Anda di halaman 1dari 8

KODE ETIK GURU DAN BK

A. Pengertian Kode Etik


Kode yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisanbatau
benda yang disepakati untuk maksudmaksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu
berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat berarti
kumpulan peraturan yang sistematis. Etika (ethic) bermakna sekumpulan azas atau
nilai yang berkenaan denganakhlak, tata cara (adat, sopan santun) nilai mengenai benar
dan salah tentang hakdan kewajiban yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.

Secara istilah kode etik terdiri dari dua kata, yakni kode dan etik . Kata etik berasal
dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak, adab atau cara hidup. Dapat diartikan
bahwa etik itu menunjukkan cara berbuat yang menjadi adat, karena persetujuan dari
kelompok manusia . Atau secara harfiah kode etik " berarti sumber etik. Jadi kode etik
guru itu dapat diartikan sebagai aturan tata susila keguruan.

Ada beberapa pendapat tentang pengertian kode etik, yaitu:

 Gibson and Mithsel, kode etik menggambarkan nilai-nilai professional suatu


profesi yang diterjemahkan dalam standar perilaku anggotanya. Nilai
professional tadi ditandai adanya sifat altruistis artinya lebih mementingkan
kesejahteraan orang lain dan berorientasi pada pelayanan umum dengan prima.
 Homby, dkk., Code as collection of laws arranged in asystem: or system of rules
principles that has been accepted by society or a class or group of people (kode
merupakan kumpulan aturan yang disusn dalam sebuah sistem, atau sistem
aturan dan prinsip-prinsip yang diterima oleh masyarakat atau sebuah kelas
atau kelopok orang).
 Ethic as system of moral principles, rules of conduct (etik merupakan sistem dari
prinsip-prinsip moral, aturan dari tingkah laku). Sedangkan pengerian kode etik
guru menurut Westby Gibson, kode etik guru merupakan suatu statemen formal
yang merupakan norma atau aturan tata asusila dalam mengatur tingkah laku
guru

Kode Etik Guru Indonesia merupakan pedoman sikap dan perilaku bertujuan
menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi
undang-undang. Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan
norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam
hubungannya dengan peserta didik, orangtua atau wali siswa, sekolah dan rekan
seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama,
pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan.
Kode Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia merupakan landasan moral dan
pedoman tingkah laku profesional yang dijunjung tinggi, diamalkan dan diamankan oleh
setiap anggota profesi Bimbingan dan Konseling Indonesia yaitu :
1. Pembimbing menghormati harkat klien.
2. Pembimbing menempatkan kepentingan klien diatas kepentingan
pribadi. Pembimbing tidak membedakan klien.
3. Pembimbing dapat menguasai dirinya, dalam arti kata kekurangan-
kekurangannya dan perasangka-prasangka pada dirinya.
4. Pembimbing mempunyai sifat renda hati sederhana dan sabar.
Pembimbing terbuka terhadap saran yang diberikan pada
klien.
5. Pembimbing memiliki sifat tanggung jawab terhadab lembaga ataupun orang
yang dilayani.

B. Ruang Lingkup Kode Etik Guru


Kode Etik Guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilaidan
norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematik dalam suatu
sistem yang utuh dan bulat. Fungsi Kode Etik Guru Indonesia adalah sebagai landasan
moral dan pedoman tingkah laku setiap guru warga PGRI dalam menuunaikan tugas
pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam maupundi luar sekolah serta dalam
kehidupan sehari-hari di masyarkat. Dengandemikian, maka Kode Etik Guru Indonesia
merupakan alat yang amat penting untuk pembentukan sikap profesional para anggota
profesi keguruan.

Ruang lingkup kode etik guru itu meliputi keseluruhan peranan guru itu :
a. Guru sebagai pengewantahan nilai-nilai
b. Guru sebagai pengelola hubungan antara : guru-bahan pelajaran-siswa/mahasiswa.
c. Guru sebagai psychological architect, yang mencakup sub-peranan sebagai berikut :

1. Planning units of instruction,


2. Diagnosing student learning difficulties,
3. Prescribing appropriate learning activities,
4. Relating learning experiences to individual pupil interests
5. Organizing curriculum,
6. Evaluating pupil progress.

Ruang lingkup kode etik profesi guru:

1. Etika terhadap Etika terhadap Peraturan Perundang-undanga Peraturan


Perundang-undangan
- Guru mutlak perlu mengetahui kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang bidang pendidikan pendidikan sehingga sehingga dapat melaksanakan
melaksanakan ketentuan-ketentuan yang merupakan kebijaksanaan tersebut.
- Untuk menjaga agar guru Indonesia tetap melaksanakan ketentuan-ketentuan
yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan
diaturKode Etik Guru Indonesia
2. Etika Terhadap Organisasi Profesi
Guru secara pribadi dan bersama-
samamengembangkan, dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
Contoh:
Guru menjadi anggota organisasi profesi guru (PGRI) dan berperan serta
secaraaktif dalam melaksanakan program-program organisasi bagi
kepentingan pendidikan.
3. Etika Terhadap Teman Sejawat
Guru memelihara hubungan seprofesi, semangatkekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial
Maka:
- Guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dan
lingkungan kerjanya
- Guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dan
kesetiakawanan sosial di dalam dan di luar l kesetiakawanan sosial di dalam dan
di luar lingkungnya.
4. Etika Terhadap Anak Didik
- Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
seutuhnyayang berjiwa pancasila.
- Guru hendaknya memberi contoh yang baik untuk anak didiknya.
- Guru harus dapat mempengaruhi dan mengendalikan anak didiknya. Dalam hal
ini, prilaku dan pribadi guru akan menjadi instrumen ampuh untuk
mengubah prilaku peserta didik.
Hendaknya guru menghargai potensi yang ada dalam keberagaman siswa.
5. Etika Guru Profesional Terhadap Tempat Kerja
Dalam UU No. 20/2003 pasal 1 bahwa pemerintah berkewajiban menyiapkan
lingkungan dan fasilitas sekolah yang memadai secara merata dan bermutu di
seluruh jenjang pendidikan.
Guru yang profesional harus mampu memanfaatkan fasilitas yang ada dalam
rangka terwujudnya manusia seutuhnya sesuai dengan Visi Pendidikan Nasional.
6. Etika Terhadap Pemimpin
Sikap seorang guru terhadap pemimpin harus positif, dalam pengertian harus
bekerja sama dalam menyukseskan program yang telah disepakati baik di
sekolah sekolah maupun di luar sekolah.

C. Ruang Lingkup Kode Etik BK


Kode etik bimbingan dan konseling adalah ketentuan-ketentuan atau peraturan-
peraturan yang harus ditaati oleh siapa saja yang ingin berkicimpung dalam bidang
bimbingan dan konseling demi untuk kebaikan. Mengacu pada Kode Etik Bimbingan dan
Konseling Indonesia tahun 2010,maka ruang lingkup etika profesi bimbingan dan
konseling Indonesia membahas 5 bab berikut:

1) Dasar Kode Etik Profesi BK


Pancasila, mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha
pelayanan terhadap sesama manusia dalam rangka ikut membina warga negara
Indonesia yang bertanggung jawab. profesi, yang mengacu pada kebutuhan dan
kebahagiaan klien sesuai denagn norma-norma yang berlaku.
2) Kualifikasi dan Kegiatan Profesional Konselor
Menurut Munro dalam Peter W.F.Davies (1997:97-106), menegaskan, sekurang-
kurangnya terdapat empat manfaat kode etik profesi:
a) Kode etik profesi dapat meningkatkan kredibilitas korporasi atau
perusahaan. Adanya kode etik profesi, secara internal mengikat semua
pihak dengan norma-norma moral yang sama sehingga akan
mempermudah pimpinan untuk mengambil keputusan dan kebijakan
yang sama untuk kasus-kasus sejenis.
b) Kode etik profesi menyediakan kemungkinan untuk mengatur dirinya
sendiri, bagi sebuah korporasi dan bisnis-bisnis pada umumnya. Pada
aras ini, kode etik profesi dapat mendewasakan sebuah korporasi dalam
arti kode etik profesi dapat membantu semua yang terlibat secara
internal dalm korporasi itu untuk meminimalisir ketimpangan-
ketimpangan yang biasanya terjadi pada masa sebelum ada kode etik
profesi. Pada tataran kongret, hadirnya kode etik profesi dapat
meminimalisir campur tangan pemerintah khususnya dalam ikatannnya
dengan kasus-kasus ketenagakerjaan dan prosedur perdagangan.
c) Kode etik profesi dapat menjadi alat atau sarana untuk menilai dan
mengapresiasi tanggung jawab sosial perusahaan. Dari segi efisiensi,
rumusan dalam kode etik profesi mengenai tanggung jawab sosial
perusahaan hendaknya tidak terlalu umum. Sebaliknya, harus disertai
dengan keterangan yang cukup agar menghindarkan korporasi atau
perusahaan dari kecenderungan untuk melaksankan tanggung jawab
sosial hanya pada tatanan minimal
d) Kode etik profesi merupakan alat yang ampuh untuk menghilangkan hal-
hal yang belum jelas menyangkut norma-norma moral, khususnya ketika
terjadi konflik nilai

Kode etik profesi diperlukan agar anggota profesi atau konselor dapat tetap
menjaga standar mutu dan status profesinya dalam batas-batas yang jelas
dengan anggota profesi dan profesi-profesi lainnya, sehingga dapat
dihindarkan kemungkinan penyimpangan-penyimpangan tugas oleh mereka
yang tidak langsung terjun dalam bidang bimbingan dan konseling. Kode etik
konselor ini diperuntukkan bagi para pembimbing atau konselor yang
memberikan layanan bimbingan dan konseling ,dengan pengertian bahwa
layanan bimbingan konseling dapat dibedakan dari bentuk-bentuk layanan
profesional lainnya, karena sifat-sifat khas dari layanan profesional bimbingan
dan konseling
3) Hubungan Kelembagaan
 Prinsip Umum
a) Prinsip-prinsip yang berlaku dalam layanan individual, khususnya tentang
penyimpanan serta penyebaran informasi tentang klien dan hubungan
konfidensial antara konselor dengan klien, berlaku juga bila konselor bekerja
dalam hubungan kelembagaan.
b) Apabila konselor bertindak sebagai konsultan pada suatu lembaga, maka
harus ada pengertian dan kesepakatan yang jelas antara konselor dan pihak
lembaga dan dengan klien yang menghubungi konselor di tempat lembaga
itu. Sebagai seorang konsultan, konselor harus tetap mengikuti dasar-dasar
pokok profesi dan tidak bekerja atas dasar komersial.
 Keterkaitan Kelembagaan
a) Setiap konselor yang bekerja dalam hubungan kelembagaan turut
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan peraturan kerjasama dengan pihak
atasan atau bawahannya, terutama dalam rangka layanan konseling dengan
menjaga rahasia pribadi yang dipercayakan kepadanya.
b) Peraturan-peraturan kelembagaan yang diikuti oleh semua petugas dalam
lembaga haru dianggap mencerminkan kebijaksanaan lembaga itu dan bukan
pertimbangan pribadi. Konselor haru mempertanggungjawabkan
pekerjaannya kepada atasannya. Sebaliknya ia berhak pula mendapat
perlindungan dari lembga itu dalam menjalankan profesinya.
c) Setiap konselor yang menjadi anggota staf suatu lembaga berorientasi
kepada kegiatan-kegiatan dari lembaga itu dari pihak lain, pekerjaan
konselor harus dianggap sebagai sumbangan khas dalam mencapai tujuan
lembaga itu
d) jika dalam rangka pekerjaan dalam suatu lembaga, konselor tidak cocok
dengan ketentuan-ketentuan atau kebijaksanaan-kebijaksanaan yang berlaku
di lembaga tersebut, maka ia wajib mengundurkan diri dari lembaga tersebut

4) Praktik Mandiri dan Laporan kepada Pihak Lain


 Konselor Praktik mandiri (Privat)
- Konselor yang berpraktik mandiri ( privat ) dan tidak bekerja dalam
hubungan kelembagaan tertentu, tetap menaati segenap kode etik jabatannya
sebagai konselor, dan berhak untuk mendapat dukungan serta perlindungan
diri dari rekan-rekan seprofesi.
- Konselor yang berpraktik mandiri wajib memperoleh izin terlebih dahulu
dari organisasi profesi ( ABKIN ).
 Laporan Kepada Pihak Sekolah Apabila konselor perlu melaporkan suatu hal
tentang klien kepada pihak lain ( misalnya : pimpinan lembaga tempat ia
bekerja ) ,atau kalau ia diminta keterangan tentang klien oleh petugas suatu
badan diluar profesinya dan ia harus juga memberikan informasi itu ia harus
sebijaksana mungkin dengan berpedoman pada pegangan bahwa dengan
berbuat begitu klien tetap dilindungi dan tidak dirugikan
5) Ketaatan kepada Profesi
Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban
- Dalam pelaksanaan hak dan kewajibannya sebagai konselor, konselor harus
selalu mengaitkannya dengan tugas dan kewajibannya terhadap klien dan
profesi sebagaimana dicantumkan dalam kode etik ini dan semuanya itu
sebesar-besarnya untuk kepentingan dan kebahagiaan klien.
- Konselor tidak dibenarkan menyalahgunakan jabatannya sebagai konselor
untuk maksud untuk mencari keuntungan pribadi atau maksud-maksud lain
yang dapat merugikan klien ataupun menerima komisi atau balas jasa dalam
bentuk yang tidak wajar.
Pelanggaran kode etik
- Konselor harus selalu mengkaji tingkah laku dan perbuatannya tidak
melanggar kode etik ini.
- Konselor harus senantiasa mengingat bahwa pelanggaran terhadap kode
etik ini akan merugikan mutu proses dan hasil layanan yang diberikan,
merugikan klien, lembaga dan pihak-pihak lain yang terkait, serta merugikan
diri konselor sendiri dan profesinya. 3. Pelanggaran terhadap kode etik ini
akan mendapatkan sanksi berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh
ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia)

D. Sanksi Kode Etik (Guru dan BK)


Guru wajib mematuhi kode etik profesinya. Apabila terjadi pelanggaran terhadap
kode etik profesi guru maka kepadanya diberikan sanksi sebagai berikut:

1. Guru dapat di berhentikan tidak dengan hormat dari jabatan sebagai guru,karena :
a. Melanggar sumpah dan janji jabatan.
b. Melanggar perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama.
c. Melalaikan kewajiban dalam melaksanakan tugas selama 1 bulan atau lebih secara
terus menerus.
2. Teguran
3. Peringatan tertulis
4. Penundaan pemberian hak guru
5. Penurunan Pangkat
6. Pemberhentian dengan hormat
7. Pemberhentian tidak dengan hormat

Mekanisme penerapan sanksi, pelanggaran terhadap kode etik akan


mendapatkan sanksi yang mekanismenya menjadi tanggung jawab dewan
pertimbangan kode etik abkin sebagaimana diatur dalam anggaran rumah tangga abkin,
bab x, pasal 26 ayat 1 dan 2. Berikut pasal 26 ayat 1 dan 2 :
1. Pada organisasi tingkat nasional dan profinsi dibentuk dewan pertimbangankode etik
bimbingan dan konseling indonesia.
2. Dewan pertimbangan kode etik bimbingan da konseling indonesiasebagaimana yang
dimaksud oleh ayat 1 mempunyai fungsi pokok:
a. Menegakkan dan penghayatan dan pengalaman kode etikbimbingandan konseling
indonesia.
b. Memberikan pertimbanagan kepada pengurus besar atau pengurusdaerah abkin atau
adanya perbuatan melanggar kode etik bimbingandan konseling oleh anggota setelah
mengadakan penyelidikan yang seksama dan bertanggung jawab
c. Bertindak sebagai saksi di pengadilan dalam perkara berkaitan dengan profesi
bimbingan dan konseling.

Apabila terjadi pelanggaran seperti tercantum diatas maka


mekanismepenerapan sanksi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Mendapatkan pengaduan dan informasi dari konseli dan atau masyarakat
b. Pengaduan disampaikan kepada dewan kode etik di tingkat daerah
c. Apabila pelanggaran yang dilakukan masih relatif ringan makapenyelesaiannya
dilakukan oleh dewan kode etik di tingkat daerah.
d. Pemanggilan konselor yang bersangkutan untuk verifikasi data yang disampaikan
oleh konseli dan atau masyarakat.

Konselor wajib mematuhi kode etik profesi bimbingan dan konseling. Apabila terjadi
pelanggaran terhadap kode etik profesi bimbingan dan konseling maka kepadanya diberikan
sanksi sebagai berikut:
1. Memberikan teguran secara lisan dan tertulis
2. Memberikan peringatan keras secara tertulis
3. Pencabutan keanggotan abkin (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia).
4. Pencabutan lisensi
5. Apabila terkait dengan permasalahan hukum/ kriminal maka akan
diserahkan pada pihak yang berwenang.

Daftar pustaka

Bimbingan dan konseling 12. (2017). Kode etik bimbingan dan konseling.
http://bimbingandankoseling12.blogspot.com/2017/05/kode-etik-bimbingan-
dan-konseling.html (diakses tanggal 1 juni 2021)

Irwansyah. (2017). Makalah Kode Etik Profesi Guru.


https://irwansyah961220.blogspot.com/2017/01/etika-keguruan-kode-etik-
profesi-guru.html (diakses tanggal 2 juni 2021)

Khusna, Asmaul. Dkk.(2019). Ruang Lingkup Etika Profesi guru.


https://id.scribd.com/document/362901600/Ruang-Lingkup-Etika-Profesi-
Guru (diakses tanggal 1 juni 2021)
Pramika, yola. (2020). Makalah Bimbingan dan konseling kode etik guru dan bk.
https://pdfcoff.com/mnggu-14-kode-etik-bk-yola-pramika-3-pdf-free.html
(diakses tanggal 2 juni 2021)

Anda mungkin juga menyukai