Anda di halaman 1dari 9

KODE ETIK PROFESI GURU DAN ORGANISASI ASOSIASI

Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Profesi Keguruan


Dosen Pengampu : Dr. Akhirin, M.Ag

Disusun Oleh:
Trian Juliar Ardiansyah (201310004546)
Zidny Farihatun Ni’mah (201310004527)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLOTUL ULAMA JEPARA
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkah, rahmat, karunia dan
hidayah-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa
lami hantarkan kepada junjungan kita Nabi Agung Nabi Muhammad SAW yang kita tunggu-
tunggu syafaatnya di yaumul qiyamah nanti. Amin.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu materi tugas
kelompok yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa/mahasiswi dalam melaksanakan studi
di tingkat perkuliahan semester 6. Adapun judul dari makalah yang kami buat adalah
mengenai “Kode Etik Profesi Guru dan Organisasi Asosiasi”
Dalam proses penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat bantuan, dukungan,
serta do’a dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah didalam kesempatan ini kami
menghanturkan terima kasih dengan penuh rasa hormat serta dengan segala ketulusan hati
kepada : Bapak Dr. Akhirin, M.Ag. serta rekan-rekan mahasiswa Universitas Islam
Nahdlatul Ulama Jepara, hingga selesainya makalah ini.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan didalam
penyusunan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan saran maupun kritik
yang kiranya dapat membangun dari para pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberi manfaat khusunya bagi kita semua. Amin ya robbal’alamin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Jepara, 8 April 2023

(Penyusun)
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia Pendidikan tidak lepas dari peran seorang guru, karena tanpa guru siapa
yang akan mengajar anak-anak di sekolah. Menjadi seorang guru tidaklah mudah
karena guru akan menjadi contoh bagi anak didiknya.Banyak yang belum kita ketahui
tentang bagaimana menjadi seorang guru. Seiring dengan berkembangnya zaman
banyak seorang guru yang melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan,
memberikan contoh yang tidak baik sehingga anak didiknya meniru apa yang
dilakukan oleh gurunya.
Oleh sebab itu sebagai calon guru kita harus mempelajari bagaimana menjadi
seorang guru yang baik, harus mengetahui apa pengertian profesi keguruan dan kode
etik keguruan. Sehingga nantinya kita bisa menjadi guru yang benar-benar
menggunakan profesi tersebut dengan baik sesuai dengan aturan yang berlaku.
Sebagai calon guru kita harus memiliki sikap dan perilaku yang benar-benar
mencerminkan seorang guru yang nantinya akan menjadi contoh bagi anak didik kita.
Melalui organisasi tersebut, profesi dilindungi dari kemungkinan
penyalahgunaan yang dapat membahayakan keutuhan dan kewibawaan profesi
tersebut. Kode etikpun disusun dan disepakati oleh para anggotanya. Maka organisasi
profesi menyerupai suatu sistem yang senantiasa mempertahankan keadaan yang
harmonis. Ia akan menolak keluar komponen sistem yang tidak mengikuti arus atau
meluruskannya. Dalam praktek keorganisasian, anggota yang mencoba melanggar
aturan main organisasi akan diperingatkan, bahkan dipecat. Jadi dalam suatu
organisasi profesi, terdapataturan yang jelas dan sanksi yang tegas bagi pelanggarnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami mengambil beberapa rumusan masalah,
yaitu :
1. Apa pengertian dan tujuan kode etik profesi
2. Eksistensi, misi, fungsi dan peran organisasi asosiasi keprofesian
3. Bentuk, corak, struktur, kedudukan dan keanggotaan
4. Program operasional dan Ad/ART
C. Tujuan Pembahasan
Dari beberapa rumusan masalah tersebut, maka makalah ini mempunyai tujuan
pembahasan yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan kode etik profesi.
2. Untuk mengetahui Eksistensi, misi, fungsi dan peran organisasi asosiasi
keprofesian.
3. Untuk mengetahui bentuk, corak, struktur, kedudukan dan keanggotaan.
4. Untuk mengetahui program operasional dan Ad/ART
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian, Maksud, Tujuan Kode Etik Profesi
a) Pengertian Kode Etik
Kode Etik Dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau
tata cara sebagai pedoman berperilaku. Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa
kode etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standart kegiatan anggota
suatu profesi.Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai professional suatu
profesi yang diterjemahkan kedalam standaart perilaku anggotanya.
Dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang Pokok-pokok
Kepegawaian. Pasal 28 menyatakan bahwa "Pegawai NegeriSipil mempunyai
kode etik sebagai pedoman sikap, tingkah laku perbuatan didalam dan di luar
kedinasan". Dalam Penjelasan Undang-undang tersebut dinyatakan dengan adanya
Kode Etik ini, Pegawai Negeri Sipil sebagai aparaturnegara, Abdi Negara, dan
Abdi Masyarakat mempunyai pedoman sikap,tingkah laku, dan perbuatan dalam
melaksanakan tugasnya dan dalam pergaulan hidup sehari-hari. Selanjutnya dalam
Kode Etik Pegawai Negeri Sipilitu digariskan pula prinsip-prinsip pokok tentang
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pegawai negeri. Dari uraian ini dapat di
simpulkan, bahwa kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan
perbuatan di dalam melaksanakan tugas dan dalam hidup sehari- hari.Sedangkan
pengertian kode etik guru Indonesia adalah norma dan asasyang disepakati dan
diterima oleh guru-guru Indonesia sebagai pedoman sikapdan perilaku dalam
melaksanakan tugas dan profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga
negara.
b) Tujuan Kode Etik Guru
Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk
kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum
tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut:
 Untuk menjunjung tinggi martabat profesi: Dalam hal ini kode etik dapat
menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar ataumasyarakat, agar mereka
jangan sampai memandang rendahatau remes terhadap profesi akan melarang.
 Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.
 Untuk meningkatkan pengabadian para anggota profesi.
 Untuk meningkatkan mutu profesi.
 Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi

B. Eksistensi, Misi, Fungsi dan Peran Organisasi Asosiasi Keprofesian


a) Eksistensi
Suatu organisasi asosiasi keprofesian akan terlahir seiring dengan
perkembangan jenis bidang pekerjaan yang bersangkutan, dan organisasi pada
dasarnya terbentuk atas prakarsa dari para pengemban bidang-bidang pekerjaan
tersebut. Karena setiap manusia pasti mempunyai tujuan dalam hidupnya.
Organisasi sebagai alat yang memungkinkan seseorang mencapai suatu tujuan
yang tidak dapat dicapai individu secara perseorangan. Mereka membentuk
organisasi dengan motif yang bervariasi, ada yang bersifat sosial, politik,
ekonomi, kultural dan pandangan atau falsafah tentang sistem nilai. Namun pada
umumnya dilatar belakangi oleh dua motif yaitu:
 Motif intrinsik
Motif intrinsik adalah pekerjaan yang bersangkutan atas dasar
dorongan dari dalam diri mereka sendiri. Yaitu solidaritas diantara
pengemban bidang pekerjaan yang bersangkutan serta yang bertalian erat
dengan permasalahan nasib
 Motif ekstrinsik
Motif ekstrinsik adalah pekerjaan yang bersangkuatn berdasarkan
tuntutan dari lingkungannya, yaitu dorongan terdorong oleh masyarakat
pengguna jasanya adanya persaingan, perkembngan atau perubahan dalam
dunia kerjanya.
Oleh karena itu, mereka membutuhkan suatu wadah organisasi yang
secara teoritis memiliki wibawa (authority) dan kekuatan (power) untuk
menentukan arah dan kebijakan dalam melakukan tindakan bersama guna
melindungi dan memperjuangkan kepentingan para pengemban profesi
dan kepentingan para pengguna jasanya serta masyarakat pada umumnya.
b) Misi
Menurut Udin Syaefudin Sa’ud tidaklah mengherankan, jika dalam misi
organisasi asosiasi keprofesian itu juga mempunyai persamaan dalam hal tertentu
dengan organisasi kekaryaan (labour force organization) pada umumnya.
Karenanya, dapat difahami organisasi federasi Guru Internasional juga menjadi
anggota dari ILO (Internasional Labour Organization).
Akan tetapi, dalam hal tertentu organisasi asosiasi profesi kependidikan
memiliki misinya yang khas tersendiri. ILO cenderung sering menggunakan
pendekatan yang bersifat politis dalam memperjuangkan kepentingannya.
Sedangkan organisasi asosiasi kepropesian cenderung menggunakan pendekatan
persaingan yang berlandaskan keunggulan komperatif kemampuan dan kualitas
profesionalnya. Dalam prakteknya, kedua pendekatan tersebut memang sering
digunakan secara elektrik, sesuai dengan keperluannya.
c) Fungsi
Organisasi aosiasi keprofesian memiliki fungsi dan peranan untuk melindungi
kepentingan para anggotanya, kemandirian dan kewibawaan. Kelembagaannya
secara keseluruhan (dengan membina dan meningkatkan kode etik) juga berupaya
meningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional,
martabat, dan kesejahteraan para anggotanya.
Untuk berkembangnya fungsi dan peran suatu profesi guru membutuhkan
pengakuan dari bidang-bidang profesi lain yang berada di masyarakat, terutama
yang wilayah bidang garapan pelayanannya sangat mirip dan bertautan. Karena
para pengemban suatu profesi sebagiannya sangat memahami dan menyadari
batas dan keunikan bidang profesinya serta menghindari sikap arogansi (an
antidote for arrogance).
Menurut Djam’an Satori (2007:4.6-4.8) Dalam rangka memberikan bantuan
kepada individu atau peserta didik, bimbingan berfungsi untuk hal-hal berikut:
 Fungsi pemahaman, yaitu bimbingan yang membantu siswa agar memiliki
pemahaman diri ( potensi-potensi, baik kelebihan maupun kelemahannya) dan
lingkungan (fisik,sosial, budaya, dan agama).
 Fungsi preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya pembimbing untuk
senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi, dan
berupaya untuk mencegah supaya masalah itu tidak dialami siswa.
 Fungsi pengemban, yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari
fungsi-fungsi lainnya.
 Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif (penyembuhan)
Fungsi organisasi profesi keguruan:
 Sarana komunikasi, siaturahmi dengan guru, sekaligus sebagai pusat
informasi tentang pembelajaran dan pendidikan.
 Wadah pembinaan dan pengembangan sikap profesional guru dan
perlindungan atas haknya.
  Mitra pemerintah dan perguruan dalam peningkatan kualitas
pembelajaran       pendidikan.
  Sebagai sarana untuk melakukan perubahan-perubahan dan inovasi
pendidikan di sekolah-sekolah ke arah yang lebih baik.
d) Peran
Menurut Muhammad Ali peran organisasi asosiasi keprofesian Guru dalam
proses belajar mengajar bila ditelusuri secara mendalam, merupakan inti dari
proses pendidikan formal di sekolah. Di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai
komponen-komponen, yaitu:
1.      Guru
2.      Isi atau materi pelajaran
3.      Siswa
Interaksi antara ketiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana,
seperti metode, media, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta
situasi belajar-mengajar yang memunginkan tercapainya tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya.

C. Bentuk, Corak, Struktur, Kedudukan dan Keanggotaan


Bentuk organisasi para pengemban tugas keprofesian itu ternyata cukup
bervariasi dipandang dari segi derajat keeratan dan keterikatan dengan/dan antar
anggotanya. Dalam bidang pendidikan, dapat ditemukan berbagai bentuk
keorganisasian, antara lain:
1) Persatuan (Union), antara lain; Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI),
Australian Education Union, Singapore Teacher’s Union, National Union of
the Teaching Profession Malaysia, Japan Teacher’s Union.
2) Federasi (Federation), antara lain: All India Federation of Teachers
Organisations, Bangladesh Teachers’ Federation, Federation of Elementary
Education Teachers’ Association of Thailand.
3) Aliansi (Alliance), antara lain: Alliance of Concered Teachers, Philipina
4) Asosiasi (Association) yang terdapat di kebanyakan Negara.
Ditinjau dari segi kategorisasi keanggotaannya juga ternyata menunjukkan
corak keorganisasian yang bervariasi, seperti menurut:
1. Jenjang pendidikan di mana mereka bertugas (dasar, menengah, dan perguruan
tinggi).
2. Status penyelenggara kelembagaan pendidikan (negeri, swasta)
3. Bidang studi/keahlian (guru bahasa Inggris, matematika, dsb.)
4. Gender (wanita, pria)
5. Latar belakang etnis (Cina, Tamil, Melayu, dsb.) Struktur dan kedudukan
dipandang dari segi jangkauan wilayah kerjanya juga ternyata beragam dan
bersifat:
 Lokal (kedaerahan, kewilayahan)
 Nasional (negara)
 Internasional (WCOTP, WFTU, dsb.)
Dengan demikian keragaman bentuk, corak, struktur, dan kedudukan
dari organisasi pendidikan itu, maka status keanggotaannya juga dengan
sendirinya akan bervariasi. Organisasi keprofesian yang bersifat asosiasi atau
persatuan biasanya bersifat langsung keanggotaannya dari setiap pribadi atau
pengemban profesi yang bersangkutan. Sedangkan yang sifatnya federasi atau
perserikatan, lazimnya keanggotaan cukup terbatas dari pucuk organisasi yang
berserikat saja.
D. Program Operasional dan AD/ART/Konvensi
Untuk mewujudkan misi, fungsi dan peranannya, sebagaimana dikemukakan
dalam paragraf terdahulu, organisasi keprofesian lazimnya memiliki suatu program
operasional tertentu yang disusun dan diperatnggungjawabkan atas pelaksanaannya
kepada anggotanya melalui forum resmi seperti yang diatur dalam AD/ART/Konvensi
yang bersangkutan. Selaras dengan kandungan misi, fungsi dan peranan, secara garis
besar program organisasi tersebut mencakup hal-hal yang bertalian dengan: (1)
Upaya-upaya yang menunjang terjaminnya pelaksanaan hak dan kewajiban para
anggotanya, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Termasuk di dalamnya mengenai
jaminan-jaminan hukum, hidup, keluarga, sosial, hari tua dan kesejahteraan yang
layak, sehingga dapat menunaikan

Anda mungkin juga menyukai