KEPENDIDIKAN
DISUSUN OLEH:
NAMA : Rinald Parulian Butarbutar
NIM : 5193111028
FAKULTAS TEKNIK
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya Kita
diberi kesempatan sehingga makalah profesi kependidikan ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Penulis
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1. Latar Belakang..........................................................................................................................4
2. Masalah....................................................................................................................................4
3. Tujuan............................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Organisasi profesi pendidikan....................................................................................................5
B. Fungsi organisasi profesi kependidikan......................................................................................5
C. Tujuan organisasi profesi............................................................................................................7
D. Fungsi dan kewenangan organisasi profesi.................................................................................8
E. Kode etik kependidikan................................................................................................................9
F. Deskripsi Kode Etik Keguruan...................................................................................................10
G. Fungsi Kode Etik Keguruan Dalam Keluarga............................................................................12
BAB III................................................................................................................................................14
PENUTUP...........................................................................................................................................14
1. Kesimpulan................................................................................................................................14
2. Saran..........................................................................................................................................14
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................14
1. Latar Belakang
kode etik adalah kumpulan peraturan atau norma-norma atau perbuatan. Kode etik
dapat diartikan sekumpulan peraturan atau norma-norma kesusilaan bagi perbuatan tingkah
laku. Kode etik profesi keguruan adalah kumpulan peraturan atau norma kesusilaan bagi para
guru sabagai pedoman bersikap, berbuat atau bertindak dalam praktik keguruannya.
Tenaga kependidikan berkewajiban untuk berusaha mengembangkan kemampuan
profesionalnya sesuai dengan perkembangan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pembangunan bangsa. Kemampuan yang dimaksud adalah apa yang disebut denga istilah
kompetensi merupakan kecakapan atau kemampuan mengerjakan pendidikan. Peningkatan
kemampuan professional tenaga kependidikan berdasarkan kurlikulum 1994 dapat dilakukan
melalui dua program, yaitu program terstruktur dan tidak terstruktur. Program terstruktur
adalah program yang dibuat dan dilaksanakan sedemikian rupa, mempunyai bahan dan
produk kegiatan belajar yang dapat diakreditasi secara akademik dalam jumlah SKS tertentu.
Program tidak terstruktur adalah program pembinaan dan pengmbangan tenaga kependidikan
yang dibuka berdasarkan kebutuhan tertentu sesuai dengan tuntutan waktu dan lingkungan
yang ada.
2. Rumusan Masalah
1. Dapat mengetahui tentang Organisasi Profesi Dan Kode Etik Kependidikan?
2. Dapat mengetahui Fungsi organisasi profesi kependidikan?
3. Tujuan
1. untuk memahami tuuan dari organisasi dan kode etik kependidikan
1. Fungsi Pemersatu
Kelahiran suatu orgnaisasi profesi tidak terlepas dari motif yang mendasarinya, yaitu
dorongan yang menggerakkan para professional untuk organisasi keprofesian. Motof tersebut
begitu bervariasi, ada yang ersifat social, politik, ekonomi, kultural, dan bervariasi, ada yang
bersifat system nilai. Namun, umumnya dilatarbelakangi oleh dua motif, yaitu motof insrinsik
PP tersebut menujukan adanya legalitas formal yang secara tersirat mewajibkan para
anggota profesi kependidikan untuk selalu meningkatkan kemampuan profesionalnya melalui
organisasi atau ikatan profesi kependididkan. Bahkan dalam UUSPN Tahun 1989, pasal 31:
Ayat 4 dinyatakan bahwa:
Tenaga kependidikan berkewajiban untuk berusaha mengembangkan kemampuan
profesionalnya sesuai dengan perkembangan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pembangunan bangsa.
Kemampuan yang dimaksud adalah apa yang disebut denga istilah kompetensi
merupakan kecakapan atau kemampuan mengerjakan pendidikan. Peningkatan kemampuan
professional tenaga kependidikan berdasarkan kurlikulum 1994 dapat dilakukan melalui dua
program, yaitu program terstruktur dan tidak terstruktur. Program terstruktur adalah program
yang dibuat dan dilaksanakan sedemikian rupa, mempunyai bahan dan produk kegiatan
belajar yang dapat diakreditasi secara akademik dalam jumlah SKS tertentu. Program tidak
terstruktur adalah program pembinaan dan pengmbangan tenaga kependidikan yang dibuka
berdasarkan kebutuhan tertentu sesuai dengan tuntutan waktu dan lingkungan yang ada.
Terlingkup program tidak terstruktur ini adalah:
Menurut jhonson (Abin Syasudin, 1999:72), kompetensi kependidikan dibangun oleh enam
perangkat kompetensi berikut ini:
a. Performance component, yaitu unsur kemampuan penguasaan yang sesuai dengan profesi
kependidikan.
b. Subject component, yaitu unsur kemampuan penguasaan bahan/subtansi pengetahuan
relevan.
c. Professional component, yaitu unsur kemampuan subtansi pengetahuan dan keterampilan
teknis profesi kependidikan.
d. Process component, yaitu unsur kemampuan penguasaan proses-proses mental mencakup
berpikir logis dalam pemecahan masalah.
e. Adjustment component, yaitu unsur kemampuan penyerasian dan penyesuaian diri
berdasarkan karakteristik pribadi pendidik.
f. Attitudes component, yaitu unsur komponen sikap, nilai, kepribadian pendidik/guru.
Penerapan kode etik guru dalam keluarga sedikitnya memiliki empat fungsi sebagai pedoman
bagi guru dalam.
a. Membentuk anggota keluarga manusia seutuhnya yang berjiwa pancasila.
b. Menanamkan kejujuran pada anggota keluarga.
c. Memmupuk semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan anggota keluarga.
d. Mendorong partisipasi anggota keluarga dalam menyukseskan jalannya pendidikan.
(BP-PGRI.1998:410)
1. Kesimpulan
kode etik adalah kumpulan peraturan atau norma-norma atau perbuatan. Kode etik
dapat diartikan sekumpulan peraturan atau norma-norma kesusilaan bagi perbuatan tingkah
laku. Kode etik profesi keguruan adalah kumpulan peraturan atau norma kesusilaan bagi para
guru sabagai pedoman bersikap, berbuat atau bertindak dalam praktik keguruannya.
Secara umum dirinci bahwa kode etik guru berfungsi:
Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya, sehingga
dari penyimpangan profesi.
Agar profesi guru terhindar dari pemecahan dan pertentanagan internal.
2. Saran
Dalam penulisan makalah sendiri hendaknya menampilkan banyak acuan agar para
pembaca mendapatkan informasi yang luas, makalah diajukan bagi pembaca sebagai sumber
referensi alternative sehingga diharapkan kedepanya pembaca dapat mencari referensi lainya
agar lebih lengkap, pembaca hendaknya mencari referensi lainya untuk model pengguna
sehingga didapatkan pengetahuan yang seluas-luasnya.