Anda di halaman 1dari 22

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kode Etik Guru

Etika berasal dri bahasa Yunani yaitu kata”ethos” yang berarti suatu kehendak
atau kebiasaan yang baik dan tetap. Yang pertama kali menggunakan kata ini adalah
seorang filosof dari Yunani yang bernama Aris Toteles (384-382SM).Menurut kamus
besar bahas indonesia (2012) etika/ moral adalah ajaran yang baik dan buruk mengenai
perbuatan , sikap, kewajiban, dan sebagainya. Menurut k.Bertenes etika adalah nilai-
nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang dalam mengatur tingkah
lakunya. Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa etika merupakan ajaran yang
baik dan buruk tentang suatu perbuatan dan tingkah laku(ahlak). Jadi, etika
berbicara tentang tingkah laku manusia yang dilakukan dengan sadar dipandang
sudut baik dan buruk sebagai hasil perbuatan.
Kode etik dapat diartikan pola aturan ,tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan .Kode etik merupakan pola aturan atau tata
cara sebagai pedoman prilaku . Dalam kaitannya dengan profesi ,bahwa kode etik
merupakan tata cara sebagai pedoman berprilaku. Dalam kaitannya dengan profesi
bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standar kegiatan anggota
suatu profesi .Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai profesional suatu profesi yang
diterjemahkan kedalan standar prilaku anggotannya.

2.2. Fungsi kode etik

Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan
dan pengembangan bagi profesi.Fungsi itu saman seperti apa yang dikemukakan
Gibson dan Michel (1945:449) yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai
pedoman pelaksanaan tugas profesional dan pedoman bagi masyarakat sebagai seorang
profesional.Kode etik guru sesungguhnya merupakan pedoman yang mengatur
hubungan guru dengan teman kerja , murid dan wali murid,pimpinan dengan
masyarakat serta dengan misi tugasnya.

1
Menurut Oteng Sutisna (1986:364) bahwa pentingnya kode etik guru dengan
teman kerjanya difungsikan sebagi penghubung serta saling mendukung dalam bidang
mensukseskan misi dalam mendidik peserta didik.Etika hubungan guru dengan peserta
didik menuntut terciptanya hubungan helping relationship (Bramer 1979). Yaitu
hubungan yang besifat membantu dengan mengupayakan terjadinya iklim belajar yang
kondusi bagi perkembangan peserta didik. Dengan ditandai adanya prilaku empati
,penerimaan dan penghargaan, kehangatan dan perhatian, ketulusan dan keterbukaan
serta kejelasan ekspresi seorang guru.seorang guru apabila ingin menadi profesional
seharusnya mendalami serta etika diatas tersebut.

Etika hubungan garis dengan pimpinan menuntut adanya kepercayaan, bahwa


guru percaya kepada pimpinan dalam memberikan tugas dapat dan sesuai dengan
kemampuan serta guru, percaya setiap apa yang telah dikerjakan mendapatkan imbalan
dan sebaliknya bahwa pimpunan harus yakin tugas yang telah diberikan telah dapat
untuk dilaksanakan .Guru sangat perlu memelihara hubungan baik dengan masyarakat
untuk kepentingan pendidikan .Guru juga harus menghayati apa saa yang menjadi
taggung jawab tugasnya.

2.3. Undang-undang nomor 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian

Pasal 28 menyatakan bahwa pegawai negri sipil mempunyai kode etik sebagai
pedoman sikap, tingkah laku didalam dan diluar kedinasan.Dalam penjelasan undang-
undang tersebut dinyatakan dengan adanya kode etik ini, pegawai negri sipil sebagai
aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat mempunyai pedoman sikap tingkah
laku, dan perbuatan dalam melaksanakan tugasnya dan dalam pergaulan hidup sehari-
hari . Selanjutnya dalam kode etik pegawai negri sipil itu digariskan pula prinsip-prinsip
pokok tentang pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pegawai negri. Dari uraian ini
dapat disimpulkan bahwa kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku dan
perbuatan didalam melaksanakan tugas dan salam hidup sehari-hari .

Kongres PGRI XIII,Basuni sebagai ketua umum PGRI menyatakan bahwa kode
etik guru Indonesia merupakan landasan pedoman dan tingkah laku guru warga PGRI
dalam melaksanakan panggilan pengabdian sebagai guru (1973 PGRI) .Dari pendapat

2
ini bisa ditarik kesimpulan bahwa dalam kode etik guru Indonesia terdapat dua unsur
pokok yakni:

 Sebagai landasan moral


 Sebagai pedoman tingkah laku

2.4. undang-undang guru dan dosen(UUGD)

Pasal 43 dikemukakan sebagai berikut:

Untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan, dan martabat guru dalam


pelaksanaan tugan keprofesionalan,organisasi profesi guru membentuk kode etik,

 Kode etik sebagaiman dimaksud pada ayat (1) berisi norma dan etika yang
mengikatat prilaku dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan.

Secara harafiah, kode etik berarti sumber etik.Etik berasal dari kata ethos,yang berarti
watak .Istila Ethik atau eticha mengandung makna nilai-nilai yang mendasari prilaku
manusia.Term etik berasal bahasa filsafat ,bahkan menjadi slah satuu cabangnya. Etik
juga disepadankan dengan istilah adap ,moral ataupun aqhlak.Etik artimya tata susila
(etika) atau hal-hal yang berhubungan dengan kesusialaan dalam mengerjakan suatu
pekerjaan .

Kode etik adalah pola aturan ,tata cara,tanda, pedoman etis dalam melakukan
setiap pekerjaan atau kegiatan.Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara etis
sebagai pedoman dalam prilaku . Etis berarti sesuai dengan nilai dan norma-norma
yang dianut oleh sekelompok orang atau masyarakat tertentu. Dalam kaitannya dengan
istilah profesi ,kode etik merupakan sutu acuan standar kegiatan anggota suatu profesi.

Menurut gibson and Mitchel (1945;449) Suatu kode etik menggambarkan nilai-
nilai profesional ditandai adanya sifat altruitis artinya lebih mementingkan kesejateraan
orang lain dan berorientasi pada pelayanan umum dengan prima. Kode etik dijadikan
standar aktivitas anggota profesi ,kode etik itu sekaligus dijadikan pedoman tidak hanya
bagi anggota profesi tetapi juga dijadikan pedoman bagi masyarakat untuk menjaga
kesewenagan penggunaan kode etik.

3
Jadi kode etik guru diartikan sebagai aturan tata sila keguruan .Aturan –aturan
tentang keguruan (yang menyangkut pekerjaan guru) melibatkan dari segi usaha
.Maksud dari kode etik guru disini norma-norma yang mengatur hubungan kemanusiaan
(relathionthip) antar guru dengan lembaga pendidikan (sekolah),guru dengan sesama
guru,guru dengan lingkungan peserta didik dan guru dengan lingkungannya.Sebagai
sebuah jabatan pekerjaan ,profesi guru memerlukan kode etik kusus untuk menhatur
hubungan-hubungan tersebut.

2.4.1. Isi Kode Etik Guru

1.Guru berbakti membimbing anak didiknya seutuhnya untuk


membentuk manusia pacasila
Maksud dari rumusan ini adalah guru harus mengabdikan dirinya secara iklas
untuk menuntun dan mengantarkan anak didik seutuhnya, baik jasmani maupun rohani
baik fisik maupun mental agar menjadi insan pembangun yang menghayati dan dan
mengamalkan serta bebagai alkifitasnya dengan mendasarkan pada sila-sila pancasila.

2.Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum


sesuai dengan kebutuhan anak didiknya masing-masing .
Berkaitan dengan poin ini ,guru harus mendesain program pengajaran sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan setiap anak didik dan guru harus bisa menerapkan
kurikulum secara benar sesuai dengan kebutuhan anak didik.Kurikulum dan program
pengajaran untuk anak SD harus diterapkan dianak SD begitu pula seterusnya.

3.Guru mengadakan komunikasi terutama informasi mengenai anak


didik
Dalam kaitannya dengan ini guru perlu mengadakan komunukasi dan hubungan
yang baik dengan anak didik.Dengan mengetahui dengan baik karakteristik dan
keadaan anak didik ini maka akan sangat membantu bagi guru dan siswa dalam upaya
prises belajar mengajar yang optimal .Untuk hal-hal ini ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yakni:

 Segala bentuk kekakuan dan ketakutan harus dihilangkan dari perasaan anak
didik ,tetapi sebaliknya harus dirangsang sedemikian rupa sehinnga sifatnya terbuka
dan berani mengemukakan pendapat atas segala masalah yang dihadapinya.

4
 Semua tindakan guru terhadap anak didik harus mengandung unsur kasih
sayang,ibarat orang tua dengan anaknya guru harus bersifat ramah ,sabar dan
terbuka.
 Diusahakan guru dan anak didik harus dalam satu orientasi agar tidak
menimbulkan suasana konflik.sebab harus dimaklumi bahwa kelas terdiri dari
berbagai subjek-subjek yang heterogen,sehinnga keadaanya cukup kompleks

4. guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara


hubungan baik dengan orang tua murid demi kepenttingan anak didik
guru menciptakan suasana kehidupan sekolah maksudnya adalah guru harus
menciptakan kondisi yang optimal sehingga anak itu bisa terus belajar dan memerlukan
didikan dan bimbingan.Ada beberapa usaha dalam menciptakan suasana kehidupan
sekolah yakni:
 pengaturan tata ruang kelas agar menciptakan ruang kelas yang kondusif
 menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Agar hal ini dapat dilakukan
maka perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1. adanya keterikatan antara guru dengan anak didik,anak didik dengan
sesama anak didik
2. menetapkan standar tingkah laku
3. diadakan diskusi-diskusi kelompok
4. memberikan penghargaan atas kera keras mereka
 menciptakan kehidupan sekolah dalam arti luas yakni meliputi sekolah secara
keseluruhan. Dalam hal ini dituntut adanya hubungan baik dan interaksi antara guru
dengan guru,guru dengan anak didik,guru dengan pegawai,pegawai dengan anak
didik.Dengan demikian memang harus adanya keterlibatan semua pihak dalam lembaga
pendidikan,sehinngga dapat menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.selanjutnya
dalam usaha berhasilnya proses belajar mengajar ,guru harus membina hubungan yang
baik dengan orang tua murid.Melalui ini diharapkan dapat mengetahui keadaan anak
didiknya dan bagaimana kegiatan belajarnya dirumah.Juga untuk mengetahui beberapa
hal tentang anak didik melalui orang tua.

5
5. Guru memelihara hubungan baik dengam masyarakat
disekitar sekolahnaya maupun masyarakat luas untuk
kepentingan pendidikan
Sebagaimana tri pusat pendidikan, masyarakat ikut bertanggung jawab dalam
pelaksanaan pendidikan.Olih karena itu guru juga harus membina hubungan yang baik
dengan masyarakat, agar dapat menjalankan tugasnya sebagai pelaksana proses belajar
mengajar.Dalam hal ini mengandunh dua dimensi penglihatan yaitu yakni masyarakat
disekitar sekolah bagi guru sangat baik karena guru akan mendapatkan masukan
,pemahaman serta dengan berbagai kejadian atau perkembangan masyarat itu.Hal ini
dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan sumber belajar yang lebih mengena demi
kelancaran proses mengajar.sebagai contoh guru yang sedang menerangkan sesuatu
pelajaran ,kemudian untuk memperjelas dan diberikan ilustrasi dengan dengan beberapa
perkembangan yang terjadi masyarakat.selanutnya dilihat dari masyarakat secara luas
itu akan mengembangkan pengetahuan dari guru tentang persepsi kemasyarakatan
secara luas .misalnya tentang budaya masyarakat dan bagaimana masyarakat sebagai
pemakai lulusan.

6.Guru secara ssendiri atau bersama-sama mengembangkan dan


meningkatkan mutu profesinya
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,guru harus
meningkatkan mutu profesinya,baik dilaksanakan secara perseorangan maupun
bersama-sama. Hal ini sangat penting karena baik buruknya layanan akan
mempengaruhu fitra guru ditengah-tengah masyarakat. Adapun cara guru meningkatkan
mutu profesi sebgai berikut:

 Secara sendiri-sendiri yaitu dengan cara:


1. Menekuni dan mempelajari secara kontinu pengetahuan yang berhubungan
dengan teknik atau proses belajar mengajar secara umum
2. Mendalami spesialisasi bidang studi yang diajarkan
3. Melakukan kegiatan mandiri yang relavan dengan tugas keprofesiannya
4. Mengembangkan materi dan metodologi yang sesuai dengan kebutuhan
pengajaran

6
5. Melakukan supervisi dialog dan konsultasi dengan guru-guru yang masih
senior
 Secara bersama-sama dilakukan misalnya dengan cara:
1. Mengikuti berbagai bentuk penataran dan lokakarya
2. Mengikuti program pembinaan profesian secara kusus misalnya program
akta ataupun redukasi bagi yang merasa belum memiliki kompetensinya
3. Mengadakan kegiatan diskusi dan saling tukar pikiran dengan teman
terutaman yang berkaitan dengan peningkatan mutu profesi.
6. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesama guru baik sesama
lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan

kerja sama dan membina hubungan antar sesama guru dilingkungan tempat kerja
merupakan usaha yang sangat penting. Sebab dengan membina kerja sama antar guru
disuatu lingkungan kerja akan dapat melancarkan mekanisme kerja . bahkan juga
sebagai langkah-langkah peningkatan mutu profesi guru secara kelompok. Berkaitan
dengan ini guru juga perlu membina hubungan hubungan dengan sesama guru secara
keseluruhan, termasuk guru-guru diluar lingkungan kerja. Hal ini dapat memberi
masukan dan menambah pengalaman masing-masing guru, karena mungkin
perkembangan suatu daerah berbeda dengan daerah yang lain .

8. Guru secara bersama-sama memelihara,membina ,dan meningkatkan mutu


organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya,

Salah satu ciri profesi adalah dimilikiya organisasi profesional. Di indonesia wadah
atau organisasi nasional ini adalah PGRI atau juga ISPI. Untuk meningkatakan
pelayanan dan sarana pengabdiannya organisasi itu harus tetap dipelihara, dibina
bahkan ditingkatkan mutu dan kekompakannya. Sebab dengan cara peningkatan mutu
organisasi berarti akan mampu merencanakan dan melaksanakan program yang bermutu
dan sesuai fengan kebutuhan masyarakat.

9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan pemerintah


dalam bidang pendidikan

7
Guru adalah bagian warga negara dan warga masyarakat yang merupakan aparat
departemen pendidikan dan kebudayaan (depdikbud). Atau aparat pemerintah dibidang
pendidikan. Pemerintah departemen pendidikan dan kebudayaan sebagai pengelolah
pendidikan sudah pasti memiliki ketentuan-ketentuan yang merupakan policy, agar
pelaksanaan dapat terarah.

Guru sebagai departemen pendidikan dan kebudayaan dan pelaksanaan langsung


kurikulum dan proses belajar mengajar ,harus memahami dan melaksanakan ketentuan-
ketentuan yang telah digariskan oleh pemerintah mengenai bagaimana mengenai
bagaimana menangani persoalan –persoalan pendidikan. Dengan melaksanaka
ketentuan –ketentuan yang telah ditetapkan itu,diharapkan proses pendidikan berjalan
lancar sehingga bisa menopang pelaksanaan pembangunan bangsa secara integral.

Tapi harus diingat bahwa kebijaksanaan atau ketentuan pemerintah itu biasanya
bersifat umum. Ole karena itu guru sebagai pelaksana yang operasional harus
memahami secara cermat dan kritis serta mengembangkannya secara rasional dan
kreatif yang ahirnya dapat mendukung policy pihak departemen pendidikan dan
kebudayaan tersebut. Untuk mengarahkan maksud-maksud sebagaimana tersebut diatas
maka perlu dilakukan hal-hal berikut:

 Guru harus memahami dengan betul maksud dan arah kebijaksanaan pendidikan
nasional ,agar dapat mengambil langkah-langkah cepat
 Guru harus terus menerus meningkatkan profesi dan kesadaran guru untuk
memenuhi hakikat keprofesiannya
 Dilakukan penilaian ,pengawasan dan sangsi yang objektif dan rasional
 Pemimpin lembaga-lembaga pendidikan harus bersifat terbuka ,dalam upaya
menerjemahkan setiap ketentuan dari departemen pendidikan dan kebudayaan
 Guru yang semata-mata sebagai kiat dan pelaksana pemerintah dibidang
kurikulum dan proses belajar mengajar,perlu netral, tidak memihak pada golongan
politik apapun.
 Dalam melaksanakan tugas pemerintah (departemen pendidikan dan
kebudyaan),yang berkenan dengan pembaruan dibidang pendidikan , perlu

8
diupayakan kerja sama antara pemerintah dan organisasi profesional guru (PGRI)
dan juga dengan (ISPI)
 Dalam melaksanakan kebijakan pemerintah(departemen pendidikan dan
kebudayaan),yang berkenan dengan pembaruan dibidang pendidikan,perlu
diupayakan kerja sama antar pemerintah dan oganisasi profesional guru(PGRI)
danjuga(ISPI).
Dengan memahami sembilan kode etik guru seperti uraian diatas diharapkan
guru mampu berperan secara aktif dalam upaya memberikan motivasi kepada subjek
belajar yang dihadapi oleh anak didik /subjek belajar berarti akan dapat dipecahkan
melalui bimbingan guru dan kemampuan serta kegairahan mereka sendiri. Dengan
demikian kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan baik hingga hasilnya opimal.
Adapun kesepakatan menurut para guru Indonesia ,dalam melaksanakan tugas
profesinnya guru Indonesia sebagai pedoman bersikap dan berprilaku yang
mengejawantahkan dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika dalam jabatan guru sebagai
pendidik putra-putri bangsa.Sehingga kode etik guru Indunesia pun dirumuskan sebagai
berikut:
 Bagian satu

Pengertian ,tujuan dan fungsi

Pasal 1

 Kode etik guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima
oleh guru Indonesia .Sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan
tugas profesi sebagai pendidik,anggota masyarakat dan warga negara
 Pedoman sikap dan perilaku sabagaimana yang dimaksud pada ayat 1 pasal ini
adalah nilai-nilai moral yang membedakan prilaku guru yang baik dan buruk
,yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan selama menuaikan tugas-tugas
profesionalnya untuk mendidik, mengajar, membimbing ,mengarahkan, meltih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik serta sikap pergaulan sehari-hari
didalam dan luar sekolah

Pasal 2

9
 Kode etik guru Indonesia merupakan sikap dan prilaku bertujuan menempatkan
guru sebagai profesi terhormat,mulia,dan bermartabat yang dilindungi Undang-
undang
 Kode etik guru Indonesia berfungsi sebagai perangkat prinsip dan norma moral
yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam
hubungannya dengan peserta didik,orang tua/wali siswa,sekolah dan rekan
profesi,organisasi profesi dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai
agama,pendidikan,sosial ,etika dan kemanusiaan
 Bagian dua
Sumpah/janji guru Indonesia
Pasal 3
 Setiap guru mengucapkan sumpah/janji guru Indonesia wujud
pemahaman,penerimaan,penghormatan dan kesediaan untuk mematuhi nilai-
nilai moral yang termuat didalam kode etik guru Indonesia sebagai pedoman
bersikap dam berprilaku baik disekolah maupun dilingkungan masyarakat
 Sumpah/janji guru di Indonesia diucapkan dihadapan pengurus organisasi
profesi guru dan pejabat yang berwenang diwilayah kerja masing-masing
 Setiap pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dihadiri oleh penyelenggara
suatu pendidikan.

Pasal 4

 naskah sumpah/janji guru Indonesia dilampirkan sebagai bagian yang tidak


terpisaahkan dari kode etikguru Indonesia
 pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dapat dilaksanakan secara
perorangan atau kelompok sebelum melaksanakan tugas

 Bagian tiga
Nilai –nilai dasar dan nilai-nilai oprasional

10
Pasal 5

Kode etik guru bersumber dari:


 Nilai-nilai agama dan pancasila
 Nilai –nilai kompetensi pedagogik,kompetensi kepribadian, kompetensi sosial
dan kompetensi profesional
 Nilai-nilai jati diri harkat dan martabat manusia yabg meliputi perkembangan
kesehatan jasmaniah,emosional, intelektual, sosial dan spiritual

Pasal 6

Hubungan guru dengan peserta didik:

 Guru berprilaku secara profesional dalam melaksanakan tugas


didik,mengajar,membimbing,mengarahkan,melatih,menilai dan mengevaluasi
proses dan hasil pembelajaran
 Gurun membimbing peserta didik untuk memahami ,menghayati dan
mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai individu warga sekolah dan
anggota masyarakat.
 Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memilki karakteristik secara
individual dan masing-masingnya berhak atas layanan pembelajaran.
 Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan menggunakan untuk
kepentingan poses pendidikan.
 Guru secara perseorangan atau secra bersama-sama terus menerus berusaha
menciptakan,memelihara dan mengembangkan suatu sekolah yang
menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisien bagi
peserta didik
 Guru menjallin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih
sayang dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang luar batas
kaidah pendidikan
 Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang dapat
mempengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik

11
 Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk
membantu peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan kepribadiannya
termasuk kemampuannya untuk berkarya
 Guru menjunjung tinggi harga diri,integritas,dan tidak sekali-kali
merendahkan martabat peserta didiknya.Guru bertindak dan memandang
semua tindakan peserta didknya secara adil
 Guru berprilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi kebutuhan dan
hak-hak peserta didiknya.
 Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta didiknya
dari kondisi-kondisi yang menghambat proses belajar,menimbulkan gangguan
kesehatan dan keamanan
 Guru tidak boleh membuka rahasia pesrta didiknya untuk alasan-alsan yang
tidak sesuai dengan kepentingan pendidika, hukum,kesehatan,dan kemanusiaan
 Guru tidak boleh mengunakan hubungan dan tindakan yang profesional dengan
pesrts didiknya untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi

Hubungan guru dengan orang tua siswa

 Guru berusaha membina hubungan kerja sam yang efektif dan efisien dengan
orang tua atau wali siswa dalam melaksanakan proses pendidikan
 Guru memberikan informasi kepada orang tua/wali secara jujur dan efektif
mengenai perkembangan peserta didik
 Guru merahasiakan informasi kepada orang lain tentang peserta didik selain
orang tua/wali
 Guru memotifasi orang tua atau wali siswauntuk beradaptasi dan berpartisipasi
dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan
 Guru berkomunikasi secara baik dengan orang tua/wali siswa untuk
berkonsultasi dengannya terkait dengan kesejahteraan,kemajuan serta cita-cita
anak akan pendidikan
 Guru tidak boleh melakukan hubungan atau tindakan profesional dengan orang
tua/wali siswa untuk memperoleh keuntungan pribadi

12
Hubungan guru dengan masyarakat

Guru menjalin komunikasi dan kerja sama yang harmonis,efektif dan efisien
dengan masyarakat untuk memauka dan mengembangkan pendidikan

 Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembangkan dan


meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran
 Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyakat
 Guru bekerjasama secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan prestise
dan martabat profesinya.
 Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan masyarakat
berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan kesejatraan peserta didik.
 Guru memberikan pandangan profesional,mrnjunjung tinggi nilai-nilai
agama,moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan masyarakat.
 Guru tidak boleh membocorkan rahasia sejawat dan peserta didiknya kepada
masyarakat.
 Guru tidak boleh menampilkan dirinya secara ekskusif dalam kehidupan
masyarakat.

 Hubungan Guru Dan Sekolah:


 Gurur memelihara dan meningkatkan kinerja,prestasi sekolah.
 Guru memotifasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam
melaksanakan proses pendidikan .
 Guru menciptakan dan melaksanakan proses yang konduktif.
 Guru menciptakan suasana kekeluargaan di dalam dan di luar sekolah.
 Guru menghormati rekan sejawat.
 Guru saling membinbing antara rekan sejawat.
 Guru menjunjung tinggin martabat profesional dan hubungan kesejawatan
dengan standar dan kearifan profesional.

13
 Guru dengan berbagai cara harus membantu rekan-rekan juniornya untuk
tunbuh secara profesional dan memilih jenis pelatihan yang rekeva dengan
tuntunan profesionalitasnya.
 Guru menerima otoritas kolega seniornya untuk mengekspresikan pendapat-
pendapat profesional berkaitan dengan tuga-tugas pendidikan dan pembelajaran.
 Guru membasiskan diri pada nilai-nilai agama,moral dan kemanusiaan dalam
setiap tindakan profesional denagn sejawat.
 Guru memiliki beban moral untuk bersama-sama dengan sejawat meningkatkan
keefektifan pribadi sebagai guru dalam menjalankan tugas-tufas profesional
pendidikan dan pembelajaran.
 Guru tidak boleh mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan keliru berkaitan dengan
kualifikasi dan kompetensi sejawat .
 Guru mengeroksi tindakan –tindakan sejawat yang menyimpang dari kaidah-
kaidah agama,moral, kemanusiaan, dam martabat profesionalnya.
 Guru tidak boleh melakukan indakan dan mengeluarkan pendapat yang akan
merendahkan martabat pribadi dan profesional sejawatnya.
 Hubungan Guru Dengan Profesi
 Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebush profesi.
 Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu pendidikan dan
bidang ilmu yang di anutnya.
 Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya.
 Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam
menjalankan tugas-tugas profesionalnya dan bertanggungjawab atas
konsenkuensinnya.
 Guru menerima tugas – tugas sebagai bentuk tanggungjawab, inisiatif
induvidua dan integrasi dalam tindakan –tindakan profesional lainnya.
 Guru tidak boleh menerima janji, pujian dan pemberian yang dapat
mempengaruhi keputusan atau tindakan – tindakan profesionalnya.

14
 Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud menghindari tugas –
tugas dan tanggungjawab yang muncul akibat kebijakan baru di bidang
pendidikan dan pembelajaran.
 Hubungan Guru Dan Organisasi Profesional:
 Guru menjadi anggota organisasi profesi guru dan berperan serta secara aktif
dalammelaksanakan program – program organisasi bagi kepentingan
pendidikan.
 Guru memantapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang memberikan
manfaat bagi kepentingan pendidikan.
 Guru aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi pusat
informasi dan komunikasi pendidikan untuk kepentingan masyarakat dan guru.
 Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam
menjalankan tugas – tugas organisasi profesi dan bertanggungjawab atas
konsenkuensinya.
 Guru menerima tuga – tugas organisasi profesi guru sebagai bentuk
tanggungjawab, inisiatif induvidua dan integrasi dalam tindakan –tindakan
profesional lainnya.
 Guru tidak boleh melakukan tindakan atau mengeluarkan pendapat yang dapat
merendahakan martabat dan eksistensi organisasi profesinya.
 Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat atau bersaksi palsu untuk
memperoleh keuntungan pribadi dari organisasi rofesinya.
 Guru tidak boleh menyatakan keluardari keanggotaan sebagai organisasi
profesi tanpa alasan yang dapat di pertanggungjawabkan.
 Hubungan Guru Dengan Pemerintahan:
 Guru memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan program pembangunan
bidang pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam UUD 1945. UU
tentang sistem pendidikan , UU tenang guru dan dosen dan ketentuan
perundangan- undang lainnya.
 Guru membantu program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan
berbudaya.

15
 Guru berusaha menciptakan, memelihara dan meningkatkan rasa persatuan dan
kesatuandalam kehidaupan berbangsa dan bernegara berdasarkan UUD 1945
dan pancasila.
 Guru tidak boleh melakukan tindakan pribadi atay kedinasan yang berakibat
pada kerugian negara.
 Bagian Empat
Pelaksanan, pelanggaran dan saksi.
Pasal 7
 Guru dan organisasi profesi guru bertanggungjawab atas kode etik guru
indonesia.
 Guru dan organisasi guru bertanggungjawab melaksanakan sosialisasi kode
etik guru indonesia kepada rekan sejawat penyelenggara pendidikan,
masyarakan dan pemerintah.

Pasal 8

 Pelanggaran adalah prilaku menyimpang dan atau melanggar kode etik guru
indonesia dan ketentun perundangan yang berlaku yang berkaitan dengan profesi
guru.
 Guru yang melanggar kode etik indonesia dikenakan saksi sesuai dengan

ketentuan perundangan yang berlaku.

 Jenis pelanggaran meliputi pelanggaran ringan, sedang, dan berat.

Pasal 9

 Pemberian rekomendasi saksi terhadap guru yang melakukan pelanggaran terhadap


kode etik guru indonesia merupahkan wewenang Dewan Kehormatan Guru
Indonesia.
 Pemberian saksi oleh Dewan Kehormatam Guru Indonesia Charus objektif.
 Rekomendasi Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (1) wajib di laksanakan oleh organisasi profesi guru.

16
 Saksi sebagaimana dimaksudakan pada ayat (3) upaya pembinaan pada guru yang
melakukan pelanggaran dan untuk menjaga harkat dan martabat profesi guru.
 Siapapun yang telah mengetaui pelanggaran kode entik guru indonesia wajib
melapor pada Dewan Kehormatam Guru Indonesia, organisasi profesi guru dan
pejabat yang berwenang.
 Setiap pelanggaran dapat melakukan pembelaan diri dengan atau tanpa organisasi

profesi guru dan atau penesehat hukum sesuai dengan jenis pelanggaran yang

dilakukan di hadapan Dewan Kehormatam Guru Indonesia.

 Bagain Lima

Ketentuan Tambahan

Pasal 10
Tenaga kerja asing yang di pekerjakan sebagai guru pada satuan pendidikan di
Indonesia wajib memenuhi kode etik indonesia dan peraturan perundang-
undangan.
 Bagian Enam
Penutup
Pasal 11
 Setiap guru secara sunggu- sunggu menghayati, mengamalkan serta
menjunjung tinggi kode etik guru indonesia .
 Guru yang belum menjadi anggota organisasi profesi guru harus memilih
organisasi profesi guru yang pembentuknya sesuai dengan peraturan
perundang- undangan.
 Dewan Kehormatan Guru Indonesia menetapkan saksikepada guru yang
telah secara nyata melanggar kode etik guru indonesia.

2.5 Hakikat Kode Etik Guru

Pada dasarnya guru adalah tenaga profesional di bidang kependidikan yang


memiliki tugas mengajar, mendidik dan membimbing anak didik agar menjadi manusia
yang berpribadi ( pancasila ).dengan demikian, guru memiliki kedudukan yang sangat

17
penting dan tanggung jawab yang sangat besar dalam menangani berhasil atau tidaknya
program pendidikan. Kalo boleh dikatakan sedikit secara ideal baik atau buruknya
suatu bangsa dimasa mendatang banyak terletak di tangan guru.

Sehubungan dengan itu, guru sebagai tenaga profesional memiliki pedoman atau

kode etik guru agar terhindar dari segalah bentuk penyimpangan. Kode etik menjadi

pedomban baginya untuk tetap profesional (sesuai dengan tuntutan dan persyaratan

profesi ). Setiap guru yang memegang keprofesionalnya sebagai pendidik akan selalu

berpegang pada kode etik guru. Sebab kode etik guru ini sebagai salah satu ciri yang

haris ada pada profesi itu sendiri Kode etik yang memedomani setiap tingkah laku

guru senantiasa sangat diperlukan. Karna dengan itu penampilan guru akan terarah

dengan baik bahkan akan terus bertambah baik. Ia akan terus menerus memperhatikan

dan mengembangkan profesi keguruannya. Kalo kode etik yang merupahkan pedoman

atau pegangan itu tidak ditiru berarti akan kehilangan pola umum sebagi guru. Jadi

postur kepribadian guru akan dapat dilihat bagaimana pemanfaatan dan pelaksanaan

dari kode etik yang sudah disepakati bersama tersebut. Dalam hubunan ini jabatan guru

yang brntuk – bentuk profesional selalu dituntut adanya kejujuran profesional, sebab

kalo tidak ia akan kehiakngan pamornya sebagai guru atau boleh dikatakan hidup diluar

lingkungan keguruan.

2.6 Tujuan Kode Etik Guru

Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk

kepentingan anggota dab organisasi profesi itu sendiri. Secara umum tujuan

mengadakan kode etik adalah sebagai berikut:

2.6.1 Menjunjung Tinggi Martabat Profesi

18
Kode etik yang menjaga pandangan atau kesan pihak luar atau masyarakat, agar

mereka tidak memandang rendah terhadap profesi yang bersangkutan. Oleh karena

itu, kode etik setiap profesi akan melarang segala bentuk tindakan – tindakan atau

kelakuamn anggotanya yang dapat mencemarkan nama baik profesi.

2.6.2 Untuk Menjaga Dan Memelihara Kesejatraan Para Anggotanya.

Kesejatraan mencakupi lahir maupun batin. Kode etik umumnya memut

larangan- larangan untuk melakukan perbuatan – perbuatan yang merugikan

kesejatraan para anggotanya. Misalnya menetapkan tarif- tarif minimum bagi

honorarium anggota profesi dalam melaksanakan tugasnya, sehingga siapa saja yang

mengadakan tarif dibawah minimum akan di anggap tercelah dan merugikan rekan

profesi. Dalam hal kesejatraan batin, kode etik umumnya memberi petunjuk –

petunjuk kepada anggotanya untuk melaksanakan profesinya.

2.6.3 Pedoman Berprilaku

Kode etik mengandung praturan yang membatasi tingka laku yang tidak pantas

dan tidak jujur bagi para anggota dalam berinteraksi dengan sesama rekan anggota

profesi.

2.6.4 Untuk Meningkatkan Pengabdian Para Anggota Profesi.

Kode etik berkaitan dengan peningkatan kegiatan pengabdian profesi, sehingga

bagi para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggungjawab

pengabdian dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu , kode etik merumuskan

ketentuan– ketantuan yang perli dilakukan para anggota profesi dalam menjalankan

tugasnya.

2.6.5 Untuk Meningkatkan mutu Profesi.

19
Kode etik norma – norma dan anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha

untuk meningkatkan mutu prngabdian anggotanya.

2.6.6 Untuk Meningkatkan Mutu Organisasi Profesi.

Kode etik mewajibkan setiap anggotanya untuk aktif berpartisipsi dalam

pembinaan organisasi profesi dan kegiatan – kegiatan yang di rancang organisasi.

Dalam uraian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa tujuan suatu profesi menyusun

kode etik adalah untuk menjunjung tinggi martabat peofesi, menjaga dan memelihara

kesejatraan para anggita, meningkatkan pengabdin, dan meningkatkan mutu profesi

dan organisasi profesi.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan daei makalah ini adalah:

 Kode etik guru merupahkan aturan tata susila keguruan. Aturan – aturan tentang

keguruan ( yang menyangkut pekerjaan- pekerjaan guru) melibatkan dari segi

usaha.

 Aturan ang terdapat dalam kode etik gruru dirumuskan dari PGRI dan para guru

di indonesia.

 Kode etik sangatlah penting bagi guru di indonesia karna dengan kode etik

penampilan guru akan terarah dengan baik. Bhkan akan terus bertambah baik dn

akan terus menurus memperhatikan dan mengembangkan profesi keguruannya.

 Tujuan kode etik guru antara lain adalah menjunjung tinggi martabat profesi,

menjaga dan memelihara kesejatraan para anggota, pedoman berprilaku ,

meningkatkan mutu orofesi dan meningkatkan mutu organisasi profesi.

 Fungsi kode etik guru adalah agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas

dalam melaksanakan tugasnya,brtanggungjawab atas profesinya, terhindar dari

perpecahan dan pertentangan internal, meningkatkan kulitas dan kuantitas

pelayanan, membantuh memecahkan masalah dan mengembangkan diri dan

terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintahan.

3.2 Saran

 Sebaiknya sebagai seorang guru profesional harus mematuhi kode etik guru.

21
 Dengan adanya kode etik guru, sebaiknya seorang guru tidak melakukan

tindakan- tindakan yang menyimpang dari kode eik guru.

 Dalam melaksanakan profesi keguruannya, sebagai seorang guru harus sesuai

dengan kode etik guru yang telah ditetapkan dan disepakati bersama.

 Yang perlu dilakukan dalam kodw etik guru adalah apa yang bole atau tidak

boleh atau pantas dan tidak pantas dilakukan seorang guru. Indikator “boleh-

tidak,boleh dan pantas-tidak pantas” suatu tindakan harus jelas agar memberi

arah jelas untuk menilai atau bertindak apakah seorang guru melanggari kode

etik atau tidak , bila indikator “ boleh-tidak boleh atau pantas-tidak pantas” itu

tidak jelas, baik bagi gueu maupun orang lain, sulit untuk menilai apakah

gurur itu melanggar kode etik atau tidak.

22

Anda mungkin juga menyukai