Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PENGEMBANGAN EVALUASI INSTRUMEN JENIS TES”

Disusun oleh:

 DENSIA KLEKA NITIT (084160003)


 HASNA ATI (084160008)
 MARIA JENIA DADU (084160014)
 PATRISIA KAROLINA BUPU (084160022)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

UNIVERSITAS NUSA NIPA-MAUMERE

2017

1
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah Evaluasi pembelajaran yang
berjudul “Pengembangan Instrument Evaluasi Jenis Tes” tepat waktu.Tidak lupa penulis
juga mengucapkan banyak terimah kasih atas banuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca,untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Maumere, 1 Februari 2018

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1

1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................. 2

2.1 Pengertian Evaluasi Pembelajaran ............................................................................ 2

2.2 Pengertian Tes ........................................................................................................... 3

2.3 Langkah-langkah Penyusunan Tes dan Pengembangan Instrumen Evaluasi............ 4

2.4 Fungsi Tes ................................................................................................................. 4

2.5 Bentuk-Bentuk Tes ................................................................................................... 5

2.6 Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Tes........................................................... 7

BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 11

3.2 Saran ....................................................................................................................... 11

Daftar Pustaka ........................................................................................................................... 1

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak alat atau instrumen yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi.
Salah satunya adalah tes. Istilah “tes” berasal dari bahasa Prancis, yaitu “testum”,
yang berarti piring yang digunakan untuk memilah logam mulia dari benda-benda
lain, seperti pasir, batu, tanah, dan sebagainya. Dalam perkembangannya, istilah tes
diadopsi dalam psikologi dan pendidikan. Dilihat dari jumlah peserta didik, tes dibagi
menjadi dua jenis, yaitu tes kelompok dan tes perorangan. Dilihat dari kajian
psikologi, tes dibagi menjadi empat jenis, yaitu tes intelegensi umum, tes
kemampuan khusus, tes prestasi belajar, dan tes kepribadian. Dilihat dari cara
penyusunannya, tes juga dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu tes buatan guru dan tes
standar. Dilihat dari bentuk jawaban peserta didik, tes dapat dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu tes tertulis, tes lisan dan tes tindakan. Tes juga dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu tes kemampuan (power test) dan tes kecepatan (speeds test).
Secara umum yang dimaksud dengan instrumen adalah suatu alat yang
memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat ukur atau
pengumpulan data mengenai suatu variabel. Dalam bidang penelitian instrument
diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data mengenai variabel-variabel
penelitian untuk kebutuhan penelitian, sedangkan dalam bidang pendidikan
instrumen digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, faktor-faktor yang dapat
berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar, keberhasilan proses
belajar-mengajar dan keberhasilan pencapaian suatu program tertentu

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah untuk makalah ini sebagai berikut :

1. Apa Yang Dimaksud Dengan Evaluasi Pembelajaran ?


2. Apa Yang Dimaksud Dengan Tes ?
3. Bagaimanakah Langkah – Langkah Penyusunan Tes Dan Pengembangan
Instrument Evaluasi ?
4. Apa Saja Fungsi Dari Tes ?
5. Apa Saja Bentuk – Bentuk Dari Tes ?
6. Bagaimana Pengembangan Instrument Evaluasi Jenis Tes ?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas tujuan dari makalah ini antara lain :

1. Menjelaskan Pengertian Dari Evaluasi Pembelajaran


2. Menjelaskan Pengertian Dari Tes
3. Menjelaskan Langkah – Langkah Penyusunan Tes Dan Pengembangan
Instrument Evaluasi
4. Menjelaskan Fungsi Dari Tes
5. Menyebutkan Dan Menjelaskan Bentuk – Bentuk Dari Tes
6. Menjelaskan Pengembangan Instrument Evaluasi Jenis Tes

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evaluasi Pembelajaran


Menurut Guban dan Lincoln (1985 ; 35), evaluasi adalah “ a process for
describing evaluand and judging its merit and worth”. (Suatu proses untuk
menggambarkan evaluan (orang yang diavaluasi) dan menimbang makna dan
nilainya. Menurut Sax (1980 ; 18) berpendapat evaluasi adalah “evalution is a
process through wich a value judgement or decision is made from a variety of
obvervations and from the background and training of the evaluator”. (Evaluasi
adalah suatu proses dimana pertimbangan atau keputusan suatu nilai dibuat dari
berbagai pengamatan, latar belakang serta pelatihan dari evaluator). Sedangkan
menurut Kumano (2001), mengartikan evaluasi adalah penilaian terhadap data yang
dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi (1995),
menjelaskan evaluasi merupakan suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil
pengukuran. Namun, menurut Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa
evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang
menggunakan instrument tes maupun non tes.

Dilihat dari penjelasan (Depdiknas, 2006), bahwa :

1. Evaluasi adalah kegiatan mengidentifikasi untuk melihat apakah suatu


program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau
tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya.
2. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement). Di bidang
pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap kurikulum baru, suatu
kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja guru.
(Depdiknas, 2006)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses untuk
mengukur kemapuan seseorang yang dilihat melalui nilai dan pertimbangan serta
kriteria yang diperoleh baik menggunakan instrument tes ataupu non tes. Atau
Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan
kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu
untuk membuat suatu keputusan. Sedangkan evaluasi dalam pembelajaran adalah
suatu proses atau kegiatan untuk mengukur dan menilai beberapa kemampuan siswa
dalam pembelajaran seperti pengetahuan, sikap, dan keterampilan guna membuat
keputusan tentang status kemampuan siswa tersebut.

2
2.2 Pengertian Tes
Secara harafiah, kata “tes” berasal dari bahasa Perancis Kuno, yaitu “testum”
dengan arti: “piring yang digunakan untuk menyisihkan atau memilah logam - logam
mulia dari benda-benda lain”, seperti pasir, batu, tanah, dan sebagainya. Dalam bahasa
Inggris ditulis dengan test yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan “tes”,
“ujian” atau “percobaan”. Menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya berjudul
Psychological Testing (tes) adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang
obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat digunakan untuk
mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Menurut
Lee J. Cronbach dalam bukunya berjudul Essential of Psychological Testing, tes
merupakan suatu prosedur yang sistematis untuk membandingkan tingkah laku dua
orang atau lebih. Sedangkan, menurut Goodenough, tes adalah suatu tugas atau
serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan
maksud untuk membandingkan kecakapan mereka, satu dengan yang lain. Amir
Daien Indra Kususma (1998: 27), menegaskan Tes adalah suatu alat atau prosedur
yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan -
keterangan yang diingikna tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat
dan cepat. Tes juga dapat diartikan sebagai :

1) Tes adalah suatu alat pengumpul data yang bersifat resmi karena penuh dengan
batasan-batasan.
2) Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa,
terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran
sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
Namun tes juga dapat digunakan untuk menilai hasil belajar bidang afektif
dan psikomotoris. Dilihat dari segi bentuknya, tes ini ada yang diberikan:
a) Tes secara lisan (menuntut jawaban secara lisan),
b) Tes tulisan (menuntut jawaban secara tulisan),
c) Tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan). Soal-soal tes
ada yang disusun dalam bentuk objektif, ada juga yang dalam bentuk esai
atau uraian.

Jenis tes biasanya digunakan untuk menilai isi pendidikan, misalnya


aspek pengetahuan, kecakapan, ketrampilan, dan pemahaman pelajaran yang
telah diberikan oleh guru. Berdasarkan Penjelasan diatas, dapat disimpulkan
bahwa tes adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk menilai kemampuan
seseorang berdasarkan kriteria – kriteria tertentu.

3
2.3 Langkah-langkah Penyusunan Tes dan Pengembangan Instrumen Evaluasi
Dalam penyusunan tes diperlukan langkah-langkah yang harus diikuti secara
sistematis, agar memperoleh tes yang lebih efektif. Langkah-langkah penyusunan tes
sebagai berikut:
a) Menentukan atau merumuskan tujuan tes.
b) Mengidentifikasi hasil-hasil belajar yang akan diukur dengan tes.
c) Menentukan atau menandai hasil-hasil belajar yang spesifik, yang merupakan
tingkah laku yang dapat diamati dan sesuai dengan Tujuan Instruksional Khusus
(TIK).
d) Merinci bahan atau mata pelajaran yang akan diukur dengan tes.
e) Menyiapkan tabel spesifikasi.
f) Menggunakan tabel spesifikasi tersebut sebagai dasar penyusunan tes
Menurut Suryabrata, pengembangan spesifikasi instrumen tes, dilakukan
dengan menentukan tujuan – tujuan umum serta persyaratan tes, menyusun kisi – kisi
tes, memilih tipe – tipe soal, menentukan taraf kesukaran soal, menentukan cara
mengkompilasikan soal – soal dalam bentuk akhirnya, dan menyiapkan penulisan soal
dan penelaah soal. Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa
langkah – langkah pengembangan instrumen pada dasarnya meliputi: perencanaan,
persiapan, uji coba, dan penilaian hasil ukuran. Disamping itu baik buruknya evaluasi
ada ditangan evaluator, yaitu guru yang melaksanakan proses pembelajaran dalam
suatu bidang studi atau tim khusus yang dibentuk untuk melakukan evaluasi.

2.4 Fungsi Tes


Pada umumnya tes berfungsi untuk :
a) Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi
mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta
didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu
tertentu.
b) Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, melalui tes dapat
diketahui seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, yang dapat
dicapai.
c) Sebagai alat untuk menentukan penempatan siswa dalam suatu jenjang atau jenis
program pendidikan tertentu (placement test).
d) Sebagai alat untuk mencari umpan balik (feed-back) guna memperbaiki proses
belajar mengajar bagi guru maupun siswa (test formatif).
e) Sebagai alat untuk mencari penyebab kesulitan belajar siswa, seperti latar
belakang psikologis, fisik, dan lingkungan sosial-ekonomi siswa.

4
2.5 Bentuk-Bentuk Tes
Sebagai alat pengukur, tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau
golongan, tergantung dari segi mana atau dengan alasan apa penggolongan tes itu
dilakukan.
a. Penggolongan tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan
atau kemajuan belajar peserta didik, Tes dibedakan menjadi 6 golongan, yaitu:
a) Tes seleksi (al-Imtihan al-Intikhabiy = ‫)ناحتمإلا ىباختنإلا‬, sering dikenal dengan
istilah “Ujian Saringan” atau “Ujian Masuk”. Tes ini dilaksanakan dalam
rangka penerimaan calon siswa baru, di mana hasil tes digunakan untuk
memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak
calon yang mengikuti tes. Tes seleksi dapat dilaksanakan secara lisan, secara
tertulis, dengan tes perbuatan, dan dapat pula dilaksanakan dengan
mengkombinasikan ketiga jenis tes tersebut secara serempak.
b) Tes awal (al-Imtihan al-Mabda’iy = ‫)ناحتمإلا ىئدبال‬, sering dikenal dengan
istilah pre-test. Tes ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa tentang bahan pelajaran yang akan diajarkan yang
telah dikuasai oleh para peserta didik. Isi atau materi tes awal pada umumnya
ditekankan pada bahan-bahan penting yang seharusnya sudah diketahui atau
dikuasai oleh peserta didik sebelum pelajaran diberikan kepada mereka.
c) Tes akhir (al-Imtihan al-Niha’iy = ‫)ناحتمإلا ىئاهنال‬, sering dikenal dengan istilah
post-test. Tes ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa akan materi pelajaran yang sudah diajarkan (khususnya
pada point – point penting dalam materi tersebut). Isi atau materi tes akhir
adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting, yang telah diajarkan
kepada para peserta didik, dan biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama
dengan naskah tes awal.
d) Tes diagnostik (al-Imtihan al-Fahshiy = ‫)ناحتمإلا ىصحفال‬. Tes ini dilaksanakan
untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh para
peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Materi yang ditanyakan
dalam tes diagnostik pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan tertentu
yang biasanya sulit dipahami siswa. Tes ini dapat dilaksanakan dengan secara
lisan, tertulis, perbuatan atau kombinasi dari ketiganya.
e) Tes formatif (al-Imtihan al-Yaumiy = ‫)ناحتمإلا مويال‬, sering dikenal dengan
istilah “Ulangan Harian”. Tes ini adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk
mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik “telah terbentuk” (sesuai
dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti
proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Tesformatif ini biasa
dilaksanakan di tengah-tengah perjalanan program pengajaran, yaitu
dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan
berakhir atau dapat diselesaikan. Materi tes ini pada umumnya ditekankan
pada bahan – bahan pelajaran yang telah diajarkan, baik termasuk kategori
mudah maupun yang termasuk kategori sukar.
f) Tes sumatif (Imtihan al-Nisf al-Sanawiy = ‫)ناحتمإلا فصنال‬, sering dikenal
dengan istilah “Ulangan Umum” atau “Evaluasi Belajar Tahap Akhir

5
(EBTA)”. Tes ini adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah
sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Tes sumatif
dilaksanakan secara tertulis, agar semua siswa memperoleh soal yang sama.
Tujuan tes ini adalah untuk menentukan nilai yang melambangkan
keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran
dalam jangka waktu tertentu.
b. Penggolongan tes berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap, dibedakan
menjadi lima golongan, yaitu:
a) Tes intelegensi (intellegency test), yaitu tes yang dilaksanakan untuk
mengungkapkan atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
b) Tes kemampuan (aptitude test), yaitu tes yang dilaksanakan untuk
mengungkapkan kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh
peserta test.
c) Tes sikap (attitude test), yaitu tes yang dilaksanakan untuk mengungkap
predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon
tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun
obyek-obyek tertentu.
d) Tes kepribadian (personality test), yaitu tes yang dilaksanakan untuk
mengungkap cirri – cirri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat
lahiriah.
e) Tes hasil belajar atau tes pencapaian (achievement test), yaitu tes yang
dilaksanakan untuk mengungkap tingkat pencapaian prestasi belajar.
c. Penggolongan tes berdasarkan obyek yang dites :
a) Tes individual (individual test), yaitu suatu tes yang dalam pelaksanaannya
memerlukan waktu yang cukup panjang (untuk waktu yang sama penguji
hanya dapat mengetes seorang calon).
b) Tes kelompok (group test), yaitu tes yang dilakukan terhadap beberapa murid
dalam waktu yang sama.
d. Penggolongan tes berdasarkan waktu yang disediakan bagi peserta test untuk
menyelesaikan tes.
a) Power test, yaitu tes di mana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan tes
tersebut tidak di batasi.
b) Speed test, yaitu tes di mana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan tes
tersebut di batasi.
e. Penggolongan tes berdasarkan bentuk responnya (sifatnya).
a) Tes Verbal (Verbal test), yaitu tes yang menggunakan bahasa (ungkapan kata
atau kalimat) sebagai alat untuk melaksanakan tes. Tes verbal terdiri dari: tes
lisan (oral test) dan tes tulisan (written test).
b) Tes Non Verbal (Nonverbal test), yaitu tes yang tidak menggunakan bahasa
(ungkapan kata atau kalimat) sebagai alat untuk melaksanakan tes, tetapi
menggunakan tindakan tertentu berupa gambar, memberikan tugas dan
sebagainya.

6
f. Penggolongan tes berdasarkan cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan
jawabannya.
a) Tes tertulis (pencil and paper test), yaitu tes di mana tester dalam mengajukan
pertanyaan dilakukan secara tertulis dan testee memberikan jawaban juga secara
tertulis.
b) Tes lisan (nonpencil and paper test), yakni tes di mana tester dalam mengajukan
pertanyaan dilakukan secara lisan, dan testee memberikan jawaban secara lisan
juga.

2.6 Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Tes


Pada umumnya, tes yang digunakan di sekolah-sekolah adalah achievement test
yang dibagi menjadi empat golongan, yaitu:
1. Pengembangan Tes Bentuk Uraian
Pengembangan tes bentuk uraian dapat digunakan untuk mengukur kegiatan
belajar yang sulit diukur oleh bentuk objektif. Tes bentuk uraian disebut juga
penilaian subjektif karena sering juga dipengaruhi oleh subjektivitas guru. Dilihat
dari bentuk luas – sempitnya materi yang ditanyakan dapat dibagi menjadi:
a. Uraian Terbatas
Dalam menjawab, peserta didik harus mengemukakan hal-hal tertentu
sebagai batasannya. Walaupun kalimat jawaban peserta didik itu beraneka
macam, tetapi tetap ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sisitematika
jawaban sesuai dengan batas-batas yang ditentukan dan dikehendaki dalam
soalnya.
Contoh: Bagaimana tahap analisis kuantitatif dalam kimia analitik ?
b. Uraian Bebas
Dalam hal ini peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara dan
sistematis sendiri. Peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai dengan
kemampuanya. Namun, guru harus mempunyai patokan dalam mengoreksi.
Contoh: Jelaskan secara singkat perkembangan ilmu kimia ?
2. Pengembangan Tes Bentuk Objektif
Tes objektif sering disebut dengan tes dikotomi, karena jawabanya antara
benar dan salah dan skornya antara satu dan nol. Disebut tes objektif karena
penilainya yang objektif. Siapapun yang mengoreksi tes objektif hasilnya akan
sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti. Tes objektif menuntut
peserta didik untuk memilih jawaban benar diantara kemungkinan jawaban yang
telah disediakan, memberikan jawaban singkat dan melengkapi pertanyaan dan
pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai
kemampuan yang menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi. Tes jenis ini
ada beberapa bentuk:
a. Benar atau salah (True – False, or Yes - No)
Bentuk tes benar atau salah (B-S) adalah pernyataan yang mengandung
dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Peserta didik diminta
menjawab pertanyaan sesuai dengan petunjuk mengerjakan soal. Salah satu

7
fungsi tes ini adalah untuk mengukur kemampuan siswa untuk membedakan
antara mana yang fakta dan mana yang pendapat. supaya soal dapat berfungsi
dengan baik materi yang hendak ditanyakan hendaknya bersifat homogen.
Contoh: bentuk soal yang hanya memberi tanda silang (X).
B-S : Kaidah Oktet , Atom – atom akan mencapai kesetabilan jika
memiliki electron valensi 8 sebab Ca mempunyai nomor atom 20.
Kelebihannya adalah: dapat mewakili pokok bahasan atau materi pelajaran
yang lebih luas, mudah penyusunannya dan dilaksanakan, mudah diskor,
dapat dinilai secara cepat dan objektif dan merupakan instrumen yang baik
untuk mengukur fakta dan hasil belajar langsung terutama yang berkaitan
dengan ingatan.
Kelemahannya adalah: ada kecenderungan peserta didik menjawab coba-
coba (menebak jawaban), pada umumnya mempunyai derajat validitas dan
reabilitas yang rendah, dalam penyusunan tes memerlukan ketelitian dan
waktu yang agak lama, sering terjadi kekaburan, terbatas mengukur aspek
pengetahuan saja.
b. Pilihan Ganda (Multiple-Choice).
Soal tes pilihan ganda dapat digunakan mengukur hasil belajar yang
lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Soal tes bentuk pilihan ganda terdiri dari
pembawa pokok persoalan dan pilihan jawaban. Ada beberapa jenis bentuk
tes pilihan ganda, yaitu:
1) Distracters, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai
beberapa pilihan jawaban yang salah, tetapi disediakan satu pilihan
jawaban yang benar.
2) Analisis hubungan antara hal, yaitu bentuk soal yyang digunakan untuk
melihat kemampuan peserta didik dalam menganalisis hubungan antara
pernyataan dan alasan (sebab-akibat).
3) Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai
beberapa pilihan jawaban yang benar, tetapi disediakn satu kemungkinan
jawaban yang salah.
4) Variasi berganda, yaitu memilih beberapa kemungkinan jawaban yang
kesemuanya benar, tetapi ada satu jawaban yang paling benar.
5) Variasi yang tidak lengkap, yaitu yang memiliki beberapa kemungkinan
jawaban yang belum lengkap.
Kelebihanya antara lain: cara penilaian dapat dilakukan dengan mudah,
cepat, efektif. Kemungkinan peserta didik menjawab terkaan dapat
dikurangi, dapat digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik
dalam berbagai aspek kognitif, dapat digunakan berulang-ulang.
Kelemahanya adalah: tidak dapat mengukur kemampuan verbal dan
pemecahan masalah, penyusunan soal membutuhkan waktu yang sangat
lama, sukar menentukan alternatif jawaban yang benar-benar homogen,
logis, dan berfungsi.
c. Menjodohkan

8
Bentuk tes menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan
jawaban yang keduanya dikumpulkan dalam dua kolom yang berbeda, yaitu
kolom sebelah kiri menunjukkan persoalan, dan kolom sebelah kanan
menunjukkan kumpulan jawaban. Jumlah pillihan jawaban dibuat lebih
banyak dari pada persoalan. Bentuk soal menjodohkan sangat baik untuk
mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi informasi.
Contoh:
Bagian A Bagian B
1) Elektrolit Kuat ..... 1. Garam Merkuri
2) Elektrolit Lemah ..... 2. Reaksi Berkesudahan
Kelebihannya adalah: soal bentuk menjodohkan antara lain, relatif
mudah disusun, penskoranya mudah, dapat digunakan untuk menilai teori dan
penemuanya, sebab – akibat, istilah dan definisi. Adapun kelemahannya
adalah: ada kecenderungan untuk menekankan ingatan saja, kurang baik
digunakan untuk menilai pengertian.
d. Jawaban Singkat (Short Answer) dan Melengkapi (Completion).
Kedua bentuk tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan
kalimat dan atau dengan angka-angka yang hanya dapat dinilai benar atau
salah. Soal tes bentuk ini biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan,
dengan kata lain soal tersebut berupa kalimat tanya yang dapat dijawab
dengan singkat, berupa kata, prase, nama, tempat, nama tokoh, lambang, dll.
Contoh: Apa yang dimaksud dengan Emulsi ?
Kelebihan: relatif mudah disusun, sangat baik untuk menilai kemampuan
peserta didik dalam hal fakta, prinsip dan terminologi. Menuntut peserta didik
mengemukakan pendapatnya secara singkat dan jelas, pemerikasaan lembar
jawaban dapat dilakukan dengan objektif.
Kelemahanya : hanya berkenaan pada hal mengingat saja, jika titik jawaban
terlalu banyak pada soal melengkapi peserta didik sering terkecoh, dalam
memeriksa lembar jawaban dibutuhkan waktu yang sangat lama.
3. Pengembangan Tes Lisan
Tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk
lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri
sesuai dengan pertanyaan atau perintah yang diberikan. Tes lisan dapat berbentuk
sebagai berikut:
a. Seorang guru menilai seorang peserta didik.
b. Seorang guru menilai sekelompok peserta didik.
c. Sekelompok guru menilai seorang peserta didik.
d. Sekelompok guru menilai sekelompok peserta didik.
Kelebihan tes lisan : dapat mengetahui langsung kemampuan peserta didik, tidak
perlu menyusun soal-soal, kemungkinan peserta didik menerka-nerka dan
berspekulasi dapat dihindari.
Kelemahanya : memakan waktu yang cukup banyak, sering muncul penilaian
subjektivitas.
4. Pengembangan Tes Perbuatan (Perfomance Test)

9
Tes perbuatan atau tes praktek adalah tes yang menuntut peserta didik dalam
bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan lebih jauh. Stigins (1994)
mengemukakan “tes tindakan adalah suatu bentuk tes yang peserta didiknya
diminta untuk melakukan kegiatan khusus dibawah pengawasan penguji yang
akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas
hasil belajar yang didemonstrasikan.Tes bentuk ini banyak digunakan hampir
setiap mata pelajaran, seperti kimia, olahraga, kesenian, dan sebagianya.
Kelebihan tes tindakan : satu-satunya teknik tes yang dapat digunakan untuk
mengetahui hasil belajar dalam bidang ketrampilan, sangat baik digunakan dalam
pencocokan antara pengetahuan dan teori, dalam prosesnya tidak mungkin peserta
didik dapat menyontek, guru dapat mengenal karakteristik peserta didik.
Kelemahanya: memakan waktu yang lama, dalam hal tertentu membutuhkan
biaya yang besar, cepat membosankan, mempunyai syarat-syarat pendukung
waktu, biaya, alat dan tempat.

10
BAB II
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan
kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu
untuk membuat suatu keputusan. Sedangkan evaluasi dalam pembelajaran adalah
suatu proses atau kegiatan untuk mengukur dan menilai beberapa kemampuan siswa
dalam pembelajaran seperti pengetahuan, sikap, dan keterampilan guna membuat
keputusan tentang status kemampuan siswa tersebut.

Tes adalah cara pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk
pemberian tugas baik berupa pertanyaan atau perintah, sehingga menghasilkan nilai
yang melambangkan prestasi peserta didik.

Langkah – langkah pengembangan instrumen meliputi: perencanaan, persiapan,


uji coba, dan penilaian hasil ukuran. baik buruknya evaluasi ada ditangan evaluator,
yaitu guru yang melaksanakan proses pembelajaran dalam suatu bidang studi atau tim
khusus yang dibentuk untuk melakukan evaluasi.

Fugsi dari tes antara lain : sebagai alat pengukur terhadap peserta didik, sebagai
alat pengukur keberhasilan program pengajaran, untuk penentuan penempatan siswa
dalam suatu jenjang, untuk mencari umpan balik, untuk mencari sebab-sebab kesulitan
belajar siswa

Bentuk-bentuk tes, antara lain:

1. Berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan: tes seleksi, tes awal,
tes akhir, tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif.
2. Berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap: tes intelegensi, tes kemampuan,
tes sikap, tes kepribadian, dan tes hasil belajar
3. Berdasarkan obyek yang dites: tes individual, dan tes kelompok
4. Berdasarkan waktu yang disediakan bagi teste untuk menyelesaikan tes: power
test, dan speed test
5. Berdasarkan bentuk sifatnya: tes verbal, dan tes non verbal
6. Berdasarkan cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabannya: tes
tertulis, dan tes lisan.

Pengembangan instrumen evaluasi jenis tes, terbagi dalam empat golongan, yaitu:
tes bentuk uraian, tes bentuk objektif, pengembangan tes lisan dan pengembangan tes
perbuatan.

3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini
tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki.
Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan
untuk perbaikan kedepannya.

11
Daftar Pustaka

repository.uin-malang.ac.id/1750/6/1750.pdf

https://www.scribd.com/document/.../Pengembangan-Instrumen-Evaluasi-Jenis-Tes

file.upi.edu/...PENDIDIKAN/...Evaluasi_Pembelajaran/Evaluasi_Pembelajaran__Mak...

https://media.neliti.com/.../70982-ID-pengembangan-instrumen-evaluasi-domain-a.pd...

taffnew.uny.ac.id/upload/.../pendidikan/MACAM+ALAT+EVALUASI2.pdfwinarno.staff.iai

nsalatiga.ac.id/wp-content/.../sites/25/.../34-Evaluasi-Pembelajaran.pdf

digilib.uinsgd.ac.id/2336/1/BUKU%20EVALUASI%20PEMBELAJARAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai