Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Guru adalah seseorang yang mengajarkan ilmu kepada orang lain. Menjadi seorang
guru tidak bisa hanya bermodalkan bisa mengajar. Guru harus memliki beberapa
keahlian khusus. Apalagi untuk menjadi seorang guru yang profesional. Pekerjaan ini
tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Guru harus menguasai tidak hanya
tentang pelajaran yang akan diajarkan. Ilmu tentang seluk beluk pendidikan harus
dikuasai agar dapat mengajar dengan baik. Menjadi seorang guru bukanlah perkara
yang mudah.

Menjadi seorang guru berarti juga menjadi seorang orang tua. Karena guru adalah
orang tua kedua bagi murid. Guru harus bisa mengemban amanah yang telah
diberikan orang tua untuk mendidik anaknya. Untuk dapat mengemban amanah
tersebut dengan baik maka guru perlu memiliki pemahaman tentang jiwa dan watak
anak didik. Pemahaman ini bertujuan agar guru tidak salah dalam memberikan
metode pembelajaran bagi setiap muridnya

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana menjadi guru yang memiliki kode etik?

2. Bagaimana peran guru sebagai orang tua?

3 Bagaimana peran guru sebagai pendidik?

C. TUJUAN

1. Dapat mengetahui menjadi guru yang memiliki kode etik.

2 Dapat mengetahui peran guru sebagai orang tua.

3. Dapat mengetahui peran guru sebagai pendidik.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Etik Guru Indonesia

Ditinjau dari segi etimologi, pengertian kode etik ini telah dibahas dan
dikembangkan oleh beberapa tokoh yang mempunyai jalan pikiran yang berbeda-
beda. Namun pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama. Socrates seorang
filosof yang hidup di zaman Romawi yang dianggap sebagai pencetus pertama dari
etika yang telah menguaraikan etika secara ilmu tersusun. Bahkan sampai sekarang
perkembangan etika semakin berkembang. Hal ini dapat dirasakan dengan adanya
fenomena-fenomena yang realita dalam masyarakat.

Menurut Adi Negoro dalam bukunya Ensiklopedi Umum sebagaimana yang


dikutip oleh Sudarno dkk, mengemukakan etika berasal dari kata Eticha yang berarti
ilmu kesopanan, ilmu kesusilaan. dan kata Ethica (etika, ethos, adat,    budi pekerti,
kemanusiaan).

Menurut Hendiyat Soetopo, "Etik diartikan sebagai tata-susila (etika) atau hal-hal
yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan".

William Lillie mendefinisikan“Ethics as the normative science of conduct of


human being living in societies a science which judges this conduct to beright or
wrong, to be good or bad, or in some similar way.”

Maksud dari pengertian di atas bahwa etik adalah ilmu pengetahuantentang


norma atau aturan ilmu pengetahuan tentang tingkah laku kehidupan manusia dalam
masyarakat, yang mana ilmu pengetahuan tersebut menentukan tingkah laku itu benar
atau salah, baik atau buruk atau sesuatu yang semacamnya. Kemudian secara
etimologi kode etik berasal dari dua kata kode dan etik. Kode berasal dari bahasa
Prancis Code yang artinya norma atau aturan.Sedangkan etik berasal dari kata
etiquete yang artinya tata cara atau tingkah laku. Sementara itu menurut Elizabeth B.
Hurlock mendefinisikan tingkah laku sebagai berikut:Behaviour which may be called
“true morality” not only conforms tosocial standards but also is carried out

2
valuntarilly, it comes with the transition from external to internal authority and
consists of conduct regulated from within.

Arti definisi tersebut di atas adalah tingkah laku boleh dikatakan sebagai
moralitas yang sebenarnya itu bukan hanya sesuai dengan standar masyarakat tetapi
juga dilaksanakan dengan sukarela. Tingkah laku itu terjadi melalui transisi dari
kekuatan yang ada di luar (diri) ke dalam (diri) dan ada ketetapan hati dalam
melakukan (bertindak) yang diatur dari dalam (diri). Selanjutnya definisi guru yaitu
semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan
membina anak didik, baik secara individual atau klasikal, di sekolah maupun luar
sekolah. Sebagai pendidik guru dibedakan menjadi dua yakni guru kodrati dan guru
jabatan. Guru kodrati adalah orang dewasa yang mendidik terhadap anak-anaknya.
Disebut kodrat karena mereka mempunyai hubungan darah dengan anak (si terdidik).
Sedangkan guru jabatan yaitu mereka yang memberikan pendidikan dan pengajaran
di sekolah. Peran mereka terutama nampak dalam kegiatan pendidikan dan
pengajaran di sekolah, yaitu mentransformasikan kebudayaan secara terorganisasi
demi perkembangan peserta didik khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pembahasan selanjutnya yang dimaksudkan dalam kajian ini adalah guru
profesional yang secara khusus mempunyai tugas dan tanggung jawab membimbing
dan membina anak didik dalam proses belajar mengajar di negara Indonesia. Jadi,
“kode etik guru” diartikan sebagai aturan tata-susila keguruan. Maksudnya aturan-
aturan tentang keguruan (yang menyangkut pekerjaan guru) dilihat dari segi susila.
Kata susila adalah hal yang berkaitan dengan baik dan tidak baik

menurut ketentuan-ketentuan umum yang berlaku. Dalam hal ini kesusilaan


diartikan sebagai kesopanan, sopan-santun dan keadaban. Dengan demikian yang
dimaksud dengan Kode Etik Guru Indonesia adalah pedoman atau aturan-aturan
atau norma-norma tingkah laku yang harus ditaati dan diikuti oleh guru profesional di
Indonesia dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari sebagai guru
profesional.

B.Dasar Kode Etik Guru Indonesia

Kode Etik Guru Indonesia merupakan usaha pendidikan untuk mencapai cita-
cita luhur bangsa dan negara Indonesia sebagaimana termaktub dalam pembukaan
UUD 1945 yang mutlak diperlukan sebagai sarana yang teratur dan tertib sebagai
pedoman yang merupakan tanggung jawab bersama. Dengan demikian Kode Etik
Guru Indonesia yang disusun haruslah merupakan sendi dasar norma-norma tertentu
dari kode etik tersebut. Sebab dalam falsafah suatu negara terkandung pula maksud

3
dan tujuan dari suatu negara.

Kode Etik Guru Indonesi harus disusun berdasarkan antara lain kepada:

1. Dasar falsafah negara yaitu pancasila sebab pancasila yang merupakan


dasarpendidikan dan pengajaran nasional.sila-sila dari pancasila disampingmerupakan
norma-norma fundamental,dan juga merupakan norma-norma praktis,sila-sila
tersebut menyatakan adanya dua interaksi antara hubungan secara horizontal
(manusia dengan sesama makhluk)dan hubungan secara vertikal (antara manusia
dengan tuhan).hubungan horizontal tersebut merupakan realisasi dari sila kedua
sampai dengan kelima sedangkan hubungan vertikal adalah realisasi dari sila pertama
pancasila .

2. Tujuan pendidikan dan pengajaran nasional sesuai dengan TAPMPRS


No.XXVII/MPRS/1966 yang berbunyi : “Tujuan pendidikan adalah membentuk
manusia Pancasila sejati yang berdasarkan ketentuan yang dikehendaki oleh
Pembukaan UUD 1945 dan Isi UUD 45.” Tap MPR No. II/1983 Peraturan- praturan
Pemerintah misalnya, menurut PP Nomor 10 tahun 1979 tentang Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil maupun PP Nomor 30 tahun 1980
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Semua dasar ini dijadikan    pedoman dalam
rangka membina aparatur negara agar penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila
dan UUD 45 dan kepada pemerintah untuk bersatu    padu bermental baik, berwibawa,
berdaya guna, berhasil guna, bersih mutu dan penuh tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas-tugasnya dalam pembangunan.

C.Tujuan Kode Etik Guru

Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk
kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum
tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi Dalam hal ini kode etik dapat menjaga
pandangan dan kesan dari pihak luar atau masyarakat umum agar jangan sampai
memandang rendah atau terhadap    profesi yang bersangkutan. Oleh karena itu setiap
kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak-tanduk atau kelakuan
anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi. Dari segi ini kode etik
juga sering kali disebut kode kehormatan.

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya Yang dimaksud


kesejahteraan di sini meliputi baik kesejahteraan lahir (material) maupun

4
kesejahteraan batin (spiritual atau mental). Dalam hal kesejahteraan lahir para
anggota profesi, kode etik umumnya memuat larangan-larangan kepada para
anggotanya untuk melakukan perbuatan- perbuatan yang merugikan kesejahteraan
para anggotanya. Misalnya dengan menetapkan tarif-tarif minimum bagi honorium
anggota profesi dalam melaksanakan tugasnya, sehingga siapapun yang mengadakan
tarif di bawah minimum akan dianggap tercela dan merugikan rekan-rekan seprofesi.

3. Untuk meningkatkan pengabadian para anggota profesi Tujuan lain kode etik dapat
juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan    pengabdian profesi, sehingga bagi
anggota profesi daapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab
pengabdian dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kode etik merumuskan
ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para anggota profesi dalam menjalankan
tugasnya.

4. Untuk meningkatkan mutu profesi Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik
juga memuat norma-norma dan anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha
untuk meningkatkan mutu    pengabdian para anggotanya.

5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi, maka diwajibkan kepada setiap


anggota untuk secara aktif berpartispasi dalam membina organisasi profesi dan
kegiatan-kegiatan yang dirancang organisasi. Dari uraian tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa tujuan suatu profesi menyusun kode etik adalah untuk menjunjung
tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejateraan para anggota,
meningkatkan pengabdian anggota profesi, dan meningkatkan mutu profesi dan mutu
organisasi Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan
dan pengembangan bagi profesi. Kode etik guru sesungguhnya merupakan pedoman
yang mengatur hubungan guru dengan teman kerja, murid dan wali murid, pimpinan
dan masyarakat serta dengan misi tugasnya. Pentingnya kode etik guru dengan temab
kerjanya difungsikan sebagai penghubung serta saling mendukung dalam bidang dan
menyukseskan misi dalam mendidik peserta didik. Etika hubungan guru dengan
peserta didik dengan terciptanya hubungan berupaa hubungan yang bersifat
membantu dengan mengupayakan terjadinya iklim belajar yang kondusif bagi
perkembangan peserta didik. Dengan ditandai dengan adanya perilaku empati,
penerimaan dan penghargaan, kehangatan dan perhatian, keterbukaan dan ketulusan
serta kejelasan ekspresi seorang guru. Seorang guru apabila ingin menjadi guru yang
profesional harusnya mendalam serta memiliki etika diatas. Etika hubungan garis
dengan pemimpin disekolah menuntut adanya kepercayaan. Bahwa guru percaya
kepada pimpinan dalam memberi tugas dapat yang sesuai dengan kemampuan serta

5
guru percaya apapun yang telah dikerjakan mendapatkan imbalan dan sebaliknya
bahwa pimpinan harus yakin bahwa tugas yang telah diberikan telah sukses
dilaksanakan. Guru sangat perlu memelihara hubungan baik dengan masyarakat
untuk kepentingan pendidikan. Guru juga harus menghaayati apa saja yang menjadi
tanggung jawabnya. Fungsi kode etik dapat disimpulkan dengan beberapa poin
berikut:

1. Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.

2. Agar guru bertanggung jawab atas profesinya.

3. Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal.

4. Agar guru dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan.

5. Profesi ini membantu memecahkan masalah dan mengembangkan diri.

E.Isi Kode Etik Guru

Adapun rumusan kode etik guru yang merupakan kerangka pedoman guru
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan hasil kongres PGRI
XIII yang terdiri dari sembilan poin berikut:

1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia


pembangunan yang ber-Pancasila.

2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan


kebutuhan anak didik masing-masing.

3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang


anak didik tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan. Untuk itu
ada ha-hal yang perlu diperhatikan yakni:

a.Segala bentuk kekakuan dan ketakutan harus dihilangkan dari perasaan anak didik,
tetapi sebaliknya harus dirangsang sedemikian rupa sehingga tercipta sifat terbuka,
berani mengemukakan pendapat dan mampu memecahkan segala masalah yang
dihadapinya.

b.Semua tindakan guru terhadap anak didik harus selalu mengandung unsur kasih
sayang ibarat orang tua dengan anaknya. Guru harus bersifat sabar, ramah dan
terbuka.

6
c.Diusahakan guru dan anak didik dalam satu kebersamaan orientasi agar tidak
menimbulkan suasana konflik.

4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan baik


dengan orang tua murid bagi kepentingan anak didik.

5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun


masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.

Kode Etik Guru Indonesia merupakan pedoman sikap dan perilaku bertujuan
menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi
undang-undang. Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan
norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam
hubungannya dengan peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi,
organisasi profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama, pendidikan,
sosial, etika dan kemanusiaan.

F. Sumpah/Janji Guru Indonesia

Pasal 3

1) Setiap guru mengucapkan sumpah/janji guru Indonesia sebagai wujud pemahaman,


penerimaan, penghormatan, dan kesediaan untuk mematuhi nilai-nilai moral yang
termuat di dalam Kode Etik Guru Indonesia sebagai pedoman    bersikap dan
berperilaku, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

2) Sumpah/janji guru Indonesia diucapkan di hadapan pengurus organisasi profesi


guru dan pejabat yang berwenang di wilayah kerja masing-masing.

3) Setiap pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dihadiri oleh penyelenggara


satuan pendidikan.

Pasal 4

1) Naskah sumpah/janji guru Indonesia dilampirkan sebagai bagian yang tidak


terpisahkan dari Kode Etik Guru Indonesia.

2) Pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dapat dilaksanakan secara perorangan


atau kelompok sebelum melaksanakan tugas.

Bagian Tiga Nilai-nilai Dasar dan Nilai-nilai Operasional.

7
Pasal 5 Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari:

1) Nilai-nilai agama dan Pancasila

2) Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan


kompetensi profesional.

3) Nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat manusia yang meliputi perkembangan
kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual.

Pasal 6

1) Hubungan Guru dengan Peserta Didik:

a) Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tuga didik, mengajar,


membimbing, mengarahkan,melatih,menilai, dan mengevaluasi    proses dan hasil
pembelajaran.

b) Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati dan mengamalkan


hak-hak dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah, dan anggota masyarakat

c) Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik secara


individual dan masing-masingnya berhak atas layanan pembelajaran.

d) Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan menggunakannya untuk


kepentingan proses kependidikan

e) Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus berusaha


menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana sekolah yang
menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisien bagi peserta didik.

f) Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih sayang dan
menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar batas kaidah pendidikan.

g) Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk membantu


peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan kepribadiannya, termasuk
kemampuannya untuk berkarya

h) Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali merendahkan
martabat peserta didiknya.

i) Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya secara adil

8
j) Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi kebutuhan dan
hak-hak peserta didiknya.

k) Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan penuh perhatian
bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.

1. Hubungan Guru dengan Orangtua/wali Siswa :

a) Guru berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif dan efisien dengan
Orangtua/Wali siswa dalam melaksannakan proses pedidikan.

b) Guru mrmberikan informasi kepada Orangtua/wali secara jujur dan objektif


mengenai perkembangan peserta didik

c) Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain yang    bukan
orangtua/walinya. d) Guru memotivasi orangtua/wali siswa untuk beradaptasi dan
berpatisipasi dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.

e) Guru berkomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa mengenai kondisi dan
kemajuan peserta didik dan proses kependidikan pada umumnya.

f) Guru menjunjunng tinggi hak orangtua/wali siswa untuk berkonsultasin dengannya


berkaitan dengan kesejahteraan kemajuan, dan cita-cita anak atau anak-anak akan
pendidikan.

g) Guru tidak boleh melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan


orangtua/wali siswa untuk memperoleh keuntungna-keuntungan pribadi.

2. Hubungan Guru dengan Masyarakat :

a) Guru menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif dan efisien
dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan.

b) Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembnagkan dan


meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.

c) Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.

d) Guru berkerjasama secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan    prestise


dan martabat profesinya.

e) Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan masyarakat

9
berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan peserta didiknya.

f) Guru memberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai agama,


hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan masyarakat.

3. Hubungan Guru dengan sekolah:

a) Guru memelihara dan meningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi sekolah.

b) Guru memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam
melaksanakan proses pendidikan.

c) Guru menciptakan melaksanakan proses yang kondusif.

d) Guru menciptakan suasana kekeluargaan di dalam dan luar sekolah.

e) Guru dengan berbagai cara harus membantu rekan-rekan juniornya untuk tumbuh
secara profsional dan memilih jenis pelatihan yang relevan dengan tuntutan
profesionalitasnya.

f) Guru menerima otoritas kolega seniornya untuk mengekspresikan pendapat-


pendapat profesionalberkaitan dengan tugas-tugas pendidikan dan pembelajaran.

g) Guru membasiskan diri pada nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan dalam
setiap tindakan profesional dengan sejawat.

4. Hubungan Guru dengan Profesi :

a) Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi.

b) Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu pendidikan dan


bidang studi yang diajarkan.

c) Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya.

d) Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam menjalankan


tugas-tugas profesionalnya dan bertanggung jawab atas konsekuensiinya.

e) Guru menerima tugas-tugas sebagai suatu bentuk tanggungjawab, inisiatif


individual, dan integritas dalam tindkan-tindakan profesional lainnya.

f) Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan
merendahkan martabat profesionalnya.

10
g) Guru tidak boleh menerima janji, pemberian dan pujian yang dapat mempengaruhi
keputusan atau tindakan-tindakan proesionalnya.

h) Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud menghindari tugas-tugas


dan tanggungjawab yang muncul akibat kebijakan baru di bidang pendidikan dan
pembelajaran.

5).Hubungan guru dengan Organisasi Profesinya :

profesi.

D. Fungsi Kode Etik Guru

a) Guru menjadi anggota aorganisasi profesi guru dan berperan serta secara aktif
dalam melaksanakan program-program organisasi bagi kepentingan kependidikan.

b)Guru memantapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang memberikan


manfaat bagi kepentingan kependidikan.

c) Guru aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi pusat informasi
dan komunikasi pendidikan untuk kepentingan guru dan masyarakat.

d) Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam menjalankan


tugas-tugas organisasi profesi dan bertanggung jawab atas konsekuensinya.

e) Guru menerima tugas-tugas organisasi profesi sebagai suatu bentuk


tanggungjawab, inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan-tindakan
profesional lainnya.

BAB III

11
PENUTUP

A.Kesimpulan

Menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku.dalam arti kesusilan dapat diartikan


sebagai kesopanan,sopan santun dan keadaban.Dengna demikian yang dimaksud
dengan Kode Guru Etik Indonesia adalah pedoman atau aturan-aturan atau norma-
norma tingkah laku yang harus ditaati dan diikuti oleh guru profesional di indonesia
dalam melaksanankan tugas dan tanggung jawabnya sehari-harisebagai guru
profesional.

Tujuan etik guru dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan
kepentingan organisasi itu sendiri.

B.Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penulisan makalah masih ada
banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna.Adapun nantinya penulis akan segera
akan melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari
para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

12
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Gur dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.

Purwanto Ngalim.2005.Administrasi dan Supervisi Pendidikan.PT Remaja


Rosdakarya Offset: Bandung.

Sutjipto dan Raflis Kosasi. 1999. Profesi Keguruan.Jakarta : PT. Rineka Cipta
SardimanA.M.2007 Iinteraksi dan motivasi belajar mengajar.PT Raja Grafindo
Persada:Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai