Anda di halaman 1dari 17

“PERKEMBANGAN TEORI MEKANIKA GELOMBANG”

Dosen Pengampuh: Maria A. Yohanita Nirmalasari S.Si, M.Pd

OLEH:

Elisabeth Elsi Bota (084160004)


Florensia Kurniati Laju (084160007)
Maria Yuventa (084160017)
Patrisia Karolina Bupu (084160020)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA NIPA
MAUMERE
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat Rahmat-Nya penulis dapat meyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana dan tepat pada waktunya. Dalam
makalah ini penulis memaparkan tentang “ Perkembangan Teori Mekanika ”.
Penulis menyadari bahwa untuk menyelesaikan makalah ini tidak terlepas
dari dukungan berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu membimbing, memberikan motivasi,
dengan masukan-masukan yang membangun dalam upaya penyelesaian makalah
ini.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
demi penyempurnaan makalah ini.

Maumere, 12 Februari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................... i


Daftar Isi.................................................................................................................. ii
Daftar Gambar………………………………………………………………………………………………………………iii

BAB I Pendahuluan ................................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II Pembahasan ................................................................................................ 3
2.1 Sejarah .......................................................................................................... 3
2.2 Perkembangan Teori Atom .......................................................................... 4
2.3 Ciri-Ciri Mekanika Gelombang.................................................................... 5
2.4 Teori Atom Mekanika Gelombang.............................................................. 6
2.4.1 Hipotesis De Broglie .............................................................................. 6
2.4.2 Hubungan Ketidakpastian Heissenberg ................................................. 7
2.5 Bukti dari Mekanika Kuantum ................................................................. 11
BAB III Penutup ................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 12
3.2 Saran ............................................................................................................ 12
Daftar Pustaka

ii
Daftar Gambar

Gambar 2.1 Skema Percobaan Louise de Broglie…………………………………6

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mekanika kuantum yang sering di sebut juga mekanika gelombang.
Dasar dimulaianya periode mekanika kuantum adalah ketika mekanika
klasik tidak bisa menjelaskan gejala-gejala fisika yang bersifat mikroskofis
dan bergerak dengan kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya. Oleh
karena itu, diperlukan cara pandang yang berbeda dengan sebelumnya
dalam menjelaskan gejala fisika tersebut.
Teori atom mengalami perkembangan mulai dari teori atom John
Dalton, Joseph John Thomson, Ernest Rutherford, dan Niels Henrik David
Bohr. Perkembangan teori atom menunjukkan adanya perubahan konsep
susunan atom dan reaksi kimia antar atom.
Mekanika kuantum atau yang bisa juga di sebut mekanika
gelombang yang membicarakan alam menyelidiki kelakuan dari
partikel-partikel yang sangat kecil ukuran dan massanya seperti
elektron, proton, neutron dengan merumuskan sifat-sifat gelombang
dari partikel-partikel tersebut yang pertama kali diusulkan oleh
de Broglie pada tahun 1924 yang kemudian di ikuti oleh beberapa
hipotesis dan percobaan beberapa para ahli yang mengembangkan teori
mekanika kuantum.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah awal teori mekanika gelombang?
2. Bagaiman perkembangan teori mekanika gelombang?
3. Apa saja ciri-ciri dari mekanika gelombang?
4. Apa saja teori mekanika gelombang?
5. Bukti-bukti apakah yang ada dari mekanika gelombang?

1
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan sejarah awal teori mekanika gelombang
2. Menjelaskan perkembangan teori mekanika gelombang
3. Menjelaskan ciri-ciri dari mekanika gelombang
4. Menjelaskan teori-teori mekanika gelombang
5. Menjelaskan bukti-bukti yang ada dari mekanika gelombang

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Setiap memasuki pemahaman dunia atom, ilmuwan mengalami
kesulitan yang luar biasa. Teori-teori mapan tidak berdaya, bahasa yang
digunakan mengalami kebuntutan, bahkan imajinasi terhadap dunia atom
dipengaruhi pandangan emosional. Pengalaman ini dilukiskan Heisenberg:
“Saya ingat pembicaraan saya dengan Bohr yang berlangsung selama
berjam-jam hingga larut malam dan mengakhirinya dengan putus asa; dan
ketika perbincangan itu berakhir saya berjalan-jalan sendirian di taman
terdekat dan mengulangi pertanyaan pada diri saya sendiri berkali-kali:
Mungkinkah alam itu absurd sebagaimana yang tampak pada kita dalam
eksperimen-eksperimen atom ini?” (Fritjof Capra, 2000:86).
Situasi psikologis Heisenberg, pada akhirnya merupakan salah satu
kata kunci dalam perkembangan revolusioner dunia atom. Benda/materi
yang diamati tidak terlepas dari pengalaman pengamat, benda/materi
bukan lagi sebagai objek penderita yang dapat diotak-atik sesuai keinginan
pengamat. Lebih jauhnya, benda/materi sendiri yang berbicara dan
mempunyai keinginan sesuai fungsi dan kedudukannya dalam suatu
fenomena. Absurditas subatom terlihat ketika dipandang sebagai
benda/materi tidak memadai lagi, subatom bukan ‘benda’. Tetapi,
merupakan kesalinghubungan dalam membentuk jaringan dinamis yang
terpola. Sub-subatom merupakan jaring-jaring pembentuk dasar materi
yang merubah pandangan manusia selama ini yang memandang sub atom
sebagai blok-blok bangunan dasar pembentuk materi.
Meminjam istilah Kuhn, mekanika kuantum merupakan paradigma
sains revolusioner pada awal abad 20. Lahirnya mekanika kuantum, tidak
terlepas dari perkembangan-perkembangan teori, terutama teori atom.
Mekanika kuantum, bukan untuk menghapus teori dan hukum
sebelumnya. Mekanika kuantum tidak lebih untuk merevisi dan menambal
pandangan manusia terhadap dunia, terutama dunia mikrokosmik. Bisa
jadi, sebenarnya hukum-hukum yang berlaku bagi dunia telah tersedia dan

3
berlaku bagi setiap fenomena alam, tetapi pengalaman manusialah yang
terbatas. Oleh sebab itu, sampai di sini kita hsarus sadar dan meyakini
bahwa sifat sains itu sangat tentatif.
Kerangka mendasar melakukan penalaran dalam sains adalah
berpikir dengan metoda induksi. Apabila melakukan penalaran dengan
metoda ini, maka pengamatan terhadap wajah alam fisik dilakukan melalui
premis-premis yang khusus tentang materi-materi kecil [mikro] bahan
alam fisik yang kasat mata. Hukum-hukum sains klasik yang telah
terpancang lama, ternyata terlihat kelemahannya ketika berhadapan
dengan fenomena mikrokosmik.
Gary Zukaf (2003:22) memberikan pengertian secara etimologis
dari mekanika kuantum. ‘Kuantum’ merupakan ukuran kuantitas sesuatu,
besarnya tertentu. ‘Mekanika’ adalah kajian atau ilmu tentang gerak. Jadi,
mekanika kuantum adalah kajian atau ilmu tentang gerak kuantum. Teori
kuantum mengatakan bahwa alam semesta terdiri atas bagian-bagian yang
sangat kecil yang disebut kuanta [quanta, bentuk jamak dari quantum],
dan mekanika kuantum adalah kajian atau ilmu yang mempelajari
fenomena ini.

2.2 Perkembangan Teori Atom


Pada tahun 1905, Albert Einstein berhasil menjelaskan efek foto
listrik dengan didasari oleh pendapat Planck. Lima tahun sebelumnya
dengan mempostulatkan bahwa cahaya atau lebih khususnya radiasi
elektromagenetik dapat dibagi dalam paket-paket tertentu yang disebut
kuanta dan berada dalam ruang. Energi berhasil menjelaskan bahwa untuk
membuat electron terpancar dari permukaan logam diperlukan cahaya
yang menumbuk. Cahaya tersebut harus memiliki frekuensi melebihi
frekuensi ambang dari logam tersebut. Efek foto listrik ini tidak
bergantung pada intensitas cahaya yang diteruskan seperti pandangan
mekanika klasik tetapi hanya bergantung pada frekuensinya saja.
Walaupun cahaya lemah ditembakan atau dipancarkan tetapi memiliki

4
frekuensi yang melebihi frekuensi ambang ternyata ada electron yang
dipancarkan.
Pernyataan Einstein bahwa cahaya teradiasikan dalam bentuk
paket-paket energi yang kemudian disebut kuanta dinyatakan dalam jurnal
kuantum yang berjudul "On a heuristic viewpoint concerning the emission
and transformation of light" pada bulan Maret 1905. Pernyataan tersebut
disebut-sebut sebagai pernyataan yang paling revolusioner yang ditulis
oleh fisikawan pada abad ke-20.
Paket-paket energi yang pada masa itu disebut dengan kuanta
kemudian disebut oleh foton, sebuah istilah yang dikemukakan oleh
Gilbert & Lewis pada tahun 1926. Ide bahwa tiap foton harus terdiri dari
energi dalam bentuk kuanta merupakan sebuah kemajuan. Hal tersebut
dengan efektif merubah paradigma ilmuwan fisika pada saat itu yang
sebelumnya menjelaskan teori gelombang. Ide tersebut telah mampu
menjelaskan banyak gejala fisika pada waktu itu.

2.3 Ciri-Ciri Mekanika Gelombang


1. Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya
(orbitnya) tidak stasioner seperti model Bohr, tetapi mengikuti
penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang disebut orbital (bentuk
tiga dimensi dari kebolehjadian paling besar ditemukannya elektron
dengan keadaan tertentu dalam suatu atom)
2. Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga
bilangan kuantumnya. (Elektron yang menempati orbital dinyatakan
dalam bilangan kuantum tersebut)
3. Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr
bukannya sesuatu yang pasti, tetapi boleh jadi merupakan peluang
terbesar di temukannya Percobaan chadwick

5
2.4 Teori Atom Mekanika Gelombang

2.4.1 Hipotesis De Broglie


Louis de Broglie meneliti keberadaan gelombang melalui
eksperimen difraksi berkas elektron. Dari hasil penelitiannya
inilah diusulkan “materi mempunyai sifat gelombang di
samping partikel”, yang dikenal dengan prinsip dualitas. Sifat
partikel dan gelombang suatu materi tidak tampak sekaligus,
sifat yang tampak jelas tergantung pada perbandingan panjang
gelombang de Broglie dengan dimensinya serta dimensi
sesuatu yang berinteraksi dengannya.
Partikel yang bergerak memiliki sifat gelombang. Fakta
yang mendukung teori ini adalah petir dan kilat. Pernahkan
Anda mendengar bunyi petir dan melihat kilat ketika hujan
turun? Manakah yang lebih dulu terjadi, kilat atau petir? .
Kilat akan lebih dulu terjadi daripada petir. Kilat menunjukan
sifat gelombang berbentuk cahaya, sedangkan petir
menunjukan sifat pertikel berbentuk suara.

Gambar 2.1 Skema Percobaan Louise de Broglie

6
Hipotesis de Broglie dibuktikan oleh C. Davidson an LH
Giermer (Amerika Serikat) dan GP Thomas (Inggris). Prinsip
dualitas inilah menjadi titik pangkal berkembangnya mekanika
kuantum oleh Erwin Schrodinger. Louis de Broglie mengemukakan
bahwa partikel juga bersifat sebagai gelombang. Dengan demikian,
partikel mempunyai panjang gelombang yang dinyatakan dengan
persamaan berikut.
ℎ ℎ
𝜆= =
𝑝 𝑚×𝑣
Keterangan:
𝝀= panjang gelombang (m)
h = tetapan Planck (6,63 x 10-34 J.s)
p = momentum (m2s-1)
m = massa partikel (kg)
v = kecepatan partikel (ms-1)

2.4.2 Hubungan Ketidakpastian Heissenberg


Pada tahun 1927, Werner Heisenberg mengemukakan bahwa
posisi atau lokasi suatu elektron dalam atom tidak dapat
ditentukan dengan pasti. Heisenberg berusaha menentukan sifat-
sifat subatomik dan variabel yang digunakan untuk menentukan
sifat atom. Sifat ini adalah kedudukan partikel dan momentum.
Kesimpulan dari hipotesisnya adalah bahwa pengukuran subatomik
selalu terdapat ketidakpastian dan dirumuskan sebagai hasil kali
antara ketidakpastian kedudukan dengan ketidak pastian
momentum.
Kemungkinan (kebolehjadian) menemukan elektron pada
suatu titik pada jarak tertentu dari intinya disebut sebagai Prinsip
Ketidakpastian Heisenberg. Artinya gerakan lintasan elektron
beserta kedudukannya tidak dapat diketahui dengan tepat. Hasil
analisis Heisenberg, yaitu selalu terdapat ketidakpastian dalam
menentukan kedudukan elektron yang dirumuskan sebagai hasil
kali ketidakpastian kedudukan x dengan momentum p. Satu hal

7
yang perlu diingat adalah hasil kali keduanya harus sama atau lebih
besar dari tetapan Planck.
Persamaan ini dikenal sebagai prinsip ketidakpastian
Heisenberg yang dirumuskan sebagai berikut:
∆𝑥. ∆𝑝 ≥ ℎ
Keterangan:
Δx = ketidakpastian kedudukan
Δp = ketidakpastian momentum
h = tetapan Planck

2.4.3 Persamaan Gelombang Schrodinger’s


Hipotesis Louis de Broglie dan asas ketidakpastian dari
Heisenberg merupakan dasar dari model Mekanika Kuantum
(Gelombang) yang dikemukakan oleh Erwin Schrodinger pada
tahun 1927, yang mengajukan konsep orbital untuk menyatakan
kedudukan elektron dalam atom. Orbital menyatakan suatu daerah
dimana elektron paling mungkin (peluang terbesar) untuk
ditemukan.
Schrodinger sependapat dengan Heisenberg bahwa kedudukan
elektron dalam atom tidak dapat ditentukan secara pasti, namun
yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron
pada suatu titik pada jarak tertentu dari intinya. Ruangan yang
memiliki kebolehjadian terbesar ditemukannya elektron disebut
Orbital. Beberapa orbital bergabung membentuk kelompok yang
disebut Subkulit.
Persamaan gelombang ( Ψ= psi) dari Erwin Schrodinger
menghasilkan tiga bilangan gelombang (bilangan kuantum) untuk
menyatakan kedudukan (tingkat energi, bentuk, serta orientasi)
suatu orbital, yaitu: bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum
azimut (l) dan bilangan kuantum magnetik (m). Ketiga bilangan
kuantum ini merupakan bilangan bulat dan sederhana yang memberi
petunjuk kebolehjadian diketemukannya electron dalam atom.

8
Sedangkan untuk menyatakan arah perputaran elektron pada
sumbunya para ahli menggunakan bilangan kuantum spin (s).
a. Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama, diberi lambang dengan huruf n
memiliki nilai 1,2,3, …n. Bilangan kuantum ini menyatakan letak
suatu electron pada suatu kulit atau lintasannya (nomor kulit).
Jika electron terletak di kulit K, maka bilangan kuantum utama, n =
1
Jika electron terletak di kulit L, maka bilangan kuantum utama, n =
2
Jika electron terletak di kulit M, maka bilangan kuantum utama,n
=3,dan seterusnya.Makin besar harga n, berarti makin jauh letaknya
dari inti atom, sehingga tingkat energinya makin tinggi.
b. Bilangan Kuantum Azimuth (l)
Bilangan kuantum azimut, diberi lambing dengan huruf l.
Bilangan kuantum azimuth adalah bilangan kuantum yang
menyatakan letak suatu electron pada orbital atau subkulit. Harga
yang dibolehkan untuk bilangan kuantum azimuth adalah, l. = n –
1. Karena nilai n merupakan bilangan bulat dan paling kecil sama
dengan satu, maka harga l. juga merupakan bilangan bulat mulai
dari 0, 1, 2, 3…, (n-l).
c. Bilangan Kuantum Magnetik
Bilangan kuantum magnetic (m) menggambarkan orientasi
orbital dalam ruang atau orientasi subkulit dalam kulit, atau
dengan kata lain menyatakan jumlah orbital dalam ruang.
Bilangan kuantum magnetik memiliki harga berupa deret
bilangan bulat dari –m melalui 0 sampai dengan +m, dimana
hubungan antara m dan l dapat dinyatakan dengan rumus :
m = -l s.d. +l.

9
Contoh:
untuk harga l. = 0, maka terdiri dari satu harga m (1 orbital),
yaitu 0
untuk harga l. = 1, maka terdiri dari tiga harga m (3 orbital), yaitu
-1,0,+1
untuk harga l. = 2, maka terdiri dari lima harga m(5 orbital), yaitu
-2,-1,0,+1,+2
untuk harga l. = 3, maka terdiri dari tujuh harga m (7
orbital),yaitu
-3, -2, -1, 0, +1, +2, +3
d. Bilangan Kuantum Spin
Bilangan kuantum spin dilambangkan dengan huruf s.
Bilangan kuantum ini muncul dari hasil pengamatan terhadap
sinar dari uap atom-atom perak yang dilewatkan melalui medan
magnet yang dilakukan oleh O. Stren dan W. Gerlach. Dari
percobaan dapat diketahui bahwa bilangan kuantum spin (s)
menyatakan arah perputaran electron pada sumbu orbital,
dimana perputaran electron ini akan menimbulkan medan
magnet.
Jika 2 (dua) electron dalam satu orbital berputar dengan arah
yang berlawanan, maka medan magnet yang ditimbulkan akan
saling meniadakan, sehingga hanya ada 2 kemungkinan harga
bilangan kuantum spin, yaitu + ½ untuk perputaran electron
yang searah dengan jarum jam, dan – ½ untuk perputaran
electron yang berlawanan dengan arah jarum jam. Sehingga tiap
orbital hanya dapat ditempati maksimum oleh 2 buah electron.

2.4.4 Max Planck


Teori kuantum dari Max Planck mencoba menerangkan radiasi
karakteristik yang dipancarkan oleh benda mampat. Radiasi inilah
yang menunjukan sifat partikel dari gelombang. Radiasi yang
dipancarkan setiap benda terjadi secara tidak kontinyu
(discontinue) dipancarkan dalam satuan kecil yang disebut kuanta

10
(energi kuantum). Planck menganggap hawa energi
elektromagnetik yang diradiasikan oleh benda, timbul secara
terputus-putus walaupun penjalarannya melalui ruang merupakan
gelombang elektromagnetik yang kontinyu.

2.4.5 Einstein
Einstein mengusulkan bukan saja cahaya yang dipancarkan
menurut suatu kuantum pada saat tertentu tetapi juga menjalar
menurut kuanta individual. Hipotesis ini menerangkan efek
fotolistrik, yaitu elektron yang terpancar bila frekuensi cahaya
cukup tinggi, terjadi dalam daerah cahaya tampak dan ultraviolet.

2.5 Bukti dari Mekanika Kuantum


Mekanika kuantum sangat berguna untuk menjelaskan perilaku atom
dan partikel subatomik seperti proton, neutron dan elektron yang tidak
mematuhi hukum-hukum fisika klasik. Atom biasanya digambarkan
sebagai sebuah sistem di mana elektron (yang bermuatan listrik negatif)
beredar seputar nukleus atom (yang bermuatan listrik positif). Menurut
mekanika kuantum, ketika sebuah elektron berpindah dari tingkat energi
yang lebih tinggi (misalnya dari n=2 atau kulit atom ke-2 ) ke tingkat
energi yang lebih rendah (misalnya n=1 atau kulit atom tingkat ke-1),
energi berupa sebuah partikel cahaya yang disebut foton, dilepaskan.
Energi yang dilepaskan dapat dirumuskan sbb:

keterangan:
adalah energi (J)
adalah tetapan Planck, (Js), dan
adalah frekuensi dari cahaya (Hz)
Dalam spektrometer massa, telah dibuktikan bahwa garis-garis
spektrum dari atom yang di-ionisasi tidak kontinue, hanya pada
frekuensi/panjang gelombang tertentu garis-garis spektrum dapat dilihat.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan pada makalah ini
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Dasar dimulaianya periode mekanika gelombang adalah ketika
mekanika klasik tidak bisa menjelaskan gejala-gejala fisika yang bersifat
mikroskopis dan bergerak dengan kecepatan yang mendekati kecepatan
cahaya.Teori mekanika gelombang mengatakan bahwa alam semesta
terdiri atas bagian-bagian yang sangat kecil yang disebut kuanta [quanta,
bentuk jamak dari quantum], dan mekanika kuantum adalah kajian atau
ilmu yang mempelajari fenomena ini.
Ciri-ciri mekanika gelombang:
1. Gerakan elektron memiliki sifat gelombang
2. Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari
ketiga bilangan kuantumnya.
3. Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong.
Mekanika kuantum dimanfaatkan untuk menjelaskan
perilaku atom dan partikel subatomik seperti proton, neutron dan
elektron yang tidak mematuhi hukum-hukum fisika klasik.

3.2 Saran
Penulisan makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik, saran, tanggapan ataupun masukan dari pembaca sangat
dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Frijof Capra. 1998 . The Turning Point: Science Society and The Rising Cultere,
diterjemahkan oleh M. Thoyibi menjadi Titik Balik Peradaban, Yayasan Bentang
Budaya, Yokyakarta.
Zukav, Gary, The Seat of The Soul, An Inspiring Vision of Humanity’s Spiritual Destiniy.
London UK: Rider & C., 2004.
Rivai, Ahmad 2013. buku-mekanika-kuantum. pdf,.
https://www.scribd.com/doc/156272024/buku-mekanika-kuantum-pdf.

13

Anda mungkin juga menyukai