Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KODE ETIK GURU


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika dan Profesi
Keguruan
Dosen pengampu : Hj. Fetti Nur Fatimah, M.Pd.

Disusun oleh :

Abdullah Azid

Dede Aisyah

M. Hilmi Haidar

Mira Dwirianto Putri

Sania Wildani

Irman Rusydi Mujahid Abdul Aziz

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-AZHARY CIANJUR

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Jl. KH Abdullah Bin Nuh, Pamoyanan, Kec. Cianjur, kabupaten Cianjur, Jawa Barat
(4321)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah masalah yang tak pernah ada hentinya


untuk selalu menjadi topik yang ramai diperbicarakan, melalui berbagai media.
Berbicara mengenai pendidikan berarti berbicara tentang murid maupun profesi
guru dan kode etik guru. Saat menyandang prdikat sebagai guru, tentunya tugas
seorang guru tidaklah mudah, seorang guru bukan hanya sekedar menerangkan
pelajaran saja, hal tersebut karena guru merupakan profesi yang dapat menentukan
masa depan generasi muda bangsa ini, guru yang baik dan berkualitas tentu
mempunyai etika yang baik, guru yang tidak berkualitas akan menjadikan
generasi muda bangsa ini menjadi bangsa yang tertinggal dan bahkan bisa menjadi
bangsa yang terjajah lagi.

Seorang guru adalah seorang pendidik. Pendidik ialah “orang yang


memikul tanggung jawab untuk membimbing”[[1]]. Pendidik tidak sama dengan
pengajar, sebab pengajar itu hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran
kepada murid. Prestasi yang tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang pengajar
apabila ia berhasil membuat pelajar memahami dan menguasai materi pengajaran
yang diajarkan kepadanya. Tetapi seorang pendidik bukan hanya bertanggung
jawab menyampaikan materi pengajaran kepada murid saja tetapi juga
membentuk kepribadian seorang anak didik bernilai tinggi. Sekarang ini,
kebanyakan orang-orang yang telah menjadi seorang guru dalam menjalankan
profesinya tersebut tidak jarang melakukan penyimpangan atau pun pelanggaran
terhadap norma-norma menjadi seorang guru, sehingga pemerintah menetapkan
suatu aturan atau norma-norma yang harus dipatuhi oleh para guru di Indonesia
yang dikenal dengan “Kode Etik Guru”.
B . Rumusan masalah
a) Apa pengertian kode etik guru?
b) Apa fungsi dan penetapan kode etik guru?
c) Apa saja sanksi terhadap pelanggaran kode etik guru?
d) Apa saja kode etik guru indonesia?

C . Tujuan
a) Untuk mengetahui pengertian kode etik guru.
b) Untuk mengetahui hakikat kode etik guru .
c) Untuk mengetahui apa saja yang termasuk lingkup isi kode etik guru.
d) Untuk mengetahui funsi dan tujuan kode etik guru.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Etik Guru

Istilah “kode etik” berasal dari dua kata, yakni “kode” dan “etik”.
Perkataan “etik” berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak, adab atau
cara hidup. Sedangkan “kode etik” secara harfiah berarti sumber etik. Etika
artinya tata susila (etika) atau hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam
mengerjakan suatu pekerjaan. Seorang guru sebagai tenaga pendidik yang
profesional perlu memiliki “kode etik guru” dan menjadikannya sebagai pedoman
yang mengatur pekerjaan guru selama dalam pengabdian. Kode etik guru ini
merupakan ketentuan yang mengikat semua sikap dan perbuatan guru. Bila guru
telah melakukan perbuatan asusila dan amoral berarti guru telah melanggar “kode
etik guru”. Sebab, kode etik guru ini sebagai salah satu ciri yang harus ada pada
profesi guru itu sendiri. Dalam buku lain, istilah etik (ethica) mengandung makna
nilai-nilai yang mendasari perilaku manusia. Terma etik berasal dari bahasa
filsafat, bahkan menjadi salah satu cabangnya. Etik juga disepadankan dengan
istilah adab, moral, ataupun akhlak. Etik berasal dari perkataan ethos, yang berarti
watak. Sementara adab adalah keluhuran budi, yang berarti menimbulkan
kehalusan budi atau kesusilaan, baik yang menyangkut batin maupun lahir.

Maksud kode etik adalah norma-norma yang mengatur hubungan


kemanusiaan (relationship) antara guru dan lembaga pendidikan (sekolah); guru
dan sesama guru; guru dan peserta didik; guru dan lingkungannya. Kode etik
pendidik adalah salah satu bagian dari profesi pendidik. Artinya setiap pendidik
yang profesional akan melaksanakan etika jabatannya sebagai pendidik. Etika
(ethic) bermakna sekumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, tata
cara (adat, sopan santun) nilai mengenai benar dan salah tentang hak dan
kewajiban yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.
Etika, pada hakikatnya merupakan dasar pertimbangan dalam pembuatan
keputusan tentang moral manusia dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara
umum etika dapat diartikan sebagai suatu disiplin filosofis yang sangat diperlukan
dalam interaksi sesama manusia dalam memilih dan memutuskan pola-pola
perilaku yang sebaikbaiknya berdasarkan timbangan moral-moral yang berlaku.

Bisa ditarik kesimpulan bahwa kode etik guru indonesia adalah himpunan
nilai-nilai dan norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan
sistematis dalam suatu sistem yang utuh dan bulat. Kode etik guru indonesia
berfungsi sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru warga
PGRI dalam menunaikan tugas pengabdianya sebagai guru, baik di dalam maupun
di luar sekolah serta dalam kehidupan sehari hari di masyarakat. Dengan demikian
, kode etik guru indonesia merupakan alat yang amat penting untuk pembentukan
sikap profesional para anggota profesi keguruan. Kode Etik Guru Indonesia
merupakan pedoman sikap dan perilaku bertujuan menempatkan guru sebagai
profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi undang-undang. Kode
Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang
melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya
dengan peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi
profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika
dan kemanusiaan. Dalam buku lain, Kata “etik” berasal dari bahasa Yunani,
“ethos” yang berarti watak, adab atau cara hidup. Dapat diartikan bahwa etik itu
menunjukkan “cara berbuat yang menjadi adat, karena persetujuan dari kelompok
manusia”. Atau secara harfiah kode etik berarti sumber etik. Jadi kode etik guru
itu dapat diartikan sebagai aturan tata susila keguruan.

B. Tujuan Etik Guru

Dalam setiap profesi tentunya memiliki kode etik masing-masing yang harus
dipatuhi oleh segenap jajaran yang ada pada profesi tersebut dan dalam hal ini
adalah profesi guru. Tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah
untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara
umum tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut.

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.

Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak
luar atau masyarakat, agar mereka jangan sampai memendang rendah atau remeh
terhadap suatu profesi. Oleh karena itu setiap kode etik suatu profesi akan
melarang berbagai tindakan yang dapat mencemarkan nama baik tprofesi terhadap
masyarakat.

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya/Kesejahteraan


dalam konteks ini meliputi kesejahteraan yang bersifat lahir (material) ataupun
kesejahteraan yang bersifat batin (spiritual atau mental).

3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan
pengabdian profesi, sehingga bagi para anggota profesi dapat dengan mudah
mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdiannya dalam melaksanakan
tugasnya. Oleh karena itu, kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu
dilakukan para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.

4. Untuk meningkatkan mutu profesi.

Untuk meningkatkan mutu profesi, kode etik juga memuat norma-norma


dan anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu
pengabdian para anggotanya.

5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi

Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi, maka diwajibkan kepada


setiap anggota untuk secara aktif berpartisipasi dalam membina organisasi profesi
dan kegiatan-kegiatan yang dirancang organisasi.
C. Fungsi Kode Etik Guru

Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang
dikemukakan oleh

· Gibson dan Michel (1945 : 449) yang lebih mementingkan pada kode etik
sebagai pedoman pelaksanaan tugas prosefional dan pedoman bagi masyarakat
sebagai seorang professional.

· Biggs dan Blocher ( 1986 : 10) mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu :

(1). Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah.

(2). Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi.

(3). Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi.

·Oteng Sutisna (1986 : 364) bahwa pentingnya kode etik guru dengan teman
kerjanya difungsikan sebagai penghubung serta saling mendukung dalam bidang
mensukseskan misi dalam mendidik peserta didik.

· Sutan Zahri dan Syahmiar Syahrun (1992) mengemukakan empat fungsi kode
etik guru bagi guru itu sendiri, antara lain :

1.Agar guru terhindar dari penyimpangan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

2.Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja, masyarakat dan
pemerintah.

3.Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung jawab
pada profesinya.

4.Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang menggunakan
profesinya dalam melaksanakan tugas.

Ketaatan guru pada Kode Etik akan mendorong mereka berperilaku sesuai dengan
norma- norma yang dibolehkan dan menghindari norma-norma yang dilarang oleh
etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi atau asosiasi profesinya selama
menjalankan tugas-tugas profesional dan kehidupan sebagai warga negara dan
anggota masyarakat. Dengan demikian, aktualisasi diri guru dalam melaksanakan
proses pendidikan dan pembelajaran secara profesional, bermartabat, dan beretika
akan terwujud.

D. Penetapan Kode Etik

Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh organisasi satu perkumpulan atau
perserikatan satu profesi untuk para anggotanya. Penetapan kode etik lazim
dilakukan pada suatu kongres organisasi profesi. Dengan demikian, penetapan
kode etik tidak boleh dilakukan oleh orang secara perorangan, melainkan harus
dilakukan oleh orang-orang yang diutus untuk dan atas anggota-anggota profesi
dari organisasi tersebut, sehingga orang-orang yang bukan atau tidak menjadi
anggota profesi tersebut, tidak dapat ditundukan kepadanya.

Maka kode etik dari suatu organisasi hanya akan mempunyai pengaruh yang kuat
dalam menegakan disiplin dikalangan profesi tersebut, jika orang yang
menjalankan profesi tersebut tergabung (menjadi anggota dalam suatu organisasi
tersebut.)

E. Sanksi Pelanggaran Kode Etik

Berikut adalah kemungkinan sanksi yang akan dijatuhkan kepada pelaku


pelanggar kode etik:

 Dapat peringatan
Pada tahap ini, sipelaku akan mendapat peringatan halus, misal jika
seorang menyebutkan suatu instansi terkait (namun belum parah
tingkatannya) bisa saja ia akan menerima email yang berisi peringatan,
jika tidak diklarifikasi kemungkinan untuk berlanjut ketingkat selanjutnya,
seperti peringatan keras ataupun lainnya.
 Pemblokiran
Mengupdate status yang berisi SARA mengupload data yang
1men1ga1ndung unsu1r pornografi baik berupa image maupun. Gif,
seorang programmer yang mendistribusikan malware. Hal tersebut adalah
contoh pelangaran dalam kasus yang sangat berbeda-beda, kemungkinan
untuk kasus tersebut adalah pemblokiran akun dimana sipelaku melakukan
aksinya. Misal, sebuah akun pribadi sosial yang dengan sengaja
membentuk grup yang melecehkan agama dan ada pihak lain yang merasa
tersinggung karenanya.

 Hukum pidana/perdata
“Setiap penyelenggara negara, orang badan usaha, atau masyarakat yang
dirugikan karena penggunaan nama domain secara tanpa hak oleh orang
lain, berhak mengajukan gugatan pembatalan nama doamin dimaksud”
(Pasal 23 ayat 3).
“gugatan perdata dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
“(pasal 39).

F. Kode Etik Guru Indonesia

Berikut akan dikemukakan kode etik guru Indonesia sebagai hasil rumusan
Kongres PGRI XIII pada tanggal 21 -25 November 1973 di Jakarta, yang terdiri
dari sembilan item sebagai berikut :

1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia


pembangun yang berjiwa Pancasila.

2. Guru memiliki kejujuran Profesional dalam menerapkan Kurikulum sesuai


dengan kebutuhan anak didik masing-masing.

3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang


anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan
dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagikepentingan anak didik.

5. Guru memelihara hubungan dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun


masyarakat yang luas untuk kepentingan pendidikan.

6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan


dan meningkatkan mutu Profesinya.

7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik


berdasarkan lingkungan maupun didalamhubungan keseluruhan.

8. Guru bersama-sama memelihara membina dan meningkatkan mutu Organisasi


Guru Profesional sebagai sarana pengabdiannya.

9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan


Pemerintah dalam bidang Pendidikan.

Kode etik guru merupakan suatu yang harus dilaksanakan sebagai


barometer dari semua sikap dan perbuatan guru dalam berbagai segi kehidupan,
baik dalam keluarga , sekolah maupun masyarakat.

Upaya meningkatkan pelaksanaan kode etik pendidik tersebut,dalam garis


besarnya dapat dilakukan sebagai berikut :

1). Para pendidik diberi kesempatan seluas-luasnya,selama mereka mampu, untuk


studi lebih lanjut. Dengan menimba ilmu lebih banyak serta meningkatkan sikap
dan pribadinya sebagai pendidik, diharapkan kode etik pendidik itu lebih disadari
keharusannya untuk ditaati dan dilaksanakan.

2). Membangun pustakawan pendidik di lembaga-lembaga pendidikan yang


belum memiliki perpustakaan seperti itu.

3). Meningkatkan kesejahteraan para pendidik.

4). Kerja sama lembaga pendidikan dengan orang tua dan dengan tokoh-tokoh
masyarakat perlu ditingkatkan.
5). Fungsi DP3 perlu di benahi dan ditingkatkan.

6). Pelaksanaan etika pendidik dapat juga ditingkatkan dengan mengintensifkan


pengawasan.

7). Kalau pendidik melanggar kode etik pendidik tidak mempan dinasehati atau
dihimbau oleh pemimpin lembaga, maka para pemimpin itu dapat mengenakan
sanksi kepada mereka sesuai dengan aturan yang berlaku atau sesuai dengan
peraturan lembaga bersangkutan yang sudah disepakati bersama.[[10]]

 Nilai-nilai Dasar dan Nilai Operasional kode etik guru

Pasal 5

Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari :

1). Nilai-nilai agama dan Pancasila

2). Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,


dan kompetensi profesional.

3). Nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat manusia yang meliputi perkembangan
kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual,

Pasal 6

Hubungan Guru dengan Peserta Didik:

 Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tuga didik,


mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih,menilai, dan mengevaluasi
proses dan hasil pembelajaran.
 Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati dan
mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah,
dan anggota masyarakat.
 Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik secara
individual dan masing-masingnya berhak atas layanan pembelajaran.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh
setiap anggota profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam
hidupnya di masyarakat. Tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi
adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri.

Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral
yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam
hubungannya dengan peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan
seprofesi, kode etik guru sebagai pedoman guru dalam berperilaku sesungguhnya
dapat diterapkan di masyrakat. Guru ketika berinteraksi dengan masyarakat harus
berpegang teguh pada kode etiknya. Perilaku yang ditunjukkan harus
mencermikan nilai-nilai luhur kode etik itu sehingga kandungannya menjelma
dalam perilakunya.

Anda mungkin juga menyukai