Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERAN ORGANISASI DAN KODE ETIK PADA PROFESI


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Etika Profesional Perpustakaan

Dosen Pengampu : Siti Asiah Wahyuni Hawasyi, S.S,M.Hum

Disusun Oleh Kelompok 5 :

ISNAINI RUKMANA (404210010)

RAIHANI ZAHRA (404210062)

PROGRAM STUDI

ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN THAHA SYAIFUDIN

JAMBI

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan sampai
alam yang berilmu pendidikan yang kita rasakan pada saat ini.

Berikut ini hasil dari makalah yang berjudul “PERAN ORGANISASI DAN KODE ETIK
PADA PROFESI”, Melalui kata pengantar ini kami sebagai penulis terlebih dahulu meminta maaf
dan memohon pemakluman bila mana makalah ini terdapat kekurangan. Akhir kata kami berharap
agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Jambi, 20 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................... 1
C. TUJUAN MASALAH ......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 2

A. PERAN ORGANISASI PADA PROFSI ............................................................................ 2


B. IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA SEBAGAI PROFESI PUTAKAWAN ............ 4
C. PERAN KODE ETIK PUSTAKAWAN PADA PROFESI PUSTAKAWAN .................. 7

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 11

KESIMPULAN .......................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehadiran organisasi merupakan syarat yang diperlukan bagi sebuah profesi.
Organisasi adalah wadah, tempat para anggotanya berkumpul dan bertukar pikiran serta
mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Bagaimanapun kuatnya suatu
perpustakaan tidak akan mampu menghimpun semua informasi dan tidak akan mampu
memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Tersedianya organisasi dalam profesi
pustakawan merupakan suatu kebutuhan kerjasama antara satu sama lain dengan cara untuk
mengatasi tantangan yang ada. Organisasi profesi pustakawan merupakan wadah kerjasama
(networking), baik secara formal atau informal.
Organisasi merupakan pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan bersama-sama untuk
mencapai tujuan bersama. Dan dengan munculnya sebuah organisasi di institut maka,
memberikan dampak kemudahan bagi dalam menjalani hidup dan pekerjaan dan bahkan
bisa menyelesaikan masalah jika dipikirkan oleh sekelompok orang yang banyak maka akan
terselesaikan satu demi satu persoalan yang dihadapi.
Pustakawan sebagai sebuah profesi tentu mempunyai tata aturan, norma, sopan
santun, tata krama, yang disebut kode etik profesi. Kode etik profesi ini sebagai panduan
atau pedoman perilaku dalam hubungan kinerja seorang profesi yang profesional. Dan
setiap anggota yang menjadi anggota profesi mempunyai tanggung jawab dan harus taat
kepada kode etik. Seorang pustakawan yang profesional tentu dapat menjaga
keprofesionalannya dalam menjaga standart mutu untuk kepentingan profesi, organisasi
profesi dan masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja peran organisasi profesi?
2. Apa itu ikatan pustakawan indonesia sebagai organisasi profesi pustakawan?
3. Apa saja peran kode etik pustakawan pada profesi pustakawan?
C. TUJUAN MASALAH
1. Mampu memahami peran organisasi profesi
2. Mampu memahami apa itu ikatan pustakawan indonesia sebagai organisasi profesi
pustakawan
3. Mampu memahami peran kode etik pustakawan pada profesi pustakawan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran Organisasi Pada Profesi


Peranan asal kata bermula “peran”. Peran menyimpan definisi yakni seperangkat
jejak diinginkan yang dipunyai bagi yang berstatus di komunitas. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2007: 845) “Peran ialah penggalan dari darma esensial yang mesti ditunaikan”.
Dalam suatu sistem kekuasaannya diharuskan seseorang pantas memiliki selengkap aksi
tindakan ialah definisi peran. Kapasitas diimbaskan oleh kondisi sosial baik dari internal
maupun dari eksternal dan bertabiat konstan (Fadli dalam Kozie Barbara, 2008).
Menurut Carter Anderson dalam Andarmoyo (2012) Ciri-ciri peran yakni:
a. Terstruktur, yaitu berolehnya kolerasi
b. Ditemukan keterbatasan dalam mengendalikan instruksi dan tugas
c. Terdapat divergensi dan partikularitas.

Kemudian Organisasi adalah wadah, tempat para anggotanya berkumpul dan


bertukar pikiran serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Bahkan
organisasi dapat pula sebagai media untuk memperkenalkan profesi kepada masyarakat. Di
yakini bahwa dengan bersama, akan dapat berbuat lebih banyak, “berat sama dipikul ringan
sama dijinjing” (Muhammad Amriza Hafiz, 2018). Menurut W.J.S Poerwadarminta (dalam
kamus umum bahasa indonesia) organisasi yaitu susunan dan aturan dari berbagai bagian
(orang dan sebagainya) sehingga merupakan kesatuan yang teratur (Poerwadarminta, 1974).

Selanjutnya yaitu mengenai Profesionalisme berasal dari kata profesi. (Mutaqin,


2014) Sedangkan dalam buku bahasa Indonesia menjelaskan bahwa profesi itu adalah
sebuah keahlian, kemampuan, dan keterampilan. (Poerwadarminta, 1974) Dari penjelasan
tersebut dapat dikatakan bahwa profesi itu merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan
keahlian kusus dalam bidang tertentu sehingga mendapatkan kepercayaan ataupun kebaikan
dalam jasanya.

Dalam menuju profesionalisme tersebut, dalam setiap profesi membentuk organisai-


organisasi yang berfungsi untuk mengayomi, melindungi, dan sebagai keluh kesah pekerja
untuk mendapatkan kehidupan yang layak bagi para profesi. Fungsi organisasi profesi ini
sangat penting bagi para pekerja. Dan profesi juga dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan
yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang
mengandalkan suatu keahlian. Kemudian peranan organisasi profesi dapat melindungi

2
pekerja. Supaya mendapat perlindungan dari organisasi, pekerja harus dapat memenuhi
kewajiban sebagai profesi. Dengan demikian pekerja akan mendapatkan hak-hak sebagai
pekerja. Dimana kewajiban dan hak diatur oleh pemerintah dalam peraturan yang jelas.

Adapun karakteristik dari profesi antara lain adalah mengandalkan suatu


keterampilan atau keahlian khusus, dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan
utama (purna waktu), dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup dan dilaksanakan
dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.
Menurut ikatan konselor indonesia (2008) bahwa organisasi profesi pada umumnya
berpegang pada apa yang disebut tridarna organisasi profesi, yaitu :
1. Ikut serta mengembangkan ilmu dan teknologi profesi
2. Meningkatkan mutu pelayanan kepada sasaran layanan; Dan
3. Menjaga kode etik profesi.

Organisasi profesi ini juga dapat memudahkan alih teknologi serta mempercepat
arus informasi yang terkait dengan profesionalisme profesi serta mempercepat arus
informasi dan komunikasi sesama profesi guna meningkatkan kesigapan dalam peningkatan
daya saing global. Organisasi profesi juga mempunyai dua perhatian umum yaitu;
kebutuhan hukum untuk melindungi masyarakat dari anggota profesi yang tidak
dipersiapkan dengan baik dan kurangnya standar dalam bidang profesi yang dijalani.

1. Ciri-ciri organisasi profesi


Secara umum, ciri-ciri organisasi profesi adalah:
a. Hanya ada satu organisasi untuk setiap profesi
b. Ikatan utama para anggota adalah kebanggaan dan kehormatan
c. Tujuan utama adalah menjaga martabat dan kehormatan profesi
d. Kedudukan dan hubungan antar anggota bersifat persaudaraan
e. Memiliki sifat kepemimpinan kolektif
f. Mekanisme pengambilan keputusan atas dasar kesepakatan.
2. Tujuan Organisasi Profesi
Adapun tujuan organisasi profesi antara lain:
a. Meningkatkan dan mengembangkan karier anggota, hal itu merupakan upaya
organisasi dalam bidang mengembangkan karir anggota sesuai bidang pekerjannya.
b. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan anggota, merupakan upaya
terwujudnya kompetensi dalam bidangnya yang handal pada diri anggotanya.

3
c. Meningkatkan dan mengembangkan kewenangan profesional anggota merupakan
upaya para professional untuk menempatkan anggota suatu profesi sesuai
kemampuan.
d. Meningkatkan dan mengembangkan martabat anggota agar anggotanya terhindar
dari perlakuan tidak manusiawi.
e. Meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan untuk meningkatkan
kesejahteraan lahir batin anggotanya.

Organisasi profesi pastilah memberikan manfaat kepada para anggotanya termasuk


juga organisasi profesi pendidikan. Manfaat yang diperoleh dengan adanya profesi
pendidikan diantaranya yaitu membangun kepercayaan dalam diri masyarakat mengenai
adanya suatu persepsi tentang kompetensi, adanya persepsi masyarakat bahwa
kelompok-kelompok profesional mengatur dirinya dan lebih lanjut diatur oleh
masyarakat berdasarkan minat dan kepentingan masyarakat.

B. Ikatan pustakawan indonesia sebagai organisasi profesi pustakawan


Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) adalah organisasi yang dibentuk untuk
mengumpulkan seluruh pustakawan dalam menyatakan wujud adanya suatu profesi
pustakawan yang akan mengelola dan membina sumber daya manusia serta perangkat
perpustakaan dengan baik. Peran Ikatan Pustakawan Indonesia sangat penting bagi
pengembangan sumber daya manusia terutama para pustakawan, organisasi ini dibentuk
untuk mengarahkan para pustakawan bagaimana caranya mengelola perpustakaan
denganbaik, penyedia informasi, dan mengembangkan ilmu perpustakaan. Maka dari itu
peran Ikatan Pustakawan Indonesia sangat berkaitan kepada pustakawan karena membantu
seluruh pustakawan dalam menambah ilmu pengetahuan dan juga meningkatkan keahlian
yang nanti ujungnya dapat berdampak kepada pengelolaan perpustakaan yang baik.
Organisasi profesi pustakawan lebih dikenal dengan Ikatan Pustakawan Indonesia
atau yang biasa disingkat IPI (yang harus dibaca dengan I-Pe-I). Didirikan pada tanggal 6
Juli 1973 dalam Kongres Pustakawan Indonesia yang diadakan di Ciawi, Bogor, 5-7 Juli
1973. Dari IPI inilah kemudian muncul forum-forum yang berkaitan dengan dunia
perpustakaan seperti FP2T (Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi), ISIPI dan lain
sebagainya. Dan dalam perjalanan panjang sejarah perpustakaan di indonesia ini, jauh
sebelum IPI lahir, sudah ada beberapa organisasi pustakawan di Indonesia. Yaitu berupa;
Vereeniging tot Bevordering van het Bibliothekwezen (1916), Asosiasi Perpustakaan
Indonesia (API) 1953, Perhimpunan Ahli Perpustakaan Seluruh Indonesia (PAPSI) 1954,

4
Perhimpunan Ahli Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Indonesia (PAPADI) 1956,
Asosiasi Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Indonesia (APADI) 1962, Himpunan
Perpustakaan Chusus Indonesia (HPCI) 1969, dan Perkumpulan Perpustakaan Daerah
Istimewa Yogyakarta (PPDIY).
Dalam Kongres Pustakawan Indonesia tahun 1973 tersebut, ada dua acara utama
yang diagendakan, yaitu (1) seminar tentang berbagai aspek perpustakaan, arsip,
dokumentasi, informasi, pendidikan, dan (2) pembentukan organisasi sebagai wadah tunggal
bagi pustakawan Indonesia.
1. Tujuan ikatan pustakawan indonesia
Ketika awal berdirinya IPI pada tahun 1973 bertujuan:
a. Menghimpun, menampung dan menyalurkan aspirasi dan kreasi dari mereka yang
berprofesi dalam ilmu perpustakaan dan ilmu pengetahuan lain yang berkaitan dan
atau bekerja dalam bermacam-macam jenis perpustakaan atau badan-badan lainnya
yang ruang lingkupnya berkaitan dengan kepustakawanan
b. Mengusahakan mereka yang termasuk di atas pada tempat yang semestinya di dalam
masyarakat
c. Meningkatkan, mengembangkan, dan mengamalkan ilmu perpustakaan, demi
kemajuan pendidikan, ilmu pengetahuan, serta kesejahteraan masyarakat, Dan
Menempatkan ilmu perpustakaan dan ilmu pengetahuan lainnya yang berkaitan,
pada tarif yang semestinya, di antara ilmu-ilmu pengetahuan.

Dalam kongres yang dilakukan IPI, di samping melakukan pemilihan pimpinan


organisasi, menentukan program kerja organisasi, juga melakukan tinjau ulang terhadap AD
dan ART serta kode etik, termasuk di dalamnya menentukan arah dan tujuan organisasi,
minimal sampai ke kongres berikutnya. Dan Tujuan organisasi IPI menurut AD/ART IPI
pasal 8 untuk mengembangkan profesionalisme pustakawan Indonesia, mengembangkan
ilmu perpustakaan dan informasi, mengabdikan dan mengamalkan tenaga dan keahlian
pustakawan untuk bangsa dan negara, dan yang terakhir memberikan perlindungan profesi
kepadaanggota (Rumani, 2018).

2. Tugas Ikatan Pustakawan Indonesia, diantaranya yaitu sebagai berikut;


1. Meningkatkan pofesionalisme pustakawan Indonesia;
2. Mengembangkan ilmu perpustakaan dan informasi;
3. Mengabdikan dan mengamalkan tenaga dan keahlian pustakawan untuk
bangsa dan negara;

5
4. Memajukan dan memberikan perlindungan kepada anggota.

Dan Untuk mencapai tujuan tersebut, lebih lanjut dalam Anggaran Dasar, IPI
melakukan berbagai kegiatan, seperti:

1. Mengadakan dan ikut serta dalam berbagai kegiatan ilmiah, khususnya di


bidang perpustakaan dan informasi.
2. Mengusahakan keikut sertaan IPI dalam pelaksanaan program pemerintah
dan pembangunan nasional di bidang perpustakaan dan informasi;
3. Menerbitkan bahan perpustakaan dan/atau mempublikasikan bahan
perpustakaan bidang perpustakaan dan informasi;
4. Membina forum komunikasi antar pustakawan dan/atau kelembagaan
perpustakaan dan informasi.
5. Keikut sertaan kegiatan kepustakawanan regional dan internasional.

Organisasi Ikatan Pustakawan Indonesia IPI mempunyai struktur organisasi yang


terdiri dari: Ikatan Pustakawan Indonesia pusat tingkat nasional, Ikatan Pustakawan
Indonesia pusat tingkat provinsi, Ikatan Pustakawan Indonesia pusat tingkat kabupaten.

3. Pengurus dan keanggotaan,


Kepengurusan, Berdasarkan AD/ART IPI, kepengurusan terdiri dari;
a. Pengurus Pusat IPI terdiri dari : Ketua Umum,Wakil Ketua Umum, Ketua I,
Ketua II, Ketua III, Sekretaris Jenderal, Sekretaris, Bendahara, Wakil
Bendahara, Komisi. Kemudian Ketua Umum Pengurus Pusat dipilih, ditetapkan
dan dilantik oleh Kongres untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun; Ketua Umum hanya
dapat menjabat dua periode secara berturut-turut. Dalam melaksanakan tugas,
fungsi dan tanggug jawabnya, Ketua Umum dibantu Wakil Ketua Umum, Ketua-
Ketua, Sekretaris Jenderal, Bendahara dan Komisi-Komisi; Wakil Ketua umum
membantu tugas, fungsi dan tanggung jawab Ketua Umum. Sekretaris Jenderal
dan Bendahara bersama-sama dalam penyelenggaraan administrasi penerimaan
iuran anggota dan sumbangan lain yang tidak mengikat sesuai dengan ketentuan
AD/ART.
b. Pengurus Daerah IPI Provinsi terdiri dari; Ketua; Wakil ketua; Sekretaris;
Bendahara; Bidang. Dan Pengurus Daerah Provinsi IPI dipilih, ditetapkan oleh
Musyawarah Daerah Provinsi untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun dan dihadiri
Pengurus Pusat IPI, Ketua Pengurus Daerah IPI Provinsi dilantik dan disyahkan

6
oleh Pengurus Pusat dan hanya dapat dijabat 2 (dua) periode secara berturut-
turut, Sekretaris dibantu tenaga sekretariat untuk menjalankan tugas
kesekretariatan sesuai dengan kebutuhan.
c. Pengurus Daerah IPI Kabupaten/Kota terdiri dari; Ketua; Wakil Ketua;
Sekretaris; Bendahara; Seksi. Kemudian Pengurus Daerah IPI Kabupaten/Kota
dipilih, ditetapkan oleh Musyawarah Daerah IPI Kabupaten/Kota untuk masa
jabatan 3 (tiga) tahun, dan dikukuhkan/dilantik oleh Pengurus Daerah IPI
Provinsi, Ketua Pengurus Daerah IPI Kabupaten/Kota hanya dapat menjabat 2
(dua) periode secara berturut-turut, Dan Sekretaris dibantu tenaga sekretariat
untuk menjalankan tugas kesekretariatan sesuai dengan kebutuhan.

C. Peran kode etik pustakawan pada profesi pustakawan


Profesi pustakawan bukan hanya sekedar pekerjaan, akan tetapi suatu pekerjaan
yang membutuhkan keahlian khusus dan penuh tanggung jawab dalam bekerja. Pustakawan
sangat berperan penting didalam kemajuan suatu perpustakaan yang dikelolanya. Semakin
baik pustakawan tersebut maka semakin baik pula perpustakaan yang dikelolahnya.
Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan dalam
pasal 1 ayat (8) dinyatakan bahwa pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi
yang diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas
dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.
Ikatan Pustakawan Indonesia dalam Hermawan, (2006:46) menyatakan bahwa
pustakawan ialah seorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan
memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya yang
berdasarkan pengetahuan kepustakawanan yang dimilikinya melalui pendidikan.
Kode etik disusun oleh organisasi profesi sehingga masing-masing profesi memiliki
kode etik tersendiri, begitupun dengan pustakawan. Profesi pustakawan memiliki kode etik
yang bertugas mengatur sebuah moral atau prilaku pustakawan sebagai anggota profesinya.
Kode etik pustakawan merupakan tujuan awal bagi para pustakawan dalam melakukan
tugasnya di tempat pustakawan bekerja. Sikap saling menghargai, saling menghormati dan
saling tolong menolong merupakan simbol yang diterapkan dalam kode etik pustakawan.
Dan Berdasarkan Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan di
Bagian III Bab I Pasal I ayat I dinyatakan bahwa Kode etik pustakawan Indonesia
merupakan aturan tertulis yang harus dipedomani oleh setiap pustakawan dalam
melaksanakan tugas profesi sebagai pustakawan. Kemudian, Sulistyo-Basuki (2004:436)

7
menyatakan kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara
tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang
harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.

1. Tujuan Kode Etik Profesi Pustakawan

Menurut Soetjipto dan Raflis Kosasi (2009) bahwa tujuan kode etik bagi seorang
tenaga professional adalah:

a. Untuk menjunjung tinggi martabat suatu profesi. Dalam hal ini kode etik dapat
mempertahankan pandangan dan kesan publik atau orang luar, agar tidak terjadi
memandang rendah dan meremehkan profesi yang bersangkutan. Karena itu, setiap kode
etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk perilaku atau perilaku anggota profesi
yang dapat mencemarkan nama baik profesi tersebut terhadap dunia luar.
b. Untuk melindungi dan menjaga kesejahteraan anggotanya. Yang dimaksud dengan
kesejahteraan di sini termasuk fisik (materi) dan mental (spiritual) atau kesejahteraan
mental. Ketika menyangkut kesejahteraan anggota profesi, kode etik pada umumnya
mengandung batasan pada anggota mereka untuk tidak melakukan tindakan yang
merugikan anggota mereka, misalnya korupsi, pelecehan, dan sebagainya. Sedangkan
kesejahteraan batin anggota profesi. Kode etik ini adalah untuk memberikan panduan
bagi para anggotanya untuk menjalankan profesinya.
c. Untuk meningkatkan pengabdian anggota profesi. Tujuan lain dari kode etik juga dapat
dikaitkan dengan peningkatan kegiatan layanan profesional, sehingga anggota profesi
dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab layanan mereka dalam
melaksanakan tugas mereka.
d. Untuk meningkatkan kualitas organisasi profesional. Untuk meningkatkan kualitas
organisasi profesional, wajib bagi setiap anggota untuk berpartisipasi aktif dalam
membina organisasi dan kegiatan profesional yang dirancang oleh organisasi.
Dan di dalam Bab II Pasal 2 terkait dengan kode etik profesi pustakawan
mempunyai tujuan (a)membina dan membentuk karakter pustakawan, (b)mengawasi
tingkah laku pustakawan dan sarana kontrol sosial, (c)mencegah timbulnya
kesalahpahaman dan konflik antar sesama anggota dan antara anggota dengan
masyarakat, (d)menumbuhkan kepercayaan masyarakat pada perpustakaan dan
mengangkat citra pustakawan.

8
2. Fungsi kode etik profesi pustakawan

Rusel dalam Hermawan, (2006:100) menyatakan bahwa fungsi kode etik bagi pustakawan adalah
sebagai berikut;

1. Mendorong para anggota untuk bertingkah laku secara profesional;


2. Mendorong anggota untuk mematuhi “LA’s Charter and byelaws” dapat dijelaskan
mendorong anggota untuk mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
kode etik pustakawan;
3. Menuntut anggota mereka tidak memilih berprilaku yang berprasangka terhadap
kedudukan atau asosiasi pustakawan;
4. Memasyarakatkan anggota untuk bekerja profesional;
5. Tugas utama anggota adalah melayani pelanggan;
6. Menempatkan anggota dengan kewajiban;
7. Anggota harus memberikan kemampuan mereka dengan baik;
8. Aanggota tidak boleh dengan sengaja menyajikan bahan pustaka yang mendorong
terjadinya diskriminasi;
9. Anggota tidak boleh membocorkan rahasia;
10. Menjamin setiap tindakan dan keputusan berdasarkan pertimbangan profesi.

3. Sikap dasar pustakawan

Kode etik pustakawan yang ditetapkan IPI pada Pasal 3 menuangkan beberapa sikap dasar,
substansi kode etik pustakawan dalam sikap dasar pustakawan, Suwarno (2016) yaitu:

1. Berupaya melaksanakan tugas yang sesuai dengan harapan masyarakat pada


umumnya dan kebutuhan pengguna perpustakaan pada khususnya. Tugas
pustakawan adalah melayani pemustaka dengan baik.
2. Berupaya mempertahankan keunggulan kompetensi setinggi mungkin dan
berkewajiban mengikuti perkembangan. Pustakawan adalah seorang yang telah
memiliki ilmu dibidang perpustakaan artinya, ia memiliki kompetensi dibidang
perpustakaan yang harus senantiasa ditingkatkan dan dikembangkan.
3. Berupaya membedakan antara pandangan atau sikap hidup pribadi dan tugas profesi.
Pustakawan adalah manusia yang hidup sebagai makhluk pribadi dan sosial.
Kaitannya dengan profesi pustakawan, pustakawan selain bertanggung jawab

9
terhadap dirinya, ia bertanggung jawab dengan profesi pustakawan yang
disandangnya.
4. Menjamin bahwa tindakan dan keputusannya berdasarkan pertimbangan profesional.
5. Tidak menyalahgunakan posisinya dengan mengambil keuntungan kecuali atas jasa
profesi.
6. Bersifat sopan dan bijaksana dalam melayani masyarakat, baik dalam ucapan
maupun perbuatan. Pustakawan adalah individu yang hidup di dalam lingkungan
masyarakat.

Dan dengan begitu, kode etik pustakawan menuangkan beberapa sikap dasar yaitu berupaya
melaksanakan tugas sesuai dengan harapan masyarakat, berupaya mempertahankan keunggulan
kompetensi, membedakan sikap hidup pribadi dan tugas profesi, tindakan Kode Etik Pustakawan
sebagai Aturan Profesional bagi Profesi Pustakawan dan keputusan berdasarkan pertimbangan
profesional, tidak menyalahgunakan kedudukan untuk mengambil keuntungan dan bersikap sopan
dan bijaksana dalam melayani pemustaka.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Organisasi profesi adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan dan
diurus oleh sekelompok orang yang memiliki profesi yang sama untuk mengembangkan
profesionalitasnya dan untuk mencapai tujuan bersama. Kemudian Profesionalitas
menunjuk pada kualitas atau sikap pribadi individu terhadap suatu pekerjaan. Dalam profesi
digunakan teknik dan prosedur intelektual yang harus dipelajari secara sengaja sehingga
dapat diterapkan untuk orang lain. Professional menunjuk pada penampilan seseorang yang
sesuai dengan seharusnya dan menunjuk pada orang itu sendiri. Profesionalitas menunjuk
pada proses menjadikan seseorang sebagai professional.
pustakawan sebagai profesi harus memahami kode etik pustakawan. Kode etik
pustakawan sebagai pedoman yang wajib dimiliki seorang pustakawan dalam bertingkah
laku atau bersikap kepada pengguna. Kewajiban tersebut tidak hanya untuk dirinya sendiri,
tetapi juga kewajiban yang diberikannya kepada pengguna, teman sejawatnya, seanggota
profesi, dan masyarakat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nuraini, Laila Hadri Nasution. (2021). “Kode Etik Pustakawan sebagai Aturan Profesional
bagi Profesi Pustakawan”. Dalam jurnal ilmu informasi perpustakaan dan kearsipan
universitas Sumatera utara: Volume 9 Number 2 2021, pp 17-23
Vivi,Vita,&Hadira, “Peran ikatan pustakawan indonesia (ipi) provinsi riau dalam
mengembangkan kualitas sumber daya manusia pustakawan” dalam Jurnal Ilmu
Perpustakaan dan Informasi, Universitas Lancang Kuning: Vol. 15, No.1, Januari-
Juni 2020
Sinda, Malta,” Penerapan Kode etik pustakawan diperpustakaan universitas negeri
padang”, dalam Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipanl, Universitas Negeri
Padang Vol.4,No.1,September2015,SeriB

12

Anda mungkin juga menyukai