1
Umar Sidiq, Etika dan Profesi Keguruan, (Tulungagung: STAI Muhammadiyah, 2018) hal 50
2
Syarifan Nurjan, Profesi Keguruan Konsep dan Aplikasi, (Yogyakarta : Samudra Biru, 2015) hal 79
3
Syarifan Nurjan, Op.cit, hal 80
4
Sana sintani, Pengantar Profesi Keguruan PAK, (Palangkaraya: Salaras Media Kresindo, 2015) hal
173
pelaksanaan tugas dan tanggungjawab pegawai negeri. Dari uraian ini dapat kita
simpulkan, bahwa kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan
perbuatan di dalam melaksanakan tugas dan dalam hidup sehari-hari.
b. Dalam pidato pembukaan kongres PGRI ke XIII, Basuni sebagai ketua umum
PGRI menyatakan bahwa kode etik guru Indonesia merupakan landasan moral
dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggilan
pengabdian bekerja sebagai guru. Dari pendapat ketua umum PGRI ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa dalam kode etik guru Indonesia terdapat dua unsur
pokok yakni: (1) sebagai landasan moral, dan (2) sebagai pedoman tingkah laku.
c. Dalam UU Guru dan Dosen Pasal 43 dikemukakan sebagai berikut: (1) Untuk
menjaga dan meningkatkaan kehormatan, dan martabat guru dalam pelaksanaan
tugas keprofesionalan, organisasi profesi guru membentuk kode etik; (2) Berisi
norma dan etik yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas
keprofesionalan.
Jadi dari uraian yang telah di paparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa Kode
etik inilah yang nantinya menjadi rambu-rambu seorang guru dalam menjalankan
tugasnya, menjunjung tinggi kode etik guru Indonesia menjadi salah satu tugas guru
professional, dan diharapkan para guru dapat menerapkannya baik pada pergaulan di
sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
5
Syarifan Nurjan, Op.cit, hal 83
6
Ibid, hal 84