Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KDK

“Organisasi Profesi”

DOSEN PENGAMPU:
Ns. Khelli Fitria Annuril, M.Kep.,Sp.Kep.Mat.

Disusun Oleh :
1. Dea Novrianti
2. Riska Syafitri
3. Cikal Rasta Okta Nabila
4. Danni Puspita Arizona
5. Arif Riski Agusdian

STR KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Makalah
Organisasi Profesi”.
Atas bimbingan bapak / ibu dosen dan saran dari teman maka di susunlah makalah ini. Semoga
dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua dalam memenuhi
salah satu syarat tugas saya di perkuliahan. Karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat dengan
efisien dalam proses perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini kami banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, maka saya
mengucapkan terimakasih pada pihak pihak yang terkait. Dalam menyusun makalah ini kami
telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat makalah ini sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya saya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunannya,
materi yang kurang lengkap, referensi yang kurang banyak dan lain sebagainya. Oleh karena itu
kami mohon maaf dan sangat mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa jadi lebih
baik.
Demikianlah kata pengantar makalah dan saya berharap semoga makalah ini dapat digunakan
mestinya. Aamiin

Bengkulu, 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................................
BAB I .............................................................................................................................
PENDAHULUAN ........................................................................................................
A. Latar Belakang ....................................................................................................
B. Tujuan ..................................................................................................................
C. Manfaat ................................................................................................................
D. Sistematika Penulisan ..........................................................................................
BAB II ...........................................................................................................................
PEMBAHASAN ...........................................................................................................
A. Organisasi Profesi ................................................................................................
B. Organisasi Profesi Nasional ................................................................................
C. Organisasi Profesi Mancanegara .......................................................................
BAB III .........................................................................................................................
PENUTUP .....................................................................................................................
A. Kesimpulan ..............................................................................................................
B. Saran ........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Organisasi profesi keperawatan merupakan sebuah wadah yang dibentuk oleh para
perawat untuk mengembangkan profesi keperawatan dan meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan. Organisasi ini memiliki tujuan untuk memperjuangkan hak-hak dan kepentingan
para perawat, meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan, serta memperkuat hubungan
antara perawat dengan masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya.
Latar belakang terbentuknya organisasi profesi keperawatan bermula dari kebutuhan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh para perawat. Seiring
dengan perkembangan zaman dan teknologi, tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan semakin meningkat. Oleh karena itu, para perawat merasa perlu untuk membentuk
sebuah organisasi yang dapat membantu mereka dalam mengembangkan profesi
keperawatan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan.
Di Indonesia, organisasi profesi keperawatan pertama kali dibentuk pada tahun 1952
dengan nama Persatuan Perawat Indonesia (PPI). Sejak saat itu, organisasi profesi
keperawatan terus berkembang dan semakin banyak bermunculan di berbagai daerah di
Indonesia. Saat ini, terdapat beberapa organisasi profesi keperawatan yang aktif di Indonesia,
seperti Ikatan Perawat Indonesia (IPI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), dan
lain sebagainya.
Dalam perkembangannya, organisasi profesi keperawatan telah memberikan banyak
manfaat bagi para perawat dan masyarakat. Organisasi ini membantu para perawat dalam
meningkatkan kompetensi dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan, serta
memberikan perlindungan dan dukungan bagi para perawat dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawab mereka. Selain itu, organisasi profesi keperawatan juga berperan dalam
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran perawat dalam pelayanan
kesehatan.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian organisasi profesi keperawatan
2. Untuk mengetahui ciri-ciri organisasi profesi
3. Untuk mengetahui peran organisasi profesi
4. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat organisasi profesi keperawatan
5. Untuk mengetahui organisasi profesi keperawatan di Indonesia
6. Untuk mengetahui organisasi keperawatan dunia

C. MANFAAT
Makalah ini dapat bermanfaat untuk pengembangan keilmuan selanjutnya mengenai
organisasi profesi dan kewajiban dan hak profesi guru. Selain itu makalah ini juga sebagai
informasi baru bagi para mahasiswa mengenai organisasi profesi dan kewajiban dan hak
guru yang selanjutnya dapat dipahami oleh para mehasiswa. Dapat pula sebagai informasi
tambahan untuk kalangan umum lebih khususnya kalangan dalam pendidikan.

D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
D. Sistematika Penulisan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Organisasi Profesi
B. Organisasi Profesi Nasional
C. Organisasi Profesi Mancanegara

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Organisasi Profesi
Marqius Bessi L. & Huston J.C. (2000) mendefinisikan organisasi profesi
sebagai organisasi praktisi yang menilai/ mempertimbangkan seseorang memiliki
kompetensi profesional dan ikatan bersama untuk menyelenggarakan fungsi sosial yang
mana tidak dapat dilaksanakan secara terpisah sebagai individu.
Organisasi profesi memiliki dua perhatian utama, yaitu :
1. Kebutuhan hukum untuk melindungi masyarakat dari perawat yang tidak
dipersiapkan dengan baik.
2. Kurangnya standar dalam keperawatan.
Organisasi profesi menyediakan kendaraan untuk perawat dalam menghadapi tantangan
yang ada saat ini dan akan datang serta bekerja ke arah positif terhadap perubahan-
perubahan profesi sesuai dengan perubahan sosial.

Ciri-ciri organisasi profesi adalah :


1. Hanya ada satu organisasi untuk setiap profesi.
2. Ikatan utama para anggota adalah kebanggaan dan kehormatan.
3. Tujuan utama adalah menjaga martabat dan kehormatan profesi.
4. Kedudukan dan hubungan antar anggota bersifat persaudaraan.
5. Memiliki sifat kepemimpinan kolektif.
6. Mekanisme pengambilan keputusan atas dasar kesepakatan.

Peran organisasi profesi adalah :


1. Sebagai pembina, pengembang, dan pengawas terhadap mutu pendidikan
keperawatan.
2. Sebagai pembina, pengembang, dan pengawas terhadap pelayanan keperawatan.
3. Sebagai pembina serta pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawatan.
4. Sebagai pembina, pengembang, dan pengawas kehidupan profesi. Fungsi
organisasi profesi adalah :
1. Bidang pendidikan keperawatan
2. Menetapkan standar pendidikan keperawatan.
3. Mengembangkan pendidikan keperawatan berjenjang lanjut.
4. Bidang pelayanan keperawatan
5. Menetapkan standar profesi keperawatan.
6. Memberikan ijin praktik.
7. Memberikan regsitrasi tenaga keperawatan.
8. Menyusun dan memberlakukan kode etik keperawatan.
9. Bidang IPTEK
10. Merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi riset keperawatan.
11. Merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi perkembangan IPTEK dalam
keperawatan.
12. Bidang kehidupan profesi
13. Membina, mengawasi organisasi profesi.
14. Membina kerjasama dengan pemerintah, masyarakat, profesi lain dan antar
anggota.
15. Membina kerjasama dengan organisasi profei sejenis dengan negara lain.
16. Membina, mengupayakan dan mengawasi kesejahteraan anggota. Manfaat
organisasi profesi adalah :
Menurut Breckon (1989) manfaat organisasi profesi mencakup 4 hal, yaitu :
1. Mengembangkan dan memajukan profesi.
2. Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi.
3. Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi.
4. Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif
dalam mengembangkan dan memajukan profesi.

B. Organisasi Profesi Nasional


Di Indonesia organisasi keperawatan tingkat nasional yang digunakan sebagai
wadah perawat untuk menyalurkan aspirasi, bernama Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (sering disingkat dengan PPNI).

1. Sejarah PPNI
PPNI didirikan pada tanggal 17 Maret 1974 dan merupakan gabungan dari
berbagai organisasi keperawatan di masa itu, seperti IPI (Ikatan Perawat Indonesia), PPI
(Persatuan Perawat Indonesia), IGPI (Ikatan Guru Perawat Indonesia), IPWI (Ikatan
Perawat Wanita Indonesia).
Setiap orang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang sah dapat
mendaftarkan diri sebagai anggota PPNI, dan semua siswa/ mahasiswa keperawatan
yang sedang belajar dapat disebut sebagai calon anggota.
2. Tujuan dan Fungsi PPNI
Tujuan PPNI adalah sebagai berikut :
a. Membina dan mengembangkan organisasi profesi keperawatan antara lain :
persatuan dan kesatuan, kerjasama dengan pihak lain, dan pembinaan manajemen
organisasi.
b. Membina, mengembangkan, dan mengawasi mutu pendidikan keperawatan dan
pelayanan keperawatan di Indonesia.
c. Membina dan mengembangkan IPTEK keperawatan di Indonesia.
d. Membina dan mengupayakan kesejahteraan anggota. Fungsi PPNI adalah sebagai
berikut :
e. Sebagai wadah tenaga keperawatan yang memiliki kesatuan kehendak sesuai
dengan posisi jabatan, profesi, dan lingkungan untuk mencapai tujuan organisasi.
f. Mengembangkan dan mengamalkan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
program-program pembangunan manusia secara holistik tanpa membedakan
golongan, suku, keturunan, agama/ kepercayaan terhadap Tuhan YME.
g. Menampung, memadukan, menyalurkan, dan memperjuangkan aspirasi tenaga
keperawatan serta mengembangkan keprofesian dan kesejahteraan tenaga
keperawatan.

3. Struktur Organisasi PPNI


Jenjang organisasi di dalam PPNI adalah sebagai berikut :
1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
2. Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I (DPD I)
3. Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II (DPD II)
4. Komisariat PPNI (penguruh pada institusi dengan jumlah anggota 25 orang)
Struktur organisasi tingkat pusat adalah sebagai berikut :
1. Ketua umum sebagai puncak tertinggi kepemimpinan. Di bawahnya ada
beberapa ketua bidang seperti :
2. Pembinaan organisasi
3. Pembinaan pendidikan dan latihan
4. Pembinaan pelayanan
5. Pembinaan IPTEK
6. Pembinaan kesejahteraan
7. Sekretaris jenderal sebagai wakil ketua untuk urusan kesekretariatan dan
administrasi.
Sekretaris berjumlah 5 orang sesuai dengan beberapa departemen di bawah ini.
8. Departemen organisasi, keanggotaan, dan kaderisasi
9. Departemen pendidikan
10. Departemen pelatihan
11. Departemen pelayanan di rumah sakit
12. Departemen pelayanan di puskesmas
13. Departemen penelitian
14. Departemen hubungan luar negeri
15. Departemen kesejahteraan anggota
16. Departemen pembinaan yayasan

4. Keanggotaan PPNI
Lama kepengurusan adalah 5 tahun dan dipilih dalam Musyawarah Nasional atau
Musyawarah Daerah yang juga diselenggarakan untuk :
1. Menyempurnakan AD/ ART
2. Perumusan program kerja
3. Pemilihan pengurus Keanggotaan PPNI ada 2, yaitu :
1) Anggota biasa
2) WNI, tidak terlibat organisasi terlarang.
3) Lulus bidan pendidikan keperawatan formal dan disahkan oleh pemerintah.
4) Sanggup aktif mengikuti kegiatan yang ditentukan organisasi.
5) Pernyataan diri untuk menjadi anggota.
6) Anggota kehormatan
Syaratnya sama dengan anggota biasa, yaitu pada butir a, c, d dan bukan berasal dari
pendidikan perawatan tetapi telah berjasa terhadap organisasi PPNI yang ditetapkan oleh
DPP (Dewan Pmpinan Pusat).
Kewajiban anggota PPNI :
1. Menjunjung tinggi, mentaati dan mengamalkan AD dan ART organisasi.
2. Membayar uang pangkal dan uang iuran kecuali anggota penghormatan.
3. Mentaati dan menjalankan segala keputusan.
4. Menghadiri rapat yang diadakan organisasi.
5. Menyampaikan usul untuk mencapai tujuan yang digariskan dalam program kerja.
6. Memelihara kerukunan dalam organisasi secara konsekuen.
7. Setiap anggota baru yang diterima menjadi anggota membayar uang pangkal dan
uang iuran.
Hak anggota PPNI :
1. Semua anggota berhak mendapat pembelaan dan perlindungan dari organisasi dalam
hal yang benar dan adil dalam rangka tujuan organisasi.
2. Semua anggota berhak mendapat kesempatan dalam menambah dan
mengembangkan ilmu serta kecakapannya yang diadakan oleh organisasi.
3. Semua anggota berhak menghadiri rapat, memberi usul baik lisan maupun tulisan.
4. Semua anggota kecuali anggota kehormatan yang memiliki hak untuk memilih dan
dipilih sebagai pengurus atau perwakilan organisasi.

C. Organisasi Profesi Mancanegara


Selain di Indonesia, dunia keperawatan di luar negeri juga terdapat beberapa
organisasi profesi yang mengatur dan menjalankan birokrasi keperawatan secara global.
Organisasiorganisasi ini dibentuk sebagai tempat untuk memperkokoh silaturahmi para
perawat di seluruh dunia dan memberi kesempatan untuk membicarakan berbagai
masalah tentang keperawatan. Berikut beberapa contoh organisasi yang dibahas.
2.3.1 International Council of Nurses (ICN)
International Council of Nurses atau Konsil Keperawatan Internasional (KKI) adalah
sebuah federasi yang beranggotakan asosiasi-asosiasi perawat nasional (NNAs) dari 133
negara di dunia dan merupakan representasi dari jutaan perawat di seluruh dunia.
Didirikan pada tanggal 1 Juli 1899 yang dimotori oleh Mrs. Bedford Fenwick dan
mengadakan kongres setiap 4 tahun sekali, berpusat di Geneva, Switzerland.
ICN tidak memiliki keanggotaan secara perseorangan. Peran perawat yang telah terdaftar
dalam asosiasi perawat nasional dari suatu negara secara otomatis juga terdaftar sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari ICN.
Misi ICN adalah sebagai representasi dari profesi perawat dalam tatanan internasional
dan terlibat secara aktif dalam mempengaruhi kebijakan kesehatan di seluruh dunia. Kode
etik keperawatan menurut ICN (1973) menegaskan bahwa keperawatan bersifat
universal. Keperawatan tidak dibatasi oleh perbedaan kebangsaan, ras, warna kulit, usia,
jenis kelamin, aliran politik, agama, dan status sosial. Alamat ICN :
3rd place Jean Marteau CH 1201 Geneva, Switzerland
Telp. : +41 22 908-0100, Fax : +41 22 908-0101, E-mail : icn@icn.ch
2.3.2 American Nurses Association (ANA)
ANA adalah organisasi profesi perawat di Amerika Serikat. Didirikan pada akhir tahun
1800 yang anggotanya terdiri dari organisasi perawat dari Negara-negara bagian. ANA
berperan dalam menetapkan standar praktek keperawatan, melakukan penelitian untuk
menignkatkan mutu pelayanan keperawatan serta menampilkan profil keperawatan
profesional dengan pemberlakuan legislasi keperawatan.
2.3.3 Canadian Association of Nurses (CAN)
CAN adalah asosiasi perawat nasional di Kanada. Memiliki tujuan yang sama dengan
ANA, yaitu membuat standar praktek keperawatan, mengusahakan peningkatan standar
praktek keperawatan, mendukung peningkatan profesionalisasi keperawatan, dan
meningkatkan kesejahteraan perawat. CAN juga berperan aktif meningkatkan mutu
pendidikan keperawatan, pemberian ijin bagi praktek keperawatan mandiri.

5. Peran Organisasi Profesi Keperawatan


Di era globalisasi ini, organisasi profesi keperawatan sudah sangat berkembang dengan
pesat dan maju. Melalui berbagai macam organisasi profesi keperawatan yang ada di
seluruh dunia, perawat yang dulunya hanya dianggap sebagai pihak yang tidak terlalu
penting dalam dunia kesehatan, sekarang pun sudah menjadi suatu profesi.
Karena hal itu, keberadaan organisasi profesi keperawatan menjadi sangat bermanfaat dan
berperan penting dalam mewujudkan sistem keperawatan yang lebih bermutu. Peran-
peran tersebut diaplikasikan dalam beberapa langkah nyata seperti yang sudah dilakukan
oleh organisasi profesi keperawatan berikut ini.
a. PPNI
Peran dan langkah nyata yang dilakukan oleh PPNI dalam rangka pengembangan profesi
keperawatan di Indonesia adalah :
1. Menganjurkan suatu kegiatan sosialisasi profesional.
2. Mengusulkan Pola Jenjang Karir tenaga perawat sebagai sistem pengembangan
karir.
3. Agar sistem pengembangan karir dapat terlaksana, PPNI bertanggung jawab
terhadap terlaksananya Program Pendidikan Berkelanjutan Bagi Perawat (PBP/
CNE).
4. Menciptakan komunitas profesional, yaitu komunitas perawatan yang ada di
institusi pelayanan kesehatan dan pendidikan dan melaksanakan pelayanan/
asuhan keperawatan profesional, memiliki sistem nilai dan tanggung jawab yang
sama, merupakan bagian dari masyarakat keperawatan profesional.
5. Untuk menjamin kualitas pelayanan keperawatan yang diterima masyarakat, maka
PPNI telah menetapkan sistem legislasi keperawatan diawali dengan adanya
Keputusan Menteri Kesehatan No. 647 tentang Registrasi dan Praktik
Keperawatan.
b. ICN
ICN bekerja dalam banyak area, terutama dalam memberikan panduan dalam Praktik
Keperawatan Profesional, Perumusan Regulasi, dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Ekonomi pada berbagai negara di dunia, serta berkaitan dengan Standar Keperawatan dan
Kebijakan dalam Keperawatan dan Kesehatan di manca negara. ICN menyediakan
publikasi dalam skala yang luas terkait dengan isu-isu terkini dan kebijakan-kebijakan
yang diambil organisasi bagi anggotanya secara gratis.
Setiap tahun ICN mempublikasikan dan mendiseminasikan seperangkat media untuk
digunakan dalam peringatan Hari Perawat Sedunia (The International Nurses’ Day Kit),
yang dilaksanakan secara serentak di berbagai belahan dunia setiap tanggal 12 Mei. ICN
memiliki proyek penting dalam bidang Praktik Keperawatan Profesional dan
Kesejahteraan Sosial Ekonomi, seperti Leadership for Change, ICNP®, Negotiation in
Leadership yang terus dijalankan di Amerika Latin, Karibia, Asia Pasifik, dan Afrika.
c. Majelis Tenaga Keperawatan Indonesia
PPNI memiliki suatu majelis tinggi yang mengatur segala regulasi keperawatan agar
fungsinya berjalan dengan baik. Majelis tersebut bernama Majelis Tenaga Keperawatan
Indonesia (MTKI). Majelis ini didirikan sebagai upaya meningkatkan profesionalisme
pelayanan keperawatan kepada masyarakat, meningkatkan daya saing tenaga keperawatan
dalam negeri maupun luar negeri, serta memberikan perlindungan kepada penerima dan
pemberi jasa pelayanan keperawatan, dan juga perlu dilakukan suatua registrasi dan
sertifikasi kepada tenaga keperawatan.
Wewenang Majelis Tenaga Keperawatan Indonesia :
1. Mengatur sertifikasi tenaga keperawatan.
2. Membina, mengawasi, dan mengendalikan tenaga keperawatan dan pelaksanaan
praktik pelayanan kesehatan.
3. Menerima dan menindaklanjuti masukan dan pengaduan dari masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan.
4. Memberikan advokasi non litigasi dan etik bagi tenaga keperawatan.
5. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah tentang perencanaan tenaga
keperawatan dalam hal kebutuhan baik jenis, jumlah, amupun kualifikasi tenaga
keperawatan.
6. Menetapkan pedoman organisasi dan tatalaksana kerja serta Divisi dan Komite
Profesi MTKI beserta rincian tugas-tugas.
7. Memberikan rekomendasi kepada Dinas Kesehatan dalam penerbitan dan
pencabutan ijin tenaga kesehatan.
d. RUU Keperawatan
Keperawatan merupakan salah satu profesi dalam dunia kesehatan yang harus memiliki
kompetensi dan memenuhi standar praktik, serta memperhatikan kode etik dan moral
profesi agar masyarakat menerima pelayanan dan asuhan keperawatan yang bermutu. Saat
ini terjadi pergeseran paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan dari model
medikal yang menitikberatkan pelayanan pada diagnosis penyakit dan pengobatan ke
paradigma sehat yang lebih holistik, yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi,
bukan sebagai fokus pelayanan (Cohen, 1996).
Berdasarkan hasil penelitian Direktorat Keperawatan dan PPNI mengenai kegiatan
perawatan di Puskesmas, ternyata lebih dari 75% dari seluruh kegiatan pelayanan adalah
kegiatan pelayanan keperawatan (Depkes, 2005). Dari sini kita dapat menyadari bahwa
perawat berada pada posisi kunci paling penting dalam pemberian pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, sehingga diperlukan suatu regulasi yang jelas dalam mengatur
pemberian asuhan keperawatan dan perlindungan hukum pun mutlak didapatkan oleh
perawat.
Tetapi bila kita lihat realita yang ada sekarang, dunia keperawatan di Indonesia masih
memprihatinkan. Dalam keadaan ini, perawat yang tugasnya berada di samping pasien
selama 24 jam sering mengalami kedaruratan pasien sedangkan dokter yang bertugas
tidak ada. Hal ini membuat perawat terpaksa melakukan tindakan medis yang bukan
merupakan wewenangnya demi keselamatan pasien. Tindakan yang dilakukan tanpa ada
delegasi dan petunjuk dari dokter sering terjadi di Puskesmas di daerah-daerah terpencil.
Dengan adanya pengalihan fungsi perawat tersebut, ketika ada kesalahan tentu saja
perawat tidak mendapatkan perlindungan hokum yang baku, karena pekerjaannya tidak
dapat dipertanggungjawabkan secara profesional.
Selain itu banyak pula masyarakat yang menuntut hukum terhadap praktik tenaga
keperawatan, dan sering diidentikkan dengan kegagalan upaya pelayanan kesehatan.
Padahal perawat hanya melakukan daya upaya sesuai disiplin ilmu keperawatan.
Dari beberapa kenyataan di atas, jelas bahwa diperlukan suatu ketetapan hukum yang
mengaturpraktik keperawatan dalam rangka menjamin perlindungan terhadap masyarakat
penerima pelayanan asuhan keperawatan serta perawat sebagai pemberi pelayanan asuhan
keperawatan. Hanya perawat yang memenuhi persyaratan yang mendapatkan izin
melakukan praktik keperawatan.
Untuk itu diperlukan Undang-undang Praktik keperawatan yang mengatur keberfungsian
Konsil Keperawatan sebagai badan regulator untuk melindungi masyarakat. Fungsi
Konsil keperawatan, sebagai Badan Independen yang bertanggungjawab langsung kepada
Presiden, yakni mengatur sistem registrasi, lisensi, dan sertifikasi bagi praktik perawat
(PPNI, 2006). Dengan adanya Undang-undang PraktikKeperawatan maka akan terdapat
jaminan terhadap mutu dan standar praktik, di samping sebagai perlindungan hukum bagi
pemberi dan penerima asuhan keperawatan.
Pada tahun 1989, PPNI sebagai organisasi profesi perawat di Indonesia mulai
memperjuangkan terbetuknya UU Keperawatan. Berbagai peristiwa penting terjadi dalam
usaha mensukseskan UU Keperawatan ini. Pada tahun 1992 disahkanlah UU Kesehatan
yang di dalamnya mengakui bahwa keperawatan merupakan profesi (UU Kesehatan
No.23, 1992). Peristiwa ini penting artinya, karena sebelumnya pengakuan bahwa
keperawatan merupakan profesi hanya tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP No.32,
1966). Dan usulan UU Keperawatan baru disahkan menjadi Rancangan Undang-uandang
(RUU) Keperawatan pada tahun 2004.
Perlu kita ketahui bahwa untuk membuat suatu undang-undang dapat ditempuh dengan
dua cara yakni melalui Pemerintah (UUD 1945 Pasal 5 ayat 1) dan melalui DPR (Badan
Legislatif Negara). Selama hampir 20 tahun ini PPNI memperjuangkan RUU
Keperawatan melalui Pemerintah, dalam hal ini Depkes RI. Dana yang dikeluarkan pun
tidak sedikit. Tapi kenyataannya hingga saat ini RUU keperawatan berada pada urutan
250-an pada Program Legislasi Nasional (Prolegnas), yang pada tahun 2007berada pada
urutan 160 (PPNI, 2008).
Tentunya, pengetahuan masyarakat akan pentingnya UU Keperawatan mutlak diperlukan.
Hal ini terkait status DPR yang merupakan lembaga perwakilan rakyat, sehingga
pembahasan-pembahasan yang dilakukan merupakan masalah yang sedang terjadi di
masyarakat. Oleh karena itu, pencerdasan kepada masyarakat akan pentingnya UU
Keperawatn harus dilakukan agar masyarakat merasa butuh dan usulan UU Keperawatan
pun masuk dalam agenda DPR RI.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang
menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-
fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka seagai individu.
Organisasi profesi menyediakan kendaraan untuk perawat dalam menghadapi tantangan
yang ada saat ini dan akan datang serta bekerja kearah positif terhadap perubahan-perubahan
profesi sesuai dengan perubahan sosial.

B. Saran
Langkah yang terlihat nyata adalah terbentuknya Sistem Pendidikan Tinggi
Keperawatan, diharapkan dengan lulusan perawat dari pendidikan tinggi keperawatan
maupun memberikan pelayanan/asuhan keperawatan profesional.
DAFTAR PUSTAKA

Buchan, J., & Aiken, L. (2018). Solving nursing shortages: A common priority. Journal of
Clinical Nursing, 27(5-6), 933-935.
Buerhaus, P. I., Auerbach, D. I., & Staiger, D. O. (2020). Older clinicians and the surge in
novel coronavirus disease 2019 (COVID-19). JAMA, 323(18), 1777-1778.
Buchan, J., & Calman, L. (2019). The global shortage of registered nurses: An overview of
issues and actions. International Journal of Nursing Studies, 113, 1-7.
Chitty RT (1997), Profesional Nursing : Concept and Challenges. WB Sounders Company
Philadelphia
Marqius Bessi L & Huston JC (2000), Leadership Roles and Management Functions in
Nursing. Theory and Application, Lippincott Philadelphia
Rully DE & Oermann MH (1985), The clinical Field its use in Nursing Education. Appleton
century – Crufts. Norwalk, Connecticut
Swansburg RJ & Swansburg RC (1998): Introductory management and Leaderhip for Nurses
: an Intercative text, Jones and Barlett Publisher.

Anda mungkin juga menyukai