Anda di halaman 1dari 39

DIKLAT

SUPERVISI
PEMBELAJARAN
IPA
Mata Diklat
Karakteristik Pembelajaran
IPA
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

Karakteristik Pembelajaran IPA


Penulis:
Drs. Mamat Supriyatna, M.Pd.
Dr. Jawane Malau, M.Pd.

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

IPA memiliki karakteristik tersendiri untuk membedakan dengan mata pelajaran lain. IPA
merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, penerapannya terbatas pada
gejala-gejala alam, lahir, dan berkembang melalui metode ilmiah, dan mempunyai nilai
ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan kembali oleh semua orang dengan
menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan oleh penemu
terdahulu. Tujuan pembelajaran IPA adalah memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan keterampilan proses dan melatih siswa untuk dapat berpikir
serta bertindak secara rasional dan kritis terhadap persoalan yang bersifat ilmiah yang
ada di lingkungannya.

Berdasarkan kurikulum 2013, pembelajaran IPA di SMP dikembangkan sebagai mata


pelajaran integrative science. Penerapan pembelajaran menggunakan pendekatan
ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach). Penerapan scientific approach terdiri
dari mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Sedangkan
pendekatan keterampilan proses melakukan penyelidikan dengan menggunakan metode
ilmiah (scientific methods).

Sebagai pemimpin pembelajaran, Kepala Sekolah yang memiliki tugas melaksanakan


supervisi pembelajaran khususnya supervisi pembelajaran IPA, harus memahami konsep

2
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

karakteristik IPA dan karakteristik pembelajaran IPA. Bahan ajar Karakteristik


Pembelajaran IPA ini akan membekali Kepala Sekolah dengan pengetahuan tersebut.

2. Tujuan Pembelajaran.

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata diklat ini, peserta diklat dapat
memahami karakteristik IPA dan karakteristik pembelajaran IPA.

a. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar yang ingin dicapai dari mata diklat ini adalah peserta diklat
diharapkan mampu mendeskripsikan tentang karakteristik IPA dan karakteristik
pembelajaran IPA.

b. Indikator Pencapaian Kompetensi

Peserta diklat dapat

1. Membedakan “dimensi dinamik” dan “dimensi statik” dari IPA

2. Menguraikan minimal tiga produk sains

3. Menjelaskan karakteristik pengetahuan IPA

4. Terampil melaksanakan metode ilmiah

5. Menerapkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran IPA

6. Menjelaskan karakteristik pembelajaran IPA

3
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

B. URAIAN MATERI

1. Pengantar Karakteristik IPA dan Pembelajaran IPA

Banyak di antara kita yang memandang karakteristik IPA sebagai kumpulan pengetahuan
(fakta, konsep, hukum, teori) tentang fenomena-fenomena alam. Pikiran seperti itu
tidak salah, namun kurang lengkap. Sesungguhnya IPA memiliki dua dimensi, yaitu
“dimensi dinamik” dan “dimensi statik” (Mannoia, 1980). Dimensi dinamik dari IPA
menggambarkan IPA sebagai aktivitas penyelidikan (investigasi) atau inkuiri ilmiah
dengan menggunakan metode-metode ilmiah, yang mengandalkan keterampilan-
keterampilan proses saintifik, seperti observasi, pengumpulkan data, klasifikasi,
eksperimentasi, dsb.). Sementara itu, dimensi statik dari IPA menggambarkan IPA
sebagai produk sistem ide-ide (konten IPA), yang pada dasarnya merupakan produk dari
aktivitas penyelidikan ilmiah (Farmer dan Farrell, 1980). Oleh sebab itu dapat dikatakan
bahwa karakteristik IPA pada hakikatnya merupakan proses (penyelidikan ilmiah) dan
produk (pengetahuan saintifik). Produk-produk IPA adalah hasil yang diperoleh dari
proses IPA, sebagaimana diilustrasikan pada Gambar di bawah ini.

Proses Sains Produk sains


(ways of finding out) (system of ideas)
Observasi  Fakta
Pengumpulan dan pencatatan  Data
(data)
Klasifikasi  Konsep
Eksperimentasi  Hukum, prinsip, aturan
(Dari Farmer dan Farrell, 1980)

Gambar 1. Proses dan Produk IPA

Carin (1993) dalam PMP IPA (Puskur, 2014) menyatakan bahwa IPA sebagai produk atau
isi mencakup fakta, konsep, prinsip, hukum-hukum, dan teori IPA. Jadi pada hakikatnya
IPA mempunyai karakteristik tiga komponen dasar, yaitu sikap ilmiah, proses ilmiah, dan
produk ilmiah. Hal ini berarti bahwa IPA mempunyai karakteristik tidak hanya terdiri atas
kumpulan pengetahuan atau berbagai macam fakta yang dihapal, IPA juga merupakan

4
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari gejala-gejala alam
yang belum dapat direnungkan.

IPA sebagai proses/metode penyelidikan (inquiry methods) meliputi cara berpikir, sikap,
dan langkah-langkah kegiatan saintis untuk memperoleh produk-produk IPA atau ilmu
pengetahuan ilmiah, misalnya observasi, pengukuran, merumuskan dan menguji
hipotesis, mengumpulkan data, bereksperimen, dan prediksi. Dalam konteks itu, IPA
bukan sekadar cara bekerja, melihat, dan cara berpikir, melainkan ‘science as a way of
knowing’. Artinya, IPA sebagai proses juga dapat meliputi kecenderungan
sikap/tindakan, keingintahuan, kebiasaan berpikir, dan seperangkat prosedur.
Sementara nilai-nilai IPA berhubungan dengan tanggung jawab moral, nilai-nilai sosial,
manfaat IPA untuk IPA dan kehidupan manusia, serta sikap dan tindakan (misalnya,
keingintahuan, kejujuran, ketelitian, ketekunan, hati-hati, toleran, hemat, dan
pengambilan keputusan). Berdasarkan berbagai pandangan di atas. IPA harus
dipandang sebagai cara berpikir untuk memahami alam, melakukan penyelidikan, dan
sebagai kumpulan pengetahuan.

2. Produk Sains

1) Fakta

Fakta adalah peristiwa yang terjadi dan dicatat dengan tanpa perbedaan
pendapat. Fakta diamati sama oleh semua pengamat. Bahwa logam memuai
ketika dipanaskan adalah fakta. Begitupun dengan matahari yang muncul dari
timur dan tenggelam di barat, diamati sama oleh manusia di Bumi. Fakta dapat
dibuktikan benar salahnya melalui observasi saintifik. Fakta mengenai fenomena
alam menjadi sumber bagi pengembangan IPA. Peran fakta dalam
pengembangan IPA adalah menjadi landasan bagi verifikasi (membuktikan
kebenaran) teori, dan falsifikasi (membuktikan kesalahan) teori, modifikasi teori
agar dapat menjelaskan lebih luas fenomena, bahkan melahirkan teori baru.

2) Data

Data adalah informasi yang dipertimbangkan relevan untuk suatu penyelidikan,


dan dikumpulkan dalam kondisi-kondisi yang khusus Farmer & Farrel,1980).

5
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

Data merupakan fakta yang terpilih yang diperoleh dengan cara khusus untuk
tujuan tertentu sesuai yang dipertimbangkan tepat oleh peneliti.

3) Konsep

Konsep adalah abstraksi sebagai generalisasi tentang sekumpulan ide, obyek,


atau peristiwa, berdasarkan karakteristik esensial dari proses, obyek, atau
peristiwa tersebut (Farmer & Farrell, 1980). Bahwa “asam merupakan zat yang
larutannya dalam air memerahkan warna lakmus” adalah contoh konsep
(abstraksi dari sejumlah zat yang memiliki karakteristik yang sama). Kata “asam”
dalam konteks ini adalah suatu “label” konsep. Contoh label konsep lainnya
adalah mamalia, insekta, populasi, mortalitas, atom, mineral, logam, gaya,
magnet, fluida, kepolaran, massa jenis. Label konsep seringkali dinyatakan
dalam bentuk lambang, seperti halnya I (kuat arus), Ar (massa atom relatif), dan
λ (panjang gelombang).

Farmer dan Farrel (1980) mengklasifikasikan konsep-konsep ke dalam dua


kategori, yakni “konsep berlandaskan pengamatan” (concepts by inspection) dan
“konsep berdasarkan definisi” (concept by definition), yang sering disebut juga
konsep teoritis (theoretical concepts) atau konstruk teoritis. Konsep
berlandaskan pengamatan merupakan abstraksi dari hasil pengamatan terhadap
sejumlah proses, obyek, atau peristiwa. Konsep berdasarkan definisi tidak
diabstraksi dari hasil pengamatan, melainkan didefinisikan berdasarkan
kesepakatan pakar, contohnya kemagnetan, kepolaran, natalitas, frekuensi.

4) Prinsip, Hukum, dan Aturan

Prinsip, hukum, dan aturan adalah pernyataan yang memprediksi


antarhubungan konsep-konsep (Farmer dan Farrell, 1980). Terdapat dua
kategori prinsip, yakni prinsip empirik dan prinsip teoretik. Prinsip empirik
merujuk hanya pada antarhubungan konsep-konsep berdasarkan pengamatan,
tetapi tidak menyediakan penjelasan terhadap antarhubungan yang
diprediksikan. Contohnya adalah hukum Ohm: “Arus listrik dalam suatu
rangkaian berbanding lurus dengan gaya gerak listrik (electromotive force) dan

6
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

berbanding terbalik dengan hambatan”, I = E/R. Prinsip ini melibatkan


antarhubungan berbagai konsep dan memprediksi apa yang akan terjadi dalam
interaksi antarkonsep tersebut. Istilah prinsip, hukum dan aturan seringkali
dipertukarkan satu sama lain dalam literatur IPA. Contoh lain bagi prinsip
empirik adalah hubungan kuantitatif antara bahang (kalor) dan pemuaian,
sebagaimana dideskripsikan dalam formula Pt = Po (1 + λt).

Sementara itu prinsip teoretik merujuk pada konsep-konsep teoretik yang


menyediakan penjelasan di samping memprediksi. Contohnya adalah prinsip
berikut: “Pada temperatur di atas nol absolut (Absolute Zero), gerakan molekul
gas bersifat acak baik dalam kecepatan maupun arah”. Prinsip teoritis tidak
menggambarkan relasi kuantitatif seperti halnya Hukum Ohm, tetapi
mempunyai daya eksplanasi terhadap berbagai fenomena terkait.

5) Teori

Teori merupakan “generalisasi-generalisasi konseptual” (Mannoia, 1980), oleh


karenanya teori bersifat abstrak dan umum, serta mengeliminasi detail-detail
(partikularitas). Teori kinetik molekul (the molecular kinetic theory) berlaku
umum terhadap gas tanpa mempersoalkan jenis zatnya. Begitupun dengan teori
gravitasi Newton, yang mengabaikan bentuk dan warna benda.

Pada dasarnya, teori merupakan sistem penalaran logis yang dikontruksi secara
hati-hati dengan asumsi-asumsi tertentu tentang sifat alam. Asumsi ialah hal-hal
masuk akal yang diterima secara tentatif tanpa bukti-bukti yang menunjangnya
(Farmer dan Farrell, 1980). Teori kinetik molekul mengasumsikan gas terdiri atas
molekul-molekul dan ruang, dan molekul tersebut bergerak lurus hingga
bertumbukan secara elastik sempurna dengan dengan molekul sejenisnya atau
dengan dinding wadahnya. Teori kinetik molekul digagas oleh Robert Clausius
dengan menggunakan penalaran abduktif (abductive reasoning), yakni proses
inferensi logis dari observasi menuju teori (Mannoia, 1980).

Teori menjelaskan tentang apa yang terjadi di alam, atau penjelasan mengapa
gejala terjadi. Oleh karenanya teori dapat dipandang sebagai jawaban terhadap
pertanyaan “mengapa”. Mengapa dalam kondisi tertentu gas-gas memenuhi

7
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

hukum-hukum gas ideal, PV = nRT, dapat dijelaskan oleh teori kinetik molekul.
Lebih luas lagi, teori memegang peranan penting dalam mengarahkan
observasi, merangkum pengetahuan, memprediksi, dan mengendalikan fakta.
Oleh karenanya, kedudukan teori sangat penting dalam riset ilmiah, teori
terutama dirujuk untuk menggagas hipotesis (eksplanasi terhadap fakta) sebagai
langkah awal dari keseluruhan proses inkuiri ilmiah.

6) Model

Model dalam IPA adalah representasi dari suatu fenomena (obyek, proses,
sistem) sesuai dengan teori yang melandasinya. Model dikonstruksi untuk
memberikan gambaran yang lebih jelas tentang fenomena (Gilbert, Boulter &
Elmer, 2000). Model tatasurya dari atom Bohr dikonstruksi untuk
merepresentasikan (lebih kongkrit & visual) teori atom Bohr. Begitupun dengan
model orbital s (bulat), dan orbital-orbital p (seperti halter) yang dikonstruksi
untuk merepresentasikan kedua macam orbital tersebut menurut teori atom
berbasis mekanika kuantum.

Perlu dicatat bahwa sangat sukar untuk memodelkan teori secara sempurna,
sehingga model selalu mengandung sedikit kesalahan. Dalam pendidikan,
dikenal berbagai model mengajar/pembelajaran (teaching models) sebagai
representrasi proses pembelajaran yang sesuai dengan teori relevan, sehingga
setiap model pembelajaran mempunyai sintaks (langkah-langkah proses)
tertentu.

3. Proses-Proses IPA

1) Observasi

Observasi adalah menggunaan indera manusia dan peralatan yang


memperkuatnya (mikroskop, teleskop, dan instrumen-intrumen canggih) untuk
memperoleh informasi tentang aspek alam yang tengah diteliti. Perkembangan
dalam alat-alat observasi dan pengukuran turut menentukan peningkatan
akurasi dan presisi data. Kehadiran instrumen-instrumen canggih untuk
menganalisis difraksi sinar X, mikroskop elektron, spektrofotometer-

8
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

spektrofotometer canggih, menyebabkan kajian terhadap struktur material,


termasuk struktur belitan ganda (double helix) DNA diketahui. Tanpa teleskop
canggih sukar dibayangkan struktur galaksi kita bahkan struktur alam semesta
diketahui.

2) Pengumpulan Data

Pengumpulan data merujuk pada aneka proses dan teknik untuk secara
sistematik mengumpulkan dan mencatat data, serta pada kondisi apa data
dikumpulkan. Walaupun observasi sebagai proses dasar untuk memperoleh
fakta/peristiwa tentang alam, pengumpulan data (data gathering) berbeda
dengan observasi. Pertimbangan perlu dilakukan sebelum proses pengumpulan
data dimulai untuk menentukan fakta mana yang relevan, bagaimana dan
bilamana observasi akan dilakukan. Data deskriptif dikumpulan dan dicatat
dalam bentuk kata-kata tertulis atau simbol-simbol yang dicatat secata
sistematik. Sedangkan data kuantitatif dikumpulkan secara sistematik dari
pengukuran-pengukuran dengan alat-alat ukur dan prosedur pengukuran secara
konsisten.

3) Analisis dan Interpretasi Data

Data adalah penting, namun data tidak berarti sebelum dianalisis sehingga pola
data dipahami, dan maknanya ditafsirkan. Analisis dan interpretasi data
melibatkan “reduksi data”, yakni aplikasi matematika/statistika untuk
mengungkap pola-pola dari data mentah (raw data) berdasarkan data yang
tersedia, serta interpolasi dan ekstrapolasi data berdasarkan pola-pola data
tersebut. Kehadiran program-program aplikasi komputer analisis data
membantu dalam manajemen dan analisis data untuk menemukan relasi-relasi
antarvariabel penelitian.

4) Klasifikasi

Proses klasifikasi obyek-obyek, peristiwa-peristiwa, dan ide-ide dengan


menggunakan ciri-ciri khusus yang dipilih membantu ilmuwan menarik
generalisasi-generalisasi, yang melahirkan kategorisasi-kategorisasi dan konsep-
konsep baru.

9
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

5) Eksperimen

Pada dasarnya eksperimen merupakan program dengan desain terencana untuk


menguji hipotesis yang diturunkan dari teori. Hipotesis adalah pernyataan
prediktif dalam bentuk “jika-maka, yang diturunkan sebagai konsekuensi teori.
Ilmuwan menggunakan proses eksperimen untuk menemukan efek suatu
variabel bebas terhadap variabel bergantung, dengan mengendalikan
(mengontrol) faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi variabel bergantung
(Carey, 2015).

Eksperimen menyediakan bukti-bukti empiris yang mengkonfirmasi atau


menyanggah hipotesis (Carey, 2015). Kontrol terhadap faktor-faktor yang diduga
turut berpengaruh merupakan kunci suatu eksperimen. Semakin baik
pengendalian (kontrol) serta akurasi pengukuran terhadap variabel- variabel
eksperimen, semakin cermat temuan-temuan eksperimen itu. Sejarah IPA
memperlihatkan banyak hukum dalam IPA diformulasi berdasarkan temuan-
temuan eksperimen, seperti halnya hukum Mendel, hukum Lavoisier, hukum
Kirchhoff, dan hukum Henry.

4. Sifat Pengetahuan IPA

Kajian hakikat IPA meliput juga karakteristik pengetahuan ilmiah dalam IPA. Sintesis dari
pikiran sejumlah penulis (Wenning, 2015; Poh, 2005; menunjukkan karakteristik
pengetahuan ilmiah antara lain:

1) Empirik: Pengetahuan-pengetahuan dalam IPA berlandaskan observasi, sebab


merupakan hasil interpretasi-interpretasi terhadap fenomena alam. Walaupun
pengetahuan ilmiah melibatkan abstraksi-abstraksi, namun validitasnya dibuktikan
oleh konsistensi penjelasan ilmiah dengan menggunakan pengetahuan tersebut
dengan bukti empirik.

2) Tentatif: Walaupun pengetahuan ilmiah didukung oleh banyak data pengamatan


dan eksperimentasi, tidak dapat dipandang bersifat final. Pengetahuan ilmiah pada
saat yang sama stabil dan lentur. Komunitas ilmuwan secara terus menerus menguji
kebenaran pengetahuan-pengetahuan tersebut. Walapun tahan lama (durable) dan

10
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

tangguh (robust), namun pengetahuan ilmiah terbuka untuk revisi dan perubahan
sesuai dengan bukti baru yang didapat.

3) Terbatas: IPA tidak dapat menyediakan jawaban terhadap semua persoalan


manusia. Pengetahuan ilmiah berdasarkan bukti empirik dan cocok untuk
memahamai dunia fisik, tetapi tidak cocok untuk memahami fenomena
supernatural, moral, estetika, seni, filsafat, dsb.

4) Imajinatif dan Kreatif: IPA memerlukan imajinasi dan kreativitas, khususnya dalam
melakukan inferensi terhadap fenomena yang diobservasi. Observasi
mendeskripsikan apa yang diinderai, sedangkan inferensi dibuat berdasarkan
interpretasi terhadap data observasi secara imajinatif dan kreatif.

5) Teruji: Pengetahuan saintifik harus dapat diuji. Laporan penemuan ilmiah harus
dilaporkan secara jelas prosedurnya dalam jurnal ilmiah, sehingga ilmuwan lain
dapat menginvestigasi ulang terhadap persoalan yang sama. Pengetahuan ilmiah
menjadi kokoh jika banyak peneliti lain membuktikan kebenaran pengetahuan baru
yang ditemukan.

6) Parsimoni: Saintist menjelaskan fenomena alam secara sederhana dan koheren,


bukan secara rumit, sehingga mudah dimengerti.

7) Subyektif: Pengetahuan ilmiah merupakan upaya manusia, sehingga proses,


metode, dan pengetahuan ilmiah tidak terlepas dari subyektivitas manusia. Oleh
sebab itu bukan tidak mungkin ilmuwan berbeda memberikan interpretasi berdeda
terhadap set data yang sama. Di samping itu pengetahuan ilmiah juga dihasilkan
dalam konteks sosial, budaya, dan politik tertentu, sehingga faktor-faktor tersebut
dapat turut berpengaruh terhadap pengetahuan ilmiah.

5. Metode Ilmiah

Pernahkah ibu bapak guru IPA mengajak peserta didik melakukan penelitian dengan
obyek tentang Ilmu Pengetahuan Alam?. Di dalam kurikulum IPA SMP terdapat materi
bagaimana cara melakukan pengamatan suatu obyek dan mengukur dengan berbagai
alat ukur. Kegiatan tersebut melatihkan contoh keterampilan proses IPA. Untuk

11
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

melakukan penelitian lebih lanjut ada beberapa keterampilan atau kegiatan ilmiah yang
harus dilakukan atau yang dikenal dengan kerja langkah-langkahnya atau metode
ilmiah.

Ada hal-hal penting diinformasikan pada peserta didik cara melakukan kegiatan metode
ilmiah diantaranya:

- Bagaimana cara mengamati

- Bagaimana cara mengungkapkan pertanyaan

- Bagaimana cara mengumpulkan data percobaan

- Bagaimana cara mengolah data yang telah dikumpulkan

- Bagaimana cara membuat laporan dan mengkomunikasikannya

1) Langkah-langkah Metode Ilmiah

Metode ilmiah atau scientific method adalah metode untuk melakukan penelitian
suatu objek atau merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan
secara sistematis berdasarkan bukti fisik. Metode ilmiah meliputi kegiatan
melakukan pengamatan dan melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis
sampai menyimpulkan, mengkomunikasikan hasil. Urutan langkah-langkah
metode ilmiah adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang
eksperimen, menyimpulkan danmelaporkan hasil

Berikut ini langkah-langkah metode ilmiah

Tahap Kegiatan
Merumuskan Merumuskan masalah merupakan langkah awal penelitian.
masalah Masalah dapat berupa hal-hal yang menarik untuk
diketahui dan dipecahkan. Untuk merumuskan masalah
dengan baik, harus diawali dengab identifikasi masalah
dahulu. Rumusan masalah biasanya dituliskan dalam
kalimat tanya.
Merumuskan Pada saat merumuskan masalah, kita juga sebenarnya
Hipotesis dapat menduga jawaban sementara dari masalah tersebut
atauyang dikenal sebagai hipotesis.
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan yang
masih memerlukan pembuktian kebenarannya kalian

12
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

Tahap Kegiatan
Merancang Setelah menentukan perumusan masalah dan hipotesis,
eksperimen peneliti dapat merancang eksperimen. Merancang
eksperimen mulai dari menentukan tujuan, menyiapkan
alat bahan, menentukan data yang akan dikumpulkan,
menentukan teknik dan proses pengumpulan data dalam
penelitian. Pada saat merancang eksperimen kalian juga
harus memperhatikan faktor –faktor atau variabel yang
mempengaruhi penelitian. Dalam suatu eksperimen
terdapat tiga macam variabel yang sama pentingnya, yaitu
variabel manipulasi, variabel respon, dan variabel kontrol.
 Variabel manipulasi adalah suatu variabel yang secara
sengaja diubah atau dimanipulasi dalam suatu situasi.
 Variabel respon adalah variabel yang berubah sebagai
hasil akibat dari kegiatan manipulasi.
 Variabel kontrol adalah variabel yang sengaja
dipertahankan konstan agar tidak berpengaruh
terhadap variabel respon.
Melakukan Melakukan eksperimen merupakan kegiatan penelitian
eksperimen untuk menguji hipotesis. Kegiatan dimulai dari
mengumpulkan data hasil eksperimen dalam bentuk
catatan atau uraian, tabel, atau diagram. Selama
kegiatan ada keterampilan-keterampilan proses dasar
yang akan harus dilakukan dengan tepat. Misalnya: -Cara
mengamati, Cara mengklasifikasi yaitu menggolongkan
berdasarkan persamaan dan perbedaan, cara
menyimpulkan dan membuat laporan untuk presesntasi.
Pada saat merancang eksperimen kalian telah
mengidentifikasi variabel, pada pelaksanaan
eksperimennya kalian harus memperkhatikan
bagaimana cara melakukan percobaan agar data tetap
terkontrol. Misalnya kalau menggunakan thermometer
dalam percobaan, termometernya harus satu saja karena
kadang-kadang thermometer yang berbeda keakuratnnya
berbeda. Kalau mengukur volume larutan gunakan gelas
ukur yang satu merk dan ukuran yang sesuai dengan
volum yang diinginkan.
Menyimpulkan Menyimpulkan hasil eksperimen didasarkan atas hasil
analisis data dengan mereview data dan mencek kembali
apakah hipotesis yang diajukan itu benar
Kesimpulan yang diperoleh dapat digunakan untuk

13
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

Tahap Kegiatan
mendukung hipotesis penelitian dan dapat menjawab
permasalahan. Jika kesimpulan percobaan tidak sesuai
dengan hipotesis maka harus dilakukan tinjauan ulang
terhadap proses penelitian
Melaporkan Setelah penelitian selesai kalian dapat membuat laporan
Hasil hasil. Laporan mencakup hal-hal yang dihasilkan pada
setiap tahap kegiatan metode ilmiah. Ditulis secara
sistematis, dengan bahasa yang singkat, jelas dan
menggunakan Bahasa Indonesia yang benar

2) Contoh Penerapan Metode Ilmiah

Pada materi pembelajaran IPA ada topik dimana peserta didik dapat melakukan
kegiatan dengan langkah-langkah metode ilmiah ini, misalnya menentukan
pengaruh perubahan suhu terhadap perubahan volume balon, pengaruh detergen
pada kehidupan ikan, membandingkan kecepatan kelarutan obat berbentuk tablet
dan serbuk. menentukan hantaran kalor dari beberapa logam atau pengaruh cahaya
terhadap fotosintesis. Untuk lebih memahami langkah-langkah metode ilmiah
dalam melakukan penelitian peserta didik dapat dilatih dulu dengan penelitian yang
paling sederhana yang tidak memerlukan zat kimia dii laboratorium, contohnya
sebagai berikut.

Judul Penelitian: Pengaruh suhu pada pelarutan gula dalam air


Tujuan Percobaan: Menyelidiki pengaruh perubahan suhu pada pelarutan gula

Tahap-tahap Metode Ilmiah

Tahap Rincian Kegiatan


Merumuskan Menentukan masalah penelitian, contoh “Bagaimana
masalah pengaruh suhu pada pelarutan gula?”
Merumuskan Merumuskan hipotesis, contoh “Suhu larutan makin tinggi
hipotesis proses pelarutan gula makin cepat”
Merancang  Mempersiapkan alat dan bahan
eksperimen Alat-alat: 3 buah gelas 1 buah sendok, 1 buah
termometer, 1 buah stopwatch
Bahan: gula pasir, air panas, air dingin dan air es
secukupnya

14
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

Tahap Rincian Kegiatan


 Membuat lembar kerja yang berisi rancangan langkah
pembelajaran dan kolom pengamatan.
 Menentukan variabel
Variabel manipulasi: suhu air
Variabel respon: waktu yang digunakan untuk
melarutkan
Variabel kontrol: kondisi gelas harus sama baik bahan,
bentuk dan ukuran, jumlah gula yang dituangkan
kedalam air harus sama misal dua sendok, waktu
mulai pelarutan harus sama, cara mengaduk yang
sama, menggunakan thermometer dan stopwatch
yang sama.
Melakukan  Sediakan tiga gelas kaca dengan ukuran dan bentuk
eksperimen yang sama.
 Tuangkan air panas pada gelas pertama dan air dingin
(Langkah- pada gelas kedua dengan volume yang sama dan air
langkah Kerja es pada gelas yang ketiga. Catat suhu masing-masing
dan data  Siapkan tiga wadah yang masing-masing berisi2
percobaan) sendokmakan gula pasir
 Pada percobaan 1. Masukkan gula pasir ke dalam air
panas, aduk dan catat waktu yang diperlukan sampai
gula larut semua.
 Pada percobaan 2. Masukkan gula pasir ke dalam air
dingin, aduk dengan cara dan kecepatan yang sama
seperti pada percobaan satu, catat waktu yang
diperlukan sampai gula larut semua
 Pada percobaan 3. Masukkan gula pasir ke dalam air
es, aduk dengan cara dan kecepatan yang sama
seperti pada percobaan satu, catat waktu yang
diperlukan sampai gula larut semua
 Percobaan dilakukan dua kali sehingga mendapatkan
data yang cukup
 Mencatat pengamatan sesuai dengan rancangan
terutama waktu yang diperlukan untuk melarutkan
gula dalam air panas dan air dingin
 Mengolah data hasil eksperimen
Menyimpulkan Membuat kesimpulan “Makin tinggi suhu larutan
kelarutan zat makin cepat ”

15
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

Dari contoh diatas diharapkan siswa dapat menerapkan metode ilmiah selanjutnya
dikaitkan dengan topik-topik IPA yang dibahas di kelas VII, VIII dan IX. Tetapi
sebelum menugaskan kepada siswa, Anda sebagai guru harus mencoba dahulu
merancang kegiatan ini sebagai contoh lain untuk dipelajari siswa.

6. Keterampilan Proses Sains

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu
pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara
langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah
( Puskur, 2007).

Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para


ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Menurut Rustaman (2005),
keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung
sebagai pengalaman pembelajaran. Melalui pengalaman langsung seseorang dapat lebih
menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. Keterampilan yang dilatihkan
sering ini dikenal dengan keterampilan proses IPA. American Association for the
Advancement of Science (1970) mengklasifikasikan menjadi keterampilan proses dasar
dan keterampilan proses terpadu. Klasifikasi keterampilan proses tersebut tertera pada

Tabel 1. Keterampilan Proses Dasar dan Terpadu

Keterampilan Proses Dasar Keterampilan Proses Terpadu


 Mengamati  Mengontrol variabel
 Mengukur  Menginterpretasikan data
 Menyimpulkan  Merumuskan hipotesa
 Meramalkan  Mendefinisikan variabel secara
 Menggolongkan operasional
 Mengomunikasikan  Merancang eksperimen

Pada tabel berikut ini disajikan jenis-jenis indikator keterampilan proses beserta sub
indikatornya.

16
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

Tabel 2. Jenis-jenis Indikator Keterampilan Proses beserta Sub indikatornya.

No Indikator Sub Indikator Keterampilan Proses Sains


1 Mengamati - Menggunakan sebanyak mungkin alat indera
- Mengumpulkan/menggunakan fakta yang
relevan
2 Mengelompokkan/ - Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
Klasifikasi - Mencari perbedaan, persamaan;
Mengontraskan ciri-ciri; Membandingkan
- Mencari dasar pengelompokkan atau
penggolongan
3 Menafsirkan - Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
- Menemukan pola dalam suatu seri
pengamatan; Menyimpulkan
4 Meramalkan - Menggunakan pola-pola hasil pengamatan
- Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi
pada keadaan sebelum diamati
5 Mengajukan - Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana.
pertanyaan - Bertanya untuk meminta penjelasan;
Mengajukan pertanyaan yang berlatar
belakang hipotesis.
6 Merumuskan - Mengetahui bahwa ada lebih dari satu
hipotesis kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian.
- Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan memperoleh bukti
lebih banyak atau melakukan cara pemecahan
masalah.
7 Merencana-kan - Menentukan alat/bahan/sumber yang akan
percobaan digunakan
- Mentukan variabel/ faktor penentu;
- Menetukan apa yang akan diukur, diamati,
dicatat;
- Menentukan apa yang akan dilaksanakan
berupa langkah kerja
8 Menggunakan - Memakai alat/bahan
alat/bahan - Mengetahui alasan mengapa menggunakan
alat/bahan ; Mengetahui bagaimana
menggunakan alat/ bahan.
9 Menerapkan - Menggunakan konsep yang telah dipelajari
konsep dalam situasi baru

17
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

No Indikator Sub Indikator Keterampilan Proses Sains


- Menggunakan konsep pada pengalaman baru
untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi
10 Berkomunikasi - Mengubah bentuk penyajian
- Menggambarkan data empiris hasil percobaan
atau pengamatan dengan grafik, tabel atau
diagram
- Menyusun dan menyampaikan laporan secara
sistematis
- Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
- Membaca grafik atau tabel atau diagram
- Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu
masalah atau suatu peristiwa.

1) Keterampilan Proses pada Pembelajaran IPA

Untuk lebih memahami bagaimana menerapkan keterampilan proses pada


pembelajaran IPA, berikut ini uraian beberapa jenis keterampilan proses dasar
dan keterampilan proses terpadu yang dapat dilatihkan pada peserta didik.

a) Mengamati

Mengamati merupakan kegiatan mengidentifikasi ciri-ciri objek tertentu


dengan alat inderanya secara teliti, menggunakan fakta yang relevan dan
memadai dari hasil pengamatan, menggunakan alat atau bahan sebagai alat
untuk mengamati objek dalam rangka pengumpulan data atau informasi
(Nuryani, 1995). Mengamati dapat pula diartikan sebagai proses
pengumpulan data tentang fenomena atau peristiwa dengan menggunakan
inderanya. Keterampilan pengamatan dilakukan dengan cara menggunakan
lima indera yaitu penglihatan, pembau, peraba, pengecap dan pendengar.
Pengamatan yang dilakukan hanya menggunakan indera disebut
pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan
menggunakan alat ukur disebut pengamatan kuantitatif. Pengamatan
dapat dilakukan pada obyek yang sudah tersedia dan pengamatan pada
suatu gejala atau perubahan. Contoh : Sekelompok peserta didik diminta

18
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

mengamati beberapa tepung yang berbeda jenisnya baik rasa, warna,


ukuran serbuk dan baunya.
Gunakan panca inderamu untuk mengetahui jenis-jenis tepung yang
tersedia pada piring ini. Bagaimana warnanya, rasanya, ukurannya,
bentuknya dan baunya?

Tepung Warna Rasa Ukuran Bentuk Bau


1.
2
....

b) Mengukur
Keterampilan mengukur dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan pengembangan satuan-satuan yang cocok dari
ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, dan sebagainya. Menurut Carin
dalam Poppy, 2010 mengukur adalah membuat observasi kuantitatif dengan
membandingkannya terhadap standar yang kovensional atau standar non
konvensional.
Contoh : Peserta didik melakukan pengukuran suhu menggunakan
termometer, menimbang berat benda dengan berbagai neraca dan
mengukur volume cairan menggunakan gelas ukur.

c) Mengklasifikasikan
Klaslifikasi adalah proses yang digunakan ilmuwan untuk mengadakan
penyusunan atau pengelompokan atas objek-objek atau kejadian-kejadian.
Keterampilan klasifikasi dapat dikuasai bila peserta didik telah dapat
melakukan dua keterampilan berikut ini.

19
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

i) Mengidentifikasi dan memberi nama sifat-sifat yanng dapat diamati dari


sekelompok objek yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
mengklasifikasi.
ii) Menyusun klasifikasi dalam tingkat-tingkat tertentu sesuai dengan sifat-
sifat objek
Klasifikasi berguna untuk melatih peserta didik menunjukkan
persamaan, perbedaan dan hubungan timbal baliknya. Sebagai contoh
peserta didik mengklasifikasikan jenis-jenis hewan, tumbuhan, sifat
logam berdasarkan kemagnetannya.

d) Menyimpulkan
Menyimpulkan didalam keterampilan proses dikenal dengan istilah
inferensi. Inferensi adalah sebuah pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta
hasil pengamatan. Hasil inferensi dikemukakan sebagai pendapat seseorang
terhadap sesuatu yang diamatinya. Pola pembelajaran untuk melatih
keterampilan proses inferensi, sebaiknya menggunakan pembelajaran
konstruktivisme, sehingga siswa belajar merumuskan sendiri inferensinya.

Contoh: Siswa diminta membuat inferensi pada percobaan pengujian


beberapa larutan asam dan larutan basa dengan lakmus biru dan merah

Perubahan warna pada


Nama Larutan
Lakmus merah Lakmus biru
Asam Klorida Tetapmerah Merah
Natrium Hidroksida Biru Tetap biru
Asam Acetat Tetap merah Merah
Magnesium Biru Tetap biru
Hidroksida Tetap merah Merah
Asam Sulfat

Berdasakan data percobaan apa yang dimaksud dengan asam dan basa?

Asam adalah …………………………………………………………………

Basa adalah …………………………………………………………………

e) Mengomunikasikan

20
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

Komunikasi didalam keterampilan proses berarti menyampaikan pendapat


hasil keterampilan proses lainnya baik secara lisan maupun tulisan. Dalam
tulisan bisa berbentuk rangkuman, grafik, tabel, gambar, poster dan
sebagainya. Keterampilan mengkomunikasikan ini diantaranya adalah
sebagai berikut.
i) Mengutarakan suatu gagasan.
ii) Menjelaskan penggunaan data hasil penginderaan/memeriksa secara
akurat suatu objek atau kejadian.
iii) Mengubah data dalam bentuk tabel ke bentuk lainnya misalnya grafik,
peta secara akurat.

f) Memprediksi
Prediksi dalam sains adalah perkiraan yang didasarkan pada hasil
pengamatan yang nyata. Memprediksi berarti pula mengemukakan apa yang
mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati berdasarkan penggunaan
pola yang ditemukan sebagai hasil penemuan. Keterampilan meramalkan
atau prediksi mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang
sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderunganatau pola
yang sudah ada.

Contoh :
Peserta didik diminta membuat suatu prediksi
 Apa yang akan terjadi jika air dibiarkan didalam piring lebar dibiarkan
berhari-hari?
 Apa yang akan terjadi pada lampu senter jika ada pemasangan batu
baterai nya terbalik ?

g) Mengidentifikasikan Variabel
Variabel adalah satuan besaran kualitatif atau kuantitatif yang dapat
bervariasi atau berubah pada suatu situasi tertentu. Besaran kualitatif
adalah besaran yang tidak dinyatakan dalam satuan pengukuran baku
tertentu. Besaran kuantitatif adalah besaran yang dinyatakan dalam satuan

21
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

pengukuran baku tertentu misalnya volume diukur dalam liter dan suhu
diukur dalam 0 C.
Keterampilan identifikasi variabel dapat diukur berdasarkan tiga tujuan
pembelajaran berikut.

 Mengidentifikasi variabel dari suatu pernyataan tertulis atau dari


deskripsi suatu eksperimen.
 Mengidentifikasi variabel manipulasi dan variabel respon dari deskripsi
suatu eksperimen.
 Mengidentifikasi variabel kontrol dari suatu pernyataan tertulis atau
deskripsi suatu eksperimen.
Dalam suatu eksperimen terdapat tiga macam variabel yang sama
pentingnya, yaitu variabel manipulasi, variabel respon dan variabel kontrol.

Variabel manipulasi adalah suatu variabel yang secara sengaja diubah atau
dimanipulasi dalam suatu situasi. Variabel respon adalah variabel yang
berubah sebagai hasil akibat dari kegiatan manipulasi.
Variabel kontrol adalah variabel yang sengaja dipertahankan konstan agar
tidak berpengaruh terhadap variabel respon.

h) MengInterpretasikan Data
Fakta atau data yang diperoleh dari hasil observasi sering kali memberikan
suatu pola. Pola dari fakta/data ini dapat ditafsirkan lebih lanjut menjadi
suatu penjelasan yang logis. Karakteristik keterampilan interpretasi
diantaranya: mencatat setiap hasil pengamatan, menghubungkan-
hubungkan hasil pengamatan, menemukan pola atau keteraturan dari suatu
seri pengamatan dan menarik kesimpulan.
Keterampilan interpretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data,
analisis data, dan mendeskripsikan data. Mendeskripsikan data artinya
menyajikan data dalam bentuk yang mudah difahami misalnya bentuk tabel,
grafik dengan angka-angka yang sudah dirata-ratakan. Data yang sudah
dianalisis baru diinterpretasikan menjadi suatu kesimpulan atau dalam
bentuk pernyataan. Data yang diinterpretasikan harus data yang
membentuk pola atau beberapa kecenderungan.

22
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

i) Merumuskan Hipotesis
Hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang
merupakan pekerjaan tentang pengaruh yang akan terjadi dari variabel
manipulasi terhadap variabel respon. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk
pernyataan bukan pertanyaan, pertanyaan biasanya digunakan dalam
merumuskan masalah yang akan diteliti (Nur, 1996). Hipotesis dapat
dirumuskan secara induktif dan secara deduktif. Perumusan secara induktif
berdasarkan data pengamatan, secara deduktif berdasarkan teori. Hipotesis
dapat juga dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah.
Hipotesis dapat juga dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan
masalah.

Misalkan seorang siswa memiliki data jumlah gelembung gas yang


dihasilkan hidrila pada percobaan fotosintesis.

Waktu Jumlah
Tempat Terang Tempat Gelap
5 menit 20 2
10 menit 45 8
15 menit 65 12

Rumuskanlah hipotesis tentang pengaruh cahaya terhadap !

j) Mendefinisikan Variabel Secara Operasional


Mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan
bagaimana suatu variabel itu diukur. Definisi operasional variabel adalah
definisi yang menguraikan bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi ini
harus menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan apa
yang akan dicatat dari suatu eksperimen. Keterampilan ini merupakan
komponen keterampilan proses yang paling sulit dilatihkan karena itu harus
sering di ulang-ulang (Nuh dalam Poppy, 2010).
Contoh :Peserta didik melakukan percobaan pengaruh suhu terhadap
kelarutan gula dalam air.

23
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

Rumusan hipotesis :Makin tinggi suhu air, makin cepat kelarutan gula

Data hasil observasi

Volume air (Cm3) Suhu air (OC) Waktu (detik)


100 25 30
100 50 20
100 80 10

Identifikasi variabel:
Variabel Manipulasi : Suhu
Variabel Respon : Waktu
Variable Kontrol : Volume air, termometer, jenis air, gelas ukur,
stopwatch, tempat air

Definisi operasional variabel


Definisi operasional variabel manipulasi: Suhu air diukur menggunakan
thermometer
Definisi operasional variabel respon: Waktu diukur dengan
menggunakan stopwatch
Definisi operasional variabel kontrol: Alat-alat ukur seperti stopwach,
tempat air, termometer, gelas ukur harus sama untuk semua percobaan. Air
yang dicoba berasal dari satu tempat.

k) Melakukan Eksperimen

Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan


untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji
suatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang
dimanipulasi dan jenis respon yang diharapkan dinyatakan secara jelas
dalam suatu hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi yang akan dikontrol
sudah tepat. Melatihkan merencanakan eksperimen tidak harus selalu
dalam bentuk penelitian yang rumit, tetapi cukup dilatihkan dengan menguji
hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan konsep-konsep didalam
kurikulum.
Melalui penerapan keterampilan proses pada pembelajaran IPA yang
disajikan dengan strategi dan metode yang tepat, mudah-mudahan siswa
dapat terlatih dalam keterampilan saintifik. Hasil akhir yang diharapkan

24
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

Kurikulum 2013 adalah adanya peningkatan dan keseimbangan antara


kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang
memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills)
dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
Tujuan Pembelajaran IPA secara rinci, dengan belajar IPA diharapkan
peserta didik akan:
(i) Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya
(ii) Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,
konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari
(iii) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat
(iv) Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi
(v) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam
(vi) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
(vii) Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya

7. Sikap Ilmiah

Sikap Ilmiah adalah sikap yang harus dimiliki seorang ilmuan untuk menghadapi
persoalan ilmiah. Pada saat mengikuti pembelajaran kimia, peserta didik tidak hanya
mendapatkan ilmu pengetahuan kimia dan keterampilan saja, tetapi juga dapat
memupuk sikap ilmiah seperti yang dimiliki para ilmuwan. Sikap ilmiah yang dapat
dikembangkan misalnya:

1) Memiliki perilaku ilmiah seperti

25
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

- Meningkatkan rasa ingin tahu


- Jujur
- Disiplin
- Terbuka
- Tekun ulet
- Teliti
- Bertanggung jawab
- kreatif komunikatif

2) Kerjasama dengan teman, santun, peduli lingkungan serta hemat dalam


memanfaatkan sumber daya alam.

3) Aktif serta bijaksana dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan

8. Komponen-komponen Pendidikan IPA

Komponen dari aktivitas pembelajaran IPA meliputi proses belajar mengajar di kelas,
pekerjaan rumah, tugas proyek, kegiatan laboratorium, kunjungan lapangan, konsultasi,
dan surfing internet (Mukhopadhyay, 2005). Wilayah kurikulum, pembelajaran dan
asesmen IPA ini selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan gambaran bagaimana kualitas
pembelajaran IPA yang telah dilakukan. Siswa diputuskan telah menguasai sebuah
Standar Kompetensi jika nilai siswa tersebut diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang telah ditetapkan oleh satuan pendidikan. Permendiknas No. 22 tahun 2005
menyatakan, pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific
inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting dalam kecakapan hidup.
Proses Sains menurut Conceptual Framework for New Science Education Standards
(2011) yaitu:
a) Mengajukan pertanyaan (untuk ilmu pengetahuan) dan mendefinisikan masalah
(untuk rekayasa)
b) Mengembangkan dan menggunakan model
c) Merencanakan dan melakukan investigasi
d) Menganalisis dan menafsirkan data

26
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

e) Menggunakan matematika dan berpikir komputasional


f) Membangun penjelasan (untuk ilmu pengetahuan) dan merancang solusi (untuk
rekayasa)
g) Terlibat dalam argumentasi ilmiah berdasarkan bukti
h) Mendapatkan, mengevaluasi, dan mengomunikasikan informasi

Menurut Wenning (2012) secara sistematis pembelajaran IPA terstruktur dalam


berbagai level of inquiry sebagai berikut: discovery learning, interactive demonstrations,
inquiry lessons, inquiry labs, Real World Application dan hypothetical inquiry (disebut
juga inquiry spectrum). Pembelajaran inkuiri memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengajukan pertanyaan, merencanakan penyelidikan untuk menjawab
pertanyaan, mengumpulkan data/ bukti berdasarkan hasil penyelidikan atau dari
berbagai sumber, mengomunikasikan, dan mempertahankan hasil penyelidikannya.
Penekanan inkuiri untuk tiap jenjang berbeda-beda. Sebagai contoh pembelajaran IPA di
SMP/MTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Di tingkat
SMP/MTs diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, (Sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat) secara terpadu yang diarahkan pada
pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan
konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Aspek yang dinilai dalam
pendidikan IPA meliputi wilayah kognitif, afektif, dan psikomotorik, yang selanjutnya
diorganisasikan menjadi kelompok penerapan konsep dan kinerja ilmiah (Depdiknas,
2007). Selain sebagai pengambilan keputusan terhadap penguasaan kompetensi seorang
siswa, asesmen juga berfungsi sebagai umpan balik untuk peningkatan kualitas PBM dan
sebagai alat untuk mendeteksi kesulitan siswa serta sebagai dasar perancangan bantuan
yang diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan tersebut. Sesuai dengan
panduan umum standar nasional pendidikan Desember 2006, asesmen (termasuk dalam
IPA) dapat menggunakan teknik tes tertulis, tes praktik (tes kinerja), observasi
(pengamatan), penugasan individual atau kelompok, tes lisan, penilaian portofolio,
jurnal, inventori, penilaian diri, dan penilaian antar teman (BSNP, 2006). Supervisi
dilakukan dalam proses pengembangan kurikulum (dalam konteks IPA saat penyusunan
silabus dan RPP), pelaksanaan dan asesmen IPA oleh Dinas Pendidikan. Dinas

27
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

Pendidikan melakukan supervisi sesuai dengan amanat Permendiknas No. 24 tahun


2005 tentang Pelaksanaan Permendiknas No 22 dan 23 tahun 2005, sedangkan supervisi
dan pembinaan oleh LPMP berdasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan. Sistem penjaminan mutu pembelajaran IPA
digunakan untuk merumuskan indikator standar mutu pendidikan IPA dalam suatu
satuan pendidikan. Standar mutu tersebut tentu saja harus disesuaikan dengan kondisi
satuan pendidikan, berdasarkan evaluasi diri sekolah.

C. PENUTUP

Setelah melaksanakan pembelajaran pada mata diklat Karakteristik Pembelajaran IPA


dengan didukung bahan ajar ini, diharapkan dapat menambah wawasan Saudara
tentang karakteristik pembelajaran IPA yang akan menjadi bekal yang sangat penting
dalam melaksanakan supervisi pembelajaran IPA.

28
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

DAFTAR PUSTAKA

Badan Akreditasi Sekolah Nasional. (2004). Instrumen Evaluasi Diri Sekolah Menengah
Pertama. Jakarta:BASNAS.
Borich, G. D. (2000). Efffective teaching methods. USA: Prentice-Hall, Inc.
Bybee, R. W., & Powell, J. C. (2014). Teaching secondary school science strategies for
developing scientific literacy. Essex: Pearson Education.
Carey, S. S. (2015). Kaidah-kaidah metode ilmiah (Terjemahan Irfan M. Zakkie). Bandung:
Nusa Media.
Depdiknas. (2006). Rencana Strategis (Renstra) Depdiknas 2005-2009. Jakarta:
Depdinknas.
Farmer. W. A., & Farrell, M. A. (1980). Systematic instruction in science for the middle
and high school years. Reading, MA: Addisson-Wesley.
Gilbert, J. K., Boulter, C. J., & Elmer, R. (2000). Positioning models in science education
and design and technology education. In J. K. Gilbert & C. J. Boulter, Developing
models in science education (pp ……). Dordrecht: Kluwer Academic.
Harry Firman. (2016). Hakikat Sains (IPA). PPPPTK IPA
Hewitt, Paul G & etc. (2007).Conceptual Integrated Science. Pearson Education: USA
Kemdikbud. (2013). Buku IPA Kurikulum 2013. Puskurbuk
Koballa & Chiapetta. 2010. Science Instruction in the Middle and Secondary
Schools.Pearson: USA.
Kusumastuti, Mimin N. (2007). Manajemen Mutu Pendidikan IPA. Makalah disajikan
dalam perkuliahan ‘Supervisi Pendidikan IPA’, tidak diterbitkan
Made & Wandi ( 2009). Hakikat IPA dan Pendidikan IPA. PPPPTK IPA
Mannoia, V. J. (1980). What is science?: An introduction to the structure and
methodology of science. Lanham, MD: University Press of America.
Mansyur, Jusman. (2007). Bidang Hasil Pokok Pendidikan IPA. Makalah disajikan dalam
perkuliahan ‘Supervisi Pendidikan IPA’, tidak diterbitkan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2016), Permendikbud No. 20 Tahun 2016 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan

29
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2016), Permendikbud No. 21 Tahun 2016 Tentang
Standar Isi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2016). Permendikbud No. 23 Tahun 2016
Teantang Standar Penilaian
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2016). Permendikbud No. 24 Tahun 2016 Tentang
Sarana dan Prasarana
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2016). Permendikbud No. 28 Tahun 2016 Tentang
Sistem Penjaminan Mutu Pendidik Dasar dan Menengah
Menteri Pendidikan Nasional. (2007). Permendiknas No. 16 tentang Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru.
NSTA. 2003. Standards for Science Teacher Preparation. Revised 2003.
Pemerintah RI. (2003). Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Pemerintah RI. (2005). Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional pendidikan.
Poh, S. P. (2005). Pedagogy of science for post graduate diploma in teaching. Kuala
Lumpur: Kumpulan Budiman.
Poppy K. Devi. ( 2014). Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pekajaran
Kimia. Pusbangprodik
Poppy K. Devi. (2016). Hakikat Pemebalaran IPA. PPPPTK IPA
Puskur. ( 2014). Permendikbud no 58 tentang kurikulum SMP. Kemdikbud
Reiss, M. (2002). What is science?. In S. Amos &R. Boohan (Eds), Teaching science in
secondary schools (pp.40-54. London: Routledge Falmer.
Reiss, M. (2010). The nature of science, in J. Frost (Ed), Learning to teach science in the
secondary school, pp. 63-73). London: Routledge.
Satori, Djam’an. (2007). Supervisi Akademik dan Penjaminan Mutu dalam Pendidikan
Persekolahan.
Sund & Trowbridge. (1967). Teaching Science by Inquiry in the Secondary School. Ohio
Wenning, C.J. (2005a). Levels of inquiry: Hierarchies of pedagogical practices and inquiry
processes. Journal of Physics Teacher Education
Wenning, C., & Vieyra, R. E. (2015). Teaching high school physics Volume I. The Authors.

30
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

LAMPIRAN

1. Lembar Kerja Karakteristik IPA dan Pembelajaran IPA

Lembar Kerja 1.1 Hakikat IPA

Tujuan Kegiatan:

Melalui kegiatan ini diharapkan Anda dapat mengungkapkan pengetahuan awal tentang
proses dan produk sains sebagai bahan diskusi materi Karakteristik IPA.

Langkah Kegiatan:
1. Jawablah pertanyaan berikut pada kolom yang tersedia sesuai kemampuan
Anda!

2. Diskusikan dalam kelompok jawaban pertanyaan masing-masing. Buatlah


kesepakatan jawaban berdasarkan hasil diskusi kelompok Anda

3. Presentasikan hasil kerja kelompok Anda

4. Perbaiki jawaban Anda setelah ada kesepakatan dan sesuai dengan sumber
bacaan yang tersedia.

Pertanyaan
1. IPA atau Sains pada hakikatnya merupakan proses dan produk. Jelaskan apa yang
dimaksud dengan proses sains dan produk sains!

Jawaban

Proses Sains:

Produk Sains:

31
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

2. Jelaskan minimal dua jenis proses dan produk sains berikut contohnya!
Jenis Proses Sains:
a. ...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

Contoh
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

b. ...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

Contoh
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

Jenis Produk Sains:


a. ...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Contoh
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

b. ...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

32
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

.................................................................................................................................

Contoh
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

33
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

Lembar Kerja 1.2 Proses dan Produk Sains dalam Pembelajaran IPA

Tujuan Kegiatan:

Melalui kegiatan ini diharapkan Anda dapat memberikan contoh proses dan produk
Sains sesuai dengan materi ajar yang diampu

Langkah Kegiatan :
1. Siapkanlah Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasat dan Pendidikan
Menengah
2. Cermati hasil diskusi dan bahan bacaan tentang proses dan produk sains sebagai
produk IPA
3. Berikan contoh proses dan produk sains sesuai dengan materi ajar yang Anda
ampu dan Kompetensi Dasar Mapel IPA/Fis/Kim/Bio!
4. Presentasikan hasil kerja kelompok Saudara
5. Perbaiki jawaban Anda setelah ada kesepakatan dan sesuai dengan dengan sumber
bacaan yang tersedia.

Mata Pelajaran :
Topik :

A. Proses Sains

Jenis Proses Contoh Proses Sains dalam Kelas


No Definisi
Sains Pembelajaran dan KD
1 Observasi

2 Pengumpulan
data

3 Analisis dan
interpretasi
data
4 Proses

34
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

klasifikasi

5 Eksperimen

B. Produk Sains
Jenis Produk Contoh produk sains dan Kelas
No Definisi
Sains Deskripsinya dan KD
1 Konsep

2 Fakta

3 Data

4 Prinsip, Hukum,
Aturan

35
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

2. Indikator Keterampilan Proses Sains (KPS)

Keteampilan
No Indikator
Proses Sains
1. Mengamati  Menggunakan alat indera yang sesuai.
(observasi)  Memberi penjelasan apa yang diamati.
 Memilih bentuk pengamatan yang sesuai.
 Mencatat persamaan, perbedaan, keteraturan.
 Membandingkan (lebih banyak/……/……/……./…….).
 Membuat pengamatan dalam perioda tertentu.
 Mencatat kekecualian/atau hal yg tak diharapkan.
 Menjelaskan suatu pola.
 Menemukenali (identifikasi menurut pola tertentu.

2. Mengklasifikasi/  Memberi urutan pada peristiwa yang terjadi.


Kategorisasi/  Mencari persamaan dan perbedaan.
seriasi  Menentukan kriteria pengelompokan.
 Menempatkan pada kelompok tertentu berdasarkan
kriteria.
 Memilih (memisahkan dengan jumlah kelompok
tertentu).
 Mengelompokkan berdasarkan ciri-ciri tertentu yang
ditemukan dalam pengamatan
 Memisahkan dengan berbagai cara.

3. Mengukur/  Menggunakan alat indera yang sesuai.


Melakukan  Memberi penjelasan apa yang diamati.
pengukuran  Memilih bentuk pengamatan yang sesuai.
 Mencatat persamaan, perbedaan, keteraturan.
 Membandingkan (lebih banyak/……/……/……./…….).
 Membuat pengamatan dalam perioda tertentu.
 Mencatat kekecualian/atau hal yg tak diharapkan.
 Menjelaskan suatu pola.
 Menemukenali (identifikasi menurut pola tertentu.

4. Mengajukan  Mengajukan sebanyak mungkin pertanyaan.


pertanyaan  Mengidentifikasi pertanyaan yang dapat dijawab
dengan penemuan ilmiah.
 Mengubah pertanyaan menjadi bentuk yang dapat
dijawab dengan percobaan.
 Merumuskan pertanyaan berlatar belakang hipotesis
(jawaban dapat dibuktikan).

5. Merumuskan  Mencoba menjelaskan pengamatan dalam terminologi

36
Handout
Karakteristik Pembelajaran IPA

Keteampilan
No Indikator
Proses Sains
hipotesis konsep dan prinsip.
 Menyadari fakta bahwa terdapat terdapat beberapa
kemungkinan untuk menjelaskan suatu gejala.
 Menggunakan penjelasan untuk membuat prediksi yang
sesuai dan dapat diamati atau dibuktikan

6. Merencanakan  Merumuskan masalah.


penyelidikan/  Menemukenali variabel kontrol.
percobaan  Membandingkan variabel bebas dan variabel terikat.
 Merancang cara melakukan pengamatan untuk
memecahkan masalah.
 Memilih alat dan bahan yang sesuai.
 Menentukan langkah-langkah percobaan
 Menentukan cara yang tepat untuk mengumpulkan data

7. Menginterpretasi/  Menarik kesimpulan.


Menafsirkan  Menggunakan kunci atau klasifikasi.
informasi  Menyadari bahwa kesimpulan bersifat tentatif
 Menggeneralisasi.
 Membuat dan mencari pembenaran dari kesimpulan
sementara
 Membuat prediksi berdasarkan pola atau patokan
tertentu

8. Berkomunikasi  Mengikuti penjelasan secara verbal.


 Menjelaskan kegiatan secara lisan, menggunakan
diagram.
 Menggunakan tabel, grafik, model, dan lain-lain, untuk
menyajikan informasi.
 Memilih cara yang paling tepat untuk menyajikan
informasi.
 Menghargai adanya perbedaan dari audiens, dan
memilih metoda yang tepat.
 Mendengarkan laporan, menanggapi dan memberikan
saran.
 Memberi sumbangan saran pada kelompok diskusi.
 Menggunakan sumber tidak langsung untuk
memperoleh informasi.
 Menggunakan teknologi informasi yang tepat.

37

Anda mungkin juga menyukai