SUPERVISI
PEMBELAJARAN
IPA
Mata Diklat
Karakteristik Pembelajaran
IPA
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
IPA memiliki karakteristik tersendiri untuk membedakan dengan mata pelajaran lain. IPA
merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, penerapannya terbatas pada
gejala-gejala alam, lahir, dan berkembang melalui metode ilmiah, dan mempunyai nilai
ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan kembali oleh semua orang dengan
menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan oleh penemu
terdahulu. Tujuan pembelajaran IPA adalah memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan keterampilan proses dan melatih siswa untuk dapat berpikir
serta bertindak secara rasional dan kritis terhadap persoalan yang bersifat ilmiah yang
ada di lingkungannya.
2
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
2. Tujuan Pembelajaran.
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata diklat ini, peserta diklat dapat
memahami karakteristik IPA dan karakteristik pembelajaran IPA.
a. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar yang ingin dicapai dari mata diklat ini adalah peserta diklat
diharapkan mampu mendeskripsikan tentang karakteristik IPA dan karakteristik
pembelajaran IPA.
3
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
B. URAIAN MATERI
Banyak di antara kita yang memandang karakteristik IPA sebagai kumpulan pengetahuan
(fakta, konsep, hukum, teori) tentang fenomena-fenomena alam. Pikiran seperti itu
tidak salah, namun kurang lengkap. Sesungguhnya IPA memiliki dua dimensi, yaitu
“dimensi dinamik” dan “dimensi statik” (Mannoia, 1980). Dimensi dinamik dari IPA
menggambarkan IPA sebagai aktivitas penyelidikan (investigasi) atau inkuiri ilmiah
dengan menggunakan metode-metode ilmiah, yang mengandalkan keterampilan-
keterampilan proses saintifik, seperti observasi, pengumpulkan data, klasifikasi,
eksperimentasi, dsb.). Sementara itu, dimensi statik dari IPA menggambarkan IPA
sebagai produk sistem ide-ide (konten IPA), yang pada dasarnya merupakan produk dari
aktivitas penyelidikan ilmiah (Farmer dan Farrell, 1980). Oleh sebab itu dapat dikatakan
bahwa karakteristik IPA pada hakikatnya merupakan proses (penyelidikan ilmiah) dan
produk (pengetahuan saintifik). Produk-produk IPA adalah hasil yang diperoleh dari
proses IPA, sebagaimana diilustrasikan pada Gambar di bawah ini.
Carin (1993) dalam PMP IPA (Puskur, 2014) menyatakan bahwa IPA sebagai produk atau
isi mencakup fakta, konsep, prinsip, hukum-hukum, dan teori IPA. Jadi pada hakikatnya
IPA mempunyai karakteristik tiga komponen dasar, yaitu sikap ilmiah, proses ilmiah, dan
produk ilmiah. Hal ini berarti bahwa IPA mempunyai karakteristik tidak hanya terdiri atas
kumpulan pengetahuan atau berbagai macam fakta yang dihapal, IPA juga merupakan
4
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari gejala-gejala alam
yang belum dapat direnungkan.
IPA sebagai proses/metode penyelidikan (inquiry methods) meliputi cara berpikir, sikap,
dan langkah-langkah kegiatan saintis untuk memperoleh produk-produk IPA atau ilmu
pengetahuan ilmiah, misalnya observasi, pengukuran, merumuskan dan menguji
hipotesis, mengumpulkan data, bereksperimen, dan prediksi. Dalam konteks itu, IPA
bukan sekadar cara bekerja, melihat, dan cara berpikir, melainkan ‘science as a way of
knowing’. Artinya, IPA sebagai proses juga dapat meliputi kecenderungan
sikap/tindakan, keingintahuan, kebiasaan berpikir, dan seperangkat prosedur.
Sementara nilai-nilai IPA berhubungan dengan tanggung jawab moral, nilai-nilai sosial,
manfaat IPA untuk IPA dan kehidupan manusia, serta sikap dan tindakan (misalnya,
keingintahuan, kejujuran, ketelitian, ketekunan, hati-hati, toleran, hemat, dan
pengambilan keputusan). Berdasarkan berbagai pandangan di atas. IPA harus
dipandang sebagai cara berpikir untuk memahami alam, melakukan penyelidikan, dan
sebagai kumpulan pengetahuan.
2. Produk Sains
1) Fakta
Fakta adalah peristiwa yang terjadi dan dicatat dengan tanpa perbedaan
pendapat. Fakta diamati sama oleh semua pengamat. Bahwa logam memuai
ketika dipanaskan adalah fakta. Begitupun dengan matahari yang muncul dari
timur dan tenggelam di barat, diamati sama oleh manusia di Bumi. Fakta dapat
dibuktikan benar salahnya melalui observasi saintifik. Fakta mengenai fenomena
alam menjadi sumber bagi pengembangan IPA. Peran fakta dalam
pengembangan IPA adalah menjadi landasan bagi verifikasi (membuktikan
kebenaran) teori, dan falsifikasi (membuktikan kesalahan) teori, modifikasi teori
agar dapat menjelaskan lebih luas fenomena, bahkan melahirkan teori baru.
2) Data
5
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
Data merupakan fakta yang terpilih yang diperoleh dengan cara khusus untuk
tujuan tertentu sesuai yang dipertimbangkan tepat oleh peneliti.
3) Konsep
6
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
5) Teori
Pada dasarnya, teori merupakan sistem penalaran logis yang dikontruksi secara
hati-hati dengan asumsi-asumsi tertentu tentang sifat alam. Asumsi ialah hal-hal
masuk akal yang diterima secara tentatif tanpa bukti-bukti yang menunjangnya
(Farmer dan Farrell, 1980). Teori kinetik molekul mengasumsikan gas terdiri atas
molekul-molekul dan ruang, dan molekul tersebut bergerak lurus hingga
bertumbukan secara elastik sempurna dengan dengan molekul sejenisnya atau
dengan dinding wadahnya. Teori kinetik molekul digagas oleh Robert Clausius
dengan menggunakan penalaran abduktif (abductive reasoning), yakni proses
inferensi logis dari observasi menuju teori (Mannoia, 1980).
Teori menjelaskan tentang apa yang terjadi di alam, atau penjelasan mengapa
gejala terjadi. Oleh karenanya teori dapat dipandang sebagai jawaban terhadap
pertanyaan “mengapa”. Mengapa dalam kondisi tertentu gas-gas memenuhi
7
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
hukum-hukum gas ideal, PV = nRT, dapat dijelaskan oleh teori kinetik molekul.
Lebih luas lagi, teori memegang peranan penting dalam mengarahkan
observasi, merangkum pengetahuan, memprediksi, dan mengendalikan fakta.
Oleh karenanya, kedudukan teori sangat penting dalam riset ilmiah, teori
terutama dirujuk untuk menggagas hipotesis (eksplanasi terhadap fakta) sebagai
langkah awal dari keseluruhan proses inkuiri ilmiah.
6) Model
Model dalam IPA adalah representasi dari suatu fenomena (obyek, proses,
sistem) sesuai dengan teori yang melandasinya. Model dikonstruksi untuk
memberikan gambaran yang lebih jelas tentang fenomena (Gilbert, Boulter &
Elmer, 2000). Model tatasurya dari atom Bohr dikonstruksi untuk
merepresentasikan (lebih kongkrit & visual) teori atom Bohr. Begitupun dengan
model orbital s (bulat), dan orbital-orbital p (seperti halter) yang dikonstruksi
untuk merepresentasikan kedua macam orbital tersebut menurut teori atom
berbasis mekanika kuantum.
Perlu dicatat bahwa sangat sukar untuk memodelkan teori secara sempurna,
sehingga model selalu mengandung sedikit kesalahan. Dalam pendidikan,
dikenal berbagai model mengajar/pembelajaran (teaching models) sebagai
representrasi proses pembelajaran yang sesuai dengan teori relevan, sehingga
setiap model pembelajaran mempunyai sintaks (langkah-langkah proses)
tertentu.
3. Proses-Proses IPA
1) Observasi
8
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
2) Pengumpulan Data
Pengumpulan data merujuk pada aneka proses dan teknik untuk secara
sistematik mengumpulkan dan mencatat data, serta pada kondisi apa data
dikumpulkan. Walaupun observasi sebagai proses dasar untuk memperoleh
fakta/peristiwa tentang alam, pengumpulan data (data gathering) berbeda
dengan observasi. Pertimbangan perlu dilakukan sebelum proses pengumpulan
data dimulai untuk menentukan fakta mana yang relevan, bagaimana dan
bilamana observasi akan dilakukan. Data deskriptif dikumpulan dan dicatat
dalam bentuk kata-kata tertulis atau simbol-simbol yang dicatat secata
sistematik. Sedangkan data kuantitatif dikumpulkan secara sistematik dari
pengukuran-pengukuran dengan alat-alat ukur dan prosedur pengukuran secara
konsisten.
Data adalah penting, namun data tidak berarti sebelum dianalisis sehingga pola
data dipahami, dan maknanya ditafsirkan. Analisis dan interpretasi data
melibatkan “reduksi data”, yakni aplikasi matematika/statistika untuk
mengungkap pola-pola dari data mentah (raw data) berdasarkan data yang
tersedia, serta interpolasi dan ekstrapolasi data berdasarkan pola-pola data
tersebut. Kehadiran program-program aplikasi komputer analisis data
membantu dalam manajemen dan analisis data untuk menemukan relasi-relasi
antarvariabel penelitian.
4) Klasifikasi
9
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
5) Eksperimen
Kajian hakikat IPA meliput juga karakteristik pengetahuan ilmiah dalam IPA. Sintesis dari
pikiran sejumlah penulis (Wenning, 2015; Poh, 2005; menunjukkan karakteristik
pengetahuan ilmiah antara lain:
10
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
tangguh (robust), namun pengetahuan ilmiah terbuka untuk revisi dan perubahan
sesuai dengan bukti baru yang didapat.
4) Imajinatif dan Kreatif: IPA memerlukan imajinasi dan kreativitas, khususnya dalam
melakukan inferensi terhadap fenomena yang diobservasi. Observasi
mendeskripsikan apa yang diinderai, sedangkan inferensi dibuat berdasarkan
interpretasi terhadap data observasi secara imajinatif dan kreatif.
5) Teruji: Pengetahuan saintifik harus dapat diuji. Laporan penemuan ilmiah harus
dilaporkan secara jelas prosedurnya dalam jurnal ilmiah, sehingga ilmuwan lain
dapat menginvestigasi ulang terhadap persoalan yang sama. Pengetahuan ilmiah
menjadi kokoh jika banyak peneliti lain membuktikan kebenaran pengetahuan baru
yang ditemukan.
5. Metode Ilmiah
Pernahkah ibu bapak guru IPA mengajak peserta didik melakukan penelitian dengan
obyek tentang Ilmu Pengetahuan Alam?. Di dalam kurikulum IPA SMP terdapat materi
bagaimana cara melakukan pengamatan suatu obyek dan mengukur dengan berbagai
alat ukur. Kegiatan tersebut melatihkan contoh keterampilan proses IPA. Untuk
11
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
melakukan penelitian lebih lanjut ada beberapa keterampilan atau kegiatan ilmiah yang
harus dilakukan atau yang dikenal dengan kerja langkah-langkahnya atau metode
ilmiah.
Ada hal-hal penting diinformasikan pada peserta didik cara melakukan kegiatan metode
ilmiah diantaranya:
Metode ilmiah atau scientific method adalah metode untuk melakukan penelitian
suatu objek atau merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan
secara sistematis berdasarkan bukti fisik. Metode ilmiah meliputi kegiatan
melakukan pengamatan dan melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis
sampai menyimpulkan, mengkomunikasikan hasil. Urutan langkah-langkah
metode ilmiah adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang
eksperimen, menyimpulkan danmelaporkan hasil
Tahap Kegiatan
Merumuskan Merumuskan masalah merupakan langkah awal penelitian.
masalah Masalah dapat berupa hal-hal yang menarik untuk
diketahui dan dipecahkan. Untuk merumuskan masalah
dengan baik, harus diawali dengab identifikasi masalah
dahulu. Rumusan masalah biasanya dituliskan dalam
kalimat tanya.
Merumuskan Pada saat merumuskan masalah, kita juga sebenarnya
Hipotesis dapat menduga jawaban sementara dari masalah tersebut
atauyang dikenal sebagai hipotesis.
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan yang
masih memerlukan pembuktian kebenarannya kalian
12
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
Tahap Kegiatan
Merancang Setelah menentukan perumusan masalah dan hipotesis,
eksperimen peneliti dapat merancang eksperimen. Merancang
eksperimen mulai dari menentukan tujuan, menyiapkan
alat bahan, menentukan data yang akan dikumpulkan,
menentukan teknik dan proses pengumpulan data dalam
penelitian. Pada saat merancang eksperimen kalian juga
harus memperhatikan faktor –faktor atau variabel yang
mempengaruhi penelitian. Dalam suatu eksperimen
terdapat tiga macam variabel yang sama pentingnya, yaitu
variabel manipulasi, variabel respon, dan variabel kontrol.
Variabel manipulasi adalah suatu variabel yang secara
sengaja diubah atau dimanipulasi dalam suatu situasi.
Variabel respon adalah variabel yang berubah sebagai
hasil akibat dari kegiatan manipulasi.
Variabel kontrol adalah variabel yang sengaja
dipertahankan konstan agar tidak berpengaruh
terhadap variabel respon.
Melakukan Melakukan eksperimen merupakan kegiatan penelitian
eksperimen untuk menguji hipotesis. Kegiatan dimulai dari
mengumpulkan data hasil eksperimen dalam bentuk
catatan atau uraian, tabel, atau diagram. Selama
kegiatan ada keterampilan-keterampilan proses dasar
yang akan harus dilakukan dengan tepat. Misalnya: -Cara
mengamati, Cara mengklasifikasi yaitu menggolongkan
berdasarkan persamaan dan perbedaan, cara
menyimpulkan dan membuat laporan untuk presesntasi.
Pada saat merancang eksperimen kalian telah
mengidentifikasi variabel, pada pelaksanaan
eksperimennya kalian harus memperkhatikan
bagaimana cara melakukan percobaan agar data tetap
terkontrol. Misalnya kalau menggunakan thermometer
dalam percobaan, termometernya harus satu saja karena
kadang-kadang thermometer yang berbeda keakuratnnya
berbeda. Kalau mengukur volume larutan gunakan gelas
ukur yang satu merk dan ukuran yang sesuai dengan
volum yang diinginkan.
Menyimpulkan Menyimpulkan hasil eksperimen didasarkan atas hasil
analisis data dengan mereview data dan mencek kembali
apakah hipotesis yang diajukan itu benar
Kesimpulan yang diperoleh dapat digunakan untuk
13
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
Tahap Kegiatan
mendukung hipotesis penelitian dan dapat menjawab
permasalahan. Jika kesimpulan percobaan tidak sesuai
dengan hipotesis maka harus dilakukan tinjauan ulang
terhadap proses penelitian
Melaporkan Setelah penelitian selesai kalian dapat membuat laporan
Hasil hasil. Laporan mencakup hal-hal yang dihasilkan pada
setiap tahap kegiatan metode ilmiah. Ditulis secara
sistematis, dengan bahasa yang singkat, jelas dan
menggunakan Bahasa Indonesia yang benar
Pada materi pembelajaran IPA ada topik dimana peserta didik dapat melakukan
kegiatan dengan langkah-langkah metode ilmiah ini, misalnya menentukan
pengaruh perubahan suhu terhadap perubahan volume balon, pengaruh detergen
pada kehidupan ikan, membandingkan kecepatan kelarutan obat berbentuk tablet
dan serbuk. menentukan hantaran kalor dari beberapa logam atau pengaruh cahaya
terhadap fotosintesis. Untuk lebih memahami langkah-langkah metode ilmiah
dalam melakukan penelitian peserta didik dapat dilatih dulu dengan penelitian yang
paling sederhana yang tidak memerlukan zat kimia dii laboratorium, contohnya
sebagai berikut.
14
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
15
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
Dari contoh diatas diharapkan siswa dapat menerapkan metode ilmiah selanjutnya
dikaitkan dengan topik-topik IPA yang dibahas di kelas VII, VIII dan IX. Tetapi
sebelum menugaskan kepada siswa, Anda sebagai guru harus mencoba dahulu
merancang kegiatan ini sebagai contoh lain untuk dipelajari siswa.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu
pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara
langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah
( Puskur, 2007).
Pada tabel berikut ini disajikan jenis-jenis indikator keterampilan proses beserta sub
indikatornya.
16
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
17
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
a) Mengamati
18
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
b) Mengukur
Keterampilan mengukur dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan pengembangan satuan-satuan yang cocok dari
ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, dan sebagainya. Menurut Carin
dalam Poppy, 2010 mengukur adalah membuat observasi kuantitatif dengan
membandingkannya terhadap standar yang kovensional atau standar non
konvensional.
Contoh : Peserta didik melakukan pengukuran suhu menggunakan
termometer, menimbang berat benda dengan berbagai neraca dan
mengukur volume cairan menggunakan gelas ukur.
c) Mengklasifikasikan
Klaslifikasi adalah proses yang digunakan ilmuwan untuk mengadakan
penyusunan atau pengelompokan atas objek-objek atau kejadian-kejadian.
Keterampilan klasifikasi dapat dikuasai bila peserta didik telah dapat
melakukan dua keterampilan berikut ini.
19
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
d) Menyimpulkan
Menyimpulkan didalam keterampilan proses dikenal dengan istilah
inferensi. Inferensi adalah sebuah pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta
hasil pengamatan. Hasil inferensi dikemukakan sebagai pendapat seseorang
terhadap sesuatu yang diamatinya. Pola pembelajaran untuk melatih
keterampilan proses inferensi, sebaiknya menggunakan pembelajaran
konstruktivisme, sehingga siswa belajar merumuskan sendiri inferensinya.
Berdasakan data percobaan apa yang dimaksud dengan asam dan basa?
e) Mengomunikasikan
20
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
f) Memprediksi
Prediksi dalam sains adalah perkiraan yang didasarkan pada hasil
pengamatan yang nyata. Memprediksi berarti pula mengemukakan apa yang
mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati berdasarkan penggunaan
pola yang ditemukan sebagai hasil penemuan. Keterampilan meramalkan
atau prediksi mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang
sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderunganatau pola
yang sudah ada.
Contoh :
Peserta didik diminta membuat suatu prediksi
Apa yang akan terjadi jika air dibiarkan didalam piring lebar dibiarkan
berhari-hari?
Apa yang akan terjadi pada lampu senter jika ada pemasangan batu
baterai nya terbalik ?
g) Mengidentifikasikan Variabel
Variabel adalah satuan besaran kualitatif atau kuantitatif yang dapat
bervariasi atau berubah pada suatu situasi tertentu. Besaran kualitatif
adalah besaran yang tidak dinyatakan dalam satuan pengukuran baku
tertentu. Besaran kuantitatif adalah besaran yang dinyatakan dalam satuan
21
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
pengukuran baku tertentu misalnya volume diukur dalam liter dan suhu
diukur dalam 0 C.
Keterampilan identifikasi variabel dapat diukur berdasarkan tiga tujuan
pembelajaran berikut.
Variabel manipulasi adalah suatu variabel yang secara sengaja diubah atau
dimanipulasi dalam suatu situasi. Variabel respon adalah variabel yang
berubah sebagai hasil akibat dari kegiatan manipulasi.
Variabel kontrol adalah variabel yang sengaja dipertahankan konstan agar
tidak berpengaruh terhadap variabel respon.
h) MengInterpretasikan Data
Fakta atau data yang diperoleh dari hasil observasi sering kali memberikan
suatu pola. Pola dari fakta/data ini dapat ditafsirkan lebih lanjut menjadi
suatu penjelasan yang logis. Karakteristik keterampilan interpretasi
diantaranya: mencatat setiap hasil pengamatan, menghubungkan-
hubungkan hasil pengamatan, menemukan pola atau keteraturan dari suatu
seri pengamatan dan menarik kesimpulan.
Keterampilan interpretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data,
analisis data, dan mendeskripsikan data. Mendeskripsikan data artinya
menyajikan data dalam bentuk yang mudah difahami misalnya bentuk tabel,
grafik dengan angka-angka yang sudah dirata-ratakan. Data yang sudah
dianalisis baru diinterpretasikan menjadi suatu kesimpulan atau dalam
bentuk pernyataan. Data yang diinterpretasikan harus data yang
membentuk pola atau beberapa kecenderungan.
22
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
i) Merumuskan Hipotesis
Hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang
merupakan pekerjaan tentang pengaruh yang akan terjadi dari variabel
manipulasi terhadap variabel respon. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk
pernyataan bukan pertanyaan, pertanyaan biasanya digunakan dalam
merumuskan masalah yang akan diteliti (Nur, 1996). Hipotesis dapat
dirumuskan secara induktif dan secara deduktif. Perumusan secara induktif
berdasarkan data pengamatan, secara deduktif berdasarkan teori. Hipotesis
dapat juga dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah.
Hipotesis dapat juga dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan
masalah.
Waktu Jumlah
Tempat Terang Tempat Gelap
5 menit 20 2
10 menit 45 8
15 menit 65 12
23
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
Rumusan hipotesis :Makin tinggi suhu air, makin cepat kelarutan gula
Identifikasi variabel:
Variabel Manipulasi : Suhu
Variabel Respon : Waktu
Variable Kontrol : Volume air, termometer, jenis air, gelas ukur,
stopwatch, tempat air
k) Melakukan Eksperimen
24
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
7. Sikap Ilmiah
Sikap Ilmiah adalah sikap yang harus dimiliki seorang ilmuan untuk menghadapi
persoalan ilmiah. Pada saat mengikuti pembelajaran kimia, peserta didik tidak hanya
mendapatkan ilmu pengetahuan kimia dan keterampilan saja, tetapi juga dapat
memupuk sikap ilmiah seperti yang dimiliki para ilmuwan. Sikap ilmiah yang dapat
dikembangkan misalnya:
25
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
Komponen dari aktivitas pembelajaran IPA meliputi proses belajar mengajar di kelas,
pekerjaan rumah, tugas proyek, kegiatan laboratorium, kunjungan lapangan, konsultasi,
dan surfing internet (Mukhopadhyay, 2005). Wilayah kurikulum, pembelajaran dan
asesmen IPA ini selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan gambaran bagaimana kualitas
pembelajaran IPA yang telah dilakukan. Siswa diputuskan telah menguasai sebuah
Standar Kompetensi jika nilai siswa tersebut diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang telah ditetapkan oleh satuan pendidikan. Permendiknas No. 22 tahun 2005
menyatakan, pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific
inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting dalam kecakapan hidup.
Proses Sains menurut Conceptual Framework for New Science Education Standards
(2011) yaitu:
a) Mengajukan pertanyaan (untuk ilmu pengetahuan) dan mendefinisikan masalah
(untuk rekayasa)
b) Mengembangkan dan menggunakan model
c) Merencanakan dan melakukan investigasi
d) Menganalisis dan menafsirkan data
26
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
27
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
C. PENUTUP
28
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
DAFTAR PUSTAKA
Badan Akreditasi Sekolah Nasional. (2004). Instrumen Evaluasi Diri Sekolah Menengah
Pertama. Jakarta:BASNAS.
Borich, G. D. (2000). Efffective teaching methods. USA: Prentice-Hall, Inc.
Bybee, R. W., & Powell, J. C. (2014). Teaching secondary school science strategies for
developing scientific literacy. Essex: Pearson Education.
Carey, S. S. (2015). Kaidah-kaidah metode ilmiah (Terjemahan Irfan M. Zakkie). Bandung:
Nusa Media.
Depdiknas. (2006). Rencana Strategis (Renstra) Depdiknas 2005-2009. Jakarta:
Depdinknas.
Farmer. W. A., & Farrell, M. A. (1980). Systematic instruction in science for the middle
and high school years. Reading, MA: Addisson-Wesley.
Gilbert, J. K., Boulter, C. J., & Elmer, R. (2000). Positioning models in science education
and design and technology education. In J. K. Gilbert & C. J. Boulter, Developing
models in science education (pp ……). Dordrecht: Kluwer Academic.
Harry Firman. (2016). Hakikat Sains (IPA). PPPPTK IPA
Hewitt, Paul G & etc. (2007).Conceptual Integrated Science. Pearson Education: USA
Kemdikbud. (2013). Buku IPA Kurikulum 2013. Puskurbuk
Koballa & Chiapetta. 2010. Science Instruction in the Middle and Secondary
Schools.Pearson: USA.
Kusumastuti, Mimin N. (2007). Manajemen Mutu Pendidikan IPA. Makalah disajikan
dalam perkuliahan ‘Supervisi Pendidikan IPA’, tidak diterbitkan
Made & Wandi ( 2009). Hakikat IPA dan Pendidikan IPA. PPPPTK IPA
Mannoia, V. J. (1980). What is science?: An introduction to the structure and
methodology of science. Lanham, MD: University Press of America.
Mansyur, Jusman. (2007). Bidang Hasil Pokok Pendidikan IPA. Makalah disajikan dalam
perkuliahan ‘Supervisi Pendidikan IPA’, tidak diterbitkan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2016), Permendikbud No. 20 Tahun 2016 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan
29
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2016), Permendikbud No. 21 Tahun 2016 Tentang
Standar Isi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2016). Permendikbud No. 23 Tahun 2016
Teantang Standar Penilaian
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2016). Permendikbud No. 24 Tahun 2016 Tentang
Sarana dan Prasarana
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2016). Permendikbud No. 28 Tahun 2016 Tentang
Sistem Penjaminan Mutu Pendidik Dasar dan Menengah
Menteri Pendidikan Nasional. (2007). Permendiknas No. 16 tentang Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru.
NSTA. 2003. Standards for Science Teacher Preparation. Revised 2003.
Pemerintah RI. (2003). Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Pemerintah RI. (2005). Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional pendidikan.
Poh, S. P. (2005). Pedagogy of science for post graduate diploma in teaching. Kuala
Lumpur: Kumpulan Budiman.
Poppy K. Devi. ( 2014). Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pekajaran
Kimia. Pusbangprodik
Poppy K. Devi. (2016). Hakikat Pemebalaran IPA. PPPPTK IPA
Puskur. ( 2014). Permendikbud no 58 tentang kurikulum SMP. Kemdikbud
Reiss, M. (2002). What is science?. In S. Amos &R. Boohan (Eds), Teaching science in
secondary schools (pp.40-54. London: Routledge Falmer.
Reiss, M. (2010). The nature of science, in J. Frost (Ed), Learning to teach science in the
secondary school, pp. 63-73). London: Routledge.
Satori, Djam’an. (2007). Supervisi Akademik dan Penjaminan Mutu dalam Pendidikan
Persekolahan.
Sund & Trowbridge. (1967). Teaching Science by Inquiry in the Secondary School. Ohio
Wenning, C.J. (2005a). Levels of inquiry: Hierarchies of pedagogical practices and inquiry
processes. Journal of Physics Teacher Education
Wenning, C., & Vieyra, R. E. (2015). Teaching high school physics Volume I. The Authors.
30
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
LAMPIRAN
Tujuan Kegiatan:
Melalui kegiatan ini diharapkan Anda dapat mengungkapkan pengetahuan awal tentang
proses dan produk sains sebagai bahan diskusi materi Karakteristik IPA.
Langkah Kegiatan:
1. Jawablah pertanyaan berikut pada kolom yang tersedia sesuai kemampuan
Anda!
4. Perbaiki jawaban Anda setelah ada kesepakatan dan sesuai dengan sumber
bacaan yang tersedia.
Pertanyaan
1. IPA atau Sains pada hakikatnya merupakan proses dan produk. Jelaskan apa yang
dimaksud dengan proses sains dan produk sains!
Jawaban
Proses Sains:
Produk Sains:
31
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
2. Jelaskan minimal dua jenis proses dan produk sains berikut contohnya!
Jenis Proses Sains:
a. ...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Contoh
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
b. ...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Contoh
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
b. ...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
32
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
.................................................................................................................................
Contoh
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
33
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
Lembar Kerja 1.2 Proses dan Produk Sains dalam Pembelajaran IPA
Tujuan Kegiatan:
Melalui kegiatan ini diharapkan Anda dapat memberikan contoh proses dan produk
Sains sesuai dengan materi ajar yang diampu
Langkah Kegiatan :
1. Siapkanlah Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasat dan Pendidikan
Menengah
2. Cermati hasil diskusi dan bahan bacaan tentang proses dan produk sains sebagai
produk IPA
3. Berikan contoh proses dan produk sains sesuai dengan materi ajar yang Anda
ampu dan Kompetensi Dasar Mapel IPA/Fis/Kim/Bio!
4. Presentasikan hasil kerja kelompok Saudara
5. Perbaiki jawaban Anda setelah ada kesepakatan dan sesuai dengan dengan sumber
bacaan yang tersedia.
Mata Pelajaran :
Topik :
A. Proses Sains
2 Pengumpulan
data
3 Analisis dan
interpretasi
data
4 Proses
34
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
klasifikasi
5 Eksperimen
B. Produk Sains
Jenis Produk Contoh produk sains dan Kelas
No Definisi
Sains Deskripsinya dan KD
1 Konsep
2 Fakta
3 Data
4 Prinsip, Hukum,
Aturan
35
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
Keteampilan
No Indikator
Proses Sains
1. Mengamati Menggunakan alat indera yang sesuai.
(observasi) Memberi penjelasan apa yang diamati.
Memilih bentuk pengamatan yang sesuai.
Mencatat persamaan, perbedaan, keteraturan.
Membandingkan (lebih banyak/……/……/……./…….).
Membuat pengamatan dalam perioda tertentu.
Mencatat kekecualian/atau hal yg tak diharapkan.
Menjelaskan suatu pola.
Menemukenali (identifikasi menurut pola tertentu.
36
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA
Keteampilan
No Indikator
Proses Sains
hipotesis konsep dan prinsip.
Menyadari fakta bahwa terdapat terdapat beberapa
kemungkinan untuk menjelaskan suatu gejala.
Menggunakan penjelasan untuk membuat prediksi yang
sesuai dan dapat diamati atau dibuktikan
37