Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ORGANISASI PROFESI
Dosen Pengampu: Saleha, S.Pd, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok III

Andi Alda Salsabila Alfian (732086206005)


Beti S (732086206010)
Cahyani (732086206011)
Eka Safitri Jupri (732086206014)
Fadhilah Resky (732086206017)
Muhammad Hairul (732086206036)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ENREKANG
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-
Nya-lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ORGANISASI
PROFESI” sesuai waktu yang telah diberikan. Tulisan ini disusun sebagai salah
satu tugas berupa makalah berkelompok pada mata kuliah Profesi Pendidik Dan
Tenaga Kependidika di Universitas Muhammadiyah Enrekang.
Dalam menyusun tugas makalah ini, kami banyak mendapat petunjuk
dari berbagai pihak maupun literatur baik dari internet maupun yang tertuang
dalam buku. Dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan banyak terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang sudah
banyak membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih atas dukungannya dan menyadari
masih banyak kekurangan dari apa yang kami kerjakan dalam makalah ini,
untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun agar
pada penulisan makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik dan sempurna.

Enrekang, 08 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii


DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Belakang ................................................................................. 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Organisasi Profesi ........................................................... 3
B. Konsep Dasar Kode Etik ........................................................................ 6
C. Tujuan Kode Etik ................................................................................... 7
D. Kode Etik Guru Di Indonesia ................................................................. 9
E. Sasaran Sikap Profesional Pendidikan ................................................... 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 18
B. Saran ...................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menuju profesionalisme tersebut, dalam setiap profesi
membentuk organisasi-organisasi yang berfungsi untuk mengayomi,
melindungi, dan sebagai keluh kesah pekerja untuk mendapatkan
kehidupan yang layak bagi para profesi. Fungsi organisasi profesi ini
sangat penting bagi para pekerja. Dalam keseharian orang awam
menganggap bahwa organisasi profesi adalah suatu kumpulan profesi yang
terintegrasi dengan baik.

Semakin banyaknya pekerjaan yang diakui sebagai profesi semakin


banyak pula organisasi profesi. Dengan semakin mudahnya orang-orang
berkumpul dalam satu profesi dengan demikian mudahnya orang
membentuk organisasi profesi baru. Tetapi dari pemerintah telah
mengakomodasikan dengan membentuk organisi profesi secara resmi
masing-masing profesi yang akan mendapat bantuan atau petunjuk-
petunjuk langsung dari pemerintah.

Suatu koordinasi secara rasional kegiatan sejumlah orang (guru)


untuk mencapai tujuan (pendidikan) bersama yang dirumuskan secara
eksplisit, melalui pengaturan (kode etik) dan pembagian kerja serta melalui
hierarki kekuasaan dan tanggung jawab professional.

Di Indonesia, istilah organisasi sebagai suatu wadah profesi sering


digunakan istilah lain seperti ikatan, persatuan, serikat. Peranan organisasi
profesi dapat melindungi pekerja. Supaya mendapat perlindungan dari
organisasi profesi, pekerja harus dapat memenuhi kewajiban sebagai
profesi. Dengan demikian pekerja akan mendapatkan hak-hak sebagai
pekerja. Dimana kewajiban dan hak telah diatur oleh pemerintah dalam
peraturan yang jelas.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, yang
menjadi pokok permasalahan dalam makalah ini adalah :
1. Apa saja konsep dasar organisasi profesi ?
2. Apa saja konsep dasar kode etik ?
3. Apa tujuan kode etik ?
4. Apa saja kode etik guru di Indonesia ?
5. Siapa saja sasaran sikap profesional pendidikan ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka adapaun tujuan penulisan
yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kosep dasar organisasi profesi.
2. Untuk mengetahui konsep dasar kode etik.
3. Untuk mengetahui tujuan kode etik.
4. Untuk mengetahui kode etik guru di Indonesia.
5. Untuk mengetahui sasaran sikap profesional pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kosep Dasar Organisasi Profesi

Pada awalnya suatu organisasi terbentuk dari norma-norma yang


dianggap penting dalam hidup bermasyarakatan. Terbentuknya suatu
organisasi berawal dari individu yang saling membutuhkan,kemudian
timbul aturan-aturan yang disebut dengan norma kemasyarakatan.
Organisasi sering juga dikatakan sebagai sebagai Pranata sosial.

Suatu norma tertentu dikatakan telah melembaga apabila norma tersebut :

o Diketahui
o Dipahami dan dimengerti
o Ditaati
o Dihargai

Organisasi merupakan tata cara yang telah diciptakan untuk


mengatur hubungan antar manusia dalam sebuah wadah yang disebut
dengan Asosiasi. Organisasi dengan Asosiasi memiliki hubungan yang
sangat erat. Namun memiliki pengartian yang berbeda. Organisasi yang
tidak mempunyai anggota tetap mempunyai pengikut dalam suatu
kelompok yang disebut asosiasi. Asosiasi merupakan perwujudan dari
suatu organisasi. Asosiasi memiliki seperangkat aturan, tatatertib, anggota
dan tujuan yang jelas. Dengan kata lain Asosiasi memiliki wujud kongkret,
sementara Organisasi berwujud abstrak.

Organisasi profesi merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh


dua orang atau lebih yang memiliki profesi yang sama untuk mencapai
tujuan bersama. Sedangkan Merton mendefinisikan bahwa organisasi
profesi adalah organisasi dari praktisi yang menilai/mempertimbangkan
seseorang atau yang lain mempunyai kompetensi professional dan

3
mempunyai ikatan bersama untuk menyelenggarakan fungsi sosial yang
mana tidak dapat dilaksanakan secara terpisah sebagai individu.

Organisasi profesi mempunyai 2 perhatian utama yaitu, kebutuhan


hukum untuk melindungi masyarakat dari anggota profesi yang tidak
dipersiapkan dengan baik dan kurangnya standar dalam bidang profesi
yang dijalani.

Organisasi profesi menyediakan kendaraan untuk anggotanya


dalam menghadapi tantangan yang ada saat ini dan akan datang serta
bekerja kearah positif terhadap perubahan-perubahan profesi sesuai
dengan perubahan sosial.

Organisasi profesi sebagai sarana pemersatu anggota seprofesi


dalam konteks positif untuk menjadi mitra pemerintah guna menghasilkan
kemanfaatan bagi bangsa ditengah tantangan global. Tak hanya itu,
organisasi profesi dapat menghimpun kekuatan sumber daya manusia guna
memperoleh kekuatan pengembangan kompetensi (Keilmuan dan
Keahlian).

Organisasi profesi ini juga dapat memudahkan alih teknologi yang


terkait dengan profesionalisme profesi serta mempercepat arus informasi
dan komunikasi sesama profesi guna meningkatkan kesigapan dalam
peningkatan daya saing global.

Di dalam organisasi profesi juga dapat meningkatkan peran


kelompok atau komunitas didalam pemberian saran secara aktif dalam
penyusunan kebijakan pemerintah yang berkeadilan dan untuk
kemakmuran bangsa dan sebagai kekuatan baru untuk berkontribusi riil
serta mendorong komponen bangsa (masyarakat) agar menjadi Sumber
Daya Manusia yang produktif, trampil dan siap bersaing dengan negara
lain. Organisasi berwujud abstrak.

 Ciri-ciri Organisasi Profesi

4
Menurut Prof. DR. Azrul Azwar MPH (1998), ada 3 ciri organisasi :

1) Umumnya untuk satu profesi hanya ada satu organisasi profesi yang
para anggotanya berasal dari satu profesi saja dalam arti telah
menyelesaikan pendidikan profesi dengan dasar-dasar keilmuan yang
sama.

2) Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode etik


(Code of professional ethnic) merumuskan kompetensi profesi
(professional competency) serta memperjuangkan tegaknya kebebasan
profesi (professional autonomous).

3) Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta


merumuskan standar pelayanan profesi (standar of professional services)
yang mana kode etik termasuk kedalamnya, merumuskan dan menetapkan
standar pendidikan dan pelatihan profesi (standar of professional education
and training ) serta menetapkan dan memperjuangkan kebijakan dan
politik profesi (professional policy).

 Manfaat Organisasi Profesi

Apabila organisasi profesi bekerja dengan baik dan lancar banyak


manfaat yang akan diperoleh, akan tetapi menurut Brecko 1989,
minimal ada 4 manfaat yakni :

1. Dapat lebih mengembangkan dan memajukan profesi.

2. Dapat menertibkan dan memperluas bidang gerak profesi.

3. Dapat menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi.

4. Dapat memberikan kesempatan kepada semua anggota untuk

berkarya dan berperan aktif dalam mengembangkan dan

memajukan profesi.

Apabila manfaat-manfaat tersebut dapat dicapai maka dampak

5
akhir banyak pula yang akan dihasilkan. Menurut World Medical

Assosiation (1991) dampak minimal yang akan diperoleh adalah :

1. Makin tertibnya pekerjaan profesi.

2. Meningkatnya kualits hidup serta derajat kesehatan masyarakat

secara keseluruhan.

2. Konsep Dasar Kode Etik

kode etik merupakan pedoman tingkah laku atau aturan yang harus
diikuti dan ditaati oleh anggota- anggota suatu tertentu.

 Istilah Kode Etik


Secara harfia, kode etik berarti sumber etik.Etik berasal dari
perkataan etos, yang berarti watak.Istilah etik (ethica) mengandung makna
nilai – nilai yang mendasari perilaku manusia.Etik berasal dari bahasa
filsafat, bahkan menjadi salah satu cabangnya.Etik juga di pandang dengan
istilah adab, moral, ataaupun akhlak.Etik artinya tata susila (Etika) atau
hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu
pekerjaan.
Kode etik adalah pola aturan, tatacara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Etis berarti sesuai dengan nilai-
nilai daan norma yang di anut oleh sekelompok orang atau masyarakat
tertentu. Dalam kaitannya dengan istilah profesi, kode etik merupakan tata
cara atau aturan sebagai standar kegiatan anggota suatu profesi atau
dengan kata lain Kode etik merupakan aturan atau tata cara etis sebagai
pedoman dalam berprilaku.
 Pengertian Kode Etik Menurut Ahli
Kode etik memiliki maksud yang kurang lebih sama dalam setiap
profesi. Berikut ini pengertian kode etik menurut ahli.
1) Menurut KBBI
Kode etik adalah norma dan asas yang diterima oleh kelompok tertentu

6
sebagai landasan tingkah laku.
2) Menurut UU
Dalam Pasal 1 butir 6 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2004 tentang Komisi Yudisial, ditegaskan:
Kode etik dan/atau pedoman perilaku hakim adalah panduan dalam rangka
menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim dalam menjalankan tugas profesinya dan dalam hubungan
kemasyarakatan di luar kedinasan.
3) Menurut Abdulkadir Muhammad
Kode etik profesi adalah norma yang ditetapkan dan diterima oleh
kelompok profesi yang mengarahkan dan memberi petunjuk kepada
anggota bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu
moral profesi di mata masyarakat. Kode etik profesi merupakan produk
etika terapan karena dihasilkan berdasarkan penerapan pemikiran etis atas
suatu profesi.
3. Tujuan Kode Etik
 Tujuan Kode Etik
Adapun yang dimaksud tujuan kode etik dalam bidang profesi adalah:
- supaya profesional memberikan jasa yang sebaik-baiknya kepada para
pemakai atau para nasabahnya
- melindungi perbuatan dari yang tidak profesional
- meningkatkan mutu pengabdian profesi
- memelihara lingkungan profesi yang kondusif
Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi
adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu
sendiri. Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi Dalam hal ini kode etik
dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau
masyarakat, agar pihak luar jangan sampai memandang rendah

7
suatu profesi. Oleh karena itu, setiap kode etik suatu profesi akan
melarang berbagai bentuk tindakan atau perilaku anggota profesi
yang dapat mencemarkan nama baik profesi tersebut terhadap
dunia luar. Dari segi ini, kode etik juga sering kali disebut kode
kehormatan.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya
Yang dimaksud kesejahteraan di sini meliputi baik kesejahteraan
lahir (atau material) maupun kesejahteraan batin (spiritual atau
mental). Dalam hal kesejahteraan lahir para anggota profesi, kode
etik umumnya memuat larangan-larangan kepada para anggotanya
untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan
kesejahteraan para anggotanya. Dalam hal kesejahteraan batin para
anggota profesi,kode etik umumnya memberi petunjuk-petunjuk
kepada para anggotanya untuk melaksanakan profesinya dengan
baik.
3. Untuk meningkatkan pengabadian para anggota profesi Tujuan lain
kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan
pengabdian profesi, sehingga bagi anggota profesi dapat dengan
mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian dalam
melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kode etik merumuskan
ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para anggota profesi
dalam menjalankan tugasnya.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi Untuk meningkatkan mutu
profesi kode etik juga memuat norma-norma dan anjuran agar para
anggota profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu
pengabdian para anggotanya.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi Untuk meningkatkan
mutu organisasi profesi, setiap anggota profesi diwajibkan untuk
aktif berpartispasi dalam membina organisasi profesi dan kegiatan-
kegiatan yang dirancang organisasi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.

8
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri.

 Fungsi Kode Etik


Selain tujuan, kode etik juga memiliki fungsi antara lain:
- sarana kontrol sosial
- menghubungkan nilai dan norma dengan pelayanan (keprofesian)
- pencegahan campur tangan pihak lain yang dapat merugikan
- pencegahan kesalahpahaman dan konflik
-Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan.
-Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan.
-Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah
dibutuhkan dalam berbagai bidang.
Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup
banyak dan bervariasi. Umumnya pemilik kode etik adalah
organisasi kemasyarakatan yang bersifat nasional, misalnya Ikatan
Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan Penasehat HUKUM
Indonesia, Kode Etik Jurnalistik Indonesia, Kode Etik Advokasi
Indonesia dan lain-lain. Ada sekitar tiga puluh organisasi
kemasyarakatan yang telah memiliki kode etik.

4. Kode Etik Guru Di Indonesia


 Hakikat Kode Etik Guru
Guru adalah suau komponen dalam sistem pendidikan yang sangat
mempengaruhi hasil pendidikan.Hubungan guru dan murid adalah
hubungan kewibawaan.Maksudnya, bukan meninmbulkan rasa takut
pada murid dalam artu murid harus patuh, akan tetapi menumbuhkan
kesadaran pribadi untuk belajar.

9
Hubungan Guru dengan murid yang demikian adalah hubungan
yang saling mempercayai.Guru percaya kepada murid bahwa merekatidak
akan berbuat yang tidak sesuai keinginan guru,sedangkan murid
menghargai kewibawaan guru .

Pada dasarnya guru adalah tenaga profesional di bidang


kependidikan yang memiliki tugas mengajar, mendidik, dan membimbing,
anak didik agar menjadi manusia yang berpribadi (pancasila).Dengan
demikian guru memilki kedudukan yang sangat penting dan tanggung
jawabyang sangat besar dalam menangani berhasil atau tidaknya program
pendidikan. Kalau boleh dikatakan sedikit secara ideal, baik atas buruknya
suatu bangsa di masa mendatang banyak terletak di tanagan guru.

Sehubungan denagn itu guru sebagai tenaga profesional


memerlukan pedoman atau etik guru agar terhindardari segala bentuk
penyimpangan.Kode etik menjadi pedoman baginya untuk tetap
professional (sesuai dengan tuntunan dan pesyaratan profesi).

 Ruang Lingkup Serta Isi Kode Etik Guru

Adapun lingkup isi kode etik guru atau tugas guru dengan guru di
indonesi pada garis besarnya mencangkup dua hal yaitu preambul sebagai
pernyataan prinsip dasar pandangan terhadap posisi, tugas, dan tanggung
jawab guru, dan pertanyaan pertanyaan, rujukan teknis oprasional yang
termuat dalam Sembilan batang tubuhnya. Ke sembilan butir itu memuat
hubungan guru atau tugas guru dengan:

1. Pembentukan peserta didik

2. Kejujuran professional

3. Kejujuran dalam memperoleh dan menyimpan informasi tentang


peserta didik.

4. Pembinaan kehidupan sekolah

10
5. Orang tua murid dan masyarakat

6. Pengembangan dan peningkatan kualitas diri

7. Sesama guru dalam (hubungan kesejawatan)

8. Organisasi profesi

9. Pemerintah dan kebijakan pemerintah di bidang pendidikan

Rumusan selengkapnya kode etik guru Indonesia, adalah sebagai


berikut :

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia


Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.


3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai
bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar-mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung
jawab bersama terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengambangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan.

11
 Fungsi Kode Etik
Fungsi kode etik guru terbagi menjadi 2 yaitu fungsi secara khusus.
Fungsi kode etik secara khusus yaitu :

a. Agar guru terhindar dari penyimpangan melaksanakan tugas yang


menjadi tanggung jawabnya, karena sudah ada landasan yang
digunakan sebagai acuan.
b. Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja,
masyarakat, dan pemerintah.
c. Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih
bertanggung jawab pada profesinya.
d. Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang
menggunakan profesinya dalam melaksanakan tugas

 Sumpah dan Janji Guru Indonesia


Sumpah dan janji guru Indonesia yaitu :
1. Setiap guru mengucapkan sumpah/janji guru
Indonesia sebagai wujud pemahaman, penerimaan, penghormatan
dan kesediaan untuk mematuhi nilai-nilai moral termuat didalam
kode etik guru Indonesia sebagai pedoman dan sikap perilaku, baik
disekolah maupun dilingkungan masyarakat.

2. Sumpah/Janji Guru Indonesia diucapkan dihadapan


pengurus organisasi profesi guru dan pejabat yang berwenang
diwilayah kerja masing-masing.

3. Setiap pengambilan sumpah/janji guru Indonesia


dihadiri oleh penyelenggara satuan pendidikan.

 Nilai-nilai Dasar dan Nilai-nilai Operasional


Kode etik guru Indonesia bersumber dari :
1. Nilai-nilai agama dan pancasila.

12
2. Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
3. Nilai-nilai jati diri, harkat, dan martabat manusia yang
meliputi perkembangan kesehatan jasmaniah, emosional,
intelektual, sosial, dan spiritual.

 Pelaksanaan Kode Etik Guru


1. Guru dan organisasi profesi guru bertanggung jawab atas
pelaksanaan kode etik guru indonesia
2 Guru dan organisasi guru berkewajiban mensosialisasikan kode
etik guru Indonesia pada rekan sejawat, penyelenggara pendidikan,
masyarakat, dan pemerintah

 Pelanggaran Kode Etik Guru


1. Pelanggaran adalah perilaku menyimpang dan atau tidak
melaksanakan kode etik guru Indonesia dan ketentuan
perundangan yang berlaku yang berkaitan dengan profesi guru.
2. Guru yang melanggar kode etik guru Indonesia dikenakan
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
3. Jenis pelanggaran meliputi pelanggaran ringan, sedang, dan
berat

 Sanksi Kode Etik Guru


1. Pemberian rekomendasi sanksi terhadap guru yang melakukan
pelanggaran terhadap kode etik guru Indonesia merupakan
wewenang dewan kehormatan guru Indonesia.
2. Pemberian sanksi oleh dewan kehormatan guru Indonesia
sebagai mana dimaksud pada ayat a harus objektif, tidak
diskriminatif, dan tidak bertentangan dengan anggaran dasar
organisasi profesi serta pertaturan peraturan perundang-undangan.

13
3. Rekomendasi dewan kehormatan Indonesia sebagai mana
dimaksud pada ayat a wajib dilaksanakan oleh organisasi profesi
guru.
4. Sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat c merupakan upaya
pembinaan kepada guru yang melakukan pelanggaran dan untuk
menjaga harkat dan martabat profesi guru.
5. Siapapun yang mengetahui telah terjadi pelanggaran kode etik
guru Indonesia
6. Setiap pelanggaran dapat melakukan pembelaan diri dengan atau
tanpa bantuan organisasi profesi guru dan atau penasihat hukum
sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan dihadapan dewan
kehormatan guru Indonesia.

5. Sasaran Sikap Profesional Pendidikan


Secara umum, sikap profesional seorang guru dilihat dari faktor
luar. Akan tetapi, hal tersebut belum mencerminkan seberapa baik potensi
yang dimiliki guru sebagai seorang tenaga pendidik. Menurut PP No. 74
Tahun 2008 pasal 1.1 Tentang Guru dan UU. No. 14 Tahun 2005 pasal 1.1
Tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalar
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan
keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UU. No. 14 Tahun
2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 1.4). Guru sebagai pendidik
professional dituntut untuk selalu menjadi teladan bagi masyarakat di
sekelilingnya. Berikut dijelaskan tujuh sikap profesional guru (dalam Ady,
2009).

14
Sikap Pada Peraturan. Pada butir sembilan Kode Etik Guru
Indonsia disebutkan bahwa guru melaksanakan segala kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan. Kebijaksanaan pendidikan di negara
kita dipegang oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui
ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan oleh
aparatur dan abdi negara. Guru mutlak merupakan unsur aparatur dan abdi
negara. Karena itu guru harus`mengetahui dan melaksanakan kebijakan-
kebijakan yang ditetapkan. Setiap guru di Indonesia wajib tunduk dan taat
terhadap kebijaksanaan dan peraturan yang ditetapkan dalam bidang
pendidikan, baik yang dikeluarkan oleh Depdikbud maupun departemen
lainnya yang berwenang mengatur pendidikan. Kode Etik Guru Indonesia
memiliki peranan penting agar hal ini dapat terlaksana.
Sikap Terhadap Organisasi Profesi. Dalam UU. No 14 Tahun 2005
pasal 7.1.i disebutkan bahwa guru harus memiliki organisasi profesi yang
mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas
keprofesionalan guru. Sedangkan dalam Pasal 41.3 dipaparkan bahwa guru
wajib menjadi anggota organisasi profesi. Ini berarti setiap guru di
Indonesia harus tergabung dalam suatu organisasi yang berfungsi sebagai
wadah usaha untuk membawakan misi dan memantapkan profesi guru. Di
Indonesia organisasi ini disebut dengan Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI).
Sikap Terhadap Teman Sejawat. Dalam ayat Kode Etik Guru
disebutkan bahwa guru memelihara hubungan seprofesi, semangat
kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial. Ini berarti sebagai berikut:
a) Guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru
dalam lingkungan kerjanya; b) Guru hendaknya menciptakan dan
memelihara semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial di dalam
dan di luar lingkungan kerjanya. Dalam hal ini ditunjukkan bahwa betapa
pentingnya hubungan yang harmonis untuk menciptakan rasa persaudaraan
yang kuat di antara sesama anggota profesi khususnya di lingkungan kerja
yaitu sekolah, guru hendaknya menunjukkan suatu sikap yang ingin

15
bekerja sama, menghargai, pengertian, dan rasa tanggung jawab kepada
sesama personel sekolah.
Sikap Terhadap Anak Didik. Dalam Kode Etik Guru Indonesia
disebutkan bahwa guru berbakti membimbing peserta didik untuk
membentuk manusia Indonesia seutuhnya berjiwa Pancasila”. Dasar ini
mengandung beberapa prinsip yang harus dipahami seorang guru dalam
menjalankan tugasnya sehari-hari, yakni: tujuan pendidikan nasional,
prinsip membimbing, dan prinsip pembentukan manusia Indonesia yang
seutuhnya.
Tujuan Pendidikan Nasional sesuai dengan UU. No. 2/1989 yaitu
membentuk manusia Indonesia seutuhnya berjiwa Pancasila. Prinsip yang
lain adalah membimbing peserta didik, bukan mengajar, atau mendidik
saja. Pengertian membimbing seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar
Dewantara yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut
wuri handayani. Kalimat ini mengindikasikan bahwa pendidikkan harus
memberi contoh, harus dapat memberikan pengaruh, dan harus dapat
mengendalikan peserta didik.
Untuk menyukseskan proses pembelajaran guru harus bisa
menciptakan suasana kerja yang baik, dalam hal ini adalah suasana
sekolah. Dalam kode etik dituliskan bahwa guru menciptakan suasana
sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar
mengajar. Oleh sebab itu, guru harus aktif mengusahakan suasana baik itu
dengan berbagai cara, baik dengan penggunaan metode yang sesuai,
maupun dengan penyediaan alat belajar yang cukup, serta pengaturan
organisasi kelas yang mantap, ataupun pendekatan lain yang diperlukan.
Sikap Terhadap Pemimpin. Sebagai salah seorang anggota
organisasi, baik organisasi guru maupun yang lebih besar, guru akan selalu
berada dalam bimbingan dan pengawasan pihak atasan. Dari organisasi
guru, ada strata kepemimpinan mulai dari cabang, daerah, sampai ke pusat.
Begitu juga sebagai anggota keluarga besar depdikbud, ada pembagian
pengawasan mulai dari kepala sekolah, kakandep, dan seterusnya sampai

16
kementeri pendidikan dan kebudayaan. Kerja sama juga dapat diberikan
dalam bentuk usulan dan kritik yang membangun demi pencapaian tujuan
yang telah digariskan bersama dan kemajuan organisasi. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan sikap seorang guru terhadap pemimpin harus positif
dan loyal terhadap pimpinan.
Sikap Terhadap pekerjaan. Dalam undang-undang No.14 Tahun
2005 pasal 7 ayat 1, tentang guru dan dosen, disebutkan profesi guru dan
dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan
prinsi psebagai berikut; a) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan
idealisme; b) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia. Hal ini berarti seorang guru
sebagai pendidik harus benar-benar berkomimen dalam memajukan
pendidikan. Guru harus mampu melaksanakan tugasnya dan melayani
pesrta didik dengan baik. Agar dapat memberikan layanan yang
memuaskan masyarakat, guru harus selalu dapat menyesuaikan
kemampuan dengan keinginan masyarakat, dalam hal ini peserta didik dan
para orang tuanya. Keinginan dan permintaan ini selalu berkembang sesuai
dengan perkembangan masyarakat yang biasanya dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu, guru selalu dituntut
untuk secara terus menerus meningkatkan dan mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Organisasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan yang orang-
orang yang memiliki suatu keahilan khusus yang merupakan ciri-ciri
khas dari bidang keahilan tertentu. Suatu perkembangan yang
menggembirakan muncul menyusul keluarnya Undang-undang Rep.
Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dalam
UU tersebut, tenaga kependidikan mendapat perhatian yang amat besar,
melebihi bidang-bidang lain. Ada 6 pasal (pasal 39 s/d 44) terdiri atas
17 ayat, yang secara khusus menyangkut tenaga kependidikan. Ini
menunjukan bahwa kedudukan tenaga kependidikan begitu penting
dalam rangka upaya memajukan pendidikan secara keseluruhan.

Kode etik profesi guru adalah norma-norma yang harus di


indahkan oleh setiap anggota profesi di dalam melaksanakan tugasnnya
dan dalam kehidupan masyarakat.
Secara umum tujuan kode etik guru adalah sebagai berikut:

 Menjunjung tinggin martabat profesi


 Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
 Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
 Untuk meningkatkan mutu profesi

B. Saran

Berdasarkan deskripsi diatas tetang organisasi profesi keguruan,


penulis merangkum beberap saran sebagai nberikut:
1. Organisasi profesi keguruan gharus lebih aktif mngambil perannya
sebagai penyatu dan pengembang kegiatan, keterampilan anggota
organisasi
2. Hubungan antar organisasi profesi dengan yang lainnya harus lebih
diperbaiki
3. Seorang guru harus jadi teladan bagi siswanya dan melakukan tugasnya
sebagai guru yang professional

18
DAFTAR PUSTAKA

https://apps.detik.com/detik/
https://www.majalahedukasi.co.id/sasaran-sikap-profesional-guru/
Ondi,saonndi. 2010. Etika Profesi Keguruan. PT.Refika Aditama: Bandung
Ali, Mudlofir. 2013. Pendidik Profesional. PT Raja Grafindo Persada:Jakarta
Satory, Djam’an dkk. 2009. Profesi Keguiruan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Soetjipto, Kosasi Raflis. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Umbu, Sumardjono. 2014. Profesi Kependidikan. Yogyakarta: PT Ombak

Wau, Yasadarto.2016 Profesi Kependidikan .Medan: UNIMED-PRESS

19

Anda mungkin juga menyukai