujuan pembelajaran dan pendidikan di sekolah.Dari beberapa pengertian
kompetensi guru di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi gurumerupakan
kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan
tugasdan tanggungjawabnya diantaranya dalam mendidik, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik.

9
BAB III
PENTUP

3.1 Kesimpulan

1. .PGRI merupakan wadah tempat berhimpunnya segenap guru dan tenaga kependidi
kan lainnya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan ketenagakerjaan
yang berdasarkan Pancasila.
2. Peran PGRI dalam meningkatkan kualitas Guru:

a. Bangkitkan Profesionalisme Anggota.


b. Mengukuhkan Keahlian.
c. Menguatkan Tanggung Jawab
d. Jejaring SEbagai Kekuatan OrganisasiPGRI

3.2 SARAN
Sebagai generasi muda, calon pengajar harus menigkatkan kualitas serta
profesionalisme. Mengingat bagaimana kondisi pengajar zaman sekarang, kita boleh
mengajar dengan sesuka hati, namun gunakanlah sewajarnya. Jangan melanggar
peraturan yang ada. Selain itu pemerintah juga harus memperhatikan nasib guru,
tidak hanya soal materi tetapi soal kehidupan yang dialami oleh para guru.

10
DAFTAR PUSTAKA

Uzer Usman, M. 2006. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja


Rosda Karya.
Anwar Yasin. 1998. Standar Kemampuan Profesional Guru SD. Malang
Bafal, ibrahim. 2003. Peningkatan Profesional Guru Sekolah Dasar.
Jakarta. PT Bumi Aksara.
Syamsudin, Abin. 2006. Profesi Keguruan. Jakarta
https://opickelrahman.wordpress.com/2014/11/04/siv-peran-pgri-dalam- memperjua
ngkan-nasib-guru-dan-meningkatkan-profesionalisme-guru/

11

Anda mungkin juga menyukai