MATERI SINGKAT
KD 3.1 HAKIKAT FISIKA.
Dra. Enik Sri Agustini
SMAN 1 Yogyakarta
A.Kompetensi Inti (KI)
3.1 Menerapkan hakikat ilmu Fisika, metode ilmiah, dan keselamatan kerjadi laboratorium serta
peran Fisikadalam kehidupan
3.1.1.1 Menjelaskan hakikat Fisika.
3.1.1.2 Mendeskripsikan fenomena dan gejala fisika dalam kehidupan sehari-hari
3.1.1.3 Merencanakan metode ilmiahuntuk percobaan sederhana.
3.1.1.4 Menjelaskan prosedur keselamatan kerja di laboratorium.
4.1 Membuat prosedur kerja ilmiah dan keselamatan kerja misalnya pada pengukuran kalor
4.1.1.1 Merancang prosedur kerja ilmiah dan keselamatan kerja pada pengukuran kalor.
1
berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori, dan model. Pembelajaran fisika
sebagai kumpulan pengetahuan hendaknya tidak dipandang sebagai transfer pengetahuan
semata.
2
1. Menentukan dan merumuskan masalah
Langkah pertama dalam metode ilmiah adalah menentukan masalah yang akan
dipecahkan, dan untuk menemukan masalah kita perlu membuat pertanyaan. Masalah
sendiri adalah sesuatu yang harus dipecahkan secara pasti dan benar.
2. Mengumpulkan data dan informasi
Setelah menemukan masalah apa yang akan dipecahkan, maka langkah selanjutnya
adalah mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang telah
ditentukan sebelumnya. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara membaca buku,
membaca laporan hasil penelitian orang lain, atau bisa juga melakukan dengan cara
wawancara dengan orang yang sudah ahli dalam masalah tersebut.
3. Mengajukan hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau prediksi sementara terhadap masalah berdasarkan data dan
informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Kebenaran dari hipotesis yang diajukan ini
belum pasti, jadi harus dilakukan pengujian dan penelitian lebih lanjut untuk
membuktikan hal tersebut.
4. Melakukan eksperimen
Eksperimen adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menguji dan
membuktikan hipotesis yang telah disampaikan sebelumnya. Tujuan dari eksperimen
adalah untuk membuktikan hipotesis dengan didukung oleh bukti yang nyata. Dan
kadang untuk mendapatkan hasil yang pasti, eksperimen dapat dilakukan lebih dari satu
kali.
5. Menarik kesimpulan
Kesimpulan adalah hasil akhir yang diperoleh setelah melewati serangkaian metode-
metode ilmiah diatas. Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil dari eksperimen. Kesimpulan
bisa sesuai (menerima) hipotesis, namun bisa juga tidak sesuai (menolak hipotesis).
6. Setelah kesimpulan diambil, maka langkah terakhir setelah melakukan metode ilmiah
adalah membuat laporan berupa karya tulis ilmiah atau yang lainnya tentang hasil-hasil
yang diperoleh dari penelitian ilmiah yang telah dilakukan, kemudian melakukan
publikasi.
Di setiap laboratorium memiliki aturan – aturan yang harus ditaati dan dijalankan oleh
praktikan. Tata tertib tersebut di antaranya sebagai berikut:
1. Siswa yang masuk ke dalam laboratorium harus didampingi oleh guru pembimbing
praktikum.
2. Menggunakan baju khusus untuk kerja laboratorium (jas laboratorium) saat melakukan
percobaan.
3. Memakai sandal yang berbahan isolator jika praktikum tentang listrik
4. Dilarang mencicipi bahan kimia.
3
5. Mencium bahan kimia tidak boleh langsung menghirup uapnya dari botol atau
wadahnya . Cara mencium bahan kimia adalah dengan cara mengibaskan tangan di atas
botol atau wadah zat yang mengeluarkan uap ke arah hidung sampai bau dapat terdeteksi.
6. Hendaknya selalu berhati-hati dan menghindari kebakaran. Kayu atau kertas yang
terbakar atau membara jangan diletakkan atau dibuang pada tempat sampah, untuk
menyalakan pemanas, jangan menggunakan kertas yang dibakar.
7. Jika terjadi kecelakaan, barang pecah, atau alat rusak, harus segera dilaporkan kepada
guru yang bertugas pada waktu itu.
8. Jangan mencampurkan bahan kimia secara sembarangan, alat dan bahan kimia harus
digunakan menurut petunjuk yang diberikan.
9. Pada saat memanaskan bahan- bahan kimia dalam tabung reaksi, mulut tabung jangan
diarahkan ke teman di dekat Anda.
10. Supaya tidak memegang benda panas yang tidak diketahui sebelumnya, rasakan suhu
benda itu terlebih dahulu dengan mendekatkan tangan tanpa menyentuh benda tsb.
11. Jika memasukkan pipa kaca ke dalam sumbat karet, gunakan gliserin atau pelicin yang
lain dan lindungi tangan dengan kain. Jika reaksi yang terjadi adalah reaksi organik, maka
pelicin yang digunakan adalah air.
12. Setelah digunakan, alat-alat harus di bersihkan, kemudian dikembalikan ketempat semula.
Sebelum di tinggal, meja praktikum harus dalam keadaan bersih dan kering.
13. Setelah praktikum selesai, tangan harus dicuci hingga bersih (dengan sabun).
4
Hidrogen, oksigen dan kalium merupakan bahan kimia yang tergolong dalam tanda bahaya laboratorium
‘Explosive’. Semua bahan kimia yang tergolong dalam tanda ini bersifat dapat meledak jika terdapat panas,
percikan bunga api, guncangan atau gesekan.
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, sebaiknya lakukan penanganan dengan baik sejak dalam
penyimpanan. Simpan bahan bersifat ‘explosive’ dalam minyak parafin, hindari tempat lembab dan hindari
benturan atau api.
Berdasarkan jenisnya ledakannya, jenis bahan peledak ini dibagi lagi menjadi enam jenis, yakni
1.2 Bahan peledak dengan bahaya pentalan tapi bukan ledakan besar
1.3 Bahan peledak dengan bahaya kebakaran dan atau dengan hembusan kecil
1.6 Bahan peledak yang sangat tidak sensitif tanpa bahaya ledakan besar
5
2. Bahan Gas
Simbol pengaman ini biasa digunakan untuk transportasi atau penyimpanan gas yang mudah terbakar.
Berseberangan dengan simbol flammable gas, simbol pengamanan yang satu ini justru digunakan dalam
transportasi gas non mudah terbakar (sering tidak berbahaya, terutama jika di ruang terbuka).
Simbol atau tanda ini biasa digunakan untuk transportasi gas beracun – pada tabung gas, atau kadang-kadang
sebagai indikator pada kendaraan.
Untuk pertama, mari berkenalan dengan simbol tanda bahaya di laboratorium yang satu ini menandakan bahwa
produk tersebut mudah terbakar atau flammable. Simbol tanda bahaya seperti ini bukan hanya bisa kamu
temukan di laboratorium bahan kimia saja. Beberapa contoh simbol tanda bahaya seperti ini juga bisa kamu
temui di tempat umum seperti Pom Bensin.
Jenis flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar) dan Highly
flammable (sangat mudah terbakar). Extremely flammable adalah bahan yang amat mudah terbakar berupa gas
dengan udara. Bahkan dapat membentu suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.
Highly flammable adalah bahan sangat mudah terbakar yang menghasilkan gas dan amat sangat mudah
terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Selain itu, bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada
6
temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar juga diberi label sebagai ‘ highly
flammable’.
Untuk bahan dan formulasi liquid yang ditandai dengan “extremely flammable “ memiliki titik nyala sangat
rendah (di bawah 0 oC) dan titik didih rendah dengan titik didih awal di bawah +35 oC. Sedangkan untuk
bahan atau formulasi likuid yang ditandai dengan Highly flammable (sangat mudah terbakar) memiliki titik
nyala berkisar antara +21oC dan +55oC yang mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas, atau
loncatan percikan/bunga api.
Beberapa contoh bahan yang bersimbol flammable meliputi zat terbakar langsung seperti aluminium alkil
fosfor, gas amat mudah terbakar (butane dan propane), zat sensitive terhadap air seperti zat yang membentuk
gas mudah terbakar bila kena air atau api dan cairan mudah terbakar atau cairan dengan titik bakar di bawah 21
oC seperti aseton dan benzene.
Simbol tanda bahaya di laboratorium yang akan LabSatu bahas kali ini adalah flammable solid. Simbol
flammable solid adalah simbol yang menandakan bahan padat yang mudah menyala bila kontak dengan
sumber penyalaan dari luar seperti api atau percikannya.
Bahan ini mudah menyala jika mengalami gesekan seperti sulfur, pospor, picric acid, magnesium, alumunium
powder, calcium resinate, celluloid, dinitrophenol dan hexamine.
Dengan mengetahui simbol tanda bahaya di Laboratorium yang satu ini, maka kamu akan menyadari berbagai
material yang secara spontan mudah terbakar.
Jika pada beberapa bahan akan berbahaya saat disimpan di tempat kering atau cenderung panas, maka berbeda
dengan tanda bahaya di laboratorium yang satu ini. Simbol ini menunjukan bahwa pada umumnya bahan
tersebut akan bereaksi cukup keras dengan air maka harus dihindarkan dari tempat atau lingkungan basah.
7
Mengetahui tanda bahaya di laboratorium bukan hanya menguntungkan dan menghindarkan diri dari
kecelakaan fisik tapi juga membuat kamu lebih berhati-hati dalam peyimpanan dan desain laboratorium.
Notasi pada simbol tanda bahaya yang satu ini, ‘Oxidising’, membuat kamu lebih berhati-hati dalam
penyimpanan. Bahan atau formula yang bersifat oksidatif dan dapat menyebabkan kebakaran jika kontak
dengan bahan organik, akan membuat kamu menyimpan bahan-bahan okstidatif ini jauh dari bahan flammable,
reduktor dan panas tinggi.
Beberapa contoh bahan yang bersifat oksidatif adalah KMnO4, K2Cr2O7 dan Hidrogen peroksida.
Simbol keamanan bahan kimia ini bisa kamu temui dan biasa digunakan dalam transportasi dan penyimpanan
peroksida organik.
Sama halnya dengan tanda bahaya ‘corrosive’ di laboratorium, notasi bahaya ‘toxic’ juga dapat menyebabkan
kerusakan. Hanya saja, efeknya jauh lebih besar pada ‘toxic’. Bukan hanya kerusakan jaringan saja, jika masuk
ke tubuh melalui inhalasi, ingesti (mulut) atau kontak kulit akan menyebabkan keracunan serius, akut dan
kronis hingga kematian pada konsentrasi tinggi.
Beberapa contoh bahan yang bersifat poison atau toxic seperti arsen triklorida, karbon tetraklorida dan merkuri
klorida. Untuk keamanan di laboratorium, kamu harus berhati-hati dan hindari kontak atau masuk ke dalam
tubuh. Segera hubungi rumah sakit terdekat jika menemukan kemungkinan terjadi keracunan
Bahan Radioaktif
8
Corrosive
Tanda bahaya yang satu ini mungkin sering kamu temui di laboratorium kimia. Setiap bahan atau formulasi
dengan tanda ‘corrosive’ merupakan bahan yang dapat merusak jaringan hidup. Semua bahan yang dapat
merusak kulit atau jaringan hidup seperti asam (pH 11.5) termasuk bahan korosif.
Untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diharapkan, maka hindari terhirup pernapasan, kontak dengan
jaringan tubuh seperti kulit atau mata, gunakan dengan hati-hati dan memakai pelindung tubuh. Berikut
beberapa contoh bahan korosif, seperti klor, belerang dioksida, alkohol, natrium, fosforus dan lain sebagainya.
Setiap barang yang dianggap berbahaya dan mengancam keselamatan penerbangan apabila
diangkut dengan menggunakan moda transportasi udara masuk ke dalam golongan tanda bahaya
‘Miscellaneous Danger Good’ seperti magnet, biang es, kendaraan, kursi roda elektrik dan lain sebagainya.
–Irritant/Harmful
Notasi pada simbol tanda bahaya di laboratorium yang satu ini dapat menyebabkan iritasi, luka bakar jika
kontak dengan kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan bila dihirup atau ditelan. Ada beberapa contoh
bahan yang perlu diperhatikan pengunaannya karena meyebabkan iritasi seperti bromine, ammonia, asam
sulfat, formalin dan belerang.
Mencegah lebih baik dari mengobati, maka sebaiknya kamu menggunakan pelindung seperti masker atau
sarung tangan. Beberapa bahan dengan simbol tanda bahaya ‘corrosive’, ‘Toxic’ atau ‘Irritant’, lebih baik
dilakukan di tempat atau ruangan khusus semacam lemari asap.
-Environmental Hazard
Simbol yang satu ini menandakan bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau beberapa komponen dalam
lingkungan kehidupan. Adapun bahan tersebut meliputi tribitil timah klorida, pentana, dan petroleum bensin.
Untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup, sebaiknya melalui proses pengolahan terlebih dahulu sebelum
dibuang.
-Marrine Pollutant
Jika kamu melihat simbol atau tanda yang satu ini, artinya dilarang membuang zat atau bahan di saluran
pembuangan yang muara akhirnya di laut. Hal ini pertanda bahwa semua zat atau bahan tersebut merupakan
polutan bagi laut.
Infografis :
9
***Ef***
10