Anda di halaman 1dari 15

MID SEMESTER

FILSAFAT PENDIDIKAN IPA

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Prof. Dr. H. Mukhlis, M.Si

OLEH:

Miqro’ Fajari Lathifah (I2E020019)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MATARAM
2020
SOAL DAN JAWABAN
MID SEMESTER 1 - FILSAFAT PENDIDIKAN IPA

1. Pendidikan IPA sebagai ilmu merupakan kebenaran ilmiah, yang berlaku sampai ada bukti
baru yang menentang atau menggugurkannya. Pendidikan IPA sebagai ilmu pengetahuan
lahir dari suatu rangkaian aktivitas akal manusia yang disusun secara sistematis. Semua yang
dinamakan ilmu pengetahuan selalu memiliki syarat-syarat atau ciri-ciri tertentu. Sifat dan
ciri ilmu tersebut adalah memiliki objek, menggunakan metode, sistematis, universal,
objektif, analitis, dan verifikatif.
a. Uraikan Sifat dan ciri ilmu tersebut sehingga dapat dikatakan sebagai Ilmu.
b. Uraikan syarat dan ciri Ilmu pada poin 1a, sesuai bidang kajian anda (Biologi, Fisika,
Kimia) sehingga dapat dikatakan sebagai Ilmu biologi atau ilmu Fisika atau ilmu
kimia.
Jawab:
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau yang dikenal juga dnegan istilah sains merupakan
salah cabang satu ilmu yang mempelajari alam semesta secara sistematis melalui kegiatan
observasi, pengamatan (eksperimen), penarikan kesimpulan sampai dengan penyusunan
teori. Purbosari (2016) mendefinisikan IPA sebagai adalah ilmu yang mempelajari tentang
fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di alam. IPA/sains merupakan produk dan
proses, serta mengandung nilai-nilai yang merupakan hasil interpretasi tentang dunia
kealaman. IPA sebagai proses meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah
kegiatan scientis untuk untuk memperoleh produk-produk IPA, misalnya observasi,
pengukuran, merumuskan, menguji hipotesa, mengumpulkan data, bereksperimen dan
prediksi.
a) Ilmu adalah kumpulan pengetahuan. Kumpulan pengetahuan agar dapat dikatakan ilmu
harus memenuhi sifat dan ciri-ciri tertentu. Adapun sifat dan ciri-ciri ilmu pengetahuan
sehingga dapat dikatakan sebagai ilmu adalah:
 Memiliki Objek
IPA sebagai ilmu pengetahuan tentunya memiliki objek. Objek yang dimaksud
adalah sesuatu yang akan dikaji, dipelajarai atau diteliti guna memperoleh ilmu
pengetahuan. Mudhofir (2005) menyatakan bahwa objek dikategorikan menjadi dua,
objek material dan objek formal. Objek materi adalah sesuatu yang menjadi sasaran
pemikiran, penyelidikan atau untuk di pelajari. Objek material mencakup hal-hal
konkrit seperti manusia, tumbuhan, batu, dan lain sebagainya. Sedangkan objek
formal adalah bagaimana cara memandang dan cara meninjau objek material yang
menjadi sasaran sesuai dengan prinsip-prinsipnya. Objek formal dari suatu ilmu tidak
hanya memberi keutuhan suatu ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannya
dari bidang-bidang yang lain. Satu objek material dapat ditinjau dari berbagai sudut
pandangan sehingga menimbulkan ilmu yang berbeda-beda.
 Menggunakan Metode
Untuk memperoleh suatu ilmu ataupun pengetahuan, maka dibutuhkan suatu metode.
Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang
telah ditetapkan. Dalam ilmu pengetahuan salah satunya IPA, metode yang
digunakan adalah metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan perosedur untuk
memperoleh suatu pengetahuan sehingga dapat dikatakan sebagai ilmu. Setyosari
(dalam Samiha, 2016) menyatakan bahwa metode ilmiah merupakan salah satu cara
yang sangat popular dan komprehensif mengenai bagaimana para ilmuwan
memperoleh dan menguji suatu prinsip, hukum, atau generalisasi. Metode ilmiah
terdiri atas serangkaian kegiatan yang berupa: pengenalan dan perumusan masalah,
pengumpulan informasi yang relevan, perumusan hipotesis, pelaksanaan eksperimen
dan publikasi atau penyebaran informasi.
 Sistematis
Ilmu pengetahuan memiliki ciri sistematis artinya bahwa dalam mengkaji,
merumuskan dan menguraikan suatu objek, maka harus teratur dan logis sehingga
menghasilkan suatu kajian yang utuh, menyeluruh, terpadu dan mampu menjelaskan
rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya. Artinya bahwa langkah-langkah
metode ilmiah yang digunakan harus dilakukan secara berurutan dan tidak boleh
mendahulukan salah satu langkah
 Universal
Ilmu bersifat universal artinya bahwa kebenaran yang terkandung dalam ilmu
pengetahuan haruslah berlaku secara umum dan diterima oleh semua pihak. Sifat
universal ini dimaksudkan agar adanya keseragaman ilmu yang diterima oleh
individu satu dengan yang lainnya serta untuk mempermudah mempelajari ilmu
pengetahuan itu sendiri. Trianto (2010) menyatakan bahwa IPA merupakan
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik dan berlaku secara umum
yang terbatas pada gejala-gejala alam.
 Objektif
Objektif mengandung makna bahwa ilmu itu merupakan sesuatu yang dapat diterima
oleh semua pihak dilihat dari pernyataan yang diberikan bukannla sebuah asumsi
atau prasangka dari satu pihak tertenntu. Adapun dalam IPA, sifat objektif ini berarti
bahwa semua fenomena dan gejala alam yang terjadi dilihat dan disimpulkan
berdasarkan keadaan yang sebenarnya (nyata) tanpa adanya unsur subyektifitas.
Hamdani (2011) menyatakan bahwa objektifitas sebuah ilmu artinya kebenaran
sebuah teori ilmiah (atau axioma dan paradigma) harus didukung oleh kenyataan
objektif (fakta) yang telah dikaji oleh para ilmuan, sehingga dengan demikian
kebenaran ilmiahnya dapat dipertahankan.
 Analitis
Ilmu pengetahuan bersifat analisitis sehingga dapat dikatakan sebagai ilmu artinya
bahwa dalam memahami berbagai sifat, hubungan dan peran dari bagian-bagian
suatu objek, maka haruslah mencermati, mendalami, dan membeda-bedakan pokok
soalnya ke dalam bagian-bagian yang terperinci. IPA sendiri memiliki 3 bidang ilmu,
yaitu Fisika, Biologi dan Kimia, dimana setiap pokok bahasannya (hukum, teori,
prinsip, dan lain-lain) memiliki peranan masing-masing sesuai bidang ilmunya.
 Verifikatif
Verifikatif memiliki arti bahwa ilmu tersebut dapat diperiksa kebenarannya oleh
semua pihak. Dalam IPA semua teori, prinsip, hokum dan lainnya dapat dibuktikan
kebenarannya melalui sebuah percobaan berdasarkan kaidah ilmiah. Lubis (2016)
mengatakan bahwa ilmu mengandung kebenara-kebenaran yang dapat diuji/diperiksa
kemudian dinyataka secara valid dan disampaikan ke orang lain.
b) Berdasarkan sifat dan ciri-ciri ilmu pada point 1a, maka sifat dan ciri-ciri Fisika
(konsentrasi fisika) sehingga dapat dikatakan sebagai ilmu adalah:
 Memiliki Objek
Ilmu Pengetahuan Alam khususnya pada kajian ilmu fisika memiliki objek yang
sangat luas yang meliputi gejala alam (alam semesta, gerak, gaya, gelombang,
termodinamika, elektrinoka dan lain sebagainya) dalam lingkup ruang dan waktu.
Adapun objek kajian ilmu fisika, antara lain:
Mekanika. Mekanika merupakan salah satu cabang ilmu dalam fisika yang
mempelajari tentang gerak. Andrew Pytel & Jaan Kiusalaas (2010) menyatakan
bahwa “Mekanika adalah cabang dari ilmu fisika yang mempelajari tentang
pengaruh gaya terhadap suatu benda yang diam ataupun bergerak”. Mekanika
dibagi menjadi dua: 1) Kinematika, yang membahas mengenai suatu objek yang
bergerak tanpa menyelidiki sebab-sebab suatu objek bergerak. Kemudian 2)
Dinamika, yang membahas mengenai suatu objek yang bergerak dengan
menyelidiki penyebabnya.
Elektronika. Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah
yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel
bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik,
termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya.
Termodinamika. Termodinamika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari
tentang proses ketika usaha diubah menjadi kalor dan sebaliknya.
Astronomi. Astronomi adalah ilmu yang mempelajari mengenai benda-benda
langit.
Gelombang dan Optik. Merupakan ilmu yang mempelajari tentang cahaya dan
gelombang.
Fisika Modern. merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari mengenai
perilaku materi dan energy pada skala atomic dan partikel-partikel subatomic
atau gelombang.
 Menggunakan Metode
Ilmu fisika menggunakan metode ilmiah guna membuktikan kebenaran dari suatu
teori, prinsip, hokum dan lainnya. Salah satunya adalah kegiatan eksperimen.
Sebagai contoh untuk membuktikan bahwa jika dua buah cairan yang memiliki suhu
yang berbeda maka akan memiliki suhu akhir (suhu campuran) yang besarnya berada
di antara suhu kedua cairan tersebut, yang artinya bahwa kalor yang diterima suatu
benda, sama dengan besar kalor yang dilepaskan oleh benda lainnya. Untuk
membuktikan hal tersebut maka dapat dilakukan eksperimen mengenai konsep azaz
black.
 Sistematis
Dalam menjelaskan dan atau membuktikan suatu teori atau konsep ilmu fisika
menerapkan ciri sistematis. Contohnya jika ingin membuktikan konsep gerak lurus
maka pertama-tama harus dilakukan studi pustaka mengenai konsep tersebut.
Kemudian merumuskan hipotesis yang pembuktiannya dilakukan melalui kegiatan
eksperimen. Setalah data-data diperoleh maka dilakukan analisis hasil dan penarikan
kesimpulan mengenai kesesuaian antara teori dan hasil eksperimen.
 Universal
Kebenaran dalam fisika bersifat universal, contohnya adalah massa. Secara SI massa
memiliki satuan Kilogram untuk system MKS dan Gram untuk system CGS, satuan
massa ini berlaku universal dan diterima oleh semua pihak yang menggunakannya.
 Objektif
Hasil-hasil yang didapat dalam suatu percobaan Fisika harus merupakan hasil yang
objektif, artinya hasil itu benar-benar diperoleh oleh peneliti dan bukan merupakan
hasil rekayasa. Contohnya dalam mengukur besarnya nilai suatu besaran.
 Analitis
Analitis memiliki arti bahwa, dalam pelajaran fisika, untuk mempelajari materi yang
satu dengan yang lainnya, tentu saling berhubungan dan saling berketerkaitan.
Sebagai contoh apabila ingin mengambil data mengenai diameter suatu pipa (materi
pengukuran) maka kita harus mengetahui bagaimana penggunaan jangka sorong,
namun sebelumnya kita juga harus mempelajari terlebih dahulu materi besaran dan
satuan agar dapat menggunakan jangka sorong dan membaca skala degan benar
sesuai dengan kaidah ilmiah.
 Verifikatif
Dalam ilmu fisika seringkali dilakukan kegiatan eksperimen yang bertujuan untuk
mengetahui kebenaran dari suatu teori, prinsik, hokum, konsep dan lainnya. Hal ini
menandakan bahwa fisika bersifat verifikatif dengan melakukan kegiatan-kegiatan
ilmiah sesuai dengan kaidah ilmiah dalam menentukan suatu kebenaran. Salah satu
contoh fisika bersifat verifikatif adalah, ketika seseorang ingin mengetahui mengenai
suatu hokum dalam fisika, maka perlu dilakukan suatu kegiatan eksperimen yang
berkaitan dengan hal tersebut. Misalnya mempelajari hokum Archimedes maka
percobaan yang harus dilakukan adalah memasukkan benda ke dalam suatu wadah
yang berisi air, kemudian sebagian air tersebut akan tumpah yang volumenya sama
dengan volume benda yang tercelup.
Kesimpulan:
Berdasarkan uraian di atas maka fisika sebagai ilmu pengetahuan dapa dikatakan sebagai
ilmu karena memiliki ciri-ciri suatu ilmu yang terdiri dari, memiliki objek yang menjadi
bahan kajian dalam fisika (mekanika, termodinamika, gelombang optic, dan lain-lain),
memiliki metode yang berguna untuk menguji kebenarannya berupa kegiatan eksperimen,
sistematis (berurutan) dalam mempelajari suatu hal terkait fisika, universal (berlaku dimana
saja dan diteima oleh semua pihak) , objektif (data yang dihasilkan sesaui dengan
kenyataannya), analitis (saling berkaitan satu sama lain), dan verifikatif (dapat dibuktikan
kebenarannya oleh orang lain melalui sebuah kegiatan percobaan).

2. Struktur Ilmu (komponen Ilmu) antara lain 1. Fakta, 2. Konsep, 3. Proposisi 4. Teori, 5.
Postulat, 6. Prinsip, 7. Hukum, 8. Asumsi, Jelaskan komponen ilmu tersebut dan berikan
masing masing contoh pada tiap komponen ilmu tersebut pada bidang anda (Biologi, Kimia
Fisika).
Jawab:
1) Fakta
Fakta merupakan suatu hal yang benar-benar terjadi (terbukti) yang dapat dilihat dan
dirasakan oleh semua orang. Fakta merupakan kenyataan yang biasanya digunakan
untuk menjelaskan sebab dan akibat dari sesuatu hal. Fakta dalam ilmu fisika sendiri
merupakan hal paling mendasar yang nantinya akan melahirkan konsep, prinsip, teori
dan lain sebagainya.
Contoh fakta dalam fisika adalah:
 Ketika berenang kedalam air, semakin dalam berenang telinga semakin sakit.
 Kapal dapat mengapung di atas air
 Panas matarahari dapat sampai ke bumi
 Mentega apabila dipanaskan akan mencair
2) Konsep
Aristoteles dalam bukunya yang berjudul “The Classical Theory Of
Concepts”, menyatakan bahwa Konsep merupakan Penyusunan utama dalam
pembentukan pengetahuan Ilmiah dan Filsafat dalam pemikiran Manusia. Kemudian
Supriyanto (2013) menyatakan bahwa konsep adalah unsur pengetahuan/penelitian yang
terpenting dan merupakan definisi yang dipakai oleh para peneliti untuk menggambarkan
secara abstrak suatu fenomena sosial atau fenomena alam.
Dalam IPA sendiri, konsep merupakan abstraksi dari suatu kejadian, objek atau
fenomena yang dinyatakan dalam suatu kata atau symbol tertentu yang memiliki sifat
tersendiri.
Adapun contoh konsep dalam Fisika adalah:
 Konsep Usaha. Usaha atau kerja adalah energy yang disalurkan gaya ke sebuah
benda sehingga benda tersebut bergerak. Usaha dilambangkan dengan “W”.
 Konsep perpindahan. Perpindahan merupakan perubahan kedudukan benda yang
dihitung dari posisi (kedudukan) awal benda sampai dengan posisi akhir benda.
Perpindahan dilambangkan dengan “x”
 Konsep kalor. Kalor merupakan suatu bentuk energy yang tidak terlihat dan tidak
memiliki massa serta secara alamiah bisa berpindah dari benda yang suhunya tinggi
ke benda yang suhunya lebih rendah saat bersinggungan. Kalor dilambangkan
dengan “Q”.
3) Proposisi
Firman (2018) menyatakan bahwa: Proposisi merupakan hubungan sebab akibat yang
bersifat umum, sebagai ungkapan dari kaitan dua variabel/konsep atau lebih.
Adapun contoh proposisi dalam Fisika adalah:
 Benda yang berada terbuat dari aluminium akan lebih cepat menghantarkan panas
dibandingkan dengan benda yang terbuat dari besi. Hal ini dikarenakan kedua benda
memiliki konduktivitas yang berbeda.
 Orang yang dalam keadaan basah akan lebih mudah tersengat arus listrik
dikarenakan pada kondisi basah muatan positifnya akan semakin banyak.
4) Teori
Teori merupakan seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang berhubungan satu
sama lain sebagai jalinan dari keseluruhan fakta. Teori berfungsi untuk meramalkan,
mengarahkan, mengkonseptualisasikan fenomena yang ditangkap oleh indera manusia
(Firman, 2018). Sedangkan menurut John W Creswell, Teori adalah serangkaian bagian
atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah
pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel,
dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. Dalam IPA sendiri, teori merupakan
model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alam tertentu. Kemudian teori
dirumuskan, dikembangkan dan dievaluasi berdasarkan metode ilmiah.
Contoh teori dalam Fisika:
 Teori Relativitas.  Teori ini merumuskan bahwa hukum fisika akan selalu sama dan
konstan, namun yang membuatnya berubah adalah sesuatu yang terjadi pada ruang,
waktu, dan dimensi. Teori ini berkaitan erat dengan lengkungan waktu, keberadaan
dimensi, dan keadaan ruang yang kita tinggali saat ini. Dengan kata lain, semua
perbedaan dan perubahan tersebut bersifat relatif.
5) Postulat
Postulat  merupakan pernyataan yang dianggap benar tanpa bukti. Russel (2002)
menyatakan bahwa postulat merupakan sesuatu yang telah diuji kebenarannya secara
empiri, akan tetapi belum ada pembuktian akan hal tersebut. Sejalan dengan Russel,
Jauhari et al (2020) menyatakan bahwa postulat merupakan asumsi dasar yang
kebenarannya kita terima tanpa dituntut pembuktiannya.
Contoh Postulat dalam Fisika:
 Postulat Einstein:
a. Hukum-hukum fisika memiliki bentuk yang sama pada semua kerangka acuan
inersia.
b. Cahaya yang merambat di ruang hampa dengan kecepatan c = 3 x 108 m/s
adalah sama untuk semua pengamat dan tidak bergantung pada gerak sumber
cahaya maupun kecepatan pengamat .
6) Prinsip
Prinsip merupakan suatu pernyataan mendasar yang berlaku umum, biasanya dijadikan
pedoman untuk berpikir atau bertindak.
Contoh prinsip dalam Fisika:
 Semakin berat suatu benda, maka akan semakin besar pula gaya gesek yang terjadi
pada benda tersebut apabila digeser di atas tanah.
 Semakin besar energi kinetik suatu benda, semakin cepat benda tersebut bergerak.
 Semakin panjang lengan kuasa pengungkit, semakin kecil gaya yag dibutuhkan untuk
mengangkat beban
7) Hukum
Hukum merupakan suatu penjelasan hubungan sebab akibat suatu fenomena fisika yang
kebenaranya telah teruji secara empirik dan rasional (memenuhi kebenaran ilmiah).
Contoh hokum dalam Fisika:
 Hukum I Newton
“Apabila resultan gaya yang bekerja pada benda yang sama dengan nol, maka benda
yang mula-mula diam akan tetap diam. Benda yang mula-mula bergerak lurus
beraturan akan tetap lurus beraturan dengan kecepatan konstan".
 Hukum II Newton
"Percepatan dari suatu benda berbanding lurus dengan jumlah gaya (resultan gaya)
yang bekerja pada benda tersebut dan berbanding terbalik dengan massanya".
 Hukum III Newton
"Apabila suatu benda memberikan gaya pada benda lain maka benda yang dikenai
gaya akan memberikan gaya yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan".
8) Asumsi
Asumsi adalah anggapan dasar yang dianggap benar untuk sementara dan bukan suatu
kepastian (Russel, 2002). Asumsi adalah dugaan yang diterima sebagai dasar dan
sebagai landasan berpikir karena dianggap benar. Asumsi biasanya baru berupa dugaan,
perkiraan, prediksi dan ramalan. Dengan kata lain, asumsi adalah sesuatu yang
dipikirkan oleh individu dan belum diketahui kebenarannya.
Contoh Asumsi dalam Fisika:
 Dalam analisis secara mekanistik, terdapat empat komponen analisis utama yaitu zat,
gerak, ruang, dan waktu. Newton berasumsi bahwa keempat komponen ini bersifat
absolut. Berbeda dengan Einsten, Einsten berasumsi bahwa  keempat komponen
tersebut bersifat relatif. Hal ini dikarenakan tidak mungkin mengukur gerak secara
absolut.
Kesimpulan:
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Fisika merupakan Ilmu Pengetahuan
yang memiliki komponen lengkap (Fakta, Konsep, Proposisi, Teori, Postulat, Prinsip,
Hukum, dan Asumsi) sehingga dapat dikatakan sebagai suatu ilmu.

3. Tuliskan judul dan kesimpuln pada tiap-tiap judul semua tugas kelompok yang anda ikuti
presentasinya.
Jawab:
No Kelompok Judul Kesimpulan
.
1. Kelompok 1 Sejarah Sejarah perkembangan ilmu
Perkembangan Ilmu pengetahuan dimulai dari bangsa Yunani
kuno yang masih mempercayai kejadian alam
terjadi hanya sebuah mitos yang beranggapan
bahwa dewa mereka sedang menggelengkan
kepala. Periode Yunani kuno ini lazim
disebut periode filsafat alam. Dikatakan
demikian, karena pada periode ini ditandai
dengan munculnya para ahli pikir alam,
dimana arah dan perhatian pemikirannya
kepada apa yang diamati sekitarnya.
Zaman Abad Pertengahan merupakan
abad kebangkitan religi di Eropa. Abad
Pertengahan menjadi dua bagian, yaitu abad
gelap Eropa dan abad kegemilangan
peradaban Islam. Selanjutnya, Filsafat
Modern merupakan pembagian dalam sejarah
filsafat Barat yang menjadi tanda berakhirnya
era skolatisisme. Perkembangan ilmu pada
abad modern terbagi menjadi 6 yaitu
Renaisans, rasionalisme , empirisme,
Kantianisme, Idealisme, dan Positivisme.
Sedangkan Pada zaman kontemporer,
ditandai dengan adanya teknologiteknologi
canggih, dan spesialisasi ilmu-ilmu yang
No Kelompok Judul Kesimpulan
.
semakin tajam dan mendalam.
Sebagian besar aplikasi ilmu dan
teknologi di abad 21 merupakan hasil
penemuan mutakhir di abad 20. Pada abad
ke-21 juga dikenal dengan masa pengetahuan
(knowledge age), dalam era ini, semua
alternative yang berupaya untuk pemenuhan
kebutuhan hidup dalam berbagai konteks
lebih berbasis pengetahuan.
2. Kelompok 2 Pengetahuan dan Dalam filsafat terdapat beberapa keterangan
Ukuran Kebenaran tentang ilmu, pengetahuan, dan kebenaran
dimana ilmu pengetahuan dan kebenaran
mempunyai keterkaitan satu sama lain, serta
saling berhubungan, dan tidak dapat
dipisahakan. Kebenaran merupakan suatu
kemutlakan yang harus dicapai oleh manusia.
Karena dalam kebenaran terdapat unsur dari
ciri sifat naluri manusia; mencari, mengerti
dan memahami.
Jenis kebenaran sesungguhnya dapat dilihat
dari tiga bagian yaitu, kebenaran
epistimologi, kebenaran ontology dan
kebenaran aksiologi. Kebenaran suatu ilmu
dijelaskan dalam beberapa teori, antara lain:
teori korespondensi, teori koherensi, teori
pragmatis,teori performatif, dan teori
consensus.
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang
diketahui berdasarkan pengalaman manusia
itu sendiri dan pengetahuan akan bertambah
sesuai dengan proses pengalaman dialaminya
yang bersumber dari: metode ilmiah,
empirisme, dan rasionalisme.
3. Kelompok 3 Dasar-dasar Ilmu Untuk mencapai kebenaran Ilmu IPA yang
disusun secara sistematis, tiga dasar ilmu
seperti ontologi, epistimologi, dan aksiologi
harus jelas.
1. Pendekatan aksiologi dalam penelitian
IPA merupakan perumusan masalah yang
membutuhkan pengkajian dengan metode
ilmiah yang sistematis untuk mencari
jawabannya sehingga diperoleh suatu
kebenaran ilmu.
2. Pendekatan epistemoogi dalam penelitian
No Kelompok Judul Kesimpulan
.
IPA merupakan metode ilmiah yang
dilakukan dalam menjawab pertanyaan
yang menjadi maslaah penelitian sehingga
diperoleh suatu kesimpulan yang
menjawab pertanyaan tersebut.
3. Pendekatan aksiologi penelitian IPA
merupakan kebermanfaatan dari penelitian
yang dilakukan. Sejauh mana
kebermanfaatan hasil penelitian tersebut
terhadap kebaikan manusia.
4. Kelompok 4 Sarana Ilmiah Sarana ilmiah merupakan alat bagi
kegiatan ilmiah yang berguna untuk
membantu langkah-langkah ilmiah dalam
meperoleh kebenaran. Sarana
ilmiah merupakan suatu alat, yang artinya
dengan alat tersebut membuat manusia dapat
berbuat sesuatu untuk mendapatkan ilmu baru
atau teori yang lain dengan melaksanakan
kegiatan ilmiah.
Adapun sarana yang digunakan dalam
berpikir ilmiah adalah, bahasa, matematika,
statistika dan logika.
1. Bahasa adalah sarana komunikasi dalam
ilmu pengetahuan. Pada dasarnya Bahasa
itu adalah sebuah awal pemikiran logic
terhadap sebuah ilmu pengetahuan.
2. Matematika memberikan kontribusi dalam
perkembangan ilmu alam, lebih ditandai
dengan penggunaan lambang-lambang
bilangan untuk perhitungan dan
pengukuran, di samping hal lain seperti
bahasa, metode, dan lainnya.
3. Statistika berperan untuk menggambarkan
suatu persoalan dalam suatu bidang
keilmuan. Dengan menggunakan prinsip
statistika masalah keilmuan dapat
diselesaikan, suatu ilmu dapat
didefinisikan dengan sederhana melalui
pengujian statistika dan semua pernyataan
keilmuan dapat dinyatakan secara faktual
melalui data-data yang diperoleh.
4. Logika merupakan sarana ilmiah yang
sistematis yang berperan dalam proses
penalaran.
No Kelompok Judul Kesimpulan
.
5. Kelompok 5 Filsafat Pendidikan Pendidikan IPA merupakan pengetahuan
IPA yang memiliki kekuatan ilmiah dimana setiap
penemuan dalam IPA dikaji dan diproses
secara ilmiah sesuai dengan kaidah ilmiah.
IPA sebagai ilmu memiliki beberapa
komponen di antaranya adalah : fakta,
konsep, proposisi, teori, postulat, prinsip,
hokum, asumsi.
6. Kelompok 6 Paradigma Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan
IPA Abad 21 makna alam dan berbagai
fenomenanya/perilaku/karakteristik yang
dikemas menjadi sekumpulan teori maupun
konsep melalui serangkaian proses ilmiah
yang dilakukan manusia. Pendidikan IPA
merupakan proses yang dilaksanakan secara
sadar untuk menciptakan suasana belajar
yang mendukung terintegrasinya ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan dalam diri
peserta didik setelah memahami materi IPA
yang berupa konsep, fakta, prinsip dan
prosedural. Paradigma pembelajaran di
Indonesia pada masa lampau dipengaruhi
oleh kondisi social politik, hal ini dapat
dilihat dari perkembangan kurikulum yang
ada pada dunia pendidikan. Proses
pembelajaran pada kurikulum 2013 hingga
masa kini pada mata pelajaran IPA untuk
semua jenjang dilaksanakan menggunakan
pendekatan ilmiah (saintifik). Hal ini
berkaitan dengan pembelajaran IPA abad 21.
Pada abad 21 terjadi pergeseran penataan
sistem pembelajaran, dimana pengelolaan
pembelajaran dari yang dahulunya lebih
berpusat pada guru (teacher centered)
menjadi lebih berpusat pada peserta didik
(student centered).
DAFTAR PUSTAKA
Firman, F. (2018). Ilmu Pengetahuan, Teori dan Penelitian. Padang: Jurusan Bimbingan dan
Konseling FIP, Universitas Negeri Padang.
Hamdani. (2011). Filsafat Sains. Bandung: Pustaka Setia.
Jauhari, I., Azhari, Y., Darmawan. (2020). Filsafat Ilmu. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Lubis, A., Y. (2016). Filsafat Ilmu: Klasik Hingga Kontemporer – Ed. 1 – Cet. 4. Jakarta:
Rajawali Pers.
Mudhofir, A. (2005). Pengenalan Filsafat : Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty.
Purbosari, P. M. (2016). Pembelajaran berbasis proyek membuat ensiklopedia Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) untuk meningkatkan academic skill pada mahasiswa. Scholaria: Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, 6(3), 231-238.
Russel, B. (2002). Persoalan-persoalan Seputar Filsafat (Terjemahan Ahmad Asnawi).
Yogyakarta: IKON.
Samiha. Y. T. 2016. Standar Menilai Teori dalam Metode Ilmiah Pada Kajian Filsafat Ilmu.
Jurnal Studi Islam. Vol 12 (2)
Supriyanto Stefanus, (2013): Filsafat Ilmu, Prestasi Pustaka. Jakarta
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai