Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kualitas sumber daya manusia sangat terkait dengan kualitas pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA). Pendidikan IPA adalah salah satu aspek pendidikan yang menggunakan IPA sebagai alat
mencapai tujuan pendidikan, khususnya tujuan pendidikan IPA (Suastra, 2009: 2).

Belajar IPA merupakan cara ideal untuk memperoleh kompetensi (keterampilan-keterampilan,


memelihara sikap-sikap, dan mengembangkan penguasaan konsep-konsep yang berkaitan dengan
pengalaman sehari-hari). IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Suastra, 2009: 13).

IPA diajarkan melalui kegiatan pembelajaran yang aktif dan menekankan pada keterampilan proses.
Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta kondisi yang memungkinkan terjadinya belajar
pada diri siswa. Dalam suatu kegiatan pembelajaran menurut Dimyani dan Mudjiono dalam Rahayu,
(2014) siswa dapat dikatakan belajar, apabila proses perubahan perilaku terjadi pada dirinya sebagai
hasil dari suatu pengalaman. Untuk itu, tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di
sekolah secara operasional adalah membelajarkan siswa agar mampu memproses dan memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi dirinya sendiri. Pembelajaran tidak dapat berlangsung
dengan baik apabila siswa tidak memahami hakikat pembelajaran IPA itu sendiri. Oleh sebab itu,
guru harus menguasai dan memahami hakikat pembelajaran IPA yang meliputi konsep, produk,
proses, dan sikap ilmiah pembelajaran IPA di Sekolah.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis akan memaparkan hakikat pembelajaran IPA. Hakikat
pembelajaran IPA yang dimaksud yaitu terdiri dari beberapa indikator yang telah disebutkan di atas.
Hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui hakikat pembelajaran IPA
secara lebih mendalam sebelum menjadi seorang guru dan mengajarkan mata pelajaran IPA kepada
siswa di dalam kelas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, adapun rumusan masalah yang diangkat adalah
sebagai berikut.

1. Pengertian hakikat pembelajaran IPA?

2. Bagaimana hakikat pembelajaran IPA sebagai konsep, produk, proses, dan sikap ilmiah?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan makalah ini ialah:

1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian hakikat pembelajaran IPA.

2. Mahasiswa dapat menjelaskan hakikat pembelajaran IPA dari segi konsep produk, proses, dan
sikap ilmiah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pembelajaran IPA

IPA merupakan pengetahuan yang telah diuji kebenaran melalui metode ilmiah. Metode ilmiah
adalah ciri khusus IPA. Dalam buku “The Nature of Natural Science” Nash, L.K. menyatakan bahwa
“science of way for looking at the word” dari pernyataan diatas IPA dipandang sebagai suatu cara
atau metode untuk mengamati sesuatu, dalam hal ini adalah dunia. Cara pandang IPA bersifat
analitis, melihat sesuatu secara lengkap dan cermat. Nash. L. K menambahkan bahwa IPA dipandang
sebagai sistem penyeragaman logika dalam berfikir.

Dalam buku lain berjudul “Science in History” oleh J.D. Bernal bahwa sains adalah pengetahuan yang
berarti pengetahuan umum yang berisi apa saja yang diketahui manusia yang bersifat rasional dan
objektif. J.D. Bernal juga menyebutkan bahwa memahami sains atau IPA harus dengan pemahaman
dari berbagai sisi. Sisi IPA menurut J.D. Bernal dibagi menjadi 5 aspek yaitu: (1) IPA sebagai suatu
institusi, (2) IPA sebagai suatu metode, (3) IPA sebagai suatu kumpulan pengetahuan, (4) IPA sebagai
suatu faktor utama dalam memelihara dan mengembangkan produksi, (5) IPA sebagai salah satu
faktor utama yang mempengaruhi kepercayaan sikap manusia terhadap alam semesta dan manusia.

Purnell’s mendefinisikan IPA adalah pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara
observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-
hukum, prinsip prinsip, teori-teori, dan hipotesa. Definisi IPA yang paling sederhana adalah apa yang
dilakukan oleh para ahli IPA. Dari penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa IPA pada hakikatnya
meliputi IPA produk, IPA proses, dan IPA sikap ilmiah yang tak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
Collete & Chiapetta (1994: 30) menyatakan bahwa sains merupakan suatu cara berpikir dalam upaya
penyelidikan tentang gejala alam, dan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang didapatkan dari
proses penyelidikan. IPA sebagai cara berpikir (a way of thinking) ditandai oleh adanya proses
berpikir untuk memberikan gambaran tentang rasa keingintahuannya tentang fenomena alam. IPA
sebagai cara penyelidikian (a way of investigating) ditandai dengan penggunaan metode ilmiah
dalam memahami gejala-gejala alam dan segala hal yang terlibat di dalamnya. IPA sebagai kumpulan
pengetahuan (a body of knowledge) ditandai dengan keberadaan fakta, konsep, prinsip, hukum,
teori, dan model.

Berdasarkan penjabaran dapat disimpulkan bahwa Hakikat IPA merupakan suatu konsep, produk,
proses, dan sikap. Hakikat IPA merupakan serangkaian ilmu yang bersumber dari alam dengan
menggunakan metode ilmiah bersifat logis, rasional dan objektif. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
secara umum meliputi tiga bidang ilmu yaitu fisika, biologi, dan kimia. Hakikat IPA dapat dibagi
menjadi empat, yaitu: IPA sebagai konsep, IPA sebagai proses, IPA sebagai produk, dan IPA sebagai
sikap.

B. Hakikat Pembelajaran IPA dari Segi Konsep, Produk, Proses, dan Sikap Ilmiah

Dalam hal ini, IPA sejatinya merupakan proses penemuan pengetahuan dan sikap ilmiah sehingga
bukan hanya kumpulan pengetahuan yang merupakan produk dari kegiatan ilmiah. Berdasarkan
pengertian di atas dapat diketahui bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah kumpulan pengetahuan
berupa teori-teori mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dan telah diuji kebenarannya,
melalui proses metode ilmiah dari pengamatan, studi, dan pengalaman disertai sikap ilmiah di
dalamnya. Secara garis besar Ilmu Pengetahuan Alam memiliki empat komponen antara lain:

1. Hakikat IPA Sebagai Konsep

Konsep atau komprehensi adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami
arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya. Purwanto, dalam juliawan (2012). Indikator
yang digunakan sebagai acuan dalam proses mamahami konsep-konsep yang dilakukan oleh siswa
yaitu: menginterpretasi (interpreting), memberi contoh (exemplifying), mengklasifikasikan
(classifying), merangkum (summarizing), menduga (inferring), membandingkan (comparing), dan
menjelaskan (explaning). (Anderson et. Al, 2002).

2. Konsep hakikat IPA sebagai produk

IPA sebagai produk, merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan analitik yang dilakukan para
ilmuan dalam bentuk fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang dapat
menjelaskan dan memahami alam serta berbagai fenomena di dalamnya. Produk adalah hasil yang
diperoleh dari suatu pengumpulan data yang disusun secara lengkap dan sistimatis.

Contoh: dari hasil pengamatan tanaman ditempat terang dan ditempat gelap maka dihasilkan
perbedaan antara lain. Bentuk daun, tinggi tumbuhan, warna tumbuhan. IPA sebagai produk ada 4
antara lain:

Fakta adalah pernyataan tentang benda yang benar-benar ada atau terjadi

Contoh: Harimau adalah hewan pemakan daging (karnivora)


Konsep adalah kumpulan dari beberapa fakta yang saling berhubungan

Contoh: Manusia

Prinsip adalah kumpulan dari beberapa konsep

Contoh: Tumbuhan akan tumbuh keatas

Teori atau hukum adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima

Contoh: Teori Jean Peaget, Hukum Newton.

3. Hakikat IPA sebagai proses

Proses adalah urutan atau langkah-langkah suatu kegiatan untuk memperoleh hasil pengumpulan
data melalui metode ilmiah. Contoh: pengamatan tentang tumbuhan kacang hijau ditempat terang
dan ditempat gelap.

Tahapan dalam proses penelitian adalah :

· Observasi : pengamatan suatu objek berdasarkan ciri-cirinya dengan menggunakan beberapa


indera.

· Klasifikasi : pengelompokan objek pengamatan berdasarkan perbedaan dan persamaan sifat


yang dimiliki.

· Interpretasi : menafsirkan data-data yang telah diperoleh dari kegiatan observasi.

· Prediksi : memperkirakan apa yang akan terjadi berdasarkan kecenderungan atau pola
hubungan yang terdapat pada data yang telah diperoleh.

· Hipotesis : suatu pernyataan berupa dugaan tentang kenyataan-kenyataan yang terdapat dialam
melalui proses pemikiran.

· Mengendalikan variable : mengatur variable sedemikian rupa sehingga perbedaan pada akhir
eksperimen adalah benar-benar karena pengaruh variabel yang diteliti.

· Merencanakan dan melaksanakan penelitian

· Menetapkan format tabulasi data

4. IPA sebagai sikap ilmiah.

Harlen, dalam Herson (2009) menyebutkan, sebagai individu yang berkecimpung dalam ilmu
alamiah, maka sikap baru peserta didik yang akan terbentuk adalah sikap ilmiah. Hal ini memberi
penekanan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya kumpulan pengetahuan fakta untuk dihafal,
tetapi ada proses aktif penemuan menggunakan pikiran dan sikap dalam mempelajarinya. Menurut
Wynne Harlen dalam Suryani (2016) setidaknya ada delapan aspek sikap ilmiah yang dapat
dikembangkan pada siswa:

1. Sikap peduli lingkungan, dalam hal ini ikut menjaga kebersihan lingkungan.

2. Sikap ingin tahu, menjawab pertanyaan guru dengan antusias dan memperhatikan objek yang
diamati.
3. Sikap terbuka, dalam hal ini menghargai pendapat temuan orang lain.

4. Sikap berpikir kritis, menanyakan setiap prubahan atau hal baru, mengulang kegiatan yang
telah dilakukan.

5. Sikap tekun, mengerjakan tugas yang diinstruksikan dengan sungguh-sungguh.

6. Sikap teliti, memeriksa kembali jawaban.

7. Sikap tanggung jawab, melakukan tes individu dengan baik.

8. Sikap jujur, tidak menyontek pada saat mengerjakan tugas.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ilmu Pengetahuan Alam adalah kumpulan pengetahuan berupa teori-teori mengenai peristiwa-
peristiwa yang terjadi di alam dan telah diuji kebenarannya, melalui proses metode ilmiah dari
pengamatan, studi, dan pengalaman disertai sikap ilmiah di dalamnya. Secara garis besar Ilmu
Pengetahuan Alam memiliki empat komponen yaitu: IPA sebagai konsep, IPA sebagai produk, IPA
sebagai Proses, dan IPA sebagai sikap ilmiah. Hal tersebut sejalan dengan fungsi dan tujuan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang bukan hanya kumpulan pengetahuan dan fakta untuk
dihafal, tetapi ada proses aktif menemukan menggunakan pikiran dan sikap dalam mempelajarinya.

B. Saran

Berdasarkan penulisan makalah ini, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Mahasiswa hendaknya dapat menguasai dan memahami hakikat pembelajaran


IPA di sekolah sebagai bekal dalam mengajarkan mata pelajaran IPA.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. 2002. A taxonomi f learning teaching and assessing: A revision of
blooms taxonomy educational.

Collete, AT & Chiappetta, EL. 1994. Science instruction in the middle and Secondary School (3rd ed).
New York: Merril

Faizal Nisbah. 2013. Hakikat IPA. Semarang: Aneka Ilmu.

Iis Suryani. 2016. Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap ilmiah pada pembelajaran dengan model
latihan penelitian di sekolah dasar . (Skripsi). Program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

Karso, dkk. 1993. Dasar Dasar Pendidikan IPA. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Rahayu, Nina. 2014. Implementasi Keterampilan Proses Pada Pembelajaran IPA di Kelas IV C SD
Muhammadiyah Condongcatur Sleman. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Suastra, I W. 2009. Pembelajaran Sains Terkini: Mendekatkan Siswa dengan Lingkungan Alamiah dan
Sosial Budayanya. Singaraja: Penerbit Universitas Pendidikan Ganesha.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Surabaya: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai