Anda di halaman 1dari 121

Nama Drs. S e j a h t r a . M.

Pd
Tempat/Tgl Lahir Sidikalang /17 Sept 1966
Pendidikan S-1 FPOK IKIP Medan
S-2 T.P UNIMED
Tempat Tugas Universitas Quality
Pekerjaan Staf. Pengajar/dpk Koopertis Wil I
Alamat Kantor Jl. Ngumban Surbakti / Ring Road
No….. Medan
Telp . ……

Alamat Rumah Jl. Flamboyan VI Baru no. 5


Sp.Melati Medan
HP. 0812 64662164 / 082362621130

Keahlian - Pelatih Nasional Pencak Silat .


- Assesor Akreditasi Organisasi
Keolahragaan
Terimakasih…

Selamat
Belajar ..
Mata Kuliah
ETIKA
GURU
 Mata kuliah ini membahas konsep dan citra
guru, guru sebagai pendidik dan pembimbing,
kedudukan guru sebagai tenaga profesional,
pengembangan kompetensi dan profesi guru,
guru sebagai pengembang dan pembaharu,
hubungan guru dengan lingkungan, serta
pengembangan kode etika guru.
 Perkuliahan ditekankan pada aktivitas
mahasiswa dan kontekstual learning. Evaluasi
ditekankan pada aktivitas kelas dan portofolio.
 Profesi keguruan mempunyai dimensi yang
sangat luas mulai dari pemahaman secara
mendalam tentang wawasan yang mendasari
pergaulan pendidikan antara guru-siswa,
penguasaan materi ajar sampai kepada
pemahaman tentang latar keadaan (setting).
 Profesi keguruan mensyaratkan pengetahuan
dan pemahaman tentang bagaimana belajar
dan pembelajaran itu harus disesuaikan
dengan perkembangan peserta didik sehingga
pendidikan dapat dilaksanakan secara optimal.
 Guru yang profesional senantiasa menjunjng
tinggi kode etik keguruan dan harus peka
terhadap perubahan-perubahan, pembaharuan
serta IPTEK yang terus berkembang sejalan
dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan
perkembangan jaman.
 Di sinilah tugas guru untuk
senantiasa meningkatkan wawasan
keilmuannya sehingga apa yang
disampaikan kepada siswanya
sesuai dengan kebutuhan stake
holder dan up to date
Dalam mata kuliah ini akan dibahas tentang
Kode etik guru, peran dan kompetensi guru
konsep profesi keguruan, Pengertian Kode
etik profesi keguruan dan Organisasi profesi
keguruan serta sikap profesional keguruan,
prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan
dalam pembelajaran, cara –cara
memotivasi siswa dalam belajar, Guru
dan Hubungannya dengan Lingkungan
serta Permasalahan yang dihadapi oleh
guru baik permasalahan umum maupun
khusus
1. Overview
2. Pengertian Kode Etik Guru
3. Perlunya Kode Etik Guru serta Mengidentifikasi
Rumusan Kode Etik Guru
4. Pengertian dan syarat profesi
5. Pengertian Kode etik profesi keguruan dan
Organisasi profesi keguruan
6. Sasaran sikap professional
dan Pengembangan sikap professional
7. Peran dan Kompetensi Guru

8. Ujian Mid Semester


9. Guru sebagai Tenaga Profesional
10. Syarat-syarat menjadi guru professional
11. Dasar Pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru serta
Mekanisme Pelaksanaan Pendidikan Profesi
12 Guru professional sebagai komunikator dan
fasilitator
13. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran
14 Guru dan Hubungannya dengan Lingkungan

15. Permasalahan yang dihadapi oleh guru baik


permasalahan umum maupun khusus

16. Ujian Final Semester


 Kode etik terdiri dari dua kata, yaitu kode dan
etik.
 Kode yang berarti tulisan, tanda atau kata-kata.
 Etika dapat diartikan sebagai aturan, tata
susila, sikap, akhlak atau moral.
 Kode etik adalah ketentuan atau aturan yang
berkenaan dengan tata susila, sikap akhlak,
atau moral.
 Menurut undng-undang nomor 8 tahun 1974
tentang pokok kepegawaian. Dari pasal 28
dapat disimpulkan bahwa kode etik
merupakan pedoman sikap, tingkah laku dan
perbuatan dalam melaksanakan tugas dan
dalam hidup sehari-hari.
 Berdasar pidato ketua umum PGRI kongres
pendidikan XIII, disimpulkan bahwa kode etik
guru Indonesia terdiri dari 2 unsur pokok yaitu
sebagai pedoman moral dan sebagai pedoman
tingkah laku
 Hornby, dkk. (1962) mendefinisikan kode etik secara
leksikal sebagai berikut:
1) ”code as collection of laws arranged in a system; or, system
of rules and principles that has been accepted by society or a
class or group of people”.
2) “ethic as system of moral principles, rules of conduct”.

Secara harfiah, “kode” artinya aturan, dan ”etik” artinya


kesopanan (tata susila), atau hal-hal yang berhubungan
dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan.

Dengan demikian, kode etik keprofesian


(professional code of ethic) pada hakekatnya
merupakan suatu sistem peraturan atau perangkat
prinsip-prinsp keprilakukan yang telah diterima
oleh kelompok orang-orang yang tergabung dalam
himpunan organisasi keprofesian tertentu. .
Tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai
berikut.(R. Hermawan S, 1979).
. untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
 b. untuk menjaga dan memelihara
kesejahteraan para anggotanya.
 c. untuk meningkatkan pengabdian para
anggota profesi.
 d.untuk meningkatkan mutu profesi.

 e. untuk meningkatkan mutu organisasi


profesi.
 Sehubungan dengan hal tersebut,
tidaklah terlalu salah kalau dikatakan
bahwa kode etik profesi merupakan
penangkal dari kecenderungan
manusiawi seorang pemegang profesi
dari penyelewengan.
 Kode etik juga meruapakan perangkat
untuk mempertegas atau
mengkristalisasi kedudukan dan peran
pemegang profesi serta sekaligus
melindungi profesinya dari hal-hal yang
merugikan dirinya.
 Adapun maksud dan tujuan pokok
diadakannya kode etik ialah untuk
menjamin agar tugas-pekerjaan keprofesian
itu terwujud sebagai mana mestinya dan
kepentingan semua pihak terlindungi
sebagaimana layaknya.
 Pihak penerima layanan keprofesian
diharapkan dapat terjamin haknya untuk
memperoleh jasa pelayanan yang
berkualitas sesuai dengan kewajibannya
untuk memberikan imbalannya, baik yang
bersifat finansial, maupun secara sosial,
moral, kultural dan lainnya
 Pihak pengemban tugas pelayanan keprofesian
juga diharapkan terjamin martabat, wibawa
dan kredibilitas pribadi dan keprofesiannya
serta hak atas imbalan yang layak sesuai
dengan kewajiban jasa pelayanannya.

 Dengan demikian, maka kode etik keprofesian


itu memiliki kedudukan, peran dan fungsi
yang sangat penting dan strategis dalam
menopang keberadaan dan kelangsungan
hidup suatu profesi di masyarakat.
Kode etik itu dapat merupakan acuan normatif
dan juga operasional.
Bagi para pemakai jasa layanan profesional, kode
etik juga dapat merupakan landasan jika
dipandang perlu untuk mengajukan tuntutan
kepada pihak yang berwenang dalam hal
terjadinya sesuatu yang tidak diharapkan dari
pengemban profesi yang bersangkutan.
Sedangkan bagi para pembina dan penegak kode
etik khususnya dan penegak hukum pada
umumnya, perangkat kode etik termaksud
dapat merupakan landasan bertindak sesuai
dengan keperluannya, termasuk pemberlakuan
sanksi keprofesian bagi pihak-pihak yang
terkait.
 Kode Etik Guru Indonesia berfungsi
sebagai landasan moral dan pedoman
tingkah laku setiap guru warga PGRI
dalam menunaikan tugas pengabdiannya
sebagai guru, baik di dalam maupun di
luar sekolah serta dalam pergaulan
hidup seharihari di masyarakat. Dengan
demikian, Kode Etik Guru Indonesia
merupakan alat yang amat penting
untuk pembentukan sikap profesional
para anggota profesi keguruan.
 Norma yang dijadikan landasan bagi para
pelaku pendidikan adalah peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku untuk
dipatuhi.
 Sedang moralitas yang dipegunakan sebagai
tolok ukur dalam menilai baik buruknya
kegiatan pendidikan yang mereka lakukan
adalah cara pandang dan kekuatan diri dan
masyarakat yang secara naluri atau insting
semua manusia mampu membedakan benar
dan tidaknya suatu tindakan yang dilakukan
oleh pelaku pendidikan atas dasar kepentingan
bersama dalam pergaulan yang harmonis di
dalam masyarakat.
 kode etik hanya dapat ditetapkan oleh suatu
organisasi profesi yang berlaku dan mengikat
anggotanya. Penetapan kode etik dilakukan
pada suatu kongres organisasi profesi

Sanksi Pelanggaran Kode Etik


 Sanksi bagi pelanggar kode etik adalah sanksi
moral( dicela, dikucilkan), sedangkan bagi
pelanggar berat dapat dikeluarkan dari
organisasi. Adanya kode etik menandakan
bahwa organisasi profesi sudah mantap.
 Dalam konteks ini ada dua acuan landasan yang
dipergunakan, yaitu etika deskriptif dan etika
normatif.
 Etika deskriptif adalah objek yang dinilai sikap
dan perilaku manusia dalam mengejar tujuan yang
ingin dicapai dan bernilai sebagaimana adanya.
Nilai dan pola perilaku manusia seperti apa
adanya sesuai dengan tingkatan kebudayaan yang
berlaku di masyarakat.
 Etika normatif adalah adalah sikap dan perilaku
sesuai norma dan moralitas yang ideal dan mesti
dilakukan oleh manusia/masyarakat. Ada
tuntutan yang menjadi acuan bagi semua pihak
dalam menjalankan fungsi dan peran kehidupan
dengan sesama dan lingkungan.
 Kode etik guru adalah seperangkat aturan
yang dibuat oleh organisasi profesi keguruan
untuk dilaksankan oleh anggota profesi dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
 Kode etik guru adalah sebagai pegangan guru
dalam mewujudkan kebersamaan dalam
memperjuangkan martabat diri dan profesinya
atas dasar prinsip, silih asih, silih asuh dan
silih asah.
 Kode etik guru Indonesia dirumuskan sebagai
himpunan norma dan nilai-nilai profesi guru
yang tersusun secara sistematis dalam suatu
sistem yang bulat. Fungsinya adalah sebagai
landasan moral dan pedoman tingkah laku
dalam menunaikan pengabdiannya.
 Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan
adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, Bangsa, dan Negara serta
kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia
yang berjiwa Pancasila dan setia pada UUD
1945, turut bertanggungjawab atas
terwujudnya cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus
1945. Oleh sebab itu, Guru Indonesia,
terpanggil untuk menunaikan karyanya
dengan memedomani dasar-dasar sebagai
berikut:
 1. Guru berbakti membimbing peserta didik
untuk membentuk manusia Indonesia
seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
 2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran
professional.
 3. Guru berusaha memperoleh informasi
tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan.
 4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-
baiknya yang menunjang berhasilnya proses
belajar mengajar.
 5. Guru memelihara hubungan baik dengan
orang tua murid dan masyarakat sekitarnya
untuk mebina peran serta dan rasa tanggung
jawab bersama terhadap pendidikan.
 6. Guru secara pribadi dan bersama-sama,
mengembangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya.
 7. Guru memelihara hubungan seprofesi,
semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan
sosial.
 8. Guru secara bersama-sama memelihara dan
meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai
sarana perjuangan dan pengabdian.
 9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan
Pemerintah dalam bidang pendidikan.

 Sumber: AD/ART PGRI (1994)


 1. Kami Guru Indonesia, adalah insan pendidik
Bangsa yang beriman dan takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
 2. Kami Guru Indonesia, adalah pengemban
dan pelaksana cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Pembela dan
pengamal Pancasila yang setia pada UUD 1945.
 3. Kami guru Indonesia, bertekad bulat
mewujudkan tujuan nasional dalam
mencerdaskan kehidupan Bangsa.
 4. Kami Guru Indonesia, bersatu dalam wadah
organisasi perjuangan Persatuan Guru
Republik Indonesia, membina persatuan dan
kesatuan Bangsa yang berwatak kekeluargaan.
 5. Kami Guru Indonesia, menjungjung tinggi
Kode Etik Guru Indonesia sebagai pedoman
tingkah laku profesi dalam pengabdian
terhadap Bangsa, Negara, serta kemanusiaan.
LATIHAN 1
 1. Jelaskan mengapa guru memiliki
posisi strategis dalam usaha pendidikan.
 2. Apa peranan utama guru dalam proses
pendidikan?
 3. Identifikasi sosok profil guru yang
ideal .
LATIHAN 2
 1. Jelaskan makna etika profesi
 2. Jelaskan makna etika profesi dalam
konteks keguruan
 3. Sebutkan perbuatan etik yang
berhubungan dengan profesi keguruan
4. Jelaskan guru sebagai pengajar ,pendidik
dan juga agen pembaharuan serta
pembangunan masyarakat
LATIHAN 3
 1. Jelaskan makna profesi dan kaitanya dengan
profesi keguruan
 2. Jelaskan makna profesional dan kaitannya
dengan profesi keguruan
 3. Jelaskan makna profesionalisme dan
kaitannya dengan profesi keguruan
 4. Jelaskan makna profesionalisasi dan
kaitannya dengan profesi keguruan
 5. Jelaskan makna profesionalitas dalam profesi
keguruan
 6. Identifikasi bahwa guru termasuk kategori
suatu profesi dalam berbagai perspektif
LATIHAN 4
 1. Diskusikan tanggung jawab guru dan
bagaimana implikasinya terhadap dunia
pendidikan
 2. Analisis tanggung jawab guru dengan
perkembangan teknologi dan informasi
yang amat cepat sekarang ini.
 3. Buat simpulan perorangan dari hasil
diskusi
LATIHAN 5
 1. Diskusikan dan analisis tentang konsep
dasar kompetensi guru dalam konteks
keprofesian
 2. Diskusikan dan analisis tentang perangkat
komponen dan indikator kompetensi guru
 3. Diskusikan dan analisis kompetensi kinerja
profesi keguruan
 4. Buat simpulan (perkelompok = 4 orang)
dari hasil diskusi
 · Suatu jabatan atau pekerjaan yang
diperoleh melalui latihan khusus yang
memadai. (Liberman)
 · Suatu jabatan atau pekerjaan yang
biasanya memerlukan persiapan yang
relatif lama dan khusus pada tingkat
pendidikan tinggi yang pelaksanaannya
diatur oleh kode etik tersendiri, dan
menuntut tingkat kearifan atau
kesadaran serta pertimbangan pribadi
yang tingi

Suatu pekerjaan atau jabatan
yg menuntut keahlian,tanggung
jawab, dan kesetiaan terhadap
pekerjaan tersebut.(Dedi Supriadi)
 1. Profesi adalah panggilan jiwa
 2. Fungsinya telah terumuskan dengan jelas
 3. Menetapkan persyaratan-persyaratan minimal untuk
dapat melakukannya
(kualifikasipendidikan,pengalamanketerampilan)
 4. Mengenakan disiplin kepada seluruh anggotanya
danbiasanya bebas dari campur tangan kekuasaanluar.
 5. Berusaha meningkatkan status ekonomi dan sosial
para anggotanya.
 6. Terbentuk dari disiplin intelektual masyarakat
terpelajar dengan anggota-anggota dan terorganisasi
 1. Pekerjaan itu mempunyai signifikansi sosial
karena diperlukan mengabdi kepada
masyarakat.

 2. Profesi menuntut keterampilan tertentu yang


diperoleh melalui pendidikan dan latihan yang
lama dan intensif serta dilakukan dalam
lembaga tertentu yang secara sosial dapat
dipertanggungjawabkan
 3. Profesi didukung oleh suatu
disiplin ilmu
 4. Ada kode etik yang menjadi
pedoman perilaku anggotanya
beserta sangsi yang jelas dan tegas
terhadap pelanggar kode etik
 5. Sebagai konsekuensi dari layanan
yang diberikan kepada masyarakat,
maka anggota profesi secara
perorangan ataupun kelompok
memperoleh imbalan finansial.
 Profesi guru hendaknya dilihat dalam
hubungan yang Luas.
Sejumlah rekomendasi dapat dikemukakan
sebagai berikut
 . Peranan pendidikan harus dilihat dalam
konteks pembangunan secara menyeluruh,
yang bertujuan membentuk manusia sesuai
dengan cita-cita bangsa.
 Pembangunan tidak mungkin berhasil
jika tidak melibatkan manusianya
sebagai pelaku dan sekaligus sebagai
tujuan pembangunan. Untuk
menyukseskan pembangunan perlu
ditata suatu sistem pendidikan yang
relevan
 Sistem pendidikan dirancang dan
dilaksanakan oleh orang-orang yang ahli
dalam bidangnya.
Tanpa keahlian yang memadai maka
pendidikan sulit berhasil. Keahlian yang
dimiliki oleh tenaga pendidikan, tidak
dimiliki oleh warga masyarakat pada
umumnya, melainkan hanya dimiliki
oleh orang-orang tertentu yang telah
menjalani pendidikan guru secara
berencana dan sistematik.
 Sebagian tanggung jawab pendidikan
anak-anak tersebut terletak di tangan
para guru dan tenaga kependidikan
lainnya sebabnya para guru harus
dididik dalam profes kependidikan, agar
memiliki kompetensi yang diperlukan
untuk melaksanakan tugas dan
fungsinya secara efisien dan efektif. Hal
ini hanya mungkin dilakukan jika
kedudukan, fungsi, dan peran guru
diakui sebagai suatu profesi.
Organisasi Profesi Guru

 Dalam Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, dikemukakan bahwa:
"Organisasi profesi guru adalah perkumpulan
yang berbadan hukum yang didirikan dan
diurus oleh guru untuk mengembangkan
profesionalitas guru".
 Ki Hajar Dewantara mengemukakan tiga
kalimat padat yang terkenal yaitu ing ngarso
sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut
wuri handayani
 Pertama, guru hendaknya memberi contoh
yang baik bagi anak didiknya. Ada pepatah
Sunda yang akrab ditelinga kita yaitu “Guru
digugu dan Ditiru” (diikuti dan diteladani).
Pepatah ini harus diperhatikan oleh guru
sebagai tenaga pendidik
 Kedua, guru harus dapat mempengaruhi
dan mengendalikan anak didiknya.
Dalam hal ini, prilaku dan pribadi guru
akan menjadi instrumen ampuh untuk
mengubah prilaku peserta didik.
Sekarang, guru bukanlah sebagai orang
yang harus ditakuti, tetapi hendaknya
menjadi ‘teman’ bagi peserta didik tanpa
menghilangkan kewibawaan sebagai
seorang guru. Dengan hal itu guru dapat
mempengaruhi dan mampu
mengendalikan peserta didik.
 Ketiga, hendaknya guru menghargai
potensi yang ada dalam keberagaman
siswa. Bagi seorang guru, keberagaman
siswa yang dihadapinya adalah sebuah
wahana layanan profesional yang
diembannya. Layanan profesional guru
akan tampil dalam kemahiran
memahami keberagaman potensi dan
perkembangan peserta didik, kemahiran
mengintervensi perkembangan peserta
didik dan kemahiran mengakses
perkembangan peserta didik (Kartadinata, 2004:4)
 Pekerjaan guru adalah pekerjaan yang mulia.
Sebagai seorang yang profesional , guru harus
melayani masyarakat dalam bidang pendidikan
dengan profesional juga.

 Oleh sebab itu, guru selalu dituntut untuk secara


terus menerus meningkatkan dan mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan mutu layanannya.
Keharusan meningkatkan dan mengembangkan
mutu ini merupakan butir keenam dalam Kode
Etik Guru Indonesia yang berbunyi “Guru secara
pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya”.
 Etika profesional seorang guru
sangat dibutuhkan dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
nasional. Seorang guru baru
dapat disebut profesional jika
telah menaati Kode Etik
Keguruan yang telah ditetapkan.
 . Jabatanguru dapat dikatakan
sebuah profesi karena menjadi
seorang guru dituntut suatu
keahlian tertentu (mengajar,
mengelola kelas, merancang
pengajaran) dan dari pekerjaan ini
seseorang dapat memiliki nafkah
bagi kehidupan selanjutnya
KOMPETENSI
GURU
 Perbedaan pokok antara profesi guru
dengan profesi lainnya terletak dalam
tugas dan tanggungjawabnya. Tugas dan
tanggung jawab tersebut erat kaitannya
dengan kemampuan-kemampuan yang
disyaratkan untuk memangku profesi
tersebut. Kemampuan dasar tersebut
tidak lain ialah kompetensi guru.
 1) ”competence (n) is being competent,
ability (to do the work)”
 2) “competent (adj.) refers to (persons)
having ability, power, authority, skill,
knowledge, etc. (to do what is needed)”
 3) “competency is rational performance
which satisfactorily meets the objectives
for a desired condition”
 Definisi pertama menunjukkan bahwa kompetensi
itu pada dasarnya menunjukkan kepada
kecakapan atau kemampuan untuk mengerjakan
sesuatu pekerjaan.
 Definisi kedua menunjukkan bahwa kompetensi
itu pada dasarnya merupakan suatu sifat
(karakteristik) orang-orang (kompeten) ialah yang
memiliki kecakapan, daya (kemampuan), otoritas
(kewenangan), kamahiran (keterampilan),
pengetahuan, dsb. untuk mengerjakan apa yang
diperlukan.
 Definisi ketiga , ialah bahwa kompetesi itu
menunjukkan kepada tindakan (kinerja) rasional
yang dapat mencapai tujuan-tujuannya secara
memuaskan berdasarkan kondisi (prasyarat) yang
diharapkan.
 1) Mampu melakukan sesuatu pekerjaan tertentu
secara rasional.
 2) Menguasai perangkat pengetahuan (teori dan
konsep, prinsip dan kaidah, hipotesis dan
generalisasi, data dan informasi, dsb.) tentang
seluk beluk apa yang menjadi bidang tugas
pekerjaannya
 3) Menguasai perangkat keterampilan (strategi dan
taktik, metode dan teknik, prosedur dan
mekanisme, sarana dan instrumen, dsb) tentang
cara bagaimana dan dengan apa harus melakukan
tugas pekerjaannya. 57
 4) Memahami perangkat persyaratan ambang (basic
standards) tentang ketentuan kelayakan normatif
minimal kondisi dari proses yang dapat ditoleransikan
dan kriteria keberhasilan yang dapat diterima dari apa
yang dilakukannya
 5) Memiliki daya (motivasi) dan citra (aspirasi)
unggulan dalam melakukan tugas pekerjaannya. Ia
bukan sekedar puas dengan memadai persyaratan
minimal, melainkan berusaha mencapai yang
sebaik mungkin
 6) Memiliki kewenangan (otoritas) yang memancar
atas penguasaan perangkat kompetensinya yang
dalam batas tertentu dapat didemonstrasikan
(observable) dan teruji (measureable), sehingga
memungkinkan memperoleh pengakuan pihak berwenang
(certifiable).
 (1) performance component,
 (2) subject component,
 (3) professional component,
 (4) process component,
 (5) adjustment component, dan
 (6) attitudes component.
 Keterangan:
 1. Performance component, yaitu unsur
kemampuan penampilan kinerja yang nampak
sesuai dengan bidang keprofesiannya (teaching,
counseling, management, etc.)
 2. Subject component, yaitu unsur kemampuan
penguasaan bahan/substansi pengetahuan yang
relevan dengan bidang keprofesiannya sebagai
prasyarat (enabling competencies) bagi penampilan
komponen kinerjanya.
 3. Professional component, yaitu unsur kemampuan
penguasaan substansi pengetahuan dan
keterampilan teknis sesuai dengan bidang
keprofesiannya sebagai prasyarat bagi penampilan
kinerjanya.
 4. Process component, yaitu unsur kemampuan
penguasaan proses-proses mental (intelektual)
mencakup proses berpikir (logis, kritis, rasional,
kreatif) dalam pemecahan masalah, pembuatan
keputusan, dsb. Sebagai prasyarat bagi terwujudnya
penampilan kinerjanya.
 5. Adjustment component, yaitu unsur
kemampuan penyerasian dan penyesuaian diri
berdasarkan karakteristik pribadi pelaku dengan
tugas penampilan kinerjanya.
 6. Attitudes component, yaitu unsur komponen
sikap, nilai, kepribadian pelaku sebagai prasyarat
yang fundamental bagi keseluruhan perangkat
komponen kompetensi lainnya bagi terwujudnya
komponen penampilan kinerja keprofesiannya.
 Guru yang profesional adalah
guru yang memiliki seperangkat
kompetensi (pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku)
yang harus dimiliki, dihayati,
dan dikuasai oleh guru dalam
melaksanakan tugas
keprofesionalannya. 62
 Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
berdasarkan Undang-undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada
Bab IV Pasal 10 ayat 91), yang menyatakan
bahwa :
”Kompetensi guru meliputi
 kompetensi pedagogik,
 kompetensi kepribadian,
 kompetensi sosial, dan
 kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan
profesi”.
 Kompetensi guru di Indonesia telah pula
dikembangkan oleh Proyek Pembinaan
Pendidikan Guru (P3G) Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
 Pada dasarnya kompetensi guru
menurut P3G bertolak dari analisis
tugas-tugas seorang guru, baik sebagai
pengajar, pembimbing, maupun sebagai
administrator kelas.
 1) Menguasai bahan;
 2) Mengelola program belajar-mengajar;
 3) Mengelola kelas;
 4) Menggunakan media/sumber belajar
 5) Menguasai landasan kependidikan;
 6) Mengelola interaksi belajar-mengajar;
 7) Menilai prestasi belajar;
 8) Mengenal fungsi dan layanan bimbingan
penyuluhan;
 9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi
sekolah; dan
 10)Memahami dan menafsirkan hasil penelitian
guna keperluan pengajaran.
 Guru yang profesional adalah guru yang dapat
melakukan tugas mengajarnya dengan baik. Dalam
mengajar diperlukan keterampilan-keterampilan yang
dibutuhkan untuk kelancaran proses belajar mengajar
secara efektif dan efisien.
Keterampilan guru dalam proses belajar mengajar antara
lain:
 (1) keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
 (2) keterampilan menjelaskan,
 (3) keterampilan bertanya,
 (4) keterampilan memberi penguatan,
 (5) keterampilan menggunakan media pembelajaran,
 (6) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,
 (7) keterampilan mengelola kelas,
 (8) keterampilan mengadakan variasi, dan
 (9) keterampilan mengajar perorangan dan kelompok
kecil.
 Untuk keperluan analisis tugas guru sebagai
pengajar, maka kompetensi kinerja profesi
keguruan (generic teaching competencies) dalam
penampilan aktual dalam proses belajar mengajar,
minimal memiliki empat kemampuan, yakni
kemampuan:
 (1) Merencanakan proses belajar mengajar;
 (2) Melaksanakan dan memimpin/mengelola
proses belajar mengajar;
 (3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar;
 (4) Menguasai bahan pelajaran.
 Kelompok 1/7
 Pengertian secara tradisional “ guru “adalah
seorang yang berdiri di depan kelas untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan.
 Sedangkan menurut Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional ,Pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai
guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.
 Profesional adalah kemampuan melakukan
pekerjaan sesuai dengan keahlian dan pengabdian
diri kepada pihak lain.
 Profesional mengacu kepada sebutan tentang
orang yang menyandang suatu profesi dan
sebutan tentang penampilan seseorang dalam
mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan
profesinya.
 Guru profesional harus mendapat pengakuan
secara formal maupun informal (suatu badan atau
lembaga yang mempunyai kewenangan untuk itu
yaitu pemerintah atau organisasi profesi secara
informal ada pengakuan yang diberikan oleh
masyarakat.
 Seorang ahli, tentunya berkualitas
dalam melaksanakan pekerjaannya.
Akan tetapi tidak semua Ahli dapat
menjadi berkualitas. Karena menjadi
berkualitas bukan hanya persoalan
ahli, tetapi juga menyangkut
persoalan integritas dan personality
 Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan
yang gampang, seperti yang dibayangkan
sebagian orang, dengan bermodal
penguasaan materi dan menyampaikan nya
kepada siswa sudah cukup, hal ini
belumlah dapat dikategorikan guru yang
memiliki pekerjaan profesional,
 karena guru yang profesional harus
memiliki berbagai keterampilan,
kemampuan khusus, mencintai
pekerjaannya, menjaga kode etik guru,
dan lain sebagainya.
 Seorang guru profesional, harus
memiliki keahlian, keterampilan dan
kemampuan sebagimana filosofi
Ki Hajar Dewantara: “Tut wuri
handayani, ing ngarso sung tulodo,
ing madya mangun karsa”
 tidak cukup dengan menguasai
materi pembelajaran akan tetapi
mengayomi murid, menjadi contoh
atau teladan bagi murid serta selalu
mendorong murid untuk lebih baik
dan maju.
 Guru profesional adalah guru yang meramu
kualitas dan integritasnya. Mereka tidak hanya
memberikan pembelajaran bagi peserta
didiknya tapi mereka juga harus menambah
pembelajaran bagi mereka sendiri karena
jaman terus berubah.
 Ia harus terus meningkatkan kemampuan serta
keterampilannya dalam berbagai bidang.
Sebab seorang guru adalah Pengentas
kebodohan Ia merupakan mata rantai dan pilar
peradaban sekaligus benang merah kemajuan
suatu masyarakat dan motor penggerak
peradaban suatu bangsa.
 1.Memiliki kepribadian yang dapat diandalkan)
 2. Syarat ilmiah (memiliki ilmu pengetahuan yang
mumpuni)
 3.Mengetahui, menghayati dan menyelami manusia
yang dihadapinya, sehingga dapat menyatukan
dirinya untuk membawa anak didik menuju tujuan
yang ditetapkan).
Syarat yang Wajib Dimiliki Guru
 Syarat guru di dalam Undang-Undang No
14 Thn 2005 disebutkan ada lima syarat
yang harus dimiliki guru.
Syarat tersebut :
 1 Memiliki kualifikasi akademik,

 2 Mempunyai kompetensi,

 3 Mempunyai sertifikat pendidik,

 4 Sehat jasmani dan rohani

 5 Mempunyai kemampuan untuk


mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
 Oemar Hamalik dalam bukunya Proses Belajar
Mengajar (2001;118) guru professional harus
memiliki persyaratan, yang meliputi;
 a) Memiliki bakat sebagai guru
 b) Memiliki keahlian sebagai guru
 c) Memiliki keahlian yang baik dan
terintegrasi
 d) Memiliki mental yang sehat
 e) Berbadan sehat
 f) Memiliki pengalaman dan pengetahuan
yang luas
 g) Guru adalah manusia berjiwa Pancasila
 h) guru adalah seorang warga negara yang
baik.
 1. Sehat jasmani dan rohani
 Kesehatan badan setidaknya akan sangat mempengaruhi
semangat dalam bekerja (mengajar). Mann dalam Jamaludin
(2002 :54) menulis : ”Dalam sebuah kerja besar seperti
pendidikan, kondisi fisik kalau bukan yang terpenting
adalah yang pertama yang harus diperhatikan. Hanya di
atas fondasi kesehatan yang kuatlah ketajaman dan
kehalusan intelek bisa dicapai”.
 Guru yang tidak sehat secara jasmani, dia tidak akan
optimal dalam mengajar. Aspek fisik menyangkut nutrisi
yang baik dan olahraga yang teratur bisa meningkatkan
kebugaran tubuh dan fungsi kognitif, yang pada gilirannya
meningkatkan performance guru. Oleh karena itu, seorang
guru harus mengembangkan kemampuan dan keterampilan
fisiknya menuju kepada pencapaian tubuh yang kuat atau
fit.
 2. Bertakwa
 Menurut Zakiyah Daradjat (1992:41), guru
tidak mungkin mendidik anak agar bertakwa
kepada Allah, jika ia sendiri tidak bertakwa
kepada-Nya Ia adalah teladan bagi muridnya.
Sejauh seorang guru mampu memberikan
teladan yang baik kepada anak didiknya,
sejauh itu pula ia akan berhasil mendidik
mereka menjadi generasi penerus dan mulia.
 3. Berilmu pengetahuan yang luas
 Guru yang kaya ilmu pengetahuan akan
menjadi sumber bagi anak didik untuk
menggalinya. Segala rasa ingin tahun anak
didik dapat dipenuhi dengan sempurna hingga
murid begitu membutuhkan sang guru. Tidak
akan ada anak didik yang melecehkan sang
guru, bahkan mereka bangga kepada gurunya
sehingg termotivasi untuk lebih pintar dari
gurunya.
 4. Berlaku adil
 Secara harfiah, adil berarti lurus dan tegak,
bergerak dari posisi yang salah menuju posisi
yang diinginkan. Adil juga berarti seimbang
(balance) dan setimpang (equilibrium). Adil adalah
meletakkan sesuatu pada tempatnya, tidak memihak
antara satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain,
bertindak atas dasar kebenaran, bukan mengikuti
kehendak hawa nafsunya.
 5. Berwibawa
Orang yang berwibawa tidak akan takut
dicerca orang, dan orang akan selalu tunduk
dan malu untuk melecehkannya serta akan
selalu menghormatinya

 6. Ikhlas
Hendaknya guru itu adalah seorang yang
ikhlas. Ikhlas artinya bersih, murni, dan tidak
bercampur dengan yang lain. Sedangkan ikhlas
menurut istilah adalah ketulusan hati dalam
melaksanakan suatu amal yang baik, yang
semata-mata karena Allah.
 7. Mampu merencanakan dan
melaksanakan evaluasi
 Guru yang dapat membuat perencanaan dan
melaksanakan evaluasi adalah sama pentingya
dengan orang yang melaksanakan rencana
tersebut. Karena sebuah perencanaan yang
matang dalam sebuah proses belajar mengajar
membutuhkan suatu pemikiran dan
kesanggupan dalam melihat ke masa depan,
yang akan berhasil manakala rencana tersebut
juga dilaksanakan.
 8. Menguasai bidang yang ditekuni
 Guru harus cakap dalam mengajarkan
ilmunya, karena seorang guru hidup dengan
ilmunya. Guru tanpa ilmu yang dikuasainya
bukanlah guru lagi. Oleh karena itu, kewajiban
guru adalah selalu menekuni dan menambah
ilmu lagi yang menjadi keahliannya dalam
mata pelajaran tertentu.
 Menurut Fritzche, ada tiga pernyataan dasar
mengenai bagaimana seseorang dapat beretika:
(1) Orang yang etis harus menghormati orang
lain, (2) Akar dari semua hubungan etis adalah
kehidupan spiritual, dan (3) Etika itu dipelajari,
tidak muncul secara langsung dari lahir.
 Etika hanya akan muncul dari orang yang
memiliki rasa hormat kepada orang lain, jika
rasa hormat itu hilang, maka akan hilang pula
dorongan untuk berlaku etis, dan rasa hormat
itu mempunyai efek timbal balik.
 Oleh karena itu, tidak mungkin orang yang
tidak belajar etika akan bertindak etis.
Begitupun guru yang tidak belajar etika
keguruan tidak mungkin akan bertindak etis
sebagaimana yang diharapkan.
 Guru harus mempelajari etika keguruan agar
ia dapat bersikap dan berperilaku secara
pantas/patut.
 Ketidaktahuan guru terhadap etika keguruan
akan menjerumuskannya pada pelanggaran
kode etik yang serius.
 Dasar pelaksanaan
Pend.Profesi Guru dan Sistem
Pelaksanaan Pend. Profesi

 Pertemuan 10
 Menurut UU No 20/2003 tentang
SPN
 pendidikan profesi adalah
pendidikan tinggi setelah program
sarjana yang mempersiapkan
peserta didik untuk memiliki
pekerjaan dengan persyaratan
keahlian khusus.
 PPG adalah program pendidikan
yang diselenggarakan untuk lulusan
S-1Kependidikan dan S-1/D-IV Non
Kependidikan yang memiliki bakat
dan minat menjadi guru, agar
mereka dapat menjadi guru yang
profesional sesuai dengan standar
nasional pendidikan dan
memperoleh sertifikat pendidik.
 1. UURI nomor 20 tahun 2003, tentang
sistem pendidikan nasional.
 2. UURI no 14 tahun 2005, tentang guru dan
dosen.
 3. PP RI nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 16 tahun 2007 tentang standar
kualifikasi akademik dan kompetensi guru.
 Tujuan umum pendidikan profesi guru adalah
menghasilkan calon guru yang memiliki
kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, yaitu mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung
jawab
 Tujuan khusus program PPG seperti yang
tercantum dalam Permendiknas No 8 Tahun
2009 Pasal 2 adalah untuk menghasilkan calon
guru yang memiliki kompetensi dalam
merencanakan, melaksanakan, dan menilai
pembelajaran; menindaklanjuti hasil penilaian,
melakukan pembimbingan, dan pelatihan
peserta didik serta melakukan penelitian, dan
mampu mengembangkan profesionalitas
secara berkelanjutan.
 Seleksi Administrasi oleh
Dinas Pendidikan
 Seleksi Akademik oleh
LPTK
 a. Bagi calon guru praktikan, dapat
menerapkan disiplin ilmu yang telah diperoleh
di meja perkuliahan terhadap dunia nyata
melalui proses belajar mengajar secara
langsung, yang nantinya dapat dijadikan
sebagai bekal kelak setelah memasuki dunia
pendidikan sesungguhnya.
 b. Bagi sekolah, menemukan penyegaran serta
ide-ide baru dalam proses belajar mengajar
baik sistem pengajarannya maupun tugas-
tugas kependidikan lainnya sehingga
diharapkan model pembelajaran akan menjadi
lebih baikc.
 c. Bagi masyarakat , tersedianya calon-vcalon
tenaga pendidik ( guru) yang memiliki kualitas
yang baik akan menumbuhkan motivasi
masyarakat untuk semakin mantap dan
percaya bahwa dunia pendidikan mampu
memberikan pelayanan yang cukup
memuaskan
 Sebagai komunikator, bertugas
mengkomunikasikan peserta didik
dengan berbagai sumber belajar.
Pekerjaannya, antara lain memberikan
informasi tentang buku sumber yang
digunakan, tempat belajar yang
kondusif, bahkan mungkin sampai
menginformasikan narasumber lain yang
ditugasi jika diperlukan.
 . Guru sebagai komunikator harus memiliki
pesan yang jelas yang akan disampaikan
kepada murid atau komunikan.
 Setelah itu guru juga harus menentukan
saluran untuk berkomunikasi baik secara
langsung(tatap muka) atau tidak
langsung(media).
 Setelah itu guru harus menyesuaikan
topic/diri/tema yang sesuai dengan umur
si komunikan,juga harus menentukan
tujuan komunikasi/maksud dari pesan agar
terjadi dampak/effect pada diri komunikan
sesuai dengan yang diinginkan.

 Sebagai fasilitator, bertugas
menyediakan kemudahan-
kemudahan belajar bagi peserta
didik, seperti memberikan informasi
tentang cara belajar yang efektif,
menyediakan buku sumber yang
cocok, memberikan pengarahan
dalam pemecahan masalah dan
pengembangan diri peserta didik,
dan lain-lainnya
 Seorang guru profesional, harus
memiliki keahlian, keterampilan dan
kemampuan sebagimana filosofi
Ki Hajar Dewantara: “Tut wuri
handayani, ing ngarso sung tulodo,
ing madya mangun karsa”
 tidak cukup dengan menguasai
materi pembelajaran akan tetapi
mengayomi murid, menjadi contoh
atau teladan bagi murid serta selalu
mendorong murid untuk lebih baik
dan maju.
 1. Mendengarkan dan tidak mendominasi.
2. Bersikap sabar
 3. Menghargai dan rendah hati
 4. Mau belajar.
 5. Bersikap sederajat
 6. Bersikap akrab dan melebur
 7. Tidak berusaha menceramahi.
8. Berwibawa.
 9. Tidak memihak dan mengkritik.
10. Bersikap terbuka & Positif
Beberapa Prinsip yang
Perlu Diperhatikan
Dalam Pembelajaran
 Syah Djanilus
Perinsip adalah Sesuatu yang menjadi dasar dari
pokok berpikir, berpijak dan sebagainya.

 Badudu dan Zein


Perinsip adalah Sesuatu yang dipegang sebagai
panutan yang utama.
 Walra dan rochmat, 1999
Pembelajaran adalah Suatu aktifitas atau
pengalaman yang menghasilkan perubahan
pengetahuan, perilaku dan pribadi yang
bersifat permanen

 Wingkel, 1987
Pembelajaran adalah Suatu aktifitas mental dan
pisikis dalam berinteraksi dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan perilaku pada
diri sendiri.
 (Walra, rochmat, 1999:24) : Belajar ialah Suatu aktifitas
atau pengalaman yang menghasilkan perubahan
pengetahuan, perilaku dan pribadi yang bersifat
permanen
 Moh. Surya (1997) : “belajar diartikan sebagai
suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh perubahan perilaku baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu
itu sendiri dalamberinteraksi dengan lingkungannya”.
 Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan
dalam kepribadianyang dimanifestasikan sebagai pola-
pola respons yang baru berbentukketerampilan, sikap,
kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
 Gage & Berliner : “belajar adalah suatu proses
perubahan perilaku yang muncul karena
pengalaman”.
 Prinsip Belajar Menurut Gestalt : Adalah suatu
transfer belajar antara pendidik dan peserta didik
sehingga mengalami perkembangan dari proses
interaksi belajar mengajar yang dilakukan secara
terus menerus dan diharapkan peserta didik akan
mampu menghadapi permasalahan dengan
sendirinya melalui teori-teori dan pengalaman-
pengalaman yang sudah diterimanya.
 Prinsip Belajar Menurut Robert H Davies : Suatu
komunikasi terbuka antara pendidik dengan
peserta didik sehingga siswa termotivasi belajar
yang bermanfaat bagi dirinya melalui contoh-
contoh dan kegiatan praktek yang diberikan
pendidik lewat metode yang menyenangkan
siswa.
 Berdasarkan Pendapat para Ahli,
disimpulkan bahwa :
 Prinsip Belajar adalah landasan
berpikir, landasan berpijak, dan
sumber motivasi agar Proses Belajar
dan Pembelajaran dapat berjalan
dengan baik antara pendidik dengan
peserta didik
 1. Prinsip Kesiapan (Readinees)
Proses belajar dipengaruhi kesiapan siswa. Yang
dimaksud dengan kesiapan siswa ialah kondisi
yang memungkinkan ia dapat belajar.
 2. Prinsip Motivasi (Motivation)
Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu
proses yang terarah. Motivasi adalah suatu
kondisi dari pelajar untuk memprakarsai
kegiatan, mengatur arah kegiatan itu dan
memelihara kesungguhan.
 3. Prinsip Persepsi
Seseorang cenderung untuk percaya sesuai
dengan bagaiman ia memahami situasi.
Persepsi adalah interpertasi tentang situasi
yang hidup. Setiap individu melihat dunia
dengan caranya sendiri yang berbeda dari
yang lain. Persepsi ini mempengaruhi perilaku
individu.
 4. Prinsip Tujuan
Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan
diterima oleh para pelajarpada saat proses
terjadi. Tujuan ialah sasaran khusus yang
hendak dicapai olehseseorang.
 5. Prinsip Perbedaan Individual
Proses pengajaran semestinya memperhatikan
perbedaan individual dalamkelas dapat memberi
kemudahan pencapaian tujuan belajar setinggi-
tingginya. Pengajaran yang hanya memperhatikan
satu tingkat sasaran akan gagalmemenuhi
kebutuhan seluruh siswa

 6. Prinsip Transfer dan Retensi


Belajar dianggap bermanfaat bila seseorang dapat
menyimpan dan menerapkan hasil belajar dalam
situasi baru. Apapun yang dipelajari dalam suatu
situasi pada akhirnya akan digunakan dalam
situasi yang lain.Proses tersebut dikenal sebagai
proses transfer. Kemampuan sesesoranguntuk
menggunakan lagi hasil belajar disebut retensi.
 7. Prinsip Belajar Kognitif
Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan
dan penemuan. Belajarkognitif mencakup
asosiasi antar unsur, pembentukan
konsep,penemuan masalah dan keterampilan
memecahkan masalah yangselanjutnya
membentuk perilaku baru, berpikir, bernalar,
menilai danberimajinasi.

 8. Prinsip Belajar Afektif


Proses belajar afektif seseorang menemukan
bagaimana ia menghubungkandirinya dengan
pengalaman baru. Belajar afektif mencakup
nilai emosi,dorongan, minat dan sikap
 9. Prinsip Belajar Evaluasi
Jenis cakupan validitas evaluasi dapat
mempengaruhi proses belajar saatini dan
selanjutnya pelaksanaan latihan evaluasi
memungkinkan bagiindividu untuk menguji
kemajuan dalam pencapaian tujuan.

 10. Prinsip Belajar Psikomotor


Proses belajar psikomotor individu menentukan
bagaimana ia mampumengendalikan aktivitas
ragawinya. Belajar psikomotor mengandung
aspekmental dan fisik.
Guru dan
Hubungannya
dengan Lingkungan
1. Masalah kualitas guru
 Keadaan guru di Indonesia masih
memprihatinkan. Kebanyakan guru belum
memiliki profesionalisme yang memadai untuk
menjalankan tugasnya, seagaimana disebutkan
dalam pasal 39 UU No. 20/20032.
2. Jumlah Guru
 Jumlah guru di Indonesia saat ini masih
dirasakan kurang, karena jumlah murid per
kelas dengan jumlah guru yang tersedia saat
ini, dirasakan masih kurang proporsional.
3. Distribusi Guru
 Salah satu permasalahan dunia pendidikan
yang dihadapi saat ini adalah masalah
pemerataan distribusi guru.
4. Kesejahteraan Guru
 Masalah kesejahteraan guru menitik beratkan
pada masalah penghasilan/ gaji. Penghasilan
guru dirasa kurang.
5. Kesalahan Guru dalam mengajar
 1) Mengambil jalan pintas dalam pembelajaran.

 2) Menunggu peserta didik berprilaku negatif.

 3) Menggunakan destructive disiplin.


Permasalahan umum yang dihadapi oleh
guru :
 Menyiapkan bahan pelajaran
 Kegiatan Mengajar
 Metode Megajar

Permasalahan Khusus yang dihadapi guru :


 Membantu Guru Dalam Menghadapi Kesulitan
Dalam Mengajarkan Bidang Studi
 Membantu Guru Dalam Memecahkan Masalah-
Masalah Pribadi (Personal Problem
 Solusi untuk Mengatasi Permasalahan
yang Dihadapi Guru di Indonesia :

 Lihat apa permasalahannya


 Metode dan tehnik penyelesaiannya
 Musyawarah dan Mufakat dgn kekeluargaan.
Terimakasih…

Selamat
Belajar ..
Sekian
Thank You For Your Attention
AGUS SUTARNA 121

Anda mungkin juga menyukai