Anda di halaman 1dari 5

RESUME MATA KULIAH KAJIAN DAN ISU PEMBELAJARAN IPA DI SD

MUTAKHIR

Hakikat IPA dan Pembelajaran IPA di SD

A. Hakikat IPA
1. Karakteristik IPA
Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains ini
berasal dari Bahasa Latin yaitu scientia yang berarti “saya tahu”. IPA merupakan cabang
pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan
tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan
yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Definisi
ini memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang pengetahuan yang dibangun berdasarkan
pengamatan dan klasifikasi data, dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang
bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala-
gejala alam. Dengan demikian, pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala
alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan
melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.
Hal yang membedakan metode ilmiah dalam IPA dengan ilmu lainnya adalah cakupan dan
proses perolehannya. IPA meliputi dua cakupan yaitu IPA sebagai produk dan IPA sebagai proses.
IPA sebagai disiplin ilmu memiliki ciri-ciri sebagaimana disiplin ilmu lainnya. Adapun ciri umum
dari suatu ilmu pengetahuan adalah merupakan himpunan fakta serta aturan yang menyatakan
hubungan antara satu dengan lainnya. Sebagai ilmu, IPA memiliki karakteristik yang
membedakannya dengan bidang ilmu lain. Ciri-ciri khusus tersebut dipaparkan berikut ini:
a. IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua
orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh
penemunya.
b. IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam
penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
c. IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khusus,
yaitu dengan melakukan observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimen,
observasi, dan demikian seterusnya saling keterkaitan antara cara yang satu dengan cara yang
lain.
d. IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi, dan sikap. Produk dapat berupa fakta,
prinsip, teori, dan hukum. Proses merupakan prosedur pemecahan masalah melalui metode
ilmiah, meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau
penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimen; evaluasi, pengukuran, dan penarikan
kesimpulan. Aplikasi merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari. Sikap merupakan rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam,
makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat
dipecahkan melalui prosedur yang benar.
2. Karakteristik Belajar IPA
Cakupan dan proses belajar IPA di sekolah memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Proses belajar IPA melibatkan hamper semua alat indera, seluruh proses berpikir, dan berbagai
macam Gerakan otot.
b. Belajar IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara (Teknik). Misalnya,
observasi, eksplorasi, dan eksperimen.
c. Belajar IPA memerlukan berbagai macam alat, terutama untuk membantu pengamatan.
d. Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu ilmiah (missal seminar, konferensi),
studi kepustakaan, mengunjungi suatu objek, penyusunan hipotesis, dan yang lainnya.
e. Belajar IPA merupakan proses aktif. Dalam belajar IPA, siswa mengamati obyek dan peristiwa,
mengajukan pertanyaan, memperoleh pengetahuan, menyusun penjelasan tentang gejala alam,
menguji penjelasan tersebut, dan mengkomunikasikan gagasannya pada pihak lain.
B. Kedudukan IPA Sebagai Proses, Produk, dan Sikap Ilmiah
1. IPA Sebagai Proses
IPA sebagai proses mengandung pengertian cara berpikir dan bertindak untuk menghadapi
atau merespons masalah-masalah yang ada di lingkungan. Jadi, IPA sebagai proses menyangkut
proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil (produk) inilah yang kemudian dikenal sebagai
proses ilmiah. Perwujudan proses-proses ilmiah ini berupa kegiatan ilmiah yang disebut sebagai
inkuiri/penyelidikan ilmiah. Sejumlah proses IPA yang dikembangkan para ilmuwan dalam mencari
pengetahuan dan kebenaran ilmiah disebut sebagai keterampilan proses IPA. Adapun jenis-jenis
keterampilan proses, antara lain sebagai berikut:
1) Mengamati adalah kegiatan yang melibatkan satu atau lebih alat indera. Pada tahap
pengamatan orang hanya mengatakan kejadian yang mereka lihat, dengar, raba, rasa, dan cium.
2) Menggolongkan/Mengklasifikasi adalah memilah berbagai obyek dan/atau peristiwa
berdasarkan persamaan sifat khususnya, sehingga diperoleh kelompok sejenis dari obyek atau
peristiwa yang dimaksud.
3) Mengukur adalah kegiatan membandingkan benda yang diukur dengan satuan ukuran tertentu
yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk kegiatan mengukur diperlukan bantuan alat-alat ukur
yang sesuai dengan benda yang diukur.
4) Mengkomunikasikan adalah kegiatan menyampaikan perolehan fakta, konsep dan prinsip ilmu
pengetahuan dalam bentuk audio, visual, dan/atau audio visual. Cara-cara komunikasi yang
sering digunakan dalam ilmu pengetahuan selain dengan Bahasa tulis maupun lisan adalah
melalui sajian bentuk grafik, table, gambar, bagan, symbol/lambing, persamaan matematika.
5) Menginterpretasi Data adalah memberi makna pada data yang diperoleh dari pengamatan
karena data tidak berarti apa-apa sebelum diartikan.
6) Memprediksi adalah menduga sesuatu yang akan terjadi berdasarkan pola-pola peristiwa atau
fakta yang sudah terjadi.prediksi biasanya dibuat dengan cara mengenal kesamaan dari hasil
berdasarkan pada pengetahuan yang sudah ada, mengenal bagaimana kebiasaan terjadinya
suatu peristiwa berdasarkan pola kecenderungan. Prediksi berkaitan erat dengan observasi,
klasifikasi, dan penarikan kesimpulan.
7) Menggunakan Alat adalah kegiatan merangkai dan menggunakan alat-alat untuk kegiatan
pengujian atau kegiatan percobaan/eksperimen.
8) Melakukan percobaan adalah keterampilan untuk mengadakan pengujian terhadap ide-ide yang
bersumber dari fakta, konsep, dan prinsip.
9) Menyimpulkan adalah keterampilan memutuskan keadaan suatu objek berdasarkan fakta,
konsep, prinsip yang diketahui.
Selain itu, Adapun jenis-jenis keterampilan proses IPA terintegrasi, antara lain:
1) Merumuskan masalah merupakan salah satu tahapan dari suatu kegiatan penyelidikan ilmiah,
setelah masalah yang akan diteliti ditetapkan.
2) Mengidentifikasi Variabel merupakan suatu kegiatan menentukan jenis variable dalam suatu
penelitian.
3) Mendeskripsikan hubungan antar variable perlu dilakukan karena deskripsi tersebut dapat
memperjelas tentang bagaimana penelitian dilaksanakan, dan data apa yang harus
dikumpulkan.
4) Mengendalikan variable merupakan kegiatan menentukan atau mengatur variasi/macam-
macam suatu variable bebas penelitian.
5) Mendefinisikan variable secara operasional adalah memberikan penjelasan secara operasional
terhadap variable penyelidikan agar jelas bagaimana kedudukan dan penggunaan variable
dalam penyelidikan. Definisi operasional variabel meliputi variabel bebas, variabel terikat, dan
variabel control.
6) Memperoleh dan menyajikan data dalam bentuk table, grafik, dan atau/gambar disesuaikan
dengan jenis datanya.
7) Menganalisis data sebagai menginterpretasi data. Selanjutnya hasil interpretasi data
dibandingkan dan diintegrasikan dengan teori yang relevan dengan masalah penyelidikan,
dan/atau dibandingkan dan diintegrasikan dengan temuan penelitian lain yang relevan.
8) Merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara dari peneliti
terhadap permasalahan penelitian yang telah dirumuskan. Hipotesis dirumuskan berdasarkan
hasil kajian teori yang relevan.
9) Merancang penelitian merupakan keterampilan proses yang terdiri dari urutan berbagai
keterampilan proses.
10) Melakukan penyelidikan/percobaan. Keterampilan proses melakukan percobaan yang dapat
dikembangkan di SD/MI dalam mata pelajaran IPA adalah percobaan-percobaan sederhana
yang dilakukan untuk membangun konsep-konsep, dan/atau prinsip-prinsip dasar IPA, bukan
membangun teori baru, atau menerapkan teori.
2. IPA Sebagai Produk
Produk IPA adalah sekumpulan hasil kegiatan empiric dan kegiatan analitik yang dilakukan
oleh para ilmuwan. Bentuk-bentuk produk IPA meliputi istilahm fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur. Produk IPA yang disebut istilah adalah sebutan, symbol atau nama dari benda-benda dan
gejala-gejala alam, orang, tempat.
a. Fakta adalah pernyatan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-
peristiwa yang benar-benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif.
b. Konsep merupakan penjelasan tentang ciri-ciri utama untuk mengklasifikasikan sekelompok
benda atau kejadian.
c. Prinsip diartikan sebagai generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep. Prinsip
merupakan deskripsi tentang obyek atau kejadian/fenomena. Dalam IPA prinsip dapat berupa
hipotesis, teori, atau hukum.
d. Prosedur diartikan sebagai Langkah-langkah dari suatu rangkaian kejadian, suatu proses, atau
suatu kerja.
3. IPA Sebagai Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah adalah sikap tertentu yang diambil dan dikembangkan oleh ilmuwan untuk
mencapai hasil yang diharapkan. Sikap ilmiah meliputi:
a. Obyektif terhaap fakta.
b. Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung kesimpulan
itu.
c. Berhati terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain, walaupun
gagasan tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri.
d. Tidak mencampur-adukkan fakta dengan pendapat.
e. Bersikap hati-hati.
f. Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan yang tinggi.
C. Pembelajaran IPA di SD
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah
pengetahuannya, pemahamannya sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya kecakapan dan
kemampuannya dan aspek lainnya yang ada pada individu. Kegiatan pembelajaran merupakan proses
untuk mendapatkan hasil belajar. Hasil dari proses belajar tidak hanya pada ranah pengetahuannya saja,
namun juga pada ranah yang lainnya seperti hasil belajar afektif maupun psikomotor. Tujuan
pembelajaran IPA menurut Depdiknas sebagai berikut:
1. Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
2. Pengetahuan tentang dasar dari prinsip dan konsep, fakta yang ada di alam, hubungan saling
ketergantungan, dan hubungan antara sains dan teknologi.
3. Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan, memecahkan masalah dan melakukan
observasi
4. Sikap ilmiah antara lain kritis, obyektif, jujur terbuka, benar dan dapat bekerja.
5. Kebiasaan mengembangkan kemampuan berpikir kritis analitis induktif dan deduktif dengan
menggunakan konsep dan prinsip sains untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam.
6. Apresiatif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari keindahan perilaku alam serta
penerapannya dalam teknologi.
Berdasarkan tujuan tersebut dapat diketahui bahwa pada pembelajaran IPA, hasil belajar yang
ingin dikembangkan juga terdapat tiga macam, dari pengetahuannya, sikap ilmiah dan keterampilan
proses dalam pembelajaran IPA. Diharapkan ketiga unsur ini dapat muncul pad diri peserta didik,
sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh memahami fenomena alam
melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah dan meniru cara dan sikap ilmuwan bekerja dalam
menemukan fakta baru.
Keterampilan proses dasar IPA dikembangkan dalam proses pembelajaran IPA di sekolah
dasar. Hal ini disebabkan kemampuan kognitif siswa sekolah dasar yang tidak dapat dibandingkan
dengan struktur kognitif ilmuwan, sehingga siswa perlu diberikan kesempatan untuk berlatih
keterampilan-keterampilan proses IPA yang disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif siswa
SD.
Dalam melatih keterampilan-keterampilan proses dasar IPA dan sikap ilmiah, diperlukan suatu
pembelajaran yang tidak hanya siswa berperan sebagai penerima namun siswa harus mengalami sendiri
pengalamannya dalam memahami ilmu tersebut, sehingga pada akhirnya dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari siswa, selain itu pembelajaran IPA juga diarahkan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir siswa mellaui permasalahan-permasalahan yang ada dalam kehidupan siswa.
Sehingga siswa terbiasa untuk berpikir dan bersikap ilmiah. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di
SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsumg melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai