PROGRAM STUDI
JAMBI
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan sampai
alam yang berilmu pendidikan yang kita rasakan pada saat ini.
Berikut ini hasil dari makalah yang berjudul “PERAN ORGANISASI DAN KODE ETIK
PADA PROFESI”, Melalui kata pengantar ini kami sebagai penulis terlebih dahulu meminta maaf
dan memohon pemakluman bila mana makalah ini terdapat kekurangan. Akhir kata kami berharap
agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii
KESIMPULAN .......................................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehadiran organisasi merupakan syarat yang diperlukan bagi sebuah profesi.
Organisasi adalah wadah, tempat para anggotanya berkumpul dan bertukar pikiran serta
mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Bagaimanapun kuatnya suatu
perpustakaan tidak akan mampu menghimpun semua informasi dan tidak akan mampu
memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Tersedianya organisasi dalam profesi
pustakawan merupakan suatu kebutuhan kerjasama antara satu sama lain dengan cara untuk
mengatasi tantangan yang ada. Organisasi profesi pustakawan merupakan wadah kerjasama
(networking), baik secara formal atau informal.
Organisasi merupakan pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan bersama-sama untuk
mencapai tujuan bersama. Dan dengan munculnya sebuah organisasi di institut maka,
memberikan dampak kemudahan bagi dalam menjalani hidup dan pekerjaan dan bahkan
bisa menyelesaikan masalah jika dipikirkan oleh sekelompok orang yang banyak maka akan
terselesaikan satu demi satu persoalan yang dihadapi.
Pustakawan sebagai sebuah profesi tentu mempunyai tata aturan, norma, sopan
santun, tata krama, yang disebut kode etik profesi. Kode etik profesi ini sebagai panduan
atau pedoman perilaku dalam hubungan kinerja seorang profesi yang profesional. Dan
setiap anggota yang menjadi anggota profesi mempunyai tanggung jawab dan harus taat
kepada kode etik. Seorang pustakawan yang profesional tentu dapat menjaga
keprofesionalannya dalam menjaga standart mutu untuk kepentingan profesi, organisasi
profesi dan masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja peran organisasi profesi?
2. Apa itu ikatan pustakawan indonesia sebagai organisasi profesi pustakawan?
3. Apa saja peran kode etik pustakawan pada profesi pustakawan?
C. TUJUAN MASALAH
1. Mampu memahami peran organisasi profesi
2. Mampu memahami apa itu ikatan pustakawan indonesia sebagai organisasi profesi
pustakawan
3. Mampu memahami peran kode etik pustakawan pada profesi pustakawan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
pekerja. Supaya mendapat perlindungan dari organisasi, pekerja harus dapat memenuhi
kewajiban sebagai profesi. Dengan demikian pekerja akan mendapatkan hak-hak sebagai
pekerja. Dimana kewajiban dan hak diatur oleh pemerintah dalam peraturan yang jelas.
Organisasi profesi ini juga dapat memudahkan alih teknologi serta mempercepat
arus informasi yang terkait dengan profesionalisme profesi serta mempercepat arus
informasi dan komunikasi sesama profesi guna meningkatkan kesigapan dalam peningkatan
daya saing global. Organisasi profesi juga mempunyai dua perhatian umum yaitu;
kebutuhan hukum untuk melindungi masyarakat dari anggota profesi yang tidak
dipersiapkan dengan baik dan kurangnya standar dalam bidang profesi yang dijalani.
3
c. Meningkatkan dan mengembangkan kewenangan profesional anggota merupakan
upaya para professional untuk menempatkan anggota suatu profesi sesuai
kemampuan.
d. Meningkatkan dan mengembangkan martabat anggota agar anggotanya terhindar
dari perlakuan tidak manusiawi.
e. Meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan untuk meningkatkan
kesejahteraan lahir batin anggotanya.
4
Perhimpunan Ahli Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Indonesia (PAPADI) 1956,
Asosiasi Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Indonesia (APADI) 1962, Himpunan
Perpustakaan Chusus Indonesia (HPCI) 1969, dan Perkumpulan Perpustakaan Daerah
Istimewa Yogyakarta (PPDIY).
Dalam Kongres Pustakawan Indonesia tahun 1973 tersebut, ada dua acara utama
yang diagendakan, yaitu (1) seminar tentang berbagai aspek perpustakaan, arsip,
dokumentasi, informasi, pendidikan, dan (2) pembentukan organisasi sebagai wadah tunggal
bagi pustakawan Indonesia.
1. Tujuan ikatan pustakawan indonesia
Ketika awal berdirinya IPI pada tahun 1973 bertujuan:
a. Menghimpun, menampung dan menyalurkan aspirasi dan kreasi dari mereka yang
berprofesi dalam ilmu perpustakaan dan ilmu pengetahuan lain yang berkaitan dan
atau bekerja dalam bermacam-macam jenis perpustakaan atau badan-badan lainnya
yang ruang lingkupnya berkaitan dengan kepustakawanan
b. Mengusahakan mereka yang termasuk di atas pada tempat yang semestinya di dalam
masyarakat
c. Meningkatkan, mengembangkan, dan mengamalkan ilmu perpustakaan, demi
kemajuan pendidikan, ilmu pengetahuan, serta kesejahteraan masyarakat, Dan
Menempatkan ilmu perpustakaan dan ilmu pengetahuan lainnya yang berkaitan,
pada tarif yang semestinya, di antara ilmu-ilmu pengetahuan.
5
4. Memajukan dan memberikan perlindungan kepada anggota.
Dan Untuk mencapai tujuan tersebut, lebih lanjut dalam Anggaran Dasar, IPI
melakukan berbagai kegiatan, seperti:
6
oleh Pengurus Pusat dan hanya dapat dijabat 2 (dua) periode secara berturut-
turut, Sekretaris dibantu tenaga sekretariat untuk menjalankan tugas
kesekretariatan sesuai dengan kebutuhan.
c. Pengurus Daerah IPI Kabupaten/Kota terdiri dari; Ketua; Wakil Ketua;
Sekretaris; Bendahara; Seksi. Kemudian Pengurus Daerah IPI Kabupaten/Kota
dipilih, ditetapkan oleh Musyawarah Daerah IPI Kabupaten/Kota untuk masa
jabatan 3 (tiga) tahun, dan dikukuhkan/dilantik oleh Pengurus Daerah IPI
Provinsi, Ketua Pengurus Daerah IPI Kabupaten/Kota hanya dapat menjabat 2
(dua) periode secara berturut-turut, Dan Sekretaris dibantu tenaga sekretariat
untuk menjalankan tugas kesekretariatan sesuai dengan kebutuhan.
7
menyatakan kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara
tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang
harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Menurut Soetjipto dan Raflis Kosasi (2009) bahwa tujuan kode etik bagi seorang
tenaga professional adalah:
a. Untuk menjunjung tinggi martabat suatu profesi. Dalam hal ini kode etik dapat
mempertahankan pandangan dan kesan publik atau orang luar, agar tidak terjadi
memandang rendah dan meremehkan profesi yang bersangkutan. Karena itu, setiap kode
etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk perilaku atau perilaku anggota profesi
yang dapat mencemarkan nama baik profesi tersebut terhadap dunia luar.
b. Untuk melindungi dan menjaga kesejahteraan anggotanya. Yang dimaksud dengan
kesejahteraan di sini termasuk fisik (materi) dan mental (spiritual) atau kesejahteraan
mental. Ketika menyangkut kesejahteraan anggota profesi, kode etik pada umumnya
mengandung batasan pada anggota mereka untuk tidak melakukan tindakan yang
merugikan anggota mereka, misalnya korupsi, pelecehan, dan sebagainya. Sedangkan
kesejahteraan batin anggota profesi. Kode etik ini adalah untuk memberikan panduan
bagi para anggotanya untuk menjalankan profesinya.
c. Untuk meningkatkan pengabdian anggota profesi. Tujuan lain dari kode etik juga dapat
dikaitkan dengan peningkatan kegiatan layanan profesional, sehingga anggota profesi
dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab layanan mereka dalam
melaksanakan tugas mereka.
d. Untuk meningkatkan kualitas organisasi profesional. Untuk meningkatkan kualitas
organisasi profesional, wajib bagi setiap anggota untuk berpartisipasi aktif dalam
membina organisasi dan kegiatan profesional yang dirancang oleh organisasi.
Dan di dalam Bab II Pasal 2 terkait dengan kode etik profesi pustakawan
mempunyai tujuan (a)membina dan membentuk karakter pustakawan, (b)mengawasi
tingkah laku pustakawan dan sarana kontrol sosial, (c)mencegah timbulnya
kesalahpahaman dan konflik antar sesama anggota dan antara anggota dengan
masyarakat, (d)menumbuhkan kepercayaan masyarakat pada perpustakaan dan
mengangkat citra pustakawan.
8
2. Fungsi kode etik profesi pustakawan
Rusel dalam Hermawan, (2006:100) menyatakan bahwa fungsi kode etik bagi pustakawan adalah
sebagai berikut;
Kode etik pustakawan yang ditetapkan IPI pada Pasal 3 menuangkan beberapa sikap dasar,
substansi kode etik pustakawan dalam sikap dasar pustakawan, Suwarno (2016) yaitu:
9
terhadap dirinya, ia bertanggung jawab dengan profesi pustakawan yang
disandangnya.
4. Menjamin bahwa tindakan dan keputusannya berdasarkan pertimbangan profesional.
5. Tidak menyalahgunakan posisinya dengan mengambil keuntungan kecuali atas jasa
profesi.
6. Bersifat sopan dan bijaksana dalam melayani masyarakat, baik dalam ucapan
maupun perbuatan. Pustakawan adalah individu yang hidup di dalam lingkungan
masyarakat.
Dan dengan begitu, kode etik pustakawan menuangkan beberapa sikap dasar yaitu berupaya
melaksanakan tugas sesuai dengan harapan masyarakat, berupaya mempertahankan keunggulan
kompetensi, membedakan sikap hidup pribadi dan tugas profesi, tindakan Kode Etik Pustakawan
sebagai Aturan Profesional bagi Profesi Pustakawan dan keputusan berdasarkan pertimbangan
profesional, tidak menyalahgunakan kedudukan untuk mengambil keuntungan dan bersikap sopan
dan bijaksana dalam melayani pemustaka.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Organisasi profesi adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan dan
diurus oleh sekelompok orang yang memiliki profesi yang sama untuk mengembangkan
profesionalitasnya dan untuk mencapai tujuan bersama. Kemudian Profesionalitas
menunjuk pada kualitas atau sikap pribadi individu terhadap suatu pekerjaan. Dalam profesi
digunakan teknik dan prosedur intelektual yang harus dipelajari secara sengaja sehingga
dapat diterapkan untuk orang lain. Professional menunjuk pada penampilan seseorang yang
sesuai dengan seharusnya dan menunjuk pada orang itu sendiri. Profesionalitas menunjuk
pada proses menjadikan seseorang sebagai professional.
pustakawan sebagai profesi harus memahami kode etik pustakawan. Kode etik
pustakawan sebagai pedoman yang wajib dimiliki seorang pustakawan dalam bertingkah
laku atau bersikap kepada pengguna. Kewajiban tersebut tidak hanya untuk dirinya sendiri,
tetapi juga kewajiban yang diberikannya kepada pengguna, teman sejawatnya, seanggota
profesi, dan masyarakat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Nuraini, Laila Hadri Nasution. (2021). “Kode Etik Pustakawan sebagai Aturan Profesional
bagi Profesi Pustakawan”. Dalam jurnal ilmu informasi perpustakaan dan kearsipan
universitas Sumatera utara: Volume 9 Number 2 2021, pp 17-23
Vivi,Vita,&Hadira, “Peran ikatan pustakawan indonesia (ipi) provinsi riau dalam
mengembangkan kualitas sumber daya manusia pustakawan” dalam Jurnal Ilmu
Perpustakaan dan Informasi, Universitas Lancang Kuning: Vol. 15, No.1, Januari-
Juni 2020
Sinda, Malta,” Penerapan Kode etik pustakawan diperpustakaan universitas negeri
padang”, dalam Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipanl, Universitas Negeri
Padang Vol.4,No.1,September2015,SeriB
12