Anda di halaman 1dari 11

KODE ETIKA PROFESI GURU

Maklahini di susun denga sebaik – baiknyauntukmemenuhitugasmatakuliah


“EtikaProfesi Guru”
DosenPengampu :Dr.Hidayatullah, M.Pd.

Disusunoleh :Kelompok 2
Annisa Nabilah 171210170
Atisa As’a 171210169
Luvitta Irzanadilla 171210186
Muhamad Ilyas 171210176
Rizka Afifatul Aulia 171210199
Dedeh Roudhatul Jannah 171210192
Surya Fitri 171210162

PAI – 6E
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN
2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat dan salam
senantiasa kita panjatkan kepada junjungan nabi Muhammad SAW yang kita harapkan
syafaatnya di akhirat nanti. Aamiin
Penulis menyadari penyusunan makalah belum sempurna. Oleh sebab itu, kami
memohon kepada yang membaca atas kritik dan saran guna melengkapi dan perbaikan
dimasa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan
bagi pembaca pada umumnya dan penulis sendiri secara khusus.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ……………………………………………………...… ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang ………………………………………………………... 1


1.2 RumusanMasalah …………………………………………………………..……. 1
1.3 Tujuan ………………………………………………………... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Etik Guru …………………………………….…………………. 2


B. Kode Etik Guru ……………………………………………...………… 3
C. Fungsi Kode Etik Guru …………………………………………….………….. 4
D. Tujuan Kode Etik Guru …………………………………………….………….. 4
E. Penetapan Kode Etik ………………………………………...……………… 5
F. Sanksi Pelanggaran Kode Etik …………………………………..….… 6

BAB III PENUTUP

Kesimpulan …………………………………………………………..……. 7

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….…. 8


BAB I

PNDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Pada saatiniprofesi guru merupakan salah satuprofesi yang banyakdiminati oleh
kebanyakanakademisi, haltersebutkarena guru merupakanprofesi yang dapatmenentukan
masa depanbangsainimenjadibbangsa yang berkualitas juga begitupunsebaliknya, seorang
guru yang tidakberkualitasakanmenjadikanbangsainimenjadibangsa yang tertinggal dan
bahkan bias menjadibangsa yang terjajahlagi. Oleh karenaitu, orang 0 orang berlomba –
lombauntukmenjadiseorang guru. Namun, manjadiseorang guru bukanlahhal yang
mudahadabeberapasyarat yang harus di penuhiantara lain adalahsyaratadministrasi,
teknis, psikis, dan fisik, selainituseorang guru juga harusmemilikikompetensipedagosik,
kepribadian, social dan professional.
Dalam melaksanakan tugas profesinya, guru Indonesia menyadari sepennuhnya
bahwa perlu di tetapkan kode etik guru Indonesia sebagai pedoman bersikap dalam
bentuk nilai – nilai moral dan etika dalam jabatan guru sebagai Pendidikan puta – putri
bangsa dan di harapkan para guru dapat menjalankan tugasnya dengan baik sebagaimana
di tetapkan dalam kode etik guru tersebut.

1.2 RumusanMasalah
1. Apa pengertian dari kode etik guru ?
2. Bagaimana kode etik guru Indonesia?
3. Apa fungsi dari kode etik guru ?
4. Apa tujuan dari kode etik guru?
5. Bagaimana menetapkan kode etik guru ?
6. Bagaimana sanksi pelanggar kode etik ?

1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas kelompok mata
2. Untuk mengetahui pengertian, tujuan dan fungsi kode etik guru.
3. Untuk mengetahui bagaimana kode etik guru.
4. Untuk mengetahui cara menetapkan kode etik guru.
5. Untuk mengetahui sanksi pelanggar kode etik.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kode Etik Guru
Kode etik terdiri dari dua kata yang berasal dari Yunani yaitu “kode” dan “
etik”. Sedangkan “etik” berasal dari kata “ethos” yang berarti watak, adab, dan cara
hidup. Jadi dapat diartikan bahwa etik adalah menunjukan “cra berbuat yang menjadi
adat, karena persetujuan dari kelompok manusia”. Dan etik biasanya dipakai dalam
pengkajian sistem nilai-nilai yang disebut “kode etik”. Atau secara harfiyah ‘kode
etik” berarti sumber etik. Etika artinya tata susila (etika) atau hal – hal yang
berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
Jadi, seorang guru sebagai tenaga profesional perlu memiliki kode etik guru
dan menjadikannya sebagai pedoman yang mengatur pekerjaan guru selama dalam
pengabdian. Kode etik guru ini merupakan ketentuan yang mengikat semua sikap dan
perbuatan guru. Bila guru telah melakukan perbuatan asusila dan amoral berarti guru
telah melanggar “kode etik guru”. Sebab kode etik guru ini sebagai salah satu hal
yang harus ada pada profesi guru itu sendiri.1
Ada beberapa pendapat tentang pengertian kode etik guru, yaitu :
1. Gibson and mithsel, mengatakan bahwa kode etik menggambarkan nilai
profesional suatu profesi yang diterjemahkan dalam standar perilaku anggotanya.
2. Homby, dkk, mengatakan bahwa code as collection of laws arranged in asystem :
or system of rules priciples that has been accepted by society or a class or group
of people. (Kode merupakan kumpulan aturan yang disusun dalam sebuah sistem
atau sistem aturan dan prinsip-prinsip yang diterima oleh masyarakat atau sebuah
kelas atau kelompok orang ). Sedangkan Etic as system of moral principles, rules
of conduct (Etik meupakan sistem dari prinsip-prinsip moral, aturan dari tingkah
laku).
3. Westby Gibson mengatakan bahwa kode etik guru merupakan suatu statemen
formal yang merupakan norma atau aturan tata asusila dalam mengatur tingkah
laku guru.

1
Syaiful Bahri Djamarah, “Guru dan Anak Didik dalam interaksi edukatif” (Jakarta, Rineka Cipta 2010) hlm.49
B. Kode Etik Guru Indonesia
Berikut ini kode etik Guru Indonesia sebagai hasil rumusan kongres PGRI
XIII pada tanggal 21 sampai dengan 25 November1973 di Jakarta, terdiri dari 9 item,
diantaranya :
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk
manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai
kebutuhan anak didik masing-masing.
3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi
tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk
penyalahgunaan.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan
dengan orang tua anak didik dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak
didik.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya
maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
6. Guru sendiri atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan
meningkatkan mutu profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru, baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan.
8. Guru secara hukum bersama-sama memelihara, membina, dan
meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana
pengabdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan.

Kode etik guru ini merupakan suatu yang harus dilaksanakan sebagai
barometer dari semua sikap dan perbuatan guru dalam berbagai segi kehidupan, baik
dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat.2

2
Syaiful Bahri Djamarah, “Guru dan Anak Didik dalam interaksi edukatif” (Jakarta, Rineka Cipta 2010) hlm.49

3
C. Fungsi Kode Etik Guru
Fungsi kode etik guru, antara lain sebagai berikut3 :
1. Agar mempunyai dan memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan
tugasnya sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.
2. Agar guru bertanggung jawab pada profesinya.
3. Agar profesi guru terhindar dari perpecahan internal.
4. Agar guru mampu meningkatkan kualitas dan kinerja masyarakat jasa profesi guru
diakui oleh masyarakat sebagai profesi yang membantu dalam mencerahkan
bangsa dan mengembangkan diri.
5. Agar profesi guru terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah secara
kurang profesional.

D. Tujuan Kode Etik Guru


Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk
kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum
tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut4 :
a) Untuk menunjang tinggi martabat profesi
Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak
luar atau masyarakat, agar mereka jangan sampai memandang rendah atau
remeh terhadap profesi yang bersangkutan.oleh karenanya, setiap kode etik
suatu profsi akan melarang berbagai tindakan atau kelakuan anggota
profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi terhadap dunia luar.
Dari segi ini, kode etik juga seringkali disebut kode kehormatan.
b) Untuk menjaga dan memeliara kesejahteraan para anggotanya
Yang dimaksud kesejahteraan disini meliputi baik kesejahteraan lahir
(atau material) maupun kesejahteraan batin (spiritual atau mental). Dalam
hal kesejahteraan lahir para anggota profesi, kode etik umumnya memuat
larangan-larangan kepada para anggotanya. Misalnya dengan menetapkan
tarif-tarif minimun bagi honorarium anggota profesi dalam melaksanakan
tugasnya, sehingga siapa saja yang mengaakan tarif di bawah minimum
akadianggap tercela dan merugikan rekan-rekan seprofesi. Dalam hal

3
Faelasup, Etika dan profesi keguruan, (Yogyakarta : Interpena, 2016) hlm.21.
4
Yusak Burhanuddin, Administrasi kependidikan, (Bandung : Pustaka setia, 1998) hlm. 136-137.
kesejahteraan batin para anggota profesi, kode etik umumnya memberi
petunjuk-petunjuk kepada anggotanya untuk melaksanakan profesinya.
c) Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan
pegabdian profesi, sehingga bagi para anggota profesi dapat dengan mudah
mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdiannya dalam
melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kode etik merumuskan
ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para anggota profesi dalam
menjalankan tugasnya.
d) Untuk meningkatkan mutu profesi
Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat norma-norm dan
anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha untuk meningkatkan
mutu pengabdian para anggotanya.
e) Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
Untuk meningktakna mutu organisasi profesi, maka diwajibkan epada
setiap anggota untuk secara aktif berpartisipasi dalam membina organisasi
profesi dan kegiatan-kegiatan yang dirancang organisasi

E. Penetapan Kode Etik


Kode Etik hanya ditetapkan oleh suatu organisasi profesi yang berlaku dan
mengikat para anggotanya. Penetapam kode etik lazim yang dilakuakn pada suatu
kongres organisasi profesi. Dengan demikian, penetapan kode etik tidak boleh
dilakukan oleh orang secara perorangan, melainkan harus dilakukan oleh oran-orang
yang diutus untuk dan atas nama anggota-anggota profesi dari orgnisasi tersebut. 5
Dengan demikian, jelas bahwa orang-orang yang bukan atau tidak menajdi
aggota profesi tersebut, tidak dapat dikenakan aturan yang ada dalam kdoe etik
tersebut. Kode etik suatu profesi hanya akan mempunyai pengaruh yang kuat dalam
menegakkan disiplin di kalangan prfesi tersebut, jika semua orang yang menjalankan
profesi tersebut tergabung (menjadi anggota) dalam organisasi profesi yang
bersangkutan.
Apabila setiap orang yang menjalankan suatu profesi secara otomatis
tergabung di dalam suatu prganisai atau ikatan profesional, maka barulah ada jaminan
bahwa profesi tersebut dapat dijalankan secara murni dan baik, karena setiap anggota
5
Soetjipto “ Profesi keguruan” (Jakarta, Rineka Cipta. 2007) hal.35

5
profesi yang melakukan pelanggaran yang serius terhadap kode etik dapat dikenakan
sanksi.

F. Sanksi Pelanggaran Kode Etik


Sering juga kita jumpai, bahwa ada kalanya negara mencampuri urusan
profesi, sehingga hal-hal yang semula hanya merupakan kode etik dari suatu profesi
tertentu dapat meningkat menjadi peratutan hukum dan undang-undang. Apabila
halnya demikian, maka aturan yang awalnya dijadikan sebagai landasan moral dan
pedoman tingkah laku menngkat menjadi aturan yang memberikan sanksi-sanksi
perdata maupun sanksi pidana.
Sebagai contoh dalam hal ini jika seseorang anggota profesi bersaing secara
tidak jujur atau curang dengan sesama anggota profesinya, dan jika dianggap
kecurangan itu serius ia dapat dituntut di mukapengadilan. Pada umumnya, karena
kode etik adalah landasan moral dan merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan
perbuatan maka sanksi terhadap pelanggaran kode etik adalah sanksi moral.
Barangsapa melanggar kode etik akan mendapat celaan dari rekan-rekannya,
sedangkan sanksi yang dianggap terberat adalah sipelanggar dikeluarkan dari
organisasi profesi. Adanya kode etik dalam suatu organisasi profesi tertentu,
menandakan bahwa organisasi profesi itu telah mantap.6
Adapun sanksi terhadap guru dapat juga berupa7 :
1. Teguran
2. Peringatan tertulis
3. Penundaan pemberian hak guru
4. Penurunan pangkat
5. Pemberhentian dengan hormat
6. Pemberhentian dengan tidak hormat

BAB III

6
Soetjipto “ Profesi keguruan” (Jakarta, Rineka Cipta. 2007) hal.35
7
Manpan Drajat dan Ridwan Effendi, Etika Profesi guru, (Bandung : Alfabeta, 2004) hlm.110-113.
PENUTUP

Kesimpulan
Kode etik suatu profesi adalah norma – norma yang harus diindahkan oleh setiap
anggota profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di
masyarakat. Tujuan merumuskan kode etik dalam suatu peofesi adalah untuk kepentingan
anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri.
Kode rtik guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral
yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan professional guru dalam hubungannya
dengan peserta didik, orang tua/ wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, kode etik guru
sebagai pedoman guru dalam berperilaku sesungguhnya dapat di terapkan di masyarakat.
Guru ketika berinteraksi dengan masyarakat harus berpegang teguh pada kode etiknya.
Perilaku yang di tunjukkan harus mencerminkan nilai – nilai luhur kode etik itu sehingga
kandungannya menjelema dalam perilakunya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Faelasup.2016. Etika dan profesi keguruan,Yogyakarta : Interpena.

Manpan Drajat dan Ridwan Effendi. 2004. Etika Profesi guru.Bandung : Alfabeta.

Soetjipto. 2007. “ Profesi keguruan”. Jakarta : Rineka Cipta.

Syaiful Bahri Djamarah. 2010. “Guru dan Anak Didik dalam interaksi

edukatif”.Jakarta : Rineka Cipta.

Yusak Burhanuddin.1998. Administrasi kependidikan. Bandung : Pustaka setia.

Anda mungkin juga menyukai